You are on page 1of 31

GELOMBANG ELEKTOMAGNETIK

(Tugas Mata Kuliah Optik)

\ Disusun oleh :

I Putu Brama Arya Diputra (0913022009)

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

A. Sejarah Perkembangan Gelombang Elektromagnetik

Menurut Christian Huygens (1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, menyatakan bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang. Perbedaan cahaya dan bunyi hanya terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya. Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah muka gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang bersangkutan. Pada teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, ataupun difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat, namun dalam teori Huygens ada kesulitan dalam penjelasan tentang sifat cahaya yang merambat lurus.

Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada tahun 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (a dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara tahun 1861 dan 1865. Percobaan James Clerk Maxwell (1831 1879) seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3108 m/s, oleh karena itu Maxwell berkesimpulan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di dukung oleh : 1. Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 1894) yang membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi. 2. Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 1943) yang menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat berpengaruh terhadap berkas cahaya. 3. Percobaan Stark (1874 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang

mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi berkas cahaya.

Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalah: a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet. b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik.

Percobaan-percobaan yang teliti membawa kesimpulan : 1. Pola gelombang elektromagnetik sama dengan pola gelombang transversal dengan vektor perubahan medan listrik tegak lurus pada vektor perubahan medan magnet. 2. Gelombang elektromagnetik menunjukkan gejala-gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi seperti halnya pada cahaya. 3. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.

Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan ketajaman akal pikiran berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam.

Hasil-hasil percobaan yang mendahuluinya telah mengungkapkan tiga aturan gejala kelistrikan, antara lain sebagai berikut : a) Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat. b) Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet disekitarnya. c) Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat menimbulkan medan listrik (E).

Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan kerapian hukum-hukum alam, Maxwell berpendapat bahwa masih ada kekurangan satu aturan kelistrikan yang masih belum terungkap secara empirik. Jika perubahan medan magnet dapat menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan medan listrik pasti dapat

menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan Maxwell.

Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell membangun teori yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru setelah bertahun-tahun Maxwell tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan. Menurut perhitungan secara teoritik, kecepatan gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas ruang hampa ( o) dan permeabilitas ruang hampa (o ). o = 4.10o= 8,85 . 10 7 Wb/A.mDengan memasukkan 12 C2/N.m2 dan diperoleh nilai c = 3.108 m/s, nilai yang sama dengan kecepatan cahaya. Oleh sebab itu Maxwell mempunyai cukup alasan untuk menganggap cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu konsep gelombang elektromagnetik ini merupakan penyokong teori Huygens tentang cahaya sebagai gerak gelombang.

Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi. Heinrich Rudolf Hertz (1886-1888), pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Rudolf Hertz. Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti

gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = H, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck -6.626 10 34 Js dan adalah frekuensi gelombang. Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = h.

Hertz adalah ahli fisika terkenal dari Jerman setelah Maxwell, pada zamannya. Hertz menunjukkan keberadaan gelombang radio pada akhir tahun 1880-an. Dia menggunakan alat yang disebut kumparan induksi untuk menghasilkan tegangan tingi. Salah satu transmitter pertama ciptaannya terdiri atas dua kumparan kecil dengan celah bunga api. Arus yang berbolak-balik cepat dalam bunga api di ujungujung kumparan menghasilkan gelombang radio. Untuk mendeteksi gelombang tersebut, Hertz menggunakan receiver yang terdiri atas dua batang dengan celah bunga api sebagai antena penerima. Bunga api melompati celah dimana gelombang tersebut diambil.

Hertz menunjukkan bahwa sinyal-sinyal tersebut bersifat gelombang elektromagnetik. Hertz menjadi orang terkenal setelah melakukan percobaan tersebut. Untuk menghormatinya, nama Hertz dipakai untuk satuan frekuensi. Kemajuan teknologi berdampak pula terhadap siaran radio. Dulu kita hanya dapat menikmati siaran radio dengan gelombang AM (amplitude modulation). Namun, kini pendengar pun dimanjakan oleh kemunculan gelombang radio FM (frequency modulation) yang bersuara lebih jernih. Orang yang berjasa menemukan gelombang FM adalah Edwin Howard Armstrong yang dikenal sebagai Bapak penemu radio FM.

Amstrong dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1890 di New York City, Amerika Serikat (AS). Kepintaran dan keuletannya sudah tampak sejak kecil. Bahkan, ketika

usianya baru menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin menjadi seorang penemu. Ketika menginjak remaja, dia mulai mencoba menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika duduk di bangku SMA, dia telah mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Dia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi. Padahal, tidak ada cara lain untuk memperkuat tenaga pada pengiriman akhir. Untuk mengembangkan pengetahuannya pada masalah gelombang komunikasi, setelah tamat SMA, Amstrong masuk ke Universitas Columbia jurusan teknik. Di universitas itulah ia melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel. Pada tahun ketiga di Universitas Columbia, Armstrong memperkenalkan temuannya, berupa penguat gelombang radio pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah ditemukan terlebih dahulu oleh Lee De Forest yang menggunakan Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.

Armstrong mempelajari cara kerja tabung Lee DeForest dan kemudian mendesain ulang dengan mengambil gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan cepat memberi sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Armstrong disebut dengan regenerasi radio, yang merupakan penemuan penting dan perlu saat radio pertama kali ada.

Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan 20 ton generator lagi agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit tunggal temuan Armstrong menjadi kunci kelangsungan gelombang transmiter yang menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus sarjana teknik tahun 1913. Atas temuannya tersebut, Armstrong mematenkan ciptaannya dan memberi lisensinya pada Marconi Corporation tahun 1914.

Enam tahun kemudian, Westinghouse membeli hak paten Armstrong atas penerima superheterodyne, dan memulai kiprahnya menjadi stasiun radio pertama bernama KDKA di Pittsburgh. Mulailah radio menjadi sangat populer pada saat itu, mulai dari hiburan sampai berita penting, tidak ada yang tidak memakai jasa radio. Setelah itu, bermunculan terus gelombang radio lainnya. RCA (The Radio Corporation of America) segera membeli seluruh hak paten radio begitu juga radio lain ikut membelinya.

Setelah Perang Dunia I usai, Armstrong kembali ke Universitas Columbia dan bekerja sebagai profesor di universitas tersebut. Tahun 1923 dia menikah dengan Marion Mac Innes, sekretaris dari Presiden RCA, David Sarnoff. Pada dekade tersebut dia terlibat dalam perang perusahaan dalam mengendalikan hak paten radio. Hal ini berlanjut sampai awal tahun 1930, dan Armstrong kalah di pengadilan. Meski demikian, dia terus melanjutkan penelitian untuk memecahkan masalah statistik radio. Ia berkesimpulan, hanya ada satu solusi agar karyanya yang telah dicuri orang bisa dihargai, yaitu merancang sistem yang sama sekali baru.

Penelitian demi penelitian pun terus dia lakukan untuk lebih menyempurnakan suara radio tersebut. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada. Sistem tersebut juga menyediakan sebuah gelombang tunggal membawa dua program radio dengan sekali angkut. Pengembangan ini disebut dengan multiplexing.

Mengenai perbedaan antara gelombang AM dan FM, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sinyal suara tidak dapat langsung dipancarkan karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik. Jika sinyal suara tersebut diubah menjadi gelombang elektromagnetik sekalipun, berapa panjang antena yang dibutuhkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara

tersebut. Metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio disebut modulasi. Modulasi yang sering dipakai radio adalah modulasi amplitudo (AM amplitude modulation) dan modulasi frekuensi (FM frequency modulation).

Beda utama antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz. Jadi, jika ada frekuensi radio 88.00 FM, sebenarnya dia menggunakan frekuensi 88.00 MHz + 455 KHz. Mengapa ada tambahan 455 KHz? Nah, gelombang FM itu memodulasi suara secara digital. Jadi, gelombang suara audio itu dicacah secara digital sesuai frekuensi audio (batas ambang telinga antara 6 Hz 20 KHz). Setelah dicacah secara digital (tambahan 455 KHz tadi, sebagai digital audio buffer), sinyal digital tersebut di-mix dengan gelombang radio (carrier) yang berfrekuensi 88.0 MHz tadi, kemudian dilempar ke udara terbuka. Bagaian yang penting dari sistem pemancar FM adalah antena, saluran transmisi, dan pemancar itu sendiri.

Untuk memperkenalkan temuannya pada dunia, pada tahun 1940 Armstrong mendapat izin untuk mendirikan stasiun radio FM pertama yang didirikan di Alpine, New Jersey. Berkat temuannya tersebut , pada 1941, Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong berupa medali Franklin, yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi komunitas ilmuwan. Kekalahannya dalam sengketa selama bertahun-tahun dengan perusahaan yang telah memanfaatkan hak ciptanya, tak berpengaruh terhadap pemberian medali Franklin tersebut.

Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Sang penemu gelombang radio FM tersebut diketemukan mati bunuh diri di tahun 1954. Istrinya, Marion MacInnes, yang menjadi pewaris hasil temuan Armstrong melanjutkan perjuangan suaminya bertempur di persidangan dan memenangkan jutaan dolar. Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal 60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan

Antariksa Nasional Amerika, NASA.

Kesimpulannya yaitu : 1) Christian Huygens (1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, menyatakan bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang. 2) Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865. 3) Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. 4) Heinrich Rudolf Hertz (1886-1888), pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen. 5) Orang yang berjasa menemukan gelombang FM adalah Edwin Howard Armstrong yang dikenal sebagai Bapak penemu radio FM.

1. Gelombang EM pada Medium Udara

Persamaan Gelombang Sejarah telahmencatat bahwa hukum-hukumtentang elektrostatik,magnetostatik dan elektro-dinamik ditemukan pada awal abad ke-19. Beberapa dari hukum-hukum itu, seperti hukum Faraday, hukum Ampere dan konsep mengenai displacement current, secara sistematik telah disusun oleh Maxwell menjadi apa yang dikenal sekarang ini sebagai persamaan Maxwell.

Khusus pada ruang vakum dan berlaku juga pada medium udara, persamaan Maxwell dinyatakan sebagai

dimana E = vektor medan listrik, B = vektor medan magnet, o = permitivitas listrik di udara atau vakum (8, 85 1012C2/Nm2), o = permeabilitas magnet di udara atau vakum (4 107T.m/A). Operasi curl yang dilakukan pada persamaan (1.3) dan (1.4)menghasilkan persamaan gelombang medan listrik dan gelombang medan magnet sebagai berikut :

dengan kecepatan rambat gelombang di udara dan ruang vakum sebesar

Persamaan (1.5) memiliki solusi sebagai berikut

Gambar 1.1: Gelombang Elektromagnetik

dengan Eo adalah amplitudo medan listrik pada sumbu y, sementara Bo adalah amplitudo medan magnet pada sumbu z. Sedangkan = konstanta propagasi, x = arah rambat gelombang, E = beda fase gelombang medan listrik terhadap titik acuan yaitu pada x=0, y=0, z=0 , dan B = beda fase gelombang medan magnet terhadap titik acuan. Pada ruang vakum dan medium non-konduktor, tidak terjadi beda fase antara medan listrik dan medan magnet, sehingga dapat dinyatakan E = B = .

atau bila dinyatakan hanya dalam komponen riil

Berdasarkan Hukum Faraday, persamaan (1.4), dapat dimengerti bahwa arah getar medan

listrik harus saling tegak lurus dengan arah getar medan magnet. Hubungan antara amplitudo medan listrik dan medan magnet dapat dinyatakan sebagai

atau dalam bentuk yang lebih umum

Jadi suatu gelombang elektromagnetik dapat dinyatakan sebagai

dan khusus untuk bagian riil adalah

1.2 Energi Gelombang Energi gelombang elektromagnetik yang tersimpan per satuan volume dinyatakan sebagai

Selama gelombang merambat, ia membawa energi sepanjang lintasan yang dilaluinya. Kerapatan fluks energi yang dibawa oleh medan ditentukan oleh vektor poynting

Vektor poynting juga menunjukkan arah rambat gelombang. Persamaan di atas menunjukkan bahwa arah rambat gelombang searah dengan sumbu x. Intensitas gelombang dinyatakan sebagai harga rata-rata dari S, hSi

Gelombang Pada Medium Nonkonduktor

Gelombang elektromagnetik dapat juga merambat pada medium nonkonduktor. Pada kasus ini, bentuk persamaan Maxwell dimodifikasi menjadi

dengan D adalah medan listrik pergeseran dan H adalah kuat medan magnet pada medium. Jika medium bersifat linear, maka

dan bila medium bersifat homogen, maka nilai konstanta permitivitas, , dan permeabilitas, tidak mengalami variasi pada setiap titik dalam medium , sehingga persamaan Maxwell dinyatakan sebagai

Pada medium non-konduktor, besar kecepatan rambat gelombang elektromagnetik adalah

Sebagian besar mineral geologi yang ada di alam ini memiliki nilai yang mendekati o, kecuali jika material tersebut memiliki sejumlah besar molekul Fe2O3 yang terkandung didalamnya (Telford et al, 1990)?. Lihat Tabel 2.1. Di lain pihak,lihat Tabel 2.2, selalu lebih besar dari o. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik pada su- atu medium, selalu lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan gelombang elektromagnetik di udara. Tabel 2.1: Daftar nilai konstanta permeabilitas relatif dari berbagai mineral (Telford et al, 1990)

Tabel 2.2: Daftar nilai permitivtas relativ atau konstanta dielektrik, r, dan kecepatan gelombang elektromagnetik dalam berbagai mineral geologi (Annan dan Cosway, 1992)

Nilai rasio kecepatan gelombang elektromagnetik di udara terhadap kecepatan gelombang elektromagnetik medium non-konduktor, disebut indeks bias, n,

dimana r adalah konstanta dielektrik. Faktor indeks bias dalam pengolahan data GPR menjadi hal yang sangat penting, karena berpengaruh langsung terhadap arah rambat gelombang refleksi dan tranmisi, terutama bila pulsa-pulsa radar bertemu dengan batas antara dua lapisan batuan. Hal ini akan dibahas lebih dalam pada bagian tulisan berikutnya. Solusi persamaan gelombang pada medium non-konduktor adalah

Kerapatan energi gelombang, vektor poynting dan intesitas padamediumlinear dinyatakan

Gambar 2.1: Gelombang elektromagnetik pada batas antar medium non-konduktor dengan

2.1 Gelombang datang dengan sudut normal terhadap bidang batas Anggaplah ada bidang pembatas antara dua medium linear yang berbeda. Sebuah gelombang datang dengan frekuensi , merambat pada medium 1 searah dengan sumbu x positif mendekati bidang batas dari arah kiri, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.1:

Saat bertemu bidang batas, akan terbentuk gelombang refleksi

yang merambat berlawanan arah dengan gelombang datang namun tetap merambat pada medium1. Hal inimengakibatkan vektor Poynting berbalik arah, sehingga BR bertanda negatif. 1 juga bertanda negatif karena arah rambat gelombang refleksi berlawanan dengan arah ram bat gelombang datang . Selain itu akan terbentuk juga gelombang transmisi yang terus merambat pada medium 2.

Pada x = 0, kombinasi gelombang pada medium 1, EI + ER dan BI + BR harus kontinyu dengan gelombang yang berada pada medium 2, ET dan BT memenuhi syarat-syarat batas sebagai berikut

Berdasarkan kedua syarat batas tersebut maka

atau disederhanakan menjadi

Sebagian besar mineral di alam ini memiliki permeabilitas magnet yang hampir sama dengan nilai permeabilitas magnet di ruang vakum 0, sehingga dapat diasumsikan 1 = 2. Besar amplitudo gelombang refleksi dan amplitudo gelombang transmisi yangmasing-masing dinyatakan dalam gelombang datang berturut-turut sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan (2.15), rasio intensitas gelombang refleksi terhadap gelombang datang, atau koefisien refleksi adalah

Sementara koefisien transmisi ditentukan oleh

Gambar 2.2: Gelombang datang dengan sudut I

2.2 Gelombang datang dengan sudut sembarang terhadap bidang batas Jika gelombang EM jatuh pada bidang batas dengan sudut datang tertentu, maka persamaan syarat batasnya menjadi

dimana Bo = (kEo)/v. Dua syarat batas terakhir merupakan pasangan persamaan, jika salah satu persamaan dinyatakan dalam komponen-y, maka persamaan lainnya harus dinyatakan dalam komponen-z. Gambar 2.2 menunjukkan model fenomena refleksi dan transmisi dengan sudut datang sembarang. Dari syarat batas (2.30) diperoleh

syarat batas (2.31) tidak memberikan kontribusi apa-apa, syarat batas (2.32) menjadi

syarat batas (2.33) menjadi

Persamaan (2.34) dan (2.36) dapat disederhanakan menjadi

dan persamaan (2.35) disederhanakan menjadi

Berdasarkan Hukum Snellius, faktor dapat dinyatakan dalam sudut datang dan

Rasio amplitudo gelombang refleksi dan transmisi terhadap gelombang datang dapat dinyatakan sebagai berikut

Kedua persamaan terakhir dikenal dengan Persamaan Fresnel. Berdasarkan kedua persamaan tersebut dapat dimengerti bahwa gelombang transmisi selalu sefase dengan gelombang datang, sedangkan gelombang refleksi akan sefase bila > , tetapi berlawanan fase bila < . Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3 Ketika gelombang datang bertemu dengan bidang batas dari arah normal (I = 0), maka = 1, dan hasil-hasil penurunan rumusnya sesuai dengan pembahasan terdahulu. Namun, yang paling menarik adalah ketika = , hal ini mengakibatkan hilangnya gelombang refleksi, dan yang tersisa hanya gelombang transmisi. Sudut datang yang menyebabkan fenomena tersebut disebut sudut Brewster, B

jika 1 = 2, sudut Brewster dapat dinyatakan dengan

Gambar 2.3: Kurva rasio amplitudo gelombang refleksi,EoR dan gelombang transmisi, EoT terhadapgelombang datang,EoI dengan 1 = 5 dan 2 = 25

Intesitas gelombang datang, refleksi dan transmisi masing-masing adalah

sehingga besar koefisien refleksi dan transmisi berturut-turut dapat ditentukan sebagai berikut

Secara grafik dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4: Kurva koefisien refleksi dan transmisi dengan 1 = 5 dan 2 = 25

Gelombang padaMedium Konduktor Bentuk persamaan Maxwell dalam medium konduktor adalah

dimana adalah konstanta konduktivitas. Dari persamaan di atas, dapat diturunkan persamaan gelombang medan listrik dan medan magnet sebagai berikut

Kedua persamaan ini memberikan solusi persamaan gelombang bidang, yaitu

dimana bilangan gelombang, , berbentuk bilangan kompleks

yang dapat disederhanakan menjadi = + + i, dengan

dengan demikian, solusi lengkap persamaan gelombang di atas dapat ditulis sebagai

Faktor , bagian imajiner dari , menjelaskan terjadinya atenuasi gelombang, yaitu gejala melemahnya amplitudo seiring dengan bertambahnya jarak tempuh gelombang. Disamping itu, juga menentukan kedalaman skin depth, yaitu suatu jarak tertentu dimana amplitudo gelombang melemah dengan faktor 1/e, dan dihitung dengan cara

Bagian riil dari , yaitu faktor + berhubungan dengan panjang gelombang, , kecepatan rambat gelombang, v, dan indeks bias, n, yang masing-masing dinyatakan dengan

Bila gelombang elektromagetik berfrekuensi tinggi merambat pada medium berkonduktivitas rendah (non konduktor), atau dengan kata lain memenuhi syarat

maka komponen riil dan imajiner dari bilangan gelombang, , dapat ditulis sebagai

Besar kecepatan gelombang pada medium seperti itu adalah

Hasil ini sama persis dengan penurunan rumus kecepatan pada pembahasan gelombang elektromagnetik dalam mediumnon-konduktor. Selain itu dapat dimengerti pula bahwa skin depth terbebas dari pengaruh frekuensi, sehingga penetrasi gelombang elektromagnetik pada mineral berkonduktivitas rendah atau nonkonduktor semata-mata hanya ditentukan oleh parameter listrik-magnet mineral tersebut. Pada kasus yang lain yaitu ketika gelombang elektromagnetik ber-frekuensi tinggi merambat pada medium berkonduktivitas tinggi, atau dengan kata lain memenuhi syarat

maka faktor + dan mempunyai harga yang hampir sama

tetapi pada kasus ini, skin depth dipengaruhi oleh frekuensi. Skin depth semakin dangkal bila frekuensi semakin tinggi demikian pula sebaliknya.

3.1 GelombangMonokromatik padaMedium Konduktor Solusi persamaan gelombang untukmediumkonduktor, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian yang terdahulu adalah sebagai berikut

yang menunjukkan bahwa gelombang medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus. Seperti bilangan kompleks lainnya, juga dapat diekspresikan dalam modulus dan fase:

dengan

dan

Mengacu pada persamaan (3.19) dan (3.20), amplitudomedan listrik dan medan magnet saling dihubungkan dengan

Jadi, secara matematis dapat dibuktikan bahwa perambatan gelombang elektromagnetik pada medium konduktor akan menghadirkan beda fase antara medan listrik dan medan magnet, sebagaimana diperlihatkan Gambar 3.1. Beda fase tersebut adalah

Secara fisis artinya adalah gelombang medan magnet selalu tertinggal di belakang gelombang medan listrik. Pada sisi lain, amplitudo riil dari medan listrik dan medan magnet dihubungkan oleh persamaan berikut

Gambar 3.1: Gelombang medan magnet dan medan listrik tidak sefasa

Akhirnya, gelombang medan listrik dan medan magnet pada medium konduktor harus dinyatakan sebagai

Pada konduktor, energi gelombang tidak dibagi secara merata pada gelombang medan listrik dan medan magnet

Energi rata-rata dinyatakan sebagai

Suku kedua dari persamaan (3.31) menunjukkan dominasi medan magnet. Bahkan, bila suatu material tergolong dalam konduktor yang baik, maka

Sementara, fluks energi rata-rata ditentukan oleh vektor poynting sebagai berikut

3.2 Refleksi dan Transmisi pada Permukaan Konduktor Anggaplah terdapat bidang yz sebagai batas antara medium 1 yang non-konduktor dan medium 2 yang konduktor. Suatu gelombang elektromagnetik bergerak dari medium 1, melintasi bidang batas, menuju medium 2 seperti gambar 2.1 Persamaan gelombang untuk gelombang datang, refleksi dan transmisi adalah sebagai berikut

Gelombang transmisi mengalami atenuasi ketika memasuki konduktor, karena 2 merupakan bilangan kompleks. Syarat batas harus memenuhi dua syarat batas, yaitu

dan

atau

Dari persamaan (3.37) dan (3.39) diperoleh

Hasil ini identik dengan yang diperoleh sebelumnya pada batas antar dua bahan nonkonduktor, hanya saja sekarang merupakan bilangan kompleks. Untuk konduktor yang sempurna ( = ), menjadi tak terhingga, sehingga

Pada kasus ini, semua gelombang datang akan dipantulkan menjadi gelombang refleksi dengan beda fase 180.

You might also like