You are on page 1of 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perairan Indonesia memiliki jenis-jenis abalon yang bernilai ekonomis penting selain Haliotis asinina atau biasa disebut dengan istilah kerang mata tujuh, terdapat juga jenis Haliotis Squamata. Abalon Haliotis spp atau siput laut disebut juga awabi, mutton fish, sea ear dan dalam bahasa daerah sasak (Lombok) disebut medau atau kerang mata tujuh. Haliotis asinina Linnaeus 1758 merupakan spesies abalon tropis yang dapat ditemui di Indonesia Bagian Timur (Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua). Daging abalon mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dengan kandungan protein 71,99%, lemak 3,20%, dan serat 5,60%. Cangkangnya mempunyai nilai estetika yang dapat digunakan untuk perhiasan, pembuatan kancing baju, dan berbagai bentuk barang kerajinan lainnya. (Tahang dkk, 2006). Data SEAFDEC tahun 2007 menunjukkan bahwa pasar tidak dapat memenuhi 7.000 ton permintaan dunia akan abalon. Kebutuhan akan abalon yang meningkat, mendorong usaha penangkapan secara intensif sehingga produksi abalon di alam berkurang sementara pertumbuhan abalon sangat lambat, hal ini dapat mengakibatkan penurunan populasi abalon secara drastis di alam. (Susanto dkk, 2009). Kegiatan penangkapan yang dilakukan secara berlebihan mendorong untuk dikembangkannya usaha budidaya abalon. Pengembangan usaha budidaya kerang abalon di masa datang mempunyai prospek cukup cerah, mengingat beberapa

keunggulan yang dimilikinya baik dari teknik budidaya sampai dengan pemasaran (Tahang dkk, 2006). Upaya peningkatan produksi abalon perlu dikembangkan melalui kegiatan budidaya namun harus ditunjang dengan ketersediaan benih abalon. Kegiatan

pembenihan abalon merupakan komponen produksi yang sangat penting karena ketersediaan benih di alam yang sangat terbatas tidak dapat diandalkan untuk pengembangan budidaya maupun konsumsi. Mengingat besarnya prospek usaha budidaya abalon sehingga dilakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) mengenai usaha budidaya abalon jenis H.asinina di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar.

B. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari pelaksanaan magang adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa tentang usaha budidaya kerang abalon Haliotis asinina . Kegunaan magang ini agar mengetahui aspek dalam usaha budidaya abalon sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa yang selanjutnya dapat diterapkan ke masyarakat nantinya.

II. GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

A. Identitas Perusahaan
Balai Budidaya Air Payau Takalar merupakan salah satu dari beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. UPT ini berlokasi di Desa Mappakalompo Kecamatan

Galesong, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan, sekitar 25 km sebelah Selatan pusat kota Makasar. Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar adalah suatu unit pembenihan dan Pelaksanaan Teknik Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan yang sebelumnya dikenal dengan Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar yang didirikan pada tahun 1983, di atas tanah seluas 3 Ha dengan tiga lokasi dan mulai beroperasi pada tahun 1986. LBAP Takalar selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal

Perikanan (Dirjen), berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 264/KPTS/OT.210/94 tanggal 8 April 1984 mempunyai tugas sebagai berikut: Sebagai pelaksana teknik pembenihan dan budidaya air payau Penerapan

teknik dan peningkatan dalam usaha pembenihan dan budidaya ikan dan udang air payau. Penyuluhan atau penyebaran teknologi kepada masyarakat. Memproduksi induk dan benih yang bermutu. Melaksanakan pelestarian melalui restoking Pada tahun 2001 Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar mengalami perubahan status menjadi Balai Budidaya Air Payau (BBAP) berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP 26 D/Men/2001 tanggal 1 Mei 2001, dengan fungsi melaksanakan penerangan sumber daya perikanan dan lingkungan

meliputi wilayah perairan payau di Kawasan Timur Indonesia. BBAP Takalar juga berfungsi sebagai tempat pelatihan dan peningkatan tenaga teknis produksi dan pengelolaan lingkungan terhadap pembangunan dan kegiatan operasional

pembenihan melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Gambar 2. Peta Lokasi BBAP Takalar (Sumber: Google Earth)

You might also like