You are on page 1of 15

MAKALAH

PENGGUNAAN GAS MULIA DALAM KEHIDUPAN


(Penggunaan Neon dalam Sistem Pencahayaan)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Kimia Dasar I Pada Prodi Pendidikan Kimia di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Disusun Oleh : Ilham (1211208036)

BANDUNG 2011

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul PENGGUNAAN GAS MULIA DALAM PENCAHAYAAN dengan konsntrasi pada penggunaan gas neon dalam sistem pencahayaan. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah zat-zat yang berwujud gas yang sangat diperlukan dalam mengembanngkan tekhnologi di zaman modern seperti sekarang ini. Dalam proses pendalaman materi security ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan kepada:

Dra, Cucu Zenab Subarkah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar I Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Sari, S.Pd selaku Asisten dosen mata kuliah Kimia Dasar I Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. . Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bandung, 01 Desember 2011

Penyusun

DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i KATA PENGANTAR...................................................................................i DAPTAR ISI..............................................................................................ii DAPTAR ISI..............................................................................................ii DAPTAR TABEL......................................................................................iii DAPTAR TABEL......................................................................................iii DAPTAR GAMBAR...................................................................................iii DAPTAR GAMBAR...................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1 BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1 A. Latarbelakang.....................................................................................1 B. Tujuan.................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2 a. Definisi.............................................................................................2 b. Sejarah Penemuan Gas Mulia...........................................................3 c. Sifat-Sifat Gas Mulia.........................................................................4 1. Sifat Fisis.......................................................................................5 2. Sifat Kimia.....................................................................................5 d. Kegunaan Gas Mulia dalam Kehidupan............................................6 1. Kegunaan Neon dalam Sistem Pencahayaan................................6 2. Ciri-Ciri Lampu Neon yang Optimal...............................................8 3. Lampu Neon yang Kompak...........................................................8 BAB IV PENUTUP.....................................................................................9 BAB IV PENUTUP.....................................................................................9 i. KESIMPULAN......................................................................................9 ii. SARAN............................................................................................10

ii

DAPTAR TABEL
Tabel 1 Ciri Fisis Gas Mulia......................................................................4

DAPTAR GAMBAR
Tabel 1 Ciri Fisis Gas Mulia......................................................................4 Gambar 1. Lampu Neon..........................................................................7 Gambar 2. Diagram Alir Energi Lampu Neon...........................................7 Gambar 3. CFN........................................................................................8

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia meciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 - 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh plant industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energy yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien.

B.

Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah: 1) Untuk mengetahui definisi gas mulia! 2) 3)
4)

Untuk mengetahui sejarah penemuan gas mulia! Mengetahui sifat-sifat gas mulia! Mengetahui kegunaan gas mulia dalam pencahayaan!

BAB II PEMBAHASAN a. Definisi Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil. Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah. Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon* = 0,00052% = 0,00182% = 0,934% = 0,00011% = 0,000008% = Radioaktif

* Radon = amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang. Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari.

b.

Sejarah Penemuan Gas Mulia Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon. Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland. Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat. Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923. Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar berreaksi. Asal usul nama unsur gas mulia:

Helium Argon Neon

Helios (Yunani) : matahari Argos (Yunani) : malas Neos (Yunani) : baru

o o

Kripton Xenon Radon

Kriptos (Yunani) : tersembunyi Xenos (Yunani) : asing Radium

o
o

c.

Sifat-Sifat Gas Mulia Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia. Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia. Helium Nomor atom 2 Elektron valensi 2 Jari-jari atom() 0,50 Massa atom (gram/mol) 4,0026 Massa jenis (kg/m3) 0.1785 0 Titik didih ( C) -268,8 Titikleleh (0C) -272,2 Bilangan oksidasi 0 Keelekronegatifan Entalpi peleburan (kJ/mol) * Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 Afinitas elektron (kJ/mol) 21 Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 Neon 10 8 0,65 20,1797 0,9 -245,8 -248,4 0 0,332 1,73 29 2080 Argon 18 8 0,95 39,348 1,784 -185,7 189,1 0 1,19 6,45 35 1520 Kripton 32 8 1,10 83,8 3,75 -153 -157 0;2 3,1 1,64 9,03 39 1350 Xenon 54 8 1,30 131,29 5,9 -108 -112 0;2;4;6 2,4 2,30 12,64 41 1170 Radon 86 8 1,45 222 9,73 -62 -71 0;4 2,1 2,89 16,4 41 1040

Tabel 1 Ciri Fisis Gas Mulia *Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu. Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia He = 1s2 Ne = 1s2 2s2 2p6 Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain. contoh : Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 menjadi Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5 1. Sifat Fisis Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang. Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan. Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang. 2. Sifat Kimia Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

d.

Kegunaan Gas Mulia dalam Kehidupan 1. Kegunaan Neon dalam Sistem Pencahayaan Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan nomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat ini memberikan pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum discharge tube) dan lampu neon. Sifat ini membuat neon terutama dipergunakan sebagai bahan pembuatan tanda. Neon juga biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon. Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7 nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu katode panas, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.

Gambar 1. Lampu Neon

Gambar 2. Diagram Alir Energi Lampu Neon a. Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda? Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 % dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.
b. Pengaruh suhu dalam pencahayaan lampu neon

Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara 20 dan 30C untuk lampu neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energy UV yang berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit pengaruhnya terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun akan berkurang.
7

Pengaruh keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien yang optimal. 2. Ciri-Ciri Lampu Neon yang Optimal Halofosfat Efficacy 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%) Indeks Perubahan Warna 2-3 Suhu Warna apa saja Umur Lampu 7-15.000 jam Tri-fosfor Efficacy 90 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A-1B Suhu Warna apa saja Umur Lampu 7-15.000 jam 3. Lampu Neon yang Kompak Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampu-lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).

Ciri-ciri: Efficacy 60 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1B Suhu Warna Hangat, Menengah Umur Lampu 7-10.000 jam

Gambar 3. CFN

BAB IV PENUTUP i. KESIMPULAN Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa kita sebagai manusia yang diberi kelebihan oleh Allah SWT mesti terus berinovasi untuk kemaslahatan hidup umat manusia, seperti halnya penemuan-penemuan gas mulia oleh para ilmuan pada zaman dahulu dan penemuan tersebut sangat besar manfaatnya seperti yang sedang kita rasakan sekarang ini, kita bisa belajar dan bekerja kapan pun dengan bantuan cahaya yang dihasilkan oleh lampu-lampu, salah satunya lampu neon yang dapat menghasilkan cahaya yang lebih terang dibandingkan lampu pijar sebab lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7 nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu katode panas, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu neon terdiri atas empat macam yaitu T5, T8, T10 dan T12. Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.

ii.

SARAN Akhirnya saya sebagai penyusun makalah ini meminta sepatah dua patah kata untuk kiranya memberikan saran terhadap penyusunan makalah ini, karena tentunya saya bukan yang terbaik, akan tetapi bila ada suatu kebaikan ini semua datangnya dari Allah dan bila ada kesalahan, itulah sifat saya sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan. Akhir kata sampaikanlah kebenaran walaupun pahit adanya. Wassalam.

DAPTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. Penuntun Belajar Kimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga Keenan, Charless W. dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga http://www.scribd.com/doc/38113307/Chapter-Lighting-Bahasa-Indonesia (diakses tanggal 01 desember 2011 pukul 09:34) http://images.deasydj92.multiply.multiplycontent.com/.../Gas%20mulia.doc... (diakses tanggal 01 desember 2011 pukul 10:30) http://id.wikipedia.org/wiki/Neon (diakses tanggal 01 desember 2011 pukul 19:26) http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar (diakses tanggal 01 desember 2011 pukul 19:30)

10

You might also like