You are on page 1of 27

1

Ekologi Kawasan Tepian Air

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di seluruh dunia, tentunya memiliki potensi sangat besar untuk memiliki kota-kota tepi air (waterfront), antara lain; kota Bandar dan kota tepi sungai. Kota-kota tepi air di Indonesia menyimpan banyak sejarah dan sisa- sisa kejayaan masa lampau, yang sayangnya banyak ditinggalkan dan banyak menjadi kawasan kumuh di pusat kota. Perlunya diadakan penataan kawasan tepi air, khususnya di kota-kota besar, dengan fungsi campuran. Selain fungsi komersial dan umum, salah satu hal penting adalah fungsi hunian, rekreasi dan publik. Pengembangan kawasan kota tepi air di Indonesia merupakan salah satu kawasan yang potensial untuk dikembangkan. Dibandingkan dengan kawasan kota tepi sungai atau danau, kawasan kota pantai/tepi laut mempunyai lebih banyak potensi untuk dikembangkan, terutama berkaitkan dengan aspek fungsi dan aksesibilitas. Pengembangan kawasan kota tepi pantai dapat diarahkan pada pengembangan fungsi

pariwisata, perekonomian, budaya, pendidikan, industri, pergudangan dan hankam. Akan tetapi dalam pengembangannya, perlu mengidentifikasi secara spesifik karakteristik fisik lingkungan beserta kegiatan yang sedang dan akan dikembangkan di kawasan tersebut. Kawasan ini pada dasarnya berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang telah berabad-abad, bahkan perkembangan beberapa kota di antaranya diawali oleh keberadaan permukiman ini. Pada perkembangan selanjutnya kawasan tepi air ini menjadi tempat yang menarik untuk Permukiman dan berbagai kegiatan lain karena berbagai alasan. Akan tetapi, pengembangankawasan ini sering mengabaikan keberadaan masyarakat setempat dan aspek ekologi setempat sehingga terkadang menimbulkan masalah-masalah yang terkait linkungan dan ekosistem. Di Sulawesi Selatan kawasan tepi pantai mulai marak dikembangkan utamanya untuk kawasan wisata. Seperti halnya di Kota Makassar, memiliki kawasan pesisir yang digunakan untuk kawasan wisata yaitu, di Kecamatan Galesong, kawasan pesisir ini dikenal dengan nama Pantai Galesong, sama halnya dengan pantai-pantai yang lain Pantai Galesong memiliki potensi pengembangan yang baik, untuk itu perlu adanya penelitian dan analisis terhadap kawasan ini sehingga dapat mengeluarkan rekomendasi perencanaan yang baik tanpa harus melupakan aspek ekologinya.

Ekologi Kawasan Tepian Air

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam laporan ini yitu: 1. Bagaimana karakteristik fisik lingkungan Pantai Barombong? 2. Bagaimana karakteristik flora dan fauna Pantai Barombong? 3. Bagaimana karakteristik perumahan dan permukiman Pantai Barombong? 4. Bagaimana karakteristik sarana dan prasarana Pantai Barombong? 5. Bagaimana pengelolaan kawasan Pantai Barombong? 6. Bagaimana status hukum Pantai Barombong? 7. Apa saja potensi-potensi yang ada di Pantai Barombong? 8. Apa permasalahan utama yang ada di Pantai Barombong?

C. Tujuan Penelitian Laporan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik fisik lingkungan Pantai Barombong. 2. Mengetahui karakteristik flora dan fauna Pantai Barombong. 3. Mengetahui karakteristik perumahan dan permukiman Pantai Barombong. 4. Mengetahui karakteristik sarana dan prasarana Pantai Barombong. 5. Mengetahui pengelolaan kawasan Pantai Barombong. 6. Mengetahui status hukum Pantai Barombong. 7. Mengetahui potensi-potensi yang ada di Pantai Barombong. 8. Mengetahui permasalahan utama yang ada di Pantai Barombong.

Ekologi Kawasan Tepian Air

Bab II Kajian Teori

Kajian Teori Secara umum, pengertian tepian air dapat diartikan sebagai suatu proses dan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dengan air, seperti : air laut, air sungai dan danau. Dalam kamus Oxford edisi 1987, daerah tepianair terutama bagian kota yang menghadap laut, sungai atau danau dan jenis perairan lainnya, oleh Breendam Rigby, mendefinisikan daerah tepianair sebagai the water edges in the city and town in all size. Pengembangan kawasan tepian air dapat dirumuskan sebagai pengelolaan kawasan tepianair dengan memberikan muatan kegiatan aktif pada pertemuan tersebut. Muatan kegiatan bisa berupa aktifitas sungai atau pantai yang memanfaatkan pemandangan perairan. Pengertian pengembangan tepianair telah mencakup pengembangan kawasan yang sama sekali jauh dari sumber air alami. Dalam pengertian lain: Kawasan tepi air :kawasan yang dinamis dan unik dari suatu kota (dengan segala ukuran) di mana daratan dan air (sungai, danau, laut, teluk) bertemu (kawasan tepian air) dan harus dipertahankan ke-unik-annya. - kawasan yang dapat meliputi bangunan atau aktivitas yang tidak harus secara langsung berada di atas air, akan tetapi terikat secara visual atau historis atau fisik atau terkait dengan air sebagai bagian dari "scheme" yang lebih luas. Kawasan tepi laut/pantai :kawasan yang dinamis dan unik dari suatu kota (dengan segala ukuran) di mana daratan dan laut bertemu (kawasan pantai) dan harus dipertahankan ke-unik-annya. Sempadan pantai : kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan fungsi pantai.

Ekologi Kawasan Tepian Air

Pengelolaan lingkungan hidup :

upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup.

Hak guna air

hak

untuk

memperoleh

dan

menggunakan air

untuk

keperluan tertentu. Prasarana lingkungan : kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan mestinya. Sarana lingkungan : fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Kawasan pantai berhutan bakau : kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Reklamasi Abrasi : : merupakan kegiatan merubah areal laut menjadi daratan. proses erosi yang diikuti longsoran (runtuhan) pada material yang masif seperti tebing pantai/sungai. Daerah pantai Garis pantai Intrusi air laut : : : kawasan yang meliputi daerah sempadan pantai. tepi tanah daerah pantai yang berbatasan dengan air laut. penyusupan air asin/laut ke dalam aquifer/lapisan pembawa air, yang semula mengandung air tanah tawar, yang disebabkan oleh debit pengambilan telah melebihi kecepatan pengisian kembali pada sistem aquifernya yang berasal dari resapan air hujan. Long shore line Cross shore line : : garis yang sejajar dengan garis pantai garis yang tegak lurus terhadap garis pantai. permukiman dapat berfungsi sebagaimana

Fungsi Ruang Kawasan Kota Pantai sebagai berikut: a. Kawasan komersial (perdagangan) b. Kawasan budaya, pendidikan, dan lingkungan hidup

Ekologi Kawasan Tepian Air

c. Kawasan peninggalan sejarah d. Kawasan permukiman e. Kawasan wisata (rekreasi) f. Kawasan pelabuhan dan transportasi

g. Kawasan pertahanan keamanan Gambaran spesifik kota pantai 1. Karakteristik Fisik Lingkungan a. Secara topografi, merupakan pertemuan antara darat dan air, dataran landai, serta sering terjadi erosi, abrasi dan sedimentasi yang bisa menyebabkan pendangkalan badan perairan. b. Secara hidrologi merupakan daerah pasang surut, mempunyai air tanah tinggi, terdapat tekanan air laut terhadap air tanah, serta merupakan daerah retensi sehingga run-off air rendah. c. Secara geologi, sebagian besar mempunyai struktur batuan lepas, tanah lunak, serta rawan bencana tsunami. d. Secara penggunaan lahan memiliki hubungan intensif antara air dan elemen kota. e. Secara klimatologi memiliki dinamika iklim, cuaca, angin, suhu & kelembaban tinggi. f. Pergeseran fungsi badan perairan laut sebagai akibat kegiatan di sekitarnya menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan, seperti pencemaran. 2. Karakteristik Flora dan Fauna a. Terdapat berbagai tanaman/vegetasi yang spesifik seperti bakau, kelapa/palma, dsb. b. Terdapat binatang yang spesifik seperti bangau, ikan jenis tertentu, dsb. 3. Karakteristik Ekonomi, Sosial dan budaya a. Memiliki keunggulan lokasi yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. b. Penduduk mempunyai kegiatan social-ekonomi yang berorientasi ke air dan darat. c. Rata-rata penduduk golongan ekonomi lemah, dengan latar belakang pendidikan relative terbatas. d. Pengetahuan akan lingkungan sehat cenderung masih kurang, terjadi kebiasaan tidak sadar lingkungan serta cenderung kurang memperhatikan bahaya dan resiko. e. Terdapat peninggalan sejarah/budaya seperti museum bahari, dsb. f. Terdapat masyarakat yang secara tradisi terbiasa hidup (bahkan tidak dapat dipisahkan) di atas air, seperti masyarakat Bajo. Terdapat pula budaya/tradisi pemanfaatan perairan sebagai sarana transportasi utama.

Ekologi Kawasan Tepian Air

4. Karakteristik Perumahan dan Permukiman Kawasan permukiman di atas air cenderung rapat (kepadatan bangunan tinggi dan jarak antar bangunan rapat) 5. Karakteristik Sarana dan Prasarana Lingkungan 6. Karakteristik Pengelolaan Kawasan. 7. Karakteristik status hukum (legalitas) Permasalahan utama kawasan Pantai Permasalahan utama kawasan kota pantai dapat dibagi atas tujuh 7 (tujuh) kategori : 1. Permasalahan Fisik Lingkungan 2. Permasalahan Flora dan Fauna 3. Permasalahan Ekonomi, Sosial, ddan Budaya. 4. Permasalahan Perumahan dan Permukiman. 5. Permasalahan Prasarana dan Sarana Lingkungan. 6. Permasalahan Pengelolaan kawasan 7. Permasalahan status hukum (legalitas) kawasan.

Potensi Pengembangan Potensi pengembangan kawasan kota pantai dapat dibagai atas 7 (tujuh) : 1. Permasalahan Fisik Lingkungan 2. Permasalahan Flora dan Fauna 3. Permasalahan Ekonomi, Sosial, ddan Budaya. 4. Permasalahan Perumahan dan Permukiman. 5. Permasalahan Prasarana dan Sarana Lingkungan. 6. Permasalahan Pengelolaan kawasan 7. Permasalahan status hokum (legalitas) kawasan.

Konsep Pengembangan Kawasan Konsep dasar rencana pengembanagan kawasan kota pantai bertitik tolak dari pendekatan dan strategi pengembangan kawasan. a. Pendekatan 1) Pendekatan Kompeherensif

Ekologi Kawasan Tepian Air

2) Pendekatan Front-Edge 3) Pendekatan Partisipatorik. 4) Pendekatan Tekno-Ekonomis 5) Pendekatan Kultural dan Kearifan Masyarakat. b. Strategi Pengembangan Beberapa strategi Pengembangan yang dapat diterapkan antara lain : 1) Pengembangan secara mengelompok (clustered). 2) Pengembangan secara reklamasi. 3) Pengembangan secara revitalisasi.

Struktur Pengembangan Struktur peruntukkan kawasan kota pantai dapat diarahkan pada 7 (tujuh) pengembangan, yaitu : A. Kawasan Komersial (Comercial Waterfront) B. Kawasan Budaya, Pendidikan dan Lingkungan Hidup (Cultural, Education, dan Environmental Waterfront) : C. Kawasan Peninggalan Bersejarah (Historical/Herritage Waterfront) D. Kawasan Wisata/Rekreasi (Recreational Waterfront) E. Kawasan Permukiman (Residential Waterfront) F. Kawasan waterfront) G. Kawasan Pertahanan dan Keamanan (Defence waterfront) Pengertian Ekologi, Ekosisitem, dan Lingkungan . a. Ekologi: Menurut Ernst Haeckel, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan saling memepngaruhi di dalam lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang hidup dan tidak hidup di sekitar makhluk hidup tertentu. Pelabuhan dan Transportasi (Working and Transportation

Makhluk hidup dipelajari dalam enam jenjang yang berbeda, yaitu: 1. Individu, makhluk hidup tunggal yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Contohnya: seorang manusia, seekor kambing, dan satu pohon jeruk. 2. Populasi, sekelompok individu dari satu species.

Ekologi Kawasan Tepian Air

3. Komunitas, berbagai populasi dari species yang berbeda hidup bersama. 4. Ekosistem, satu kelompok yang mempunyai ciri khas tersendiri yang terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda. 5. Bioma, berbagai ekosistem yang terdapat di wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi lingkungan yang sama. 6. Biosfer, semua bioma yang ada di bumi yang membentuk tingkatan tertinggi dalam jenjang kehidupan.

Jadi dengan kata lain, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan saling memepngaruhi di dalam lingkungannya.

b. Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

c. Lingkungan Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa

Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia.

Ekologi Kawasan Tepian Air

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Barombong merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan. selain tempatnya dekat dari kota makassar juga fasilitas disana murah dan terjangkau berbagai kalangan. berbagai tempat disana yang menjadi tujuan wisata, antara lain : pantai, tempat mancing, dan lain-lain. B. Keadaan Geografis Kecamatan Barombong merupakan daerah dataran yang berbatasan Sebelah Utara Kecamatan Pallangga, Kabupaten Takalar dan Kota Makassar Sebelah Selatan Kecamatan Bajeng dan Kota Makassar Sebelah Barat Kabupaten Takalar dan Kota Makassar sedangkan di Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bajeng dan Barombong. Curah hujan rata dalam pertahun antara 135 hari sampai 160 hari dan ketinggian dari permukaan laut berkisar rata-rata 25 meter. Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 7 (tujuh) desa/kelurahan dan dibentuk berdasarkan PERDA No. 7 Tahun 2005. Ibukota Kecamatan Barombong adalah Kanjilo dengan jarak sekitar 6,5 km dari Sungguminasa merupakan salah satu daerah pertanian dan pengembangan permukiman. C. Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Barombong sebesar 31.717 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 16.553 jiwa dan perempuan sebesar 15.164 jiwa dan sekitar 99,8 persen beragama Islam. Penduduk Kecamatan Barombong umumnya berprofesi sebagai petani, sedangkan sektor non pertanian terutama bergerak pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan cukup besar hal ini terlihat dari konstribusi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang telah mencapai 100 persen.

10

Ekologi Kawasan Tepian Air

Tabel Luas Wilayah, Rumahtangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Desa/Kelurahan di Kecamatan Barombong Tahun 2007 Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Kepadatan Rata-

Penduduk Rata Rumah Penduduk Per Km2 Besarnya Tangga Anggota Rumah Tangga

(1) 01. Biringngala 02. Moncobalang 03. Tinggimae

(2) 2,32 3,54 3,10

(3) 581 881 804 1.016 1.172 903 504 5.861

(4) 2.724 4.135 4.098 5.152 6.158 4.608 4.842 31.717

(5) 1.174 1.168 1.322 2.165 1.463 1.486 2.397 1.534

(6) 5 5 5 5 5 5 10 5

04. Lembangparang 2,38 05. Kanjilo 06. Tamanyeleng 4,21 3,10

07.Benteng Sombaopu 2,02 Jumlah 20,67

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Barombong D. Utilitas Beberapa fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan Barombong seperti sarana pendidikan antara lain Taman Kanak-Kanak sebanyak 8 buah, Sekolah dasar negeri 4 buah, Sekolah Dasar Inpres 12 buah, Sekolah Lanjutan Pertama 1 buah. Di samping itu terdapat beberapa sarana kesehatan, seperti Puskesmas 2 buah, Pustu 6 buah, Posyandu 25 buah dan Polindes 1 buah. Ada juga tempat ibadah (Masjid dan Suaru), dan pasar.

11

Ekologi Kawasan Tepian Air

BAB IV PEMBAHASAN

A. KARATERISTIK FISIK LINGKUNGAN

Secara topografi, kawasan ini merupakan kawasan tepian air dengan pnati berpasir yang landai. Secara hidrologi kawasan ini merupakan kawasan dengan daerah pasang surut, mempunyai air tanah tinggi terhadap air laut, namun ketersediaan air sumur di daerah ini sangat memadai karena kawasan tersebut berpotensi untuk di gali dan menyediakan air tanah yang cukup banyak. Secara klimatologi, kawasan ini termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% -99% dengan tempratur berkisar 260C 340%. Pada periode April September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan OktoberMaret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau. Secara penggunaan lahan, kawasan ini diperuntukkan, untuk pertanian, permukiman dan area wisata.

Gambar kondisi pantai barombong

a. Abrasi

Abrasi ini merusak tembok pembatas lautan dan darat, selain itu abrasi juga merusak beberapa item di pantai barombang seperti dermaga yang mulai rapuh. Berdasarkan penelitian abrasi merupakan salah satu sebab fisik yang sering terjadi yang dapat merusak ekologi dipantai, abrasi sendiri adalah sebab dari alam.

12

Ekologi Kawasan Tepian Air

b. Sempadan Pantai Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. K r i t e r i a s e m p a d a n p a n t a i a d a l a h d a r a t a n s e p a n j a n g t e p i a n p a n t a i y a n g l e b a r n y a proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Pantai barombong sendiri mempunyai sempadan pantai yang jaraknya dari titik pasang tertinggi kerah darat sekitar 0,5 meter. Dilihat dari keadaannya sempadan pantai di pantai barombong sendiri tidak memenuhi syarat terbangunnya sempadan pantai dan jarak dari sempadan pantai ke bangunan yaitu 25 meter.

B. KARAKTERISTIK FLORA DAN FAUNA

Terdapat bebagai tanaman/vegetasi yang spesifik seperti pohon kelapa,pohon mangga, pohon kayu jawa, palma, dan terdapat rumput laut baik yang tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan.

Gambar. Pohon kelapa dan pohon mangga yang ada di pantai Barombong Terdapat binatang spesifik seperti bangau, burung jenis terntentu, ikan jenis tertentu, udang/benur, kerang, dan ubur-ubur.

13

Ekologi Kawasan Tepian Air

Gambar. Ubur-ubur

C. KARAKTERISTIK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA Jika melihat dari segi keunggulan lokasi, kawasan ini memiliki lokasi pertumbuhan ekonomi yang berpotensi cukup baik. Penduduk di sekitar pantai Barombong ini memiliki kegiatan social ekonomi yang berorientasi ke air dan darat, dimana pada umumnya penduduk bermata pencaharian nelayan dan petani. Rata-rata penduduk dalam golongan ekonomi lemah. Masyarakat di sekitar Pantai Barombong memiliki nilai social yang tinggi hal ini dapat dilihat dari tingginya rasa gotong royong dan saling tolong menolong diantara mereka kita dapat melihat aplikasinya pada kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jala atau jarring tarik. Ketika salah satu diantara mereka sedang menarik jarring ketepi laut, maka dengan sendirinya nelayan-nelayan lain yang kebetulan lewat atau melihat hal tersebut akan segera membantu nelayan tersebut. Kearifan yang seperti ini masih terjaga lestari di pantai Barombing ini.

14

Ekologi Kawasan Tepian Air

Gambar. Gotong royong para nelayan

D. KARAKTERISTIK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Barombong merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Tamalate, Makassar. Kelurahan ini terkenal dengan permukiman nelayannya karena berada di sepadan pantai barombong. Permukiman nelayan tersebut dapat diketegorikan sebagai permukiman nelayan yang belum terpadu, sebab fasilitas dan utilitas yang ada disana belum terpenuhi dengan baik . fasilitas dan utilitas yang ada sebagai berikut :

a. Permukiman

Gambar. Permukiman permukiman yang terdapat di Kelurahan Barombong jika dilihat dari sisi belakang. Permukiman tersebut tidak memiliki batasan dengan sisi pantai.

15

Ekologi Kawasan Tepian Air

Gambar. Lingkungan perumahan Gambar tersebut merupakan salah satu permukiman nelayan yang terdapat di kelurahan Barombong dilihat dari depan. Dimana Nampak jelas di masing-masing rumah tedapat tempat berinteraksi antar warga di kolong-kolong rumah. Masyarakat setempat menyebutkan terpat tersebut disebut bale-bale.

Gambar tersebut memperlihatkan pola permukiman yang ada di Kelurahan tersebut, dimana pola permukimannya saling berhadapan satu dengan lainnya dan membelakangi laut. Pola ini dimaksud agar interaksi antar warga tidak terhalang.

Gambar. Rumah Batu

16

Ekologi Kawasan Tepian Air

Jenis rumah yang berada di permukiman tersebut tidak hanya terdapat rumah kayu namun juga sudah terdapat rumah batu (semi permanen). Hal ini disebabkan karena antisipasi warga terhadap lapuknya kayu yang menjadi bahan utama dari bangunan tersebut. b. Elemen Rumah Berdasarkan hasil observasi di wilayah studi, dapat ketahui bahwa mayoritas dinding bangunan rumah keluarga miskin dari KK di Kelurahan Barombong adalah menggunakan

bahan papan (85%) dan hanya 15% saja yang menggunakan bahan dari semen. Demikian juga halnya dengan lantai, sebagian besar rumahnya terbuat dari papan (70%), dan mereka sudah ada yang menggunakan bahan semen mencapai (25%). Artinya pada bangunan lantai masih belum seimbang antara bahan papan dengan semen. Sedangkan pada bagian atapnya seluruhnya sudah menggunakan bahan dari seng/asbes (100%). c. Kondisi Lingkungan Permukaan Nelayan Permukiman Nelayan di Kelurahan Barombong sangat minim infrastruktur. Hal ini menyebabkan akses penduduk dalam penggunaan sarana dan prasarana umum terbatas. Di Kelurahan Barombong tidak terdapat prasarana penunjang permukiman seperti prasarana sanitasi (MCK), tempat pembuangan sampah sementara maupun drainase. Adapun ketidakadaan saluran drainase disebabkan karena kecenderungan masyarakat membangun rumahnya di dekat air dan berbentuk rumah panggung (bahan kayu). Sehingga system pembuangan langsung ke bawah (pinggiran laut). E. KARAKTERISTIK SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

Utilitas yang terdapat di Pantai Barombong terdiri : 1. Persampahan Persampahan di permukiman tersebut tidak diangkut oleh mobil sampah maupun gerobak sampah melainkan sampah-sampah tersebut di dibuang begitu saja di laut maupun di aliran air yang berada di sepadan tepi laut sehingga mencemari lingkungan sekitar permukiman tersebut.

17

Ekologi Kawasan Tepian Air

Gambar . Sampah yang berserakan 2. Jalan Jaringan jalan di permukiman tersebut belum layak karena jalan yang dipakai untuk menuju permukiman tersebut berupa jalan dari papan kayu yang sudah tidak dipakai bahkan ad yang sudah rapuh sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan tersebut.

Gambar . Jalan dari Papan Kayu

3. Air Bersih Air bersih di permukiman tersebut sudah memakai air PDAM, dimana air ini di distribusikan dari kabupaten takalar sehingga warga sekitar tidak menggunakan air sumur.

18

Ekologi Kawasan Tepian Air

Gambar . Pompa Air Bersih

4. Sanitasi Di permukiman tersebut terdapat sanitasi berupa MCK umum yang dimanfaatkan untuk kepentingan warga setempat. Namun tidak semua warga menggunakannya karena masing-masing rumah sudah terdapat wc/ kamar mandi masing-masing.

Gambar .MCK

F. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN KAWASAN

Pantai Barombong ini di kelola oleh pemerintah dan kami dikenakan biaya masuk sebesar dua ribu rupiah, namun sepertinya saat ini tidak diberikan perhatian yang khusus

19

Ekologi Kawasan Tepian Air

karena dari pintu masuk saja, terdapat pos pembayaran uang masuk ke kawasan pantai barombong ini yang dikelola seadanya oleh satu dua orang yang dari penampilannya tidak seperti pegawai dari pemerintahan, karena tidak memakai seragam pegawai pemerintah pada saat kami survey langsung ke lokasi,. Padahal kawasan ini ke depannya sangat menjanjikan dalam hal pembangunan karena kawasan pantai ini juga akan bergabung menjadi kawasan strategis penunjang CPI ( Center Point of Indonesia ) dan Wisma Negara nantinya. Dan di kawasan pantai ini juga sedang dilakukan pembangunan jalan baru yang dilakukan oleh pemerintah yaitu jalan yang pembangunannya ini menimbun laut dan ke depannya akan menjadi salah satu akses menuju Wisma Negara dan kawasan CPI lainnya.

G. KONDISI STATUS HUKUM

Status hukum pantai barombong sendiri adalah berstatus pantai milik pemerintah, karena kawasan ini telah dijadikan salah satu kawasan penunjang untuk CPI ( Center Point of Indonesia ) dan Wisma Negara nantinya. Namun pengelolaannya untuk kawasan pantai wisata sangat tidak maksimal untuk saat sekarang ini, terlihat dari kondisi yang jauh dari layak untuk kawasan pariwisata. Pantai yang berdekatan langsung dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong ini juga sekarang sedang dibangun jalan baru yang dilakukan oleh pemerintah yaitu jalan yang pembangunannya ini menimbun laut dan ke depannya akan menjadi salah satu akses menuju Wisma Negara dan kawasan CPI lainnya.

20

Ekologi Kawasan Tepian Air

BAB V ANALISIS A. POTENSI menikmati ikan segar yang baru turun dari perahu nelayan tradisional, jolloro dan katinting, di sinilah tempatnya Saat ini Pantai Barombong merupakan slah satu kawasan wisata yang tergolong sederhana di Kota Makassar, Seperti Pantai-pantai di Kota Makassar pada umumnya, Pantai Barombong juga memiliki panorama sunset (matahari terbenam) yang indah. Wisatawan dapat menikmati pemandangan itu pada hamparan pasir hitam yang cuckup bersih. Di pantai inilah jumlah nelayan terbanyak berada. Karena Barombong sebenarnya adalah permukiman nelayan. Jika ingin. Potensi-potensi yang dimiliki oleh Pantai Barombong yaitu: 1. Potensi pengembangan kawasan wisata pantai sebagi objeknya pantai pasir hitam yang bersih dan pemandangan sunset di sore hari. 2. Potensi penyediaan resor atau bungalow dan restoran di kawasan ini sebagai upaya pendudkung pariwisata dan peningkatan perekonomian. 3. Pengembangan kawasan permukiman nelayan sebagai kawasan wisata budaya. 4. Potensi peningkatan perekonomian dengan peningkatan penjualan hasil laut nelayan. B. ISU DAN PERMASALAHAN Sebagai kawasan pesisir yang merupakan kawasan pertemuan antara karaektristik laut dan karaketristik darat, kawasan ini memiliki beberapa permasalahan mengenai lingkungan dan utamanya ekosisitem. Tidak adanya garis sempadan panti yang jelas, tidak ada pembatas antara laut dengan rumah warga.

21

Ekologi Kawasan Tepian Air

Tidak adanya lokasi bagi nelayan utnuk menual hasil tangkapannya, karena tidak terdpat Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Semakin tergerusnya ekosistem alami karena perkembangan lahan untuk perahu nelayan dikarenakan belum adanya dermaga khusus untuk perahu-perahu nelayan. Kurangnya utilitas penunjang kawasan pesisir, seperti: kurangnya sarana prasarana persampahan baik dikawasan wisata pantai, maupun di permukiman. Kondisi material jalan yang rusak, baik dikawasan wisata pantai maupn jlan untuk kepermukiman. Masih kurangnya jumlah MCK yang ada.

Gambar. Sampah di kawasan wisata pantai

Gambar.Jalan rusak

22

Ekologi Kawasan Tepian Air

C. REKOMENDASI PERENCANAAN

Karena kawasan ini merupakan kawasan pesisir dengan 3 fungsi utama yaitu permukiman, pariwisata, dan perikanan, maka kawasan ini kerap kali mendapatkan masalah fisik akibat pembenturan dari ketiga fungsi tadi. Dimana permasalahan tersebut berdampak pada kondisi lingkungan dan ekologi kawasan, seperti persoalan pemanfaatan kawasan budidaya, salah satunya adalah semakin tergerusnya ekosistem bakau (mangroves) karena pembukaan areal tambak dan belum adanya dermaga khusus untuk perahu-perahu nelayan, dan masalah kurangnya nilai estetika akibat perahu dan patok nelayan yang dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang berkelanjutan, sebagaimana tujuan utamanya yaitu untuk menjawab permaslahan-permaslahan yang ada. Perencanaannya sebagai berikut:

1.

Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di permukiman Nelayan. Adapun perencanaan tempat pelelangan ikan di permukiman nelayan yang ada di Barombong yakni direncanakan tidak jauh dari permukiman nelayan tersebut. Hal ini agar akesibilitas untuk tempat pelelangan ikan tersebut dapat dijangkau oleh para penjual atau nelayan yang akan memasarkan hasil tangkapannya. Adapun Tempat Pelelangan Ikan tersebut harus di tunjang oleh sarana prasarana yang baik seperti adanya tepat pembuangan air limbah, harus tersedia fasilitas persampahan yang baik dan terutama pada akses menuju ketempat pelelangan ikan tersebut harus mudah dijangkau oleh para nelayan. Selain tempat pelelangan ikan harus pula disediakan tempat pengeringan ikan bagi masyarakat nelayan agar mereka dapat menjemur ikan hasil tangkapan tanpa menimbulkan bau busuk disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu pada perumahan permukiman nelayan tersebut harus ditunjang oleh beberapa

sarana prasarana seperti : 1) Penyediaan air bersih di ruang permukiman dan ruang pengolahan. 2) Pengadaan jalan sebagai sarana transportasi sekaligus pencegah perambatan kebakaran dan evakuasi melalui jarak yang telah ditetapkan. 3) Perbaikan/pengadaan drainase sesuai panjang jalan. 4) Penyediaan sistem IPAL atau Sistem UASP pada kawasan pesisir. 5) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah organic. 6) Pengadaan Koperasi sebagai sarana ekonomi penduduk ekonomi nelayan.

23

Ekologi Kawasan Tepian Air

7) Penyediaan bak-bak sampah dan truk pengangkut sampah mengganggu lingkungan sekitar serta tidak merusak lingkungan.

menuju TPA agar tidak

8) Penyediaan saluran drainase (penampungan air hujan) yang dibedakan dengan saluran pembuangan air limbah agar tidak bercampuran.

2. Penyediaan Fasilitas Persampahan di Barombong.

kawasan Permukiman maupun Pantai

Adapun perencanaan penyediaan fasilitas persampahan di kawasan Permukiman serta objek wisata pantai Barombong yaitu : a. Di kawasan permukiman penyediaan Bak sampah kecil dan TPS Di kawasan Permukiman Nelayan Barombong tidak memiliki fasilitas persampahan seperti bak sampah kecil maupun bak sampah besar yang berada di sekitar permukiman, sehingga hal itu menyebabkan sampah-sampah warga berserakan dimana-mana. Perencanaan penyediaan bak sampah kecil untuk setiap rumah warga, sedangkan TPS (tempat pembuanagan sementara) untuk mengumpulkan seluruh sampah dari rumah warga kemudian selanjutnya di diangkut oleh truck sampah. b. Di kawasan objek wisata pantai Barombong penyediaan TPS Begitu halnya juga dengan wisata pantai Barombong sebagai tempat wisata pantai tersebut harus menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan tersebut karena hal tersebut sebagai salah satu factor dimana keterkaitan masyarakat untuk mengunjungi pantai tersebut. Pada perencanaan ini kami merencanakan penyediaan TPS (tempat pembuangan sementara) di kawasan pantai tersebut sehingga sampah-sampah yang terdapat di sekitar pantai tersebut tidak ada lagi yang berserakan ke laut maupun di darat. Sampah yang ada di laut itu akan menyebakan pencemaran air laut serta merusak lingkungan sekitar 3. Perencaanaan perbaikan material jalan di kawasan objek pantai dan permukiman Kondisi eksisting jalan menuju pantai maupun ke permukiman cukup menggangu para masyarakat yang hendak ke wisata pantai dan permukiman dengan kondisi jalan yang tidak begitu bagus. Kami merencanakan perbaikan jalan menuju wisata pantai menggunakan bahan material aspal, sedangkan untuk menuju ke permukiman menggunakan material paving block.

24

Ekologi Kawasan Tepian Air

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di seluruh dunia, tentunya memiliki potensi sangat besar untuk memiliki kota-kota tepi air (waterfront), Pengembangan kawasan kota tepi air di Indonesia merupakan salah satu kawasan yang potensial untuk dikembangkan. Dibandingkan dengan kawasan kota tepi sungai atau danau, kawasan kota pantai/tepi laut mempunyai lebih banyak potensi untuk dikembangkan, terutama berkaitkan dengan aspek fungsi dan aksesibilitas. Pengembangan kawasan kota tepi pantai dapat diarahkan pada pengembangan fungsi pariwisata, perekonomian, budaya, pendidikan, industri, pergudangan dan hankam. Kecamatan Barombong merupakan salah satu kecamatan yang memiliki karakteristik wilayah administrasi berupa pantai dengan

semua potensi serta permasalahannya. Saat ini Pantai Barombong merupakan salah satu kawasan wisata yang tergolong sederhana di Kota Makassar, Seperti Pantai-pantai di Kota Makassar pada umumnya, Pantai Barombong juga memiliki panorama sunset (matahari terbenam) yang indah. Wisatawan dapat menikmati pemandangan itu pada hamparan pasir hitam yang cukup bersih. Selain itu kawasan pantai Barombong juga menyediakan beragam hasil tangkapan laut dengan kondisi yang segar. Secara garis besar potensi-potensi yang dimiliki oleh Pantai Barombong yaitu: 1. Potensi pengembangan kawasan wisata pantai sebagi objeknya pantai pasir hitam yang bersih dan pemandangan sunset di sore hari. 2. Potensi penyediaan resor atau bungalow dan restoran di kawasan ini sebagai upaya pendudkung pariwisata dan peningkatan perekonomian. 3. Pengembangan kawasan permukiman nelayan sebagai kawasan wisata budaya. 4. Potensi peningkatan perekonomian dengan peningkatan penjualan hasil laut nelayan. Selain potensi yang dapat dikembangkan, pantai Barombong juga memiliki permasalahan baik dari segi manajemen, serta factor lingkungan dimana pantai yang merupakan area pertemuan antara karakteristik darat dan karakteristik laut yang rentan terhadap permasalahan lingkungan, diantaranya yaitu; 1. Bergesernya garis pantai akibat perkembangan permukiman nelayan, dimana tidak terdapat batasan yang jelas antara garis pantai dan perumahan warga. 2. Rusaknya ekosistem bakau akibat perkembangan pembangunan permukiman nelayan.

25

Ekologi Kawasan Tepian Air

3. Rusaknya fasilitas penunjang kawasan pesisir berupa jalan, tempat sampah, sarana sanitasi (MCK) dan fasilitas pendukung lain. Berdasarkan potensi dan permasalahan diatas maka arahan pengembangan pantai Barombong yaitu: penginterasian serta pengembangan utiitas kawasan pesisir dimana perencanaan yang dipilih untuk menjawab permasalahan itu yaitu: 1. Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di permukiman Nelayan. Adapun perencanaan tempat pelelangan ikan di permukiman nelayan yang ada di Barombong yakni direncanakan tidak jauh dari permukiman nelayan tersebut. Hal ini agar akesibilitas untuk tempat pelelangan ikan tersebut dapat dijangkau oleh para penjual atau nelayan yang akan memasarkan hasil tangkapannya. Adapun Tempat Pelelangan Ikan tersebut harus di tunjang oleh sarana prasarana yang baik seperti adanya tepat pembuangan air limbah, harus tersedia fasilitas persampahan yang baik dan terutama pada akses menuju ketempat pelelangan ikan tersebut harus mudah dijangkau oleh para nelayan. Selain tempat pelelangan ikan harus pula disediakan tempat pengeringan ikan bagi masyarakat nelayan agar mereka dapat menjemur ikan hasil tangkapan tanpa menimbulkan bau busuk disekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

2. Penyediaan Fasilitas Persampahan di kawasan Permukiman maupun Pantai Barombong. Adapun perencanaan penyediaan fasilitas persampahan di kawasan Permukiman serta objek wisata pantai Barombong yaitu : Di kawasan permukiman penyediaan Bak sampah kecil dan TPS Di kawasan Permukiman Nelayan Barombong tidak memiliki fasilitas persampahan seperti bak sampah kecil maupun bak sampah besar yang berada di sekitar permukiman, sehingga hal itu menyebabkan sampah-sampah warga berserakan dimana-mana. Perencanaan penyediaan bak sampah kecil untuk setiap rumah warga, sedangkan TPS (tempat pembuanagan sementara) untuk mengumpulkan seluruh sampah dari rumah warga kemudian selanjutnya di diangkut oleh truck sampah. Di kawasan objek wisata pantai Barombong penyediaan TPS Begitu halnya juga dengan wisata pantai Barombong sebagai tempat wisata pantai tersebut harus menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan tersebut karena hal

26

Ekologi Kawasan Tepian Air

tersebut sebagai salah satu factor dimana keterkaitan masyarakat untuk mengunjungi pantai tersebut. Pada perencanaan ini kami merencanakan penyediaan TPS (tempat pembuangan sementara) di kawasan pantai tersebut sehingga sampah-sampah yang terdapat di sekitar pantai tersebut tidak ada lagi yang berserakan ke laut maupun di darat. Sampah yang ada di laut itu akan menyebakan pencemaran air laut serta merusak lingkungan sekitar 3. Perencaanaan perbaikan material jalan di kawasan objek pantai dan permukiman Kondisi eksisting jalan menuju pantai maupun ke permukiman cukup menggangu para masyarakat yang hendak ke wisata pantai dan permukiman dengan kondisi jalan yang tidak begitu bagus. Kami merencanakan perbaikan jalan menuju wisata pantai menggunakan bahan material aspal, sedangkan untuk menuju ke permukiman menggunakan material paving block

B. Saran Kami selaku penyusun Laporan menghimbau agar lebih memperhatikan kelestarian terkait dengan pantai dan kawasan pesisir lainnya,baik untuk masyarakat maupun pemerintah sebagai pemegang kebijakan utama, mengingat bahwa kawasan pesisir merupakan kawasan strategis untuk dikembangkan.

27

Ekologi Kawasan Tepian Air

You might also like