You are on page 1of 36

Julyadharma 12 Maret 2012

Pertumbuhan peningkatan volume yang irreversible dari suatu organisme yang biasanya diikuti dengan peningkatan dalam biomass. Mycelial fungi menunjukan pertumbuhan dengan peningkatan pertumbuhan hyphae, diikuti dengan peningkatan biomass. Unicellular fungi (misalnya yeasts) menunjukan peningkatan dalam volume sel individual, diikuti peningkatan biomass. Fungi dapat dikultur pada media padat ataupun cair. YEASTS sering dikultur pada media cair MYCELIAL SPECIES dapat dikultur pada media cair maupun padat

*dari: http://www.fungionline.org.uk/5kinetics/1kinetics.html

CHEMOHETEROTROPHIC

(chemoorganotrophic) sintesis senyawa organik pertumbuhan dan energi dari sumber organik yang telah ada di lingkungannya, dengan memanfaatkan energi dari reaksi kimia. Nutrien diperoleh melalui proses absorpsi karena protoplasmanya dilindungi oleh dinding sel yang kaku. Molekul berukuran kecil ( mis: karbohidrat sederhana, as. Amino)diabsorpsi langsung melalui dinding sel dan membran plasma
*dari: http://www.fungionline.org.uk/5kinetics/1kinetics.html

Molekul

yang lebih besar dan kompleks (misalnya polisakarida, protein) degradasi menjadi molekul kecil absorbsi. Proses degradasi terjadi di luar sel fungi/hypha melalui bantuan enzim EXTRACELLULAR ENZYMES. Air adalah esensial untuk proses difusi extracellular enzyme dan nutrien melalui dinding sel dan membran plasma lingkungan yang relatif lembab (terutama yang aktif mengalami pertumbuhan).
*dari: http://www.fungionline.org.uk/5kinetics/1kinetics.html

Sebagian

besar fungi tumbuh dalam bentuk mycelial (filamentous) namun ada pula bentuk pertumbuhan fungi lainnya. Secara umum ada 4 bentuk pertumbuhan fungi, yaitu: - Mycelial (filamentous) - Unicellular and primitively branched Chytrids - Yeasts (unicellular) - Dimorphism
*dari: http://www.fungionline.org.uk/5kinetics/1kinetics.html

Sebagian besar terdapat di alam dan tumbuh pada sumber nitrogen dan karbohidrat yang sederhana dan merupakan saprophyte Secara umum, sebagian besar yeast dan fungal/mold untuk pertumbuhannya memerlukan: - suhu - air - derajat/tingkat keasaman - kadar gula dan nitrogen di lingkungan - kondisi aerob/oksigen
*Kavanagh, Fungi Biology and Application 2nd Ed., Wiley, 2011

Jamur dapat tumbuh pada rentang suhu yang cukup luas. Tetapi secara umum tumbuh pada suhu sekitar 25 C. Namun ada pula yang tergolong psychrophilic dan thermophilic Tergantung pada faktor genetik dan faktor lain yang dapat mempengaruhi, termasuk pula ketersediaan nutrisi Suhu tinggi dapat merusak ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik denaturasi protein dan asam nukleat heatshockproteins (Hsps) thermo-protection.

*Kavanagh, Fungi Biology and Application 2nd Ed., Wiley, 2011

High water activity (aw) diperlukan untuk pertumbuhan sebagian besar fungi dengan aw minimum 0.65. Air sangatlah esensial dalam metabolisme fungi ketersediaan air bagi sel pengaruhi fisiologi. Istilah water potential mengacu pada potential energi pada air dan memiliki kaitan dengan tekanan osmotik pada media pertumbuhan jamur. Zygosaccharomyces rouxii, dan beberapa Aspergillus spp. dapat tumbuh dalam keadaan low water potential conditions, misalnya pada kadar gula atau garam yang tinggi osmotolerant / zerotolerant

*Kavanagh, Fungi Biology and Application 2nd Ed., Wiley, 2011

cerevisiae non osmotolerant yeast hypersomotic shock fungi dalam media low water potential yang terjadi karena konsentrasi solute (misal gula/garam) Sebaliknya hypo-osmotic shock fungi dalam media yang memiliki osmotic potential lebih tinggi, misalnya karena pengurangan konsentrasi solute. Fungi dapat bertahan dalam keadaan demikian untuk sementara waktu.
Saccharomyces

Sebagian besar fungi merupakan acidiophilic tumbuh baik pada pH 4 - 6 Beberapa dapat tumbuh dalam pH yang lebih asam maupun lebih basa (antara pH 3 hingga pH 8). Media kultivasi fungi yang diasamkan dengan asam organik(asam asetat dan asam laktat) lebih dapat menghambat pertumbuhan yeast daripada asam mineral (asam HCl dan as.phosphat) karena asam organik dapat menurunkan pH intraselular (akibat translokasi melalui membran plasma jamur).

*Kavanagh, Fungi Biology and Application 2nd Ed., Wiley, 2011

dasar pertimbangan penggunaan asam lemah sebagai pengawet untuk mencegah jamur yang dapat merusak makanan. Beberapa filamentous fungi dapat mengubah pH ldi lingkunggan sekitarnya dengan cara selective uptake dan pertukaran ion (NO3 atau NH4+/H+), ataupun dengan ekskresi asam organik seperti asam oksalat.

Untuk metabolisme oksidatif menghasilkan energi Biosintesis sterol Unsaturated fatty acids Dan beberapa vitamin. Hampir semua molds (kapang) aerobic sedangkan hampir semua yeasts adalah facultativeanaerobes Meskipun beberapa jamur dapat bertahan pada kondisi anaerob dan respire fermentatively memiliki kapasitas untuk membawa oksigen atau produk respirasi melalui sitoplasma Beberapa jenis jamur juga membutuhkan CO2.

dibutuhkan untuk pembentukan asam amino. Keseimbangan total karbon dan nitrogen uptake penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur. Membutuhkan banyak mineral: Fe

Hal

lain yang dapat mempengaruhi fisiologi fungi diantaranya radiasi (cahaya maupun ultra violet dapat menyebabkan diferensiasi mycelia dan sporulasi pada fungi yang menghasilkan airborne spore Yang lainnya adalah: aliran udara dan tekanan, gaya sentrifugal dan regangan mekanis

Ada 2 tipe pertumbuhan hypha: 1. Apical Growth Melalui 2 model mekanisme yaitu: - involvement of wall lytic enzym - steady state 2. Hyphal Branching

LAG phase pertumbuhan sangat lambat EXPONENTIAL phase pertumbuhan berlangsung cepat secara eksponensial hingga salah satu nutrien habis ataupun mulai terjadi penumpukan metabolit yang toksik DECELERATE (DECLINE) pertumbuhan mulai melambat STATIONARY phase tidak ada perubahan yang terlihat dalam konsentrasi sel atau biomassa CELL DEATH & LYSIS - jumlah sel dan biomassa

LAG PHASE segera sesudah inokulasi pada plate, spora mulai terbentuk dan hypha mulai membentuk cabang EXPONENTIAL PHASE berlangsung hingga terbentuk koloni berukuran sekitar 100m (0.1 mm). Sering terlewatkan karena umumnya pembacaan koloni dilakukan per 24 jam. LINEAR PHASE laju pertumbuhan koloni adalah konstan. Derajat kemiringan mencerminkan laju pertumbuhan koloni DECELERATION terjadi akibat mulai menumpuknya metabolit /nutrien mulai berkurang

Kebanyakan

fungi dapat berkembangbiak melalui 2 cara: - Asexually - Sexually Menghasilkan spora struktur genetik induknya

Yeasts

reproduksi aseksual dengan cara: 1. BUDDING (e.g. Saccharomyces cerevisiae), 2. BINARY FISSION (pembelahan menjadi dua bagian yang sama besar; e.g.Schizosaccharomyces pombe) Proses budding Yeasts prokaryotic budding. Didahului oleh proses Mitosis. Setelah mitosis, salah satu nukleus hasilnya akan mengalami sequestered dalam sebuah kantung sitoplasma yang terisolasi dari sel induk

Pada

Candida albicans dan beberapa spesies lainnya buds yang ada tetap saling melekat satu dengan yang lainnya., membentuk rangkaian yang menyerupai hypha dinamakan pseudohypha

Filamentous

fungi melakukan perkembangbiakan aseksual dengan cara menghasilkan spora yang sangat kecil dan ringan yang memungkinkan fungi untuk menyebar secara luas dengan bantuan angin. Para ilmuwan membagi spora filamentous fungi berasarkan cara pembentukannya menjadi:

Conidiospore a unicellular or multicellular spore that is not enclosed in a sac

Tortora, Microbiology an Introduction 10th ED, Pearson, 2010

Arthroconidia Conidia formed by the fragmentation of a septate hypha into single, slightly thickened cells

Tortora, Microbiology an Introduction 10th ED, Pearson, 2010

Chlamydoconidium a thick-walled spore formed by rounding and enlargement within a hyphal segment

Tortora, Microbiology an Introduction 10th ED, Pearson, 2010

Blastoconidia consists of buds coming off the parent cell. Such spores are found in some yeasts,.

Tortora, Microbiology an Introduction 10th ED, Pearson, 2010

Sporangiospore formed within a sporangium, or sac, at the end of an aerial hypha called a sporangiopbore. The sporangium can contain hundreds of sporangiospores

Tortora, Microbiology an Introduction 10th ED, Pearson, 2010

Sexual Spores adalah spora seksual hasil dari reproduksi seksual yang terdiri dari 3 fase yaitu: I. Plasmogamy. Nucleus haploid dari donor sel (+) penetrasi the cytoplasma dari recipient cell (-). 2. Karyogamy. (+)dan (-) nuclei fuse 10 form a diploid zygote nucleus. 3. Meiosis. The diploid nucleus gives rise to haploid nuclei (sexual spores), some of which may be genetic recombinants.

You might also like