Professional Documents
Culture Documents
Bagian 1 Meditasi adalah cara untuk mencapai pelepasan ['letting go']. Di dalam meditasi kita melepaskan dunia yang rumit di luar untuk mencapai dunia yang tenteram di dalam. Di semua jenis mistisisme dan di banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju batin yang murni dan kuat. Pengalaman tentang batin murni ini, yang terbebas dari dunia, amat indah dan penuh nikmat. Selama retret meditasi ini akan ada kerja keras pada awalnya, tetapi bersiaplah untuk melakukan kerja keras itu dengan mengetahui bahwa itu akan membawa Anda pada pengalaman akan beberapa keadaan yang amat indah dan berarti. Keadaan-keadaan itu patut dicapai dengan kerja keras! Adalah hukum alam bahwa tanpa usaha kita tidak akan maju. Entah umat awam, entah bhikkhu, tanpa usaha kita tidak akan sampai ke mana pun, di dalam meditasi dan di dalam apa pun. Namun, usaha saja tidak cukup. Usaha itu harus tepat. Ini berarti mengarahkan energi Anda ke tempat yang tepat dan mempertahankannya di situ sampai tugas selesai. Usaha yang tepat tidak merintangi atau mengganggu Anda, alih-alih ia menghasilkan kedamaian indah dari meditasi yang mendalam. Untuk mengetahui ke mana usaha Anda perlu diarahkan, Anda perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan meditasi. Tujuan meditasi ini adalah keheningan, ketenangan dan kejernihan batin yang indah. Jika Anda memahami tujuan itu, maka tempat menerapkan usaha Anda, cara mencapai tujuan itu, menjadi amat jelas. Usahanya ditujukan untuk melepaskan, mengembangkan batin yang cenderung melepaskan. Salah satu dari banyak pernyataan yang sederhana tapi mendalam dari Sang Buddha adalah bahwa "seorang pemeditasi yang batinnya cenderung melepaskan akan mencapai Samadhi (tujuan meditasi)." Pemeditasi demikian akan mencapai keadaan batin yang nikmat ini hampir secara otomatis. Apa yang dikatakan oleh Sang Buddha adalah bahwa faktor utama dari pencapaian meditasi mendalam, dari pencapaian keadaan yang kuat ini, ialah kesediaan membuang, melepaskan, dan menanggalkan. Dalam retret meditasi ini, kita tidak akan mengembangkan batin yang mengumpulkan dan memegang berbagai hal, melainkan kita mengembangkan batin yang bersedia melepaskan segala hal, melepaskan segala beban. Di luar meditasi kita harus memikul beban kewajiban kita yang banyak, seperti membawa banyak koper berat, tetapi di dalam periode meditasi ini tidak diperlukan bagasi begitu banyak. Jadi, dalam meditasi usahakan Anda melepaskan sebanyak mungkin bagasi. Lihatlah hal-hal ini sebagai beban berat yang menghimpit Anda. Maka Anda mempunyai sikap yang tepat untuk melepaskan hal-hal ini, membuangnya dengan bebas tanpa menengok ke belakang. Usaha ini, sikap ini, gerakan batin ini yang cenderung menyerah, inilah yang akan membawa Anda kepada meditasi mendalam. Bahkan pada tahaptahap awal dari retret meditasi ini, usahakan agar Anda dapat menghasilkan energi pelepasan, kesediaan untuk membuang semua hal, dan sedikit demi sedikit pelepasan itu akan terjadi. Sementara Anda melepaskan di dalam batin Anda, Anda akan merasa jauh lebih ringan, tanpa terbebani dan bebas. Dalam meditasi, pelepasan semua hal ini terjadi bertahap-tahap, selangkah demi selangkah. Anda mungkin berjalan melalui tahap-tahap awal dengan cepat jika Anda mau, tetapi berhati-hatilah bila Anda lakukan itu. Kadang-kadang bila Anda berjalan melalui tahap-tahap awal terlalu cepat, Anda mendapati bahwa tugas persiapan belum diselesaikan dengan baik. Ini seperti mencoba membangun rumah bertingkat di atas landasan yang amat lemah dan dibuat dengan terburu-buru. Bangunannya naik dengan
cepat, tetapi itu akan runtuh dengan cepat pula. Jadi Anda bijaksana jika menggunakan cukup banyak waktu bagi landasannya, dan bagi "lantai dasar" juga, memastikan agar pekerjaan dasar ini dilakukan dengan baik, kuat dan kokoh. Maka bila Anda meningkat ke lantai-lantai yang lebih tinggi, keadaan meditasi yang penuh kenikmatan itu pun akan stabil dan kokoh. Dalam meditasi yang saya ajarkan, saya suka mulai pada tahap sangat sederhana, yakni MELEPASKAN BEBAN MASA LAMPAU DAN MASA DEPAN. Kadang-kadang Anda mungkin berpikir bahwa ini mudah dilakukan, bahwa ini terlalu dasar. Namun, jika Anda berusaha penuh, bukan melompat ke tahap-tahap meditasi lebih tinggi sampai Anda dengan baik mencapai tujuan pertama, yakni perhatian yang menetap pada saat kini, maka kelak Anda akan mendapati bahwa Anda telah meletakkan dasar yang amat kuat, yang di atasnya dapat dibangun tahap-tahap lebih tinggi. Meninggalkan masa lampau berarti tidak memikirkan pekerjaan Anda, keluarga Anda, komitmen Anda, tanggung jawab Anda, sejarah Anda, masa kecil Anda yang baik dan yang buruk ..., Anda meninggalkan semua pengalaman di masa lampau dengan tidak meminatinya sama sekali. Anda menjadi seorang yang tidak punya sejarah selama Anda bermeditasi. Anda bahkan tidak memikirkan dari mana Anda datang, di
menguburnya, atau membakarnya, lalu berakhir sudah, selesai. Jangan berdiam di masa lampau. Jangan terus membawa-bawa peti mati dari saat-saat lampau di kepala Anda! Jika Anda berbuat demikian, maka Anda membebani diri Anda dengan beban berat yang sebenarnya bukan urusan Anda. Lepaskan segenap masa lampau, dan Anda dapat bebas pada saat kini. Mengenai masa depan, antisipasi, ketakutan, rencana, dan harapan--semua itu juga lepaskan. Sang Buddha pernah berkata tentang masa depan, "Apa pun yang Anda pikir tentang masa depan, itu selalu akan berbeda"! Bagi orang arif masa depan adalah tidak pasti, tidak diketahui dan tak dapat diperkirakan. Sering kali bodoh untuk mengharapkan masa depan, dan memikirkan masa depan selalu merupakan pemborosan waktu besar-besaran di dalam meditasi. Bila Anda menggarap batin Anda, Anda akan mendapati batin itu begitu aneh. Ia dapat melakukan beberapa hal yang menakjubkan dan tak terduga. Sering kali pemeditasi yang tengah menghadapi saat sulit, yang tidak bisa tenang, duduk sambil berpikir, "Nah, ini satu jam lagi penuh frustrasi." Sekalipun mereka mulai berpikir seperti itu, mengantisipasi kegagalan, terjadi sesuatu yang aneh dan mereka masuk ke dalam meditasi yang tenang. Bila dalam retret, dan Anda telah bermeditasi dalam banyak sesi, Anda kadang-kadang mungkin berpikir bahwa tidak satu pun dari meditasi itu baik. Dalam meditasi berikutnya Anda duduk dan segalanya menjadi begitu tenang dan lancar. Anda berpikir, "Wow! Sekarang saya bisa bermeditasi!", tetapi meditasi berikutnya buruk lagi. Apa yang terjadi di situ? Guru meditasi saya yang pertama mengatakan sesuatu yang pada waktu itu terdengar agak aneh. Ia bilang tidak ada yang disebut meditasi buruk! Ia benar. Semua meditasi yang Anda sebut buruk, menyebabkan frustrasi dan tidak memenuhi harapan Anda, semua meditasi seperti itulah tempat Anda melakukan kerja keras untuk menerima "upah" Anda. ... I tu seperti orang yang pergi bekerja sepanjang hari pada hari Senin dan tidak menerima uang pada akhir hari itu. "Untuk apa saya lakukan ini?", pikirnya. Ia bekerja sepanjang hari pada hari Selasa, dan masih tidak menerima apa-apa; hari yang buruk lagi. Sepanjang hari Rabu, sepanjang hari Kamis, dan tidak ada apaapa sebagai hasil dari kerja keras itu. Itu empat hari berturut-turut. Lalu datanglah hari Jumat; ia melakukan lagi pekerjaan yang sama seperti sebelumnya, dan pada akhir hari itu boss-nya memberikan upahnya. "Wow! Mengapa tidak menerima upah setiap hari?!"
hari apa itu. Sungguh menyenangkan hidup dalam suasana tanpa waktu, dalam suasana jauh lebih bebas daripada dunia yang dikejar-kejar waktu di mana kita biasanya harus hidup. Dalam suasana tanpa waktu, Anda mengalami saat kini, seperti semua makhluk arif mengalami saat yang sama ini selama ribuan tahun. Itu selamanya begitu, tidak pernah berubah. Anda telah tiba dalam realitas saat kini. Realitas saat kini itu luhur dan menakjubkan. Bila Anda membuang semua masa lampau dan semua masa depan, itu seolah-olah seperti Anda hidup. Anda berada di sini, Anda sadar penuh. Inilah tahap pertama meditasi, sekadar keadaan sadar yang dipertahankan pada saat kini. Kalau sampai di sini, Anda telah melakukan banyak. Anda telah melepaskan beban pertama yang menghalangi meditasi mendalam. Jadi berusahalah keras untuk mencapai tahap pertama ini sampai ia kuat, kokoh dan tertanam dalam. Selanjutnya kita akan lebih menghaluskan kesadaran akan saat kini, masuk ke tahap berikutnya--keadaan sadar hening akan saat kini. Bagian 2 Seperti saya tulis dalam artikel bagian 1, "Realitas saat kini adalah megah dan menakjubkan. ... Dengan mencapai ini Anda telah berbuat banyak. Anda telah melepaskan beban pertama yang menghalangi meditasi mendalam." Tetapi, setelah mencapai begitu banyak, kita harus berjalan lebih jauh ke dalam keheningan batin yang lebih indah lagi dan penuh kebenaran. Di sini perlu dijelaskan perbedaan antara menyadari dengan diam saat kini dengan memikirkan tentang itu. Perumpamaan menonton pertandingan tenis di TV sangat informatif. Ketika menonton pertandingan seperti itu, Anda mungkin melihat bahwa sebetulnya ada dua pertandingan yang tengah berjalan secara serentak-ada pertandingan yang Anda saksikan di layar, dan ada pertandingan yang Anda dengar diceritakan oleh komentator. Memang, jika seorang dari Australia bertanding melawan seorang dari New Zealand, maka komentar seorang presenter Australia akan jauh berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi! Komentar sering kali mempunyai bias. Dalam perumpamaan ini, menonton layar tanpa komentar adalah seperti menyadari dengan diam dalam meditasi; memperhatikan komentar presenter adalah seperti memikirkan tentang apa yang dilihat. Anda harus menyadari bahwa Anda jauh lebih dekat kepada Kebenaran bila Anda mengamati tanpa komentar, bila Anda mengalami sekadar keadaan sadar dalam diam akan saat kini. Kadang-kadang, melalui komentar pikiran itulah kita mengira bahwa kita memahami dunia ini. Sesungguhnya, percakapan pikiran itu tidak mengenal dunia sama sekali! Percakapan pikiran inilah yang menjalin waham-waham [delusion] yang menyebabkan penderitaan. Percakapan pikiran inilah yang menyebabkan kita marah kepada mereka yang kita jadikan musuh, dan melekat secara berbahaya kepada orang-orang yang kita jadikan kekasih. Percakapan pikiran menjadi penyebab semua masalah kehidupan. Ia menyusun ketakutan dan rasa bersalah. Ia menciptakan kecemasan dan depresi. Ia membangun ilusi secara meyakinkan, persis seperti komentator TV yang trampil dapat memanipulasikan pendengarnya sehingga tercipta rasa marah atau sedih. Jadi, jika Anda mencari Kebenaran, Anda harus menghargai keadaan sadar dalam diam, dan melihat itu lebih penting, di dalam meditasi, daripada pikiran apa pun. Nilai tinggi yang kita berikan terhadap pikiran-pikiran kitalah yang menjadi penghalang utama bagi keadaan sadar dalam diam. Pelepasan rasa penting yang kita berikan kepada proses berpikir kita, dan menyadari nilai dan kebenaran dari keadaan sadar dalam diam adalah pencerahan yang memungkinkan tercapainya
tahap kedua ini--yakni keadaan sadar dalam diam terhadap saat kini. Salah satu cara indah untuk mengatasi komentar-komentar pikiran adalah mengembangkan kesadaran yang halus terhadap saat kini, ketika Anda mengamati setiap saat begitu teliti sampai Anda tidak sempat lagi mengomentari apa yang baru saja terjadi. Sebuah pikiran sering kali adalah OPINI terhadap apa yang baru
Jika keheningan itu mendengar Anda membicarakannya, ia langsung lenyap! Baik sekali bagi kita masing-masing jika kita bisa melepaskan percakapan pikiran dan berada dalam keadaan sadar dalam diam akan saat kini cukup lama untuk menyadari betapa menyenangkan hal itu. Keheningan menghasilkan jauh lebih banyak kearifan dan kejernihan daripada berpikir. Bila Anda menyadari betapa keheningan batin jauh lebih nikmat dan berharga, maka keheningan menjadi lebih menarik dan penting buat Anda. Keheningan Batin menjadi kecenderungan batin. Batin terusmenerus mencari keheningan, sampai batin menggunakan pikiran kalau memang dibutuhkan saja, hanya jika ada perlunya. Oleh karena, pada tahap ini Anda telah menyadari bahwa kebanyakan dari pemikiran kita sesungguhnya tidak perlu, bahwa itu tidak membawa kita ke mana-mana, dan hanya membuat Anda pusing kepala, maka Anda dengan senang hati dan mudah melewatkan banyak waktu dalam keheningan batin. Jadi, tahap kedua meditasi ini adalah KEADAAN SADAR DALAM DIAM AKAN SAAT KINI. Anda mungkin menghabiskan sebagian besar waktu Anda hanya untuk mengembangkan kedua tahap ini saja, oleh karena jika Anda bisa sampai sejauh ini maka Anda sesungguhnya telah berjalan jauh dalam meditasi Anda. Di dalam keadaan sadar dalam diam akan "Sekarang" itu Anda akan mengalami kedamaian, sukacita dan hasilnya kearifan mendalam. [ *] Jika Anda ingin berjalan lebih jauh, maka alih-alih sekadar menyadari dengan diam segala sesuatu yang muncul dalam batin, Anda memilih menyadari dengan diam saat kini pada SATU HAL SAJA. Satu hal itu bisa pengalaman napas, ide kasih sayang (metta), suatu lingkaran warna divisualisasikan di dalam batin (kasina), atau beberapa obyek lain yang kurang sering dipakai sebagai titik pusat kesadaran. Di sini akan
Sering terjadi pemeditasi mulai bermeditasi pada napas ketika pikirannya masih meloncat ke sana kemari antara masa lampau dan masa depan, dan ketika kesadaran masih terbenam dalam celotehan pikiran. Tanpa persiapan mereka mendapatkan meditasi napas begitu sulit sampai menyerah dalam frustrasi. Mereka menyerah karena mereka tidak mulai dari tempat yang tepat. Mereka tidak melakukan tugas persiapan sebelum mengambil napas sebagai fokus perhatian. Tetapi, jika batin disiapkan dengan baik dengan menyelesaikan kedua tahap awal ini maka Anda akan mendapatkan, ketika Anda beralih kepada napas, Anda dapat mempertahankan perhatian Anda ke situ dengan mudah. Jika Anda mendapati sukar untuk mempertahankan perhatian pada napas, maka itu petanda bahwa Anda terburu-buru menjalani kedua tahap awal tadi. Kembalilah kepada latihan awal! Kesabaran yang teliti adalah jalan yang paling cepat. Ketika Anda memusatkan perhatian pada napas, Anda memusatkan pada pengalaman napas yang terjadi pada saat kini. Anda mengalami "apa yang memberitahu Anda tentang yang tengah dilakukan napas", entah napas itu masuk atau keluar atau berada di tengah-tengahnya. Beberapa guru mengajarkan mengamati napas pada ujung hidung, beberapa guru lain mengajarkan mengamati napas pada dinding perut, dan beberapa guru lain lagi mengajarkan mengamati napas ke sana kemari. Saya mendapatkan melalui pengalaman bahwa tidak penting di mana Anda mengamati napas. Malah yang terbaik adalah tidak menempatkan napas di mana pun juga! Jika Anda menempatkan napas di ujung hidung Anda, maka itu menjadi kesadaran hidung, bukan kesadaran napas, dan jika Anda menempatkan napas pada dinding perut Anda, maka itu menjadi kesadaran perut. Bertanyalah saja pada diri sendiri, "Apakah saya bernapas masuk atau bernapas keluar? Bagaimana Anda tahu? Nah, itulah!" Pengalaman yang memberitahu Anda apa yang dilakukan napas, itulah yang Anda fokuskan di dalam meditasi napas. Lepaskan pemikiran di mana pengalaman ini terletak, fokuskan saja pada pengalaman itu sendiri. Suatu rintangan yang sering dialami pada tahap ini ialah kecenderungan mengendalikan napas, dan ini membuat napas tidak nyaman. Untuk mengatasi rintangan ini, bayangkan diri Anda sebagai penumpang mobil yang memandang keluar melalui jendela kepada napas Anda. Anda bukan pengemudi, bukan pula "pengemudi di bangku belakang", jadi berhentilah memerintah, lepaskan dan nikmati perjalanan. Biarkan napas melakukan pekerjaannya sementara Anda sekadar menonton tanpa mencampuri. Bila Anda tahu napas tengah masuk, atau napas tengah keluar selama, katakanlah, seratus napas terusmenerus, tanpa terlewat satu pun, maka Anda telah mencapai apa yang saya namakan tahap ketiga meditasi, yakni perhatian menetap pada napas. Ini lagi-lagi lebih tenang dan penuh sukacita dibandingkan tahap sebelumnya. Makin dalam lagi, Anda sekarang bertujuan mencapai perhatian yang menetap penuh pada napas. Tahap keempat ini, yakni perhatian menetap penuh pada napas, terjadi ketika perhatian kita meluas sehingga meliputi saat demi saat dari napas itu. Anda tahu napas-masuk mulai sejak awal, ketika rasa [sensation] napas-masuk itu muncul. Lalu Anda mengamati rasa-rasa itu berkembang berangsur-angsur sepanjang proses napas-masuk, tanpa terlewat satu saat pun dari napas-masuk. Ketika napas-masuk berakhir, Anda tahu saat itu, Anda melihat dalam batin Anda saat terakhir dari napas-masuk. Lalu Anda melihat saat berikutnya sebagai jeda antara napas, lalu saat-saat jeda terus-menerus sampai napas-keluar mulai. Anda melihat saat awal dari napas-keluar, dan setiap rasa yang datang berturut-turut selagi napas-keluar berproses, sampai napas-keluar lenyap ketika tugasnya selesai.
Semua ini dilakukan dalam diam dan hanya menetap pada saat kini.
selanjutnya. Jika kita terburu-buru melewati "tahap melepaskan" ini, maka tahap-tahap yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Itu seperti membangun sebuah bangunan tinggi dengan landasan yang tidak memadai. Lantai dasar dibangun tergesa-gesa, begitu pula lantai dua dan lantai tiga. Namun, ketika lantai empat ditambahkan, struktur itu mulai bergoyang sedikit. Lalu ketika lantai lima dicoba tambahkan, semuanya runtuh. Jadi, gunakanlah cukup banyak waktu untuk keempat tahap awal ini, sehingga membuat tahap-tahap itu kokoh dan mantap, sebelum melanjutkan ke tahap kelima. Anda harus mampu mempertahankan tahap keempat, "perhatian yang menetap penuh pada napas", sadar akan setiap saat dari napas tanpa putus sedikit pun, selama dua atau tiga ratus napas berturut-turut dengan nyaman. Saya tidak mengatakan Anda harus menghitung napas pada tahap ini, tetapi saya memberikan ancer-ancer berapa lama kira-kira kita harus tetap berada pada tahap 4 sebelum melanjutkan lebih jauh. Di dalam meditasi, kesabaran adalah jalan paling cepat! Tahap kelima dinamakan "perhatian menetap penuh pada napas indah". Sering kali tahap ini mengalir dengan sendirinya, tanpa pembatas, dari tahap sebelumnya. Sementara perhatian penuh kita menetap dengan mudah dan terus-menerus pada pengalaman napas, tanpa suatu apa pun yang menyela aliran kesadaran yang rata, napas menjadi reda. Napas berubah dari napas
tersenyum muncul di langit. Sementara mereka memandang, mula-mula ekor kucing itu lenyap, lalu telapak kakinya, diikuti oleh tungkai selebihnya. Tak lama kemudian, tubuh kucing Cheshire itu lenyap seluruhnya, yang tinggal hanyalah kepala kucing itu, yang masih tersenyum. Lalu kepala itu mulai kabur, dari telinga, kumis, ke tengah, dan kemudian kepala kucing tersenyum itu semuanya lenyap--kecuali senyum yang tetap tinggal di langit! Ini adalah senyum tanpa bibir yang tersenyum, namun senyum itu tetap tampak. Ini adalah analogi akurat bagi proses melepaskan yang terjadi pada titik ini dalam meditasi. Kucing yang wajahnya tersenyum adalah napas indah. Kucing yang lenyap adalah napas yang lenyap, dan senyum tanpa wujud yang masih tampak di langit adalah 'keindahan' sebagai obyek batin murni yang tampak jelas di dalam batin. Obyek batin murni ini dinamakan 'nimitta'. 'Nimitta' berarti 'tanda', di sini adalah 'tanda batin'. Ini adalah obyek nyata di dalam cakrawala batin (citta), dan ketika muncul pertama kali tampak amat aneh. Kita belum pernah mengalami seperti itu sebelumnya. Namun, kegiatan batin yang dinamakan 'persepsi' mencari melalui bank memori dari pengalaman-pengalaman hidupnya sesuatu yang sedikit mirip untuk dapat memberikan deskripsi kepada batin. Bagi kebanyakan pemeditasi, "keindahan tanpa wujud" ini, sukacita batiniah ini, dipersepsikan sebagai cahaya yang indah. Itu bukan cahaya biasa. Mata kita tertutup dan kesadaran penglihatan sudah lama berhenti. Itu adalah kesadaran batin [mind consciousness] yang terbebaskan untuk pertama kali dari dunia pancaindra. Itu bagaikan bulan purnama--yang di sini berarti batin yang cemerlang--muncul dari balik awan--di sini berarti dunia pancaindra. Itu adalah batin yang bermanifestasi, bukan cahaya, tetapi kebanyakan terlihat sebagai cahaya, dipersepsikan sebagai cahaya, oleh karena deskripsi tidak sempurna inilah yang terbaik yang bisa diberikan oleh persepsi. Bagi pemeditasi lain, persepsi mungkin memilih mendeskripsikan munculnya batin pertama kali sebagai sensasi tubuh, seperti rasa tenteram atau ekstase yang intens. Di sini juga kesadaran tubuh [body consciousness]--yang mengalami enak dan sakit, panas dan dingin, dan sebagainya--telah lama berhenti, dan ini bukan suatu perasaan fisik. Itu hanya "dipersepsikan" sebagai mirip kenikmatan. Pemeditasi lain melihat cahaya putih; yang lain lagi melihat bintang keemasan; yang lain lagi melihat mutiara kebiruan ... yang penting diketahui ialah bahwa semuanya itu mendeskripsikan fenomena yang sama. Mereka semua mengalami obyek mental murni yang sama, dan detail yang berbeda-beda itu ditambahkan oleh persepsi mereka yang berbeda-beda. Anda dapat mengenali suatu 'nimitta' dari enam sifat berikut: (1) ia muncul hanya setelah tahap kelima dari meditasi, setelah pemeditasi berada bersama napas indah untuk waktu lama; (2) ia muncul ketika napas lenyap; (3) ia hanya muncul ketika kelima indra penglihatan, pendengaran, pembauan, pengecapan dan
cepat mundur kembali ke tahap meditasi sebelumnya, keadaan sadar hening terus-menerus pada napas indah. Kita terlalu cepat beranjak ke 'nimitta'. Kadang-kadang 'nimitta' itu cemerlang, tetapi tidak mantap, berkedip muncul-lenyap seperti sinar mercu suar, lalu lenyap. Ini juga menunjukkan bahwa Anda meninggalkan tahap napas indah terlalu cepat. Kita harus mampu mempertahankan perhatian kita pada napas indah untuk waktu yang lama sekali, sebelum batin mampu mempertahankan perhatian jernih pada 'nimitta' yang jauh lebih halus. Jadi latihlah batin pada napas indah, latihlah dengan sabar dan tekun; maka, bila waktunya tiba untuk beranjak ke 'nimitta', ia tampak cemerlang, mantap dan mudah dipertahankan. Alasan utama mengapa 'nimitta' bisa tampak kabur ialah karena rasa puas dan menerima [contentment] terlalu dangkal. Anda masih "menginginkan" sesuatu. Biasanya, Anda menginginkan 'nimitta' yang cemerlang atau Anda menginginkan Jhana. Ingatlah, dan ini penting, Jhana adalah keadaan melepaskan, suatu keadaan puas dan menerima yang amat mendalam. Jadi, lepaskan batin yang selalu lapar itu, kembangkan rasa puas dan menerima pada napas indah, maka 'nimitta' dan Jhana akan muncul dengan sendirinya. Alasan utama mengapa 'nimitta' tidak mantap ialah oleh karena si "pelaku" tidak mau berhenti menyela. Si "pelaku" adalah si pengendali, "pengemudi di bangku belakang", selalu campur tangan dalam hal-hal yang bukan urusannya dan mengacaukan segala sesuatu. Meditasi ini adalah proses alamiah untuk beristirahat, dan itu menuntut "Anda" menepi sepenuhnya. Meditasi mendalam hanya terjadi bila Anda sungguh-sungguh melepaskan, dan ini berarti SUNGGUH-SUNGGUH MELEPASKAN sampai proses itu tidak terjangkau lagi oleh si "pelaku". Suatu kiat untuk mencapai sikap melepaskan yang begitu mendalam adalah dengan sengaja memberikan rasa yakin pada 'nimitta'. Tingkahi keheningan itu sejenak dengan halus, dan seolah-olah bisikkan di dalam batin Anda bahwa Anda yakin sepenuhnya pada 'nimitta', sehingga si "pelaku" dapat melepaskan segala kendali dan lenyap. Batin, yang di sini diwakili oleh 'nimitta' di hadapan Anda, akan mengambil-alih proses itu sementara Anda menonton saja semua itu terjadi. Anda tidak perlu melakukan apa-apa di sini karena keindahan 'nimitta' yang intens lebih mampu untuk mempertahankan perhatian tanpa bantuan Anda. Berhati-hatilah di sini untuk tidak menilai. Pertanyaanpertanyaan seperti "Apa ini?", "Apakah ini Jhana?", "Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?", dan seterusnya adalah ulah si "pelaku" yang mencoba terlibat lagi. Ini mengganggu proses itu. Anda mungkin menilai segala sesuatu kelak bila perjalanan itu sudah berakhir. Seorang ilmuwan yang baik baru menilai eksperimennya pada akhir, ketika semua data sudah masuk. Jadi, sekarang jangan menilai atau mencoba menjelaskannya. Tidak perlu memperhatikan pinggir 'nimitta', "Apakah itu bulat atau lonjong?", "Apakah tepinya jelas atau kabur?" Semua itu tidak perlu dan hanya menghasilkan lebih banyak keanekaragaman, lebih banyak dualitas antara "di dalam" dan "di luar", dan lebih banyak gangguan. Biarlah batin mengikuti kecenderungannya sendiri, yang biasanya menuju ke pusat 'nimitta'. Pusat itu adalah tempat yang paling indah, di mana cahaya paling cemerlang dan murni. Lepaskan, dan nikmati perjalanan itu sementara perhatian tertarik ke pusat dan masuk ke dalamnya, atau sementara cahaya itu membesar dan meliputi diri Anda seluruhnya. Sesungguhnya, ini pengalaman yang sama, dilihat dari perspektif yang berbeda. Biarkan batin menyatu di dalam kenikmatan. Biarkan tahap ketujuh dari jalan meditasi ini, yakni Jhana, muncul. Ada dua penghalang yang sering dihadapi pada pintu Jhana: gairah dan ketakutan. Gairah berarti Anda
menjadi bersemangat, goncang. Jika, pada titik ini, batin berpikir, "Wow, ini dia!", maka Jhana biasanya tidak tercapai. Respons "Wow" ini perlu ditaklukkan dan digantikan dengan sikap pasif mutlak. Anda perlu meninggalkan semua "Wow" sampai nanti keluar dari Jhana, yang di situ memang tempat mereka. Penghalang yang lebih sering terjadi adalah ketakutan. Ketakutan muncul terhadap kekuatan dan kenikmatan Jhana, atau ketika mengetahui bahwa untuk masuk ke dalam Jhana, ada sesuatu yang harus ditinggalkan--yaitu diri Anda! Si "pelaku" diam sebelum Jhana muncul, tapi ia masih ada. Di dalam Jhana, si "pelaku" sama sekali tidak ada. "Yang mengetahui" masih berfungsi, Anda sadar sepenuhnya, tetapi semua kendali tidak terjangkau lagi. Anda bahkan tidak bisa membentuk satu pikiran pun, apalagi membuat
Bagi mereka yang keliru mengira bahwa semua ini "hanyalah praktek Samatha" tanpa berkaitan dengan Pencerahan (Vipassana), harap diketahui bahwa ini bukan Vipassana bukan pula Samatha. Ini dinamakan 'Bhavana', metode yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulangi di dalam Tradisi Hutan di Thailand Timur Laut, tempat guru saya, Ajahn Chah, mengajar. Ajahn Chah sering berkata bahwa Samatha dan Vipassana tidak dapat dipisahkan; begitu pula pasangan itu tidak dapat dikembangkan terlepas dari Pandangan Benar, Pikiran Benar, Tata Susila Benar, dan seterusnya. Sesungguhnya, untuk maju dalam ketujuh tahap di atas, pemeditasi perlu memahami dan menerima Ajaran Sang Buddha, dan 'Sila' kita harus murni. Pencerahan [insight] diperlukan untuk mencapai masing-masing tahap ini, yakni pencerahan terhadap makna dari 'melepaskan' [letting go]. Makin jauh kita mengembangkan tahap-tahap ini, makin dalam pencerahan itu, dan jika Anda mencapai sejauh Jhana, maka itu akan mengubah seluruh pemahaman Anda. Seolah-olah Pencerahan menari di seputar Jhana dan Jhana menari di seputar Pencerahan. Inilah Jalan menuju Nibbana (Nirwana), oleh karena Sang Buddha berkata: "Bagi mereka yang bermain dalam Jhana, empat hasil dapat diharapkan: Masuk ke dalam Arus (Sotapana), Kembali Sekali Lagi (Sakadagami), Tidak Kembali Lagi (Anagami), atau Arahat." (Pasadikasutta, Digha Nikaya).
spiritual terakhir (ultimate) yang didambakan oleh manusia, yakni pencerahan dan pembebasan. persiapan Sebelum mulai berlatih, sebagai permulaan dan upaya pembersihan lingkungan, ada baiknya untuk beberapa lama merenungkan diri sendiri sebagai bagian dari alam semesta, bersama makhlukmakhluk lain yang membentuk kehidupan ini. Pancarkanlah kasih-sayang kepada diri sendiri dan semua makhluk selama beberapa menit. Latihan dimulai dengan duduk bersila. Posisi kaki dapat dipilih sesuai dengan kebiasaan masingmasing, demikian rupa sehingga memungkinkan kita untuk duduk diam untuk waktu lama. Jika tidak terbiasa duduk bersila, latihan dapat pula dilakukan dengan duduk di kursi dengan kedua kaki terletak di lantai (tidak tergantung). (Gunakan kursi yang tidak terlalu rendah.) Dalam posisi duduk apa pun, badan (tulang belakang) hendaklah tegak lurus; kepala dan leher membentuk satu garis tegak lurus dengan badan. Kedua tangan dapat diletakkan sesuka hati. Apabila duduk di kursi, punggung tidak boleh bersandar pada kursi. Kemudian, kendorkanlah semua otot di seluruh tubuh secara sistematik, mulai dari ubun-ubun kepala hingga ke ujung kaki. Ambillah waktu cukup untuk pengendoran (relaksasi) itu. Dalam keadaan relaks ini, badan dapat duduk diam tanpa bergerak untuk waktu lama. Upayakan untuk dapat duduk diam-seperti patung batu-sekurang-kurangnya setengah jam. Kalau kurang dari itu, batin seorang pemula-yang dalam keadaan sehari-hari selalu bergerak-tidak mendapat kesempatan cukup untuk mereda. Lamanya duduk diam dapat ditambah perlahan-lahan hingga menjadi satu jam, yakni lama bermeditasi yang optimal. l atihan dasar i Cobalah memusatkan perhatian-bukan melihat dengan mata-pada perut. Anda akan mengetahui gerakan naik-turun dari perut. Jika gerakan ini tidak jelas bagi Anda pada mulanya, letakkan telapak tangan pada perut untuk merasakan gerakan naik-turun itu.
mudah bagi seorang pemula untuk memusatkan perhatiannya pada kedua gerakan sederhana ini. Teruskan latihan ini dengan menyadari penuh gerakan naik-turun dari perut. Jangan mengulangi kata-kata "naik" dan "turun" secara lisan, dan jangan memikirkan "naik" dan "turun" sebagai kata-kata. Sadarilah saja gerakan aktual naik dan turun dari perut. Hindari bernafas secara dalam atau cepat dengan tujuan membuat gerakan perut itu lebih jelas, karena cara ini membuat cepat lelah dan mengganggu latihan. Sadarilah saja secara total gerakan naikturun pada saat terjadinya dengan bernafas secara normal. l atihan dasar ii Ketika sedang sibuk berlatih mengamati setiap gerakan perut, mungkin muncul kegiatan batin lain di antara pencatatan gerakan naik dan turun itu. Pikiran atau fungsi-fungsi batin lain, seperti niat, ide, khayalan, mungkin muncul di antara pencatatan "naik" dan pencatatan "turun" atau sebaliknya. Kegiatan batin ini tidak boleh diabaikan. Setiap kegiatan batin yang muncul harus dicatat pada saat terjadinya. Bila Anda membayangkan sesuatu, Anda harus sadar bahwa Anda membayangkan dan mencatat dalam batin, "membayangkan". Bila Anda sekadar berpikir tentang sesuatu, catat dalam batin, "berpikir". Bila Anda merenungkan, catat, "merenungkan". Bila Anda berniat melakukan sesuatu, catat, "berniat". Bila batin menyeleweng dari obyek meditasi yang adalah gerakan naik-turun dari perut, catat, "menyeleweng". Bila Anda membayangkan pergi ke suatu tempat, catat, "pergi". Bila Anda tiba, catat, "tiba". Bila dalam pikiran Anda bertemu dengan seseorang, catat, "bertemu". Bila Anda bicara kepadanya, catat, "bicara". Jika ada dalam khayalan berdebat dengan dia, catat, "berdebat". Bila Anda melihat dalam batin atau membayangkan suatu cahaya atau warna, jangan lupa mencatat, "melihat". Harus dicatat dalam batin setiap peristiwa pada saat terjadinya sampai peristiwa itu lenyap. Setelah peristiwa itu lenyap, lanjutkan dengan Latihan Dasar I, dengan menyadari penuh setiap gerakan naik-turun perut. Bekerjalah dengan hati-hati, jangan mengendorkan perhatian. Bila Anda berniat menelan ludah selagi memusatkan perhatian, catatlah dalam batin, "berniat". Pada saat bertindak menelan, catatlah, "menelan". Bila Anda meludah, catat, "meludah". Lalu kembalilah kepada latihan mencatat gerakan naik-turun perut. Misalkan Anda berniat membungkukkan leher, catat, "berniat". Pada saat bertindak membungkukkan, catat, "membungkukkan". Bila Anda berniat meluruskan leher, catat, "berniat". Pada saat bertindak meluruskan, catat, "meluruskan". Gerakan membungkukkan atau meluruskan leher harus dilakukan dengan perlahan-lahan. Setelah mencatat dalam batin setiap gerakan ini, lanjutkan latihan dengan menyadari penuh gerakan naik-turun perut.
melemah dan akhirnya lenyap. Bila perasaan ini menjadi lebih hebat sampai kekebasan tubuh atau kekakuan sendi ini tak tertahankan lagi, ubahlah posisi Anda. Namun, jangan lupa mencatat dalam batin, "berniat", ketika muncul niat itu dalam batin Anda, sebelum Anda mulai mengubah posisi Anda. Setiap gerakan harus diamati dan dicatat menurut urutannya secara mendetail. Jika Anda berniat mengangkat tangan atau kaki, catatlah dalam batin, "berniat". Pada saat mengangkat tangan atau kaki, catat, "mengangkat". Meluruskan tangan atau kaki, "meluruskan". Bila Anda membengkokkan tangan atau kaki, "membengkokkan". Bila Anda meletakkannya, "meletakkan". Bila tangan atau kaki menyentuh sesuatu, "menyentuh". Lakukan semua gerakan ini secara perlahan-lahan dan dengan sengaja. Segera setelah Anda memperoleh posisi baru, lanjutkan pengamatan gerakan naik-turun perut dalam posisi itu. Bila timbul rasa gatal di suatu bagian tubuh, pusatkan perhatian pada bagian tubuh itu, sambil mencatat, "gatal, gatal". Lakukan ini secara teratur, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Bila rasa gatal itu lenyap dengan pengamatan penuh, lanjutkan dengan pengamatan gerakan naik-turun perut. Bila rasa gatal itu tetap ada dan malah menjadi kuat, dan Anda berniat menggaruk bagian yang gatal itu, catatlah lebih dulu dalam batin, "berniat". Perlahan-lahan angkatlah tangan, sambil mencatat tindakan itu, "mengangkat, mengangkat"; lalu "menyentuh", ketika tangan menyentuh bagian yang gatal itu. Garuklah perlahan-lahan dengan kesadaran penuh, "menggaruk, menggaruk". Bila rasa gatal itu lenyap, "gatal lenyap". Sebelum Anda menurunkan tangan, catatlah lebih dulu niat Anda, "berniat". Perlahan-lahan turunkan tangan, sambil mencatat tindakan itu, "menurunkan, menurunkan." Ketika tangan sampai pada kedudukannya semula dan menyentuh kaki, catat, "menyentuh". Lalu sadarilah kembali gerakan naik-turun perut. Bila terdapat rasa sakit atau tidak nyaman, pusatkan perhatian pada bagian tubuh tempat rasa itu timbul. Catatlah dalam batin perasaan itu secara spesifik pada saat munculnya, seperti "nyeri", "berdenyut", "menekan", "menusuk", "lelah", "pusing", dsb. Perlu ditekankan bahwa catatan batin itu tidak boleh dipaksakan dan tidak boleh pula terlambat, tetapi harus dibuat secara wajar dan tenang. Rasa sakit itu mungkin berkurang dan lenyap, tapi mungkin pula bertambah. Jangan panik bila perasaan itu bertambah kuat. Lanjutkan pengamatan dengan teguh. Jika Anda lakukan itu, Anda akan mendapati hampir selalu rasa sakit itu lenyap. Tetapi bila, setelah beberapa lama, rasa sakit itu meningkat dan tak tertahankan, Anda harus mengabaikan rasa sakit itu dan melanjutkan perhatian pada gerakan naik-turun perut. Munculnya rasa sakit bersama menguatnya perhatian Sementara Anda memperoleh kemajuan dalam perhatian, Anda mungkin mengalami berbagai rasa sakit yang kuat: nafas tersumbat atau tercekik, teriris pisau, tertusuk paku, tertusuk banyak jarum, atau dijalari serangga. Anda mungkin mengalami rasa gatal, tergigit, atau rasa dingin yang hebat. Bila Anda berhenti bermeditasi, Anda mungkin mendapati semua rasa yang menyakitkan itu lenyap. Bila Anda mulai bermeditasi lagi, berbagai rasa itu akan kembali lagi begitu perhatian mulai memusat. Berbagai rasa sakit ini bukan disebabkan oleh sesuatu yang tidak beres. Rasa-rasa itu bukan gejala dari penyakit, melainkan faktor-faktor yang biasa terdapat di dalam tubuh dan yang biasanya tertutup bila batin dalam keadaan normal sibuk dengan obyek-obyek yang lebih menonjol. Bila daya-daya batin menjadi lebih tajam, Anda lebih menyadari rasa-rasa ini. Dengan berlanjutnya pengembangan kesadaran, pada suatu saat kelak Anda akan
dapat mengatasi rasa-rasa itu, dan mereka akan lenyap dengan sendirinya. Jika Anda melanjutkan meditasi dengan tekad yang teguh, Anda tidak akan dirugikan. Bila Anda kehilangan keberanian, menjadi tidak yakin dan berhenti bermeditasi untuk beberapa lama, Anda mungkin mengalami rasa-rasa yang menyakitkan itu lagi bila meditasi Anda berkembang lagi. Bila Anda melanjutkan meditasi dengan tekad teguh, maka besar kemungkinan Anda akan mengatasi rasa-rasa yang menyakitkan itu, dan tidak akan mengalaminya lagi dalam perjalanan meditasi Anda.
Ketika Anda menuangkan air ke dalam cangkir, catat, "menuangkan". Ketika Anda membawa cangkir ke bibir, catat, "membawa". Ketika Anda menelan air, catat, "menelan". Ketika Anda mengembalikan cangkir, catat, "mengembalikan". Ketika Anda menarik tangan kembali, catat, "menarik". Ketika Anda menurunkan tangan, catat, "menurunkan". Ketika tangan menyentuh sisi tubuh, catat, "menyentuh". Jika Anda berniat untuk berputar, catat, "berniat". Ketika Anda berputar, catat, "berputar". Ketika Anda melangkah maju, catat, "melangkah, melangkah", "kanan, kiri". Ketika Anda sampai di tempat Anda dan berniat berhenti, catat, "berniat". Ketika Anda berhenti, catat, "berhenti". Bila Anda tetap berdiri untuk beberapa lama, kembalilah bermeditasi pada gerak naik-turun perut. Tetapi bila Anda berniat untuk duduk, catat, "berniat". Ketika Anda berjalan ke tempat duduk Anda, catat, "berjalan". Ketika tiba di tempat duduk Anda, catat, "tiba". Ketika Anda berputar untuk duduk, catat, "berputar". Ketika bertindak duduk, catat, "duduk". Duduklah perlahan-lahan, dan pusatkan perhatian pada gerakan turun tubuh untuk duduk. Anda harus menyadari setiap gerakan membawa tangan dan kaki ke dalam posisi duduk. Lalu kembalilah berlatih menyadari gerakan naik-turun perut. T idur
nyata. Bangun dan mandi Meditasi harus mulai pada saat Anda terjaga. Karena Anda baru pemula, mungkin Anda belum mampu mulai bermeditasi pada saat pertama ketika Anda terjaga. Tetapi Anda harus mulai bermeditasi segera setelah Anda ingat bahwa Anda harus bermeditasi. Misalnya, bila ketika terjaga Anda merenungkan sesuatu, mulailah bermeditasi dengan mencatat, "merenung". Lalu lanjutkan dengan mengamati gerakan naik-turunnya perut. Ketika bangkit dari tempat tidur, kesadaran harus ditujukan kepada setiap detail dari gerakan tubuh. Setiap gerakan dari tangan, tungkai, pantat, harus dilakukan dengan penuh kesadaran. Apakah Anda memikirkan waktu ketika Anda terjaga? Jika ya, catat, "berpikir". Apakah Anda berniat bangkit dari tempat tidur? Jika ya, catat, "berniat". Ketika Anda bersiap menggerakkan tubuh ke dalam posisi untuk bangkit, catat, "bersiap". Ketika Anda bangkit perlahan-lahan, catat, "bangkit". Bila Anda tetap duduk untuk beberapa lama, kembalilah mengamati gerakan naik-turunnya perut. Lakukan kegiatan membasuh muka atau mandi sesuai urutannya dan dengan kesadaran penuh pada setiap detail dari kegiatan itu; misalnya, "memandang, melihat, meluruskan, memegang, menyentuh, merasa dingin, menggosok." Ketika melakukan tindakan mengenakan pakaian, membersihkan tempat tidur, membuka dan menutup pintu dan jendela, memegang benda, sadarilah setiap detail dari kegiatan-kegiatan itu sesuai urutan terjadinya. M akan Anda harus mengamati setiap detail dari tindakan makan: Ketika memandang makanan, "memandang". Ketika menyendok makanan, "menyendok". Ketika membawa makanan ke mulut, "membawa". Ketika membungkukkan leher, "membungkukkan". Ketika makanan menyentuh mulut, "menyentuh". Ketika memasukkan makanan ke mulut, "memasukkan". Ketika mulut menutup, "menutup". Ketika menarik tangan, "menarik". Bila tangan menyentuh meja, "menyentuh". Ketika meluruskan leher, "meluruskan". Ketika mengunyah, "mengunyah". Ketika mengecap citarasa makanan, "mengecap". Ketika menelan makanan, "menelan". Ketika makanan terasa menyentuh dinding kerongkongan, "menyentuh", dst.
kemajuan dalam MEDITASI Setelah berlatih selama sehari semalam, Anda mungkin mendapati meditasi Anda berkembang cukup banyak. Anda mungkin mampu memperpanjang latihan dasar mengamati gerakan perut. Pada taraf ini, Anda akan melihat bahwa biasanya terdapat jeda antara gerakan turun dan gerakan naik. Bila Anda berada dalam posisi duduk, isilah jeda ini dengan mencatat dalam batin fakta duduk Anda: "naik turun - duduk". Ketika Anda mencatat fakta duduk, sadari tubuh Anda yang tegak lurus. Bila Anda tengah berbaring, catatlah: "naik - turun - berbaring." Bila Anda dapat melakukan ini dengan mudah, lakukan terus pencatatan dalam tiga bagian ini. Bila Anda melihat ada jeda pula di antara gerak naik dan gerak turun dari perut, seperti jeda di antara gerak turun dan gerak naik, maka catatlah: "naik - duduk - turun - duduk." Atau tengah bila berbaring, "naik berbaring - turun - berbaring." Jika Anda pada suatu ketika mendapat kesukaran mencatat dalam tiga atau empat bagian, kembalilah pada cara mencatat yang lebih mudah, "naik - turun." M engamati peristiwa indera Dalam meditasi, ketika mengamati gerakan tubuh (gerakan perut dan bagian-bagian tubuh lain), Anda tidak perlu memperhatikan berbagai rangsangan yang masuk melalui indera mata, telinga dan indera yang lain. Selama Anda mampu memusatkan perhatian pada gerakan perut, maka tujuan latihan untuk memusatkan perhatian telah tercapai. Namun, kadang-kadang Anda dengan sengaja memandang atau tidak sengaja melihat suatu obyek penglihatan. Bila ini terjadi, catatlah dalam hati dua-tiga kali, "melihat, melihat, melihat." Lalu kembalilah menyadari gerakan perut. Misalnya, ada orang muncul dalam bidang penglihatan Anda. Catatlah dalam batin, "melihat", dua-tiga kali; lalu kembalilah memperhatikan gerakan naik-turun perut. Apakah Anda kebetulan mendengar suatu suara? Apakah Anda memperhatikannya? Kalau demikian, catatlah dalam batin, `mendengar, menyimak"; lalu kembali kepada gerakan perut. Tetapi seandainya Anda mendengar suara keras, seperti salak anjing, orang berbicara dengan keras atau berteriak. Dalam hal itu, catatlah dalam hati dua-tiga kali, "mendengar"; lalu kembali pada latihan dasar. Jika Anda lengah dan terlewat tidak mencatat (menyadari) suara keras seperti itu pada saat terjadinya, Anda mungkin tanpa sadar akan terseret ke dalam perenungan terhadap suara itu, alih-alih memperhatikan gerakan naik-turun perut, yang mungkin menjadi makin kabur dan kurang nyata. Karena perhatian yang melemah seperti inilah, berbagai nafsu yang mengotori batin dapat menyelinap masuk, berkembang-biak dan bertambah kuat. Bila terjadi perenungan seperti itu, catatlah dalam batin, "merenungkan", dua-tiga kali, lalu kembali mengamati gerakan naik-turunnya perut. Bila Anda terlewat tidak mencatat gerakan tubuh, tungkai atau lengan, catatlah, "lupa", lalu kembali mengamati gerakan perut. Bila gerakan nafas tidak terasa Kadang-kadang Anda mungkin merasa bahwa nafas Anda lambat atau gerakan naik-turun tidak jelas terasa. Bila ini terjadi, dan Anda berada dalam posisi duduk, alihkan perhatian dengan mencatat, "duduk, menyentuh"; atau, bila Anda berada dalam posisi berbaring, "berbaring, menyentuh". Ketika menyadari
sentuhan, jangan melihat sentuhan itu pada satu titik saja, melainkan berpindah-pindahlah dari satu titik ke titik lain. Terdapat beberapa titik sentuhan yang dapat dirasakan, misalnya: pantat menyentuh alas duduk,
Bila Anda harus melakukan kegiatan yang membutuhkan berjalan, maka dengan kesadaran penuh setiap langkah harus dilakukan, dengan mencatat, "berjalan, berjalan" atau "kiri, kanan". Tetapi bila Anda bermeditasi sambil berjalan, perhatikan langkah sekurang-kurangnya dalam tiga bagian: "angkat - maju - taruh". Siswa yang tekun berlatih siang dan malam, dalam waktu tidak terlalu lama konsentrasinya akan menguat demikian rupa sampai tercapai taraf awal dari pencerahan tingkat keempat, yakni `pencerahan (pengalaman langsung) tentang muncul dan lenyapnya segala fenomena'. Dari situ ia dapat berjalan sendiri menuju tingkat-tingkat pencerahan yang makin lama makin tinggi.*