You are on page 1of 33

Penggunaan Media Gambar Seri dalam PBM Baugh (dalam Sulaiman, 1998:30) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap

alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipersentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75% diperoleh melalui indera lihat, 13% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain. Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik. Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar, dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998:25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut: (1) gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif, (2) gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif, dan (3) gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya. Asdam, Muhammad. 2008. Efektifitas Penggunaan Media Gambar Seri dalam Penulisan Karangan pada Siswa Sekolah Dasar (www.bpgupg.go.id) di akses 3 Juni 2009. http://indranuris4057.blogspot.com/2009/06/efektifitas-penggunaan-mediagambar.html http://indranuris4057.blogspot.com/2009/06/efektifitas-penggunaan-mediagambar.html

1
A. JUDUL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS V SDN CIBULAN II DESA CIBULAN KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian yang diteliti adalah mengenai media pembelajaran yaitu mengarang dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. C . PENDAHULUAN Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah : 2

... menurunkan atau melukiskan lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut. Mengarang pada perinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam tulisan tidak muda. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato , tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan observasi di kelas V SDN Cibulan II Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika dalam mengajarkan mengarang, kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas V SDN Cibulan II ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain : 1. Siwa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata lalu dan terus. 2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik. 3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koheren. 3

D. PERUMUSAN DAN PERENCANAAN MASALAH 1. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan media cerita gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan di kelas V SDN Cibulan II ? 2. Apakah dengan menggunakan media cerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penulisan karangan ? 3. Masalah atau kendala yang dihadapi di lapangan ketika memberikan pembelajaran menulis kerangan di kelas V SDN Buah Batu ? 2. Pemecahan Masalah Dalam penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan perlu dilakukan cara atau tindakan sebagai berikut : Guru memggunakan media gambar seri untuk menarik perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menyusun sebuah karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, dan siswa dapat mudah menyusun kata kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh. 4

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat karangan atau untuk melukiskan pikirannya menjadi sebuah cerita.sehinga anak tidak merasa haknya digantikan oleh gurunya. Dan siswa akan lebih bisa menuangkan buah pikirnya, maka siswa akan mendapatkan karya yang baik. Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disamapaikan terasa mudah dipahami siswa. Dan dapat dimengerti oleh siswa, kalau siswa sudah memahami materi pelajaran yang sedang dipalajari maka siswa akan cepat mengeti dan akan berlomba lomba dalam menulis karangan. Dari tiga alternatif tindakan tersebut, merupakan cara yang cukup epektif untuk dilaksanakan, karena dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung atau KBM siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tindakan ini semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu saya merasa perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mengarang untuk menaraik siswa dalam membuat suatu karangan.atau membuat suatu karya, yang bisa dibaca oleh siswa yang lain, sehingga akan membuat para siswa yang lainnya lebih tertantang untuk membaca atau mendengarkan karangan hasil para siswa. Dengan alasan tersebut penulis berkeyakinan tentang permasalahan siswa belum tercapainya Indikator tentang menulis karangan, yang ditemukan pada saat observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas V SDN Cibulan II Desa 5

Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka dapat terpecahkan masalah dengan menggunakan media GAMBAR SERI. E. TUJUAN PENELITIAN Dengan dilaksanakannya penelitian ini, bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri di kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. 2. Untuk mengetahui keefektifan siswa dalam pengajaran penggunaan media Gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan di kelas V SDN Cibulan II Desa cibulan Kecamatan lemahsugih Kabupaten Majelengka. . 3. Untuk Mengtahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan menggunakan media gamabar seri dalam upaya meningkaykan pemahaman siswa tentang bagai mana cara mengarang dengan menggunakan media gamabar seri di kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan L Lemahsugih Kabupaten Majalengka. F. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1.Bagi Guru Guru dapat memehami hal hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan dan menarik siswa dalam menyamapaikan materi sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapakan oleh guru dapat tercapai. 6

Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk diantaranya guru dapat memperkaya teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui permasalahan - permasalahan siswa dengan cara cara mengatasinya. Sehingga dapat mempermudah guru untuk mengatasi masalah masalah apa yang timbul dlam pembelajaran.Guru menjadi aktif dan kereatif dalam mempelajarkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengetahui penggunaan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan baik. 2. Bagi Siswa Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran. Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa dalam menyimak pelajaran sehingga siswa akan menyimak pelajaran dengan baik. siswa akan lebih akatif belajara dan mereka bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran, 3. Bagi Lembaga Sekolah dapat lebihmudah dalam memperoleh alat peraga, penggunaan alat peraga disekolah pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat dari lingkungan sekitar dan dapat dari siswa itu sendiri. Serta alat peraga ini dapat disimpan untuk siswa siswa tahun berikutnya. 7

G. BATASAN ISTILAH 1. Meningkatkan minat adalah Memberikan dorongan atau memberikan motipasi kepada anak tentang pembelajaran menulis karangan. 2. Mengarang adalah melukiskan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur dan dituliskan dalam bahasa tulisan. (Kamus Umun Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta 1984 : 619) 3. . Media Cerita Gambar Seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun atau menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual ( gambar seri ) kedalam wujud atau bentuk bahasa lain. ( Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke 2 tahun 1989 : 165 ) 4.. Menulis adalah menempatkan simbol simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol simbol grafiknya. H. KAJIAN PUSTAKA Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukan siswa terampil berbahasa yakni terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yakni harus sering berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa. 8

1. Keterangan Pembahasan Pengertian Menulis Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1), mengembangkan bahwa : Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambang lambanga grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut . Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa : Menulis adalah menempatkan simbol simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol simbol grafiknya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain . Pengertian Mengarang Apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya kedalam bahasa tulis, kegiatan tersebut adalah kegiatan mengarang. Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Sebagai mana dikemukakan oleh The Liang Gie ( 1992 : 18 ), bahwa : 9

Untuk dapat menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata kata menjadai beraneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Menurut pengertianya, mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. ( The Liang Gie, 1992 : 17 ). Dalam proses karang mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk paragraf, dan paragraf paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karanga. Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainya. Unsur Karang Mengarang Berbicara mengenai karangan baik yang berupa karangan pendek maupun panjang, maka kita harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan. The Liang Gie (1992 : 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang yaitu sebagai berikut : 1. Gagasan ( Idea ) Yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis. 2 Tuturan ( Discourse ) Yaitu bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca. Ada 4 ( empat ) bentuk mengarang : 10

a. Pencarian (Narration ) Bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa / pengalaman . b. Pelukisan ( Description ) Bentuk pengungkapan yang menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang tentang mecam macam hal yang berada dalam susunan ruang ( misalnya : pemandangan indah, lagu merdu, dll ) c. Pemaparan ( Exposition ) Bentuk pengungkapan yang meyajikan secara fakta fakta yang bermaksud memeberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan. d. Perbincangan ( Argumentation ) Bentuk pengungkapan dengan maksud menyalin pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang dihadapi pengrang. 3. Tatanan ( Organization ) Yaitu tertib pengaturan dan peyusunan gagasan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah . 4. Wahana (Meduim ) Ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika ( tata bahasa ), dan terotika ( seni memekai bahasa secara efektif ) Tujuan Pengajaran Mengarang Menurut Ngalim Purwanto, dan Djeniah Alim (1997 : 58) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran mengarang sama dengan tujuan pengajaran bercakap cakap hanya berbeda dengan bentuk tulisan, yaitu : 1. Memperkaya pembendaharaan bahasa positif dan aktif 2. Melatih melahirkan pikiran dan perasaan dengan tepat 3. Latihan memaparkan pengalaman pengalaman dengan tepat. 4. Latihan latihan penggunaan ejaan yang tepat (ingin menguasai bentuk bahasa). Macam Macam Karangan di SD Macam macam karangan yang dapat diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Menurut Tingkatan 1. Karangan permulaan ( Kelas I dan II ) 2. Karangan sebenarnya ( Karangan lanjutan ) di kelas kelas berikutnya. 11

b. Menurut Isi / Bentuk

1. Karangan Varslag ( Laporan ), Umumnya diberikan di kelas kelas rendah Misalnya : Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.

2. Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri ( Ekspresi jiwa ), Misalnya : Cita citaku setelah tamat SD. Seandainya aku jadi raja. 3. Karangan Reproduksi, Umumnya bersipat menceritakan / menguraikan suatau perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti mengenal ilmu ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata kata sendiri apa yang telah di baca dll. 4. Karangan Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alas an yang tepat.

c. Menurut Susunanya

1. Karangan Terikat

2. Karangan Bebas

3. Karangan setengah bebes terikat (Ngalim Purwanto dan Djeinah Alim, 1997 : 59) Karangan Permulaan Pendapat lama mengtakan mengajar mengarang itu baru diberikan di kelas V sekolah rendah, karena syarat syarat yang ditentukan untuk mengarang itu adalah berat. Seperti ejaan bahasa, susunan kalimat, isi, tanda baca, dan sebagainya. 12

Sementara itu pendapat sekarang, Mengarang itu semenjak di kelas I (Satu) sudah mulia disisipkan (Mengrang Permulaan). Di kelas I (Satu) sudah dapat di muali dengan menggambar bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya. Di kelas III (Tiga) adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar telah memakai judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan atau tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya daripada di kelas II (dua) biasanya anak menggunakan kata penghubung. Di kelas V (lima) karangan anak lebih luas dari peda kelas III (tiga). Anak dibiasakan mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor, Pos, Bank, Tempat pertunjukan dll) lebih rinci sehinga siswa kelas V (lima) telah dapat menuliskan berpulih pulih kalimat tentang sesuatu. Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas V (lima) lebih rinci menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak, menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan karangan. Hal ini lebih mudah dilatihkan melalui mengarang dengan bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan Djeinah Almim, 1997 : 59). g. Susunan Karangan Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan dan Sulistyaningsih (1996 : 362) adalah : Wacana dibentuk oleh paragraf paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat kalimat. Kalimat kalimat yang membentuk palagraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh . 13

a. Kata Setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata kata. Kata adalah unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam bahasa. Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu (1) Ketepatan (2) Kesesuaian (Suriamiharja et al, 1996 : 25). Persyaratan ketepatan yaitu kata kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan kata kata tersebut tepat seperti maksud penulis. Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan antara kata kata yang dipakia dengan kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca. Apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak menyinggung perasaan orang yang hadir. b. Kalimat Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaina dari kata kata . Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran 14

pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996 : 38), Mangemukakan bahwa : Kaliamat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur unsur : 1. Dapat mewakili gagasan penulis 2. Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis. c. Paragraf Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada kalimat : paragraf merupakan kimpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf akhadiah, dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), Menjelaskan bahwa dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sapai kalimat penutup. Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah : 1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan. 2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan, 1996 : 48). Menurut Suriamuharja (1996 : 48) Paragraf baik dan efektif harus memenuhi tiga parsyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan ) ; (2) Koherensi (Kepaduan) ; dan (3) Pengembangan / Kelengkapan paragraph. 15

1. Kohesi (Kesatuan) Keraf (dalam Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa yang dimaksed dengan kohesi / kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina palagraf secara bersama sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu. 2. Koherensi (Kepaduan) Keraf (Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa yang dimaksed dengan koherensi / keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antar sebuah kalimat denngan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu. 3. Pengembangan / Kelengkapan paragraf Keraf (dalam Suryamiharja 1966 : 50), mengemukakan bahwa pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan gagasan yang membina peragraf itu, Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk bentuk kongkrit, dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan nilai nilai. h. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata Media secara harpiah adalah perantara atau pengantar. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Djamarah dan Zein, 1996 : 136). Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidak jelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. 16

Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media, sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. 2. Fungsi Peranan Media Pengajaran Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana ( dalam Djamarah, 1996 : 152 ), Merumuskan fungsi media sebagai berikut : 1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2. Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3. Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran . 4. Penggunaan media bukan semata mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 17

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru. 6. Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Ketika fungsi fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut : a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. 3. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut: a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa. c. Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah, sederhan dan praktis penggunaannya. d. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa. 18

4. Media Cerita Gambar Seri Sebagai Model Pembelajaran Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997 : 63), mengemukakan bahwa Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mingkin akan menjadi karangan karangan, juga Tarigan (1997 : 210) mengemukakan bahwa Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan. 5. Ciri ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai Media Pengajar Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu : 1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu. 2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian. 3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek obyek dalam gambar. 4. Berani dan dinamis. 19

5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu : 1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. 2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar. 3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi) 4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. (Sudirman et-al 1991 : 220) Atas dasar uraian tersebut diatas, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadianya I. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan pada rumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan menerapkan media GAMBAR SERI pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pembelajaran mengarang , maka keterampilan menulis karangan di kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka akan meningkat . 20

J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN 1.Rencana Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas ( I, II, III, IV, V VI) dan ruang guru, ruangan perpustakaan dan memiliki WC Guru dan Siswa. Masuk sekolah dari kelas I s/d VI Sekolahnya pagi mulai masuk sekolah jam 07 : 15 digunakan untuk membaca samapi pukul 07 : 30. 07 : 30 langsung masuk kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar. b. Subjek penelitian Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa siswa kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Objek penelitian ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah siswa, dan yang menjadi peneliti adalah guru. c.Lama Penelitian Lamanya penelitian akan dilaksanakan 4 bulan, dari mulai data awal samapai mempunyai data yang sebenarnya. Atau sampai beres dengan jadual yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya jdwalnya terlampir. 2.Prosedur Penelitian Adapun rencana penelitian mengacu pada rancangan penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yang model spiral ( dalam suyanto, 1996 : 16) yang sebagai berikut : 21

Prosedur penelitian yang saya amabil adalah model kemmis. Dengan bagan sebagai berikut : PLAN N OBSERVER ACTION
REVISED PLAN

REFLECT OBSERVER REFLECT ACTION Gambar : penelitian model sepiral Kemmis & Taggart Langkah langkah penelitian sebagai berikut : a.Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan, untuk pertama kali kita sebagai peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan di teliti 22

beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan kita laksanakan. Kemudian mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi. Yang paham tentang mata pelajaran yang kan menjadi sumber PTK. Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan media pembelajaran, yaitu mengarang dengan menggunakan media gambara seri, yaitu (a) siswa mampu membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu menyusen cerita gamabar seri dengan tidak mengulang kata kata lalu,(c) Siswa mampu membuat karangan sesuai dengan topik, Menurut Sudarsono dalam Kasbolah penetapan tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang relavan, (b) kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa (d) pasilitas dan sarana prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana dikelas dan fasilitas di sekolah, atas dasar kelima asfek diatas maka penulis memilih media pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gamabar seri untuk menyelesaikan permasalahan tentang pembelajaran mengarang. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau diterapkan Media Gamabar Seri, Guru memberikan mata pelajaran tentang mengarang dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai berikut : Tahapan awal pembelajaran, guru menyapaikan materi pembelajaran tentang mengarang, lalu guru menerangkan cara mangarang dengan menggunakan media gambar seri . 23

Guru memperlihatkan materi pembelajaran memgarang dengan menggunakan media gamabar seri, guru memperlihatkan bahan yang akan diajarkan yaitu gambar seri. Tahapan inti pembelajaran siswa membuat karangan dengan menggunakan gamabar seri yang sudah disediakan di depan kelas, siswa diberi keleluasaan untuk membuat karangan dengan gamabar yang telah disediakan didepan kelas, sehingga siswa akan berkereasi atau akan membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar yang dipampang didalam papan tulis. Guru mengumpulkan hasi kreasi siswa atau hasil membuat karangan, lalu guru bersama sama siswa mengoreksi hasil karangan yang dibuat siswa dengan media pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar seri. Sesudah medapatkan hasilnya lalu guru mengulangi pelajaran yang sudah disamapaikan tadi, sehingga siswa akan lebih jelas tentang materi pelajaran yang diajarka. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penelitian atau pada waktu pelaksanaan tindakan, penerapan media Gambar Seri akan dilaksanakan oleh guru Praktikan, peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru praktikan selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung. Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang yata yang terdapat dilapangan, pada saat belajar dilapangan harus mencatat catatan cataatn hasil dilapangan, pada tahapan ini diharapkan dapat dikenali sedini mungkun apakah tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahjan positif dalam proses belajar 24

sesuai dengan yang diharafkan. Dan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah direncanakan. d. Refleksi Reflesi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan (a) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi, melakukan analisis, dan mengepaluasia atau mendiskusikan data yang harus duperoleh, penyusunan rencana tindakan yang hasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau diinterprestasikan ( diberi makna ) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tjuan, jika diinterprestasikan data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan maka peneliti maka peneliti dan observer melakukan langkah langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi jika pada pelaksanaan refleksi terhadap hal hal dianggap baik, maka hal- hal yang baik tersebut harus terus digali. 3. Subjek penelitian Penulis mengadakan penelitian tindakan kelas di SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka, penulis mengadakan penelitian disini karena penulis mendapatkan tugan mengajar adalah di SD tersebut sehingga penulis sudah tau seluk beluk SD tersebut, mengenal karakteristik siswa, dan model 25

pembelajaran yang dugunakan atau media pembelajaran yang digunakan dibandingkan di sekolahan yang lain. Kedua penerapan pembelajaran menulis karangan dengan mengunakan media gamabar seri di SDN Cibulan II belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran menulis karangan dengan mengunakan media gamabar seri guru beserta kepala sekolah memberikan dorongan. Hal ini para guru ingin mengetahui tentang secara dalam tentang PTK dan cara pembelajaran apersepsi menulis karangan dengan media gambar seri. Peneliti sengaja meneliti kelas V Tentang mata pelajaran bahasa Indonesia walaupun peneliti mengajar matematika, ada beberapa alasan mengapa penelitian diadakan di kelasa V, Karena kalau kelas eanam sedang melakukan periapan untuk melaksanakan ujian Nasional, dan dilaksankan dikelas v untuk sebagai latihan membuat karangan untuk ikut lomba PMBK.sehingga anak akan terus berlati menulis karangan. 5. Data dan Sumber Data a. Data Data yang dikumpulkan pada penelitian data kualitatif adalah beberapa kata kata tau tindakan. Kata kata atau tindakan yang muncul pada dilaksanakan menulis karangan dengan menerapkan media Gamabar Seri terekam de ngan cara mengamati, wawancara, dengan sumber data. Data ini diambil dari sumber kinerja guru dan akativitas siswa. Hasil wawancara dengan siswa dan guru, temuan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, hasil karya siswa yaitu perupa karangan, dengan penerapan media gambar seri. 26

b. Sumber Data Sumber data untama dalam penelitian adalah siswa yang menjadi objek peneliti, karena ketika menerapkan media Gambar Seri segala tindakan dan kata kata guru dalam penerapan media direkam diamati, diwawancara. Adapun siswa dijadikan peneliti ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran . 6. Teknik Pengumpulan Data Penulis menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan tes perbuatan (performance) yang digunakan selama penelitian masalah dalam makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut ini penjelasanya : 1. Wawancara Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan sumber data. 2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan kapan saja. Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku). (dalam Kartadinata, 1998 : 34). 27

Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah model pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri. Tabel 3.1 : Lembar Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Pembelajaran Mengarang Di Kelas V Hari / Tanggal : Aspek Yang Diamati Gejala Yang Muncul . No 1234 Suasana kelas Penggunaan media gambar seri Upaya melatih keterampilan mengarang Respon siswa terhadap pengguanaan media gambar seri

You might also like