You are on page 1of 4

Sepak bola = pola penterangan+pertahanan perwasitan Presentation Transcript

1. SEPAK BOLA Standar Kompetensi : 6. Mempraktikkan ketrampilan permainan olahraga dengan peraturan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi Dasar : 6.1 Mempraktikkan ketrampilan bermain salah satu permainan olahraga bola besar dengan peraturan yang sebenarnya serta nilai kerjasama, kejujuran, menerima kekalahan, kerja kera, dan percaya diri. 2. Sepak Bola Sepak bola merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan untuk mengolah bola, seperti : dribbling (menggiring bola), Passing (mengoper), juggling(menimang bola), shooting(menembak), trapping(menghentikan bola), heading(menyundul bola), chick and turns(mengecoh dan membalik). Teknik-teknik dasar tersebut dibutuhkan untuk menerapkan pola penyerangan dan pola pertahanan. 3. Pola Penyerangan Salah satu taktik dalam sepak bola adalah penyerangan. Teknik atau taktik adalah seni dalan permainan yang direncanakan, dipikirkan, dan diselaraskan dengan keadaan untuk mencapai tujuan yang sebaik-baiknya. Tujuan penyerangan adalah memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak banyak nya dengan cara menerobos dan menghancurkan pertahanan lawan. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan : a. Pergantian tempat di antara penyerang yang sukar dijaga lawan b. Melakukan gerak tipu dan memasuki pertahanan lawan c. Melakukan teknik penyerangan dengan melakukan gerakan tersusun dan mencari ruang kosong serta taktik bermain menghadapi tembok. 4. Berikut ini beberapa posisi pemain yang diperlukan dalam melakukan penyerangan : Pengatur Serangan Pengatur serangan kadang disebut playmaker yang bertugas mengatur sistem serangan ke daerah lawan. Pemain pada posisi ini memiliki kemampuan dalam membaca situasi permainan, kondisi lawan, dan posisi rekan setimnya. b. Pembantu Serangan Pemain ini kedua biasanya bertugas sebagai pembantu serangan. Pembantu serangan berperan sebagai penyuplai bola dan menciptakan peluang bagi seorang striker untuk mencetak gol. Selain itu, pembantu serangan biasanya juga memiliki kemampuan dalam membobol gawang lawan, baik melalui shooting jarak jauh ataupun jarak dekat. 5. c. Penyerang Seorang penyerang (striker) memiliki posisi paling depan dan menjadi ujung tombak sistem penyerangan. Pemain pada posisi ini memiliki naluri mencetak gol yang tinggi dan pandai membaca serta memanfaatkan setiap peluang. Pemain ini harus lincah dalam melakukan pergerakan, baik dengan bola maupun tanpa bola. Selain itu, pemain ini harus mahir melakukan shooting dan mengontrol bola. d. Pemancing lawan Pemain ini bertugas untuk menarik pemain bertahan lawan agar bergerak dari posisinya sehingga rekan satu timnya dapat bergerak menerobos daerah pertahanan lawan. 6. 2. Pola Pertahanan Pertahanan dilakukan ketika sebuah tim diserang atau memperoleh tekanan dari lawan. Dalam melakukan pola ini, maka tim tersebut berusaha menjaga daerahnya dan berusaha merebut bola dari penugasan lawan. Pertahanan yang kuat membutuhkan pemain blakang yang tangguh. Tugas utama pemain belakang adalah mencegah terjadinya gol. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan oleh pemain belakang: Selalu berada disisi gawang saat menghadapi pemain penyerang, posisikan diri diantara bola dan gawang Menghalangi atau melakukan tackle terhadap pemain lawan. Awasi bola, bukannya kaki pemain lawan. Jangan melakukan tackle yang membahayakan keselamatan lawan. Menjaga atau menempel secara ketatterhadap pemain penyerang ketika terjadi lemparan ke dalam

dan tendangan bola mati di dekat gawang. Menghambat gerak penyerang sehingga tidak dapat berlari dengan cepat melewati pertahanan dan mencetak gol dengan mudah tanpa terhalang. Menghalangi shooting atau passing dengan mempertahankan posisi diantara penyerang dan gawang 7. f. Membuang bola keluar lapangan, jauh kedepan, atau kemana saja asal menjauhi gawang, ketika lawan menguasai bola didaerah pertahanan. g. Menyerobot bola sesuai dengan aturan yang ditentukan. Pola pertahanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pola pertahanan man to man, pola pertahanan daerah (zone marking), dan pola pertahanan kombinasi (man to man dan zone defence). Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man To Man Marking) Prinsip dasar permainan pertahanan adalah penjagaan (marking).Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggungjawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjagaan yang diutamakan adalah penjagaan yang feksibel, artinya jika perlu penjagaan dilakukan secara ketat dan jika tidak perlu lawan dapat ditinggalkan. 8. b. Penjagaan Daerah (Zone Defence) Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah, seorang pemain menjaga daerah tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke daerah tersebut menjadi tanggungjawab dari pemain yang bersangkutan. Dalam arti bahwa ia harus menghalangi, menjaga, mengganggu, atau men-tackle pemain lawan yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya, tanggungjawab diambil alih oleh pemain bertahan lain, kedaerah dimana lawan tersebut masuk. c. Penjagaan gabungan (Kombinasi) Penjagaan kombinasi adalah cara penjagaan perpaduan antarasatu lawan satu dengan penjagaam daerah, artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu, tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan, penjagaannya dapat diserahkan kepada teman lain dan segera menjaga pemain lainnya. 9. 3. Perwasitan Sepak Bola a. Cara Memimpin dengan Sistem Diagonal Berikut ini keterangan berdasarkan gambar disamping. 1.) Arah gerakan wasit mengikuti garis diagonal AB 2.) Hakim garis bergerak di setengah lapangan pada arah bersebrangan dengan wasit. a.) Jika wasit berada di posisi dekat A, maka hakim garis 2 (HG 2) harus berdiri di antara EF sejajar dengan pemain kedua terakhir dari Tim II. b.) Jika wasit posisinya dekat B, maka hakim garis I (HG I ) harus berdiri diantara CD sejajar dengan pemain kedua terakhir dari Tim I. 3.) Selama bergerak mengikuti garis diagonal, wasit harus selalu melihat dan menghadap kearah hakim garis yang adadi setengah lapangan tugasnya. 10. Keterangan Gambar : I : tim sepak bola I HG 1 : hakim garis 1 II : tim sepak bola II HG 2 : hakim garis 2 Gambar 9.1 cara memimpin wasit dengan sistem diagonal I II D C HG 1 HG 2 F E 11. b. Posisi Wasit dan Hakim Garis Seorang wasit dan dua hakim garis dituntut untuk memimpin pertandingan dan mengawasi setiap kejadian, seperti pelanggaran atau peristiwa lainnya, selama pertandingan berlangsung. Berikut ini beberapa kejadian atau peristiwa penting selama pertandingan sepak bola berlangsung. 1.) permulaan permainan Berikut ini keterangan berdasarkan gambar. a.) apabila tim I melakukan kick off (tendangan permulaan), maka wasit menempatkan diri di daerah I pada lingkaran tengah serta menghadap ke hakim garis 2 (HG 2) b.) Posisi hakim garis I (HG 1) sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim I. posisi hakim garis 2 (HG 2) sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim II c.) Setelah kick off dilakukan, jika boleh menuju kedaerah tim II, maka wasit bergerak kearah diagonal searah A. sebaliknya, jika terjadi serangan balik sehingga bola menuju ke daerah tim I, maka wasit bergerak ke arah diagonal searah B. d.) Jika tim II yang memainkan

bola, maka posisi wasit maupun hakim garis sama seperti jika tim I yang menguasai bola, namun pada arah sebaliknya. 12. Gambar 9.2 13. 2.) Tendangan gawang Berikut ini keterangan berdasarkan gambar. a.) Wasit berada di tengah lapangan di titik tengah garis diagonal, baik tim I atau tim II yang melakukan tendangan gawang. Dalam hal ini, wasit harus menghadap ke bola dan melihat ke arah hakim garis. b.) posisi hakim garis tergantung pada tim yang melakukan tendangan gawang. Jika tim I yang melakukan tendangan gawang, maka posisi hakim garis 1 sejajar dengan garis gawang daerah tim I, sedangkan posisi hakim garis 2 sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim II. c.) ketentuan yang sama juga berlaku jika tim II yang melakukan tendangan gawang, hanya saja posisi wasit dan hakim garis berkebalikan. 14. Gambar 9.3 15. 3.) Tendangan Sudut (corner kick) Berikut ini keterangan berdasarkan gambar. a.) jika corner kick dilakukan di daerah tim I dari sebelah kiri, maka posisi wasit menyimpang dari arah diagonal, yaitu pada posisi di daerah gawang pada garis gawang (W 2). b.) Hakim garis I dekat dengan korner kick atau sejajar dengan garis gawang. Atau, hakim garis I juga dapat berada pada posisi dekat dengan daerah tendangan hukuman. c.) Hakim garis II berada pada posisi sejajar dengan pemain kedua terakhir Tim II. d.) Jika terjadi counter attack (serangan balik), wasit bergerak ke tengah (mengikuti garis putus-putus) dan selalu menghadap ke arah hakim garis 1 atau 2, tegantung kedudukan bola. e.) Posisi hakim garis 1 bergerak mengikuti arah serangan dan selalu sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim I. Demikian pula, hakim garis 2 harus selalu mengambil posisi sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim II. 16. Gambar 9.4 17. 4.) Tendangan hukuman Berikut ini keterangan berdasarkan gambar. a.) Posisi wasit pada W1 dekat dengan titik penalti. Setelah yakin letak bola benar, maka wasit berposisi seperti W 2 untuk mengawasi pemain-pemain, baik pemain bertahan maupun menyerang. b.) Hakim garis 1 berada pada posisi di garis gawang dekat daerah penalti. c.) Hakim garis 2 berada pada posisi sejajar dengan pemain kedua terakhir tim II. Posisi ini berlaku ketika tim II yang melakukan tendangan penalti. d.) Jika tim I melakukan tendangan penalti, maka posisi wasit dan hakim garis harus sebaliknya. 18. Gambar 9.5 19. c. Isyarat-isyarat Wasit dan Hakim Garis Isyarat dalam permainan sepak bola dapat diberikan oleh wasit ataupun hakim garis. Isyarat diberikan ketika terjadi suatu peristiwa seperti adanya pelanggaran atau lainnya. 1.) Isyarat Wasit Seorang wasit akan meniup peluit dan menggerakkan tangannya, baik satu tangan atau dua tangan secara bersamaanm sebagai isyarat. Berdasarkan tujuan dan manfaatnya, bunyi peluit dibedakan menjadi dua macam, yaitu tiupan dua kali pendek yang diikuti panjang dan tiupan panjang satu kali. Perbedaan keduanya dapat dilihat pada Tabel 9.1 20. Tabel 9.1 Perbedaan isyarat peluit wasit dalam sepak bola Isyarat Peniupan Peluit Sebanyak Dua Kali Pendek kemudian Panjang Satu Kali Panjang 1. Pemain harus siap memasuki lapangan permainan. 2. Berakhirnya babak pertama. 3. Berakhirnya babak kedua. 1. Dimulainya pertandingan 2. Penghentian pertandingan untuk sementara, karena adanya kejadian seperti : Bola keluar lapangan permainan, Terjadinya pelanggaran atas peraturan, Terjadinya gol Ada pemain mengalami luka berat, Situasi (gangguan karena cuaca hujan, penonton).

21. Selain menggunakan peluit, seorang wasit juga memberikan isyarat dengan menggerakkan kedua tangannya. Hal ini dilakukan untuk memperjelas keputusannya. Berikut ini isyarat-isyarat tangan yang diberikan wasit selama pertandingan. a.) Mengankat salah satu tangan, baik tangan kanan atau tangan kiri, lurus ke atas. Hal ini menunjukkan terjadi pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung. b.) Di awal pertandingan mengangkat salah satu tangan ke arah hakim garis dan para pemain, dengan tujuan agar mereka siap karena pertandingan akan dimulai. c.) Satu tangan menunjuk tempat tertentu dan tangan lainnya menunjuk arah tertentu. Berarti menunjukkan tempat terjadinya pelanggaran dan arah bola. d.) Salah satu tangan menunjuk titik tengah, yang artinya telah terjadi gol yang salah. e.) Mengangkat kedua tangan sejajar di depan badan. Posisi telapak tangan menghadap ke bawah. Selanjutnya, menyilangkan kedua tangan. Artinya tidak terjadi pelanggaran. f.) Kedua tangan menggantung sejajar disamping badan dengan telapak tangan menghadap ke depan. Selanjutnya, mengadakan gerakan ke depan seolah-olah mendorong ke depan. Isyarat ini bertujuan untuk meminta pemain mundur ke belakang. g.) Memegang kartu dan mengangkat ke atas. Artinya, memberikan sanksi atau hukuman berupa kartu ( kuning atau merah ) kepada pemain yang melakukan pelanggaran. 22. 2.) Isyarat hakim garis Hakim garis memberikan isyarat dengan mengangkat bendera, baik diangkat lurus ke atas atau diangkat ke depan sejajar bahu. Berikut ini pedoman hakim garis dalam memberikan isyarat. a.) Mengangkat bendera ketika melihat adanya pelanggaran tetapi wasit tidak melihatnya. Setelah wasit meniup peluit untuk menghentikan pertandingan, hakim garis menunjuk tempat terjadinya pelanggaran dan tim yang berhak menguasai bola, dengan mengangkat bendera. b.) Menunjuk ke arah gawang ketika bola keluar lapangan melewati garis gawang sehingga dihasilkan tendangan gawang. c.) Menunjuk ke sudut lapangan yang menjadi area tendangan sudut, ketika tejadi corner kick. d.) Mengangkat bendera dan menunjuk ke arah bola atau tim yang berhak melakukan lemparan kedalam, jika bola keluare melewati garis samping lapangan.

You might also like