You are on page 1of 28

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN PADA HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI

MARSEL PASARIBU (0813064) Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Makassar

TAHUN AJARAN 2010/2011

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN PADA HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI

MARSEL PASARIBU Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Makassar PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa. Dalam rangka peningkatan dana masyarakat itu, lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan penarikan dana masyarakat. Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuannya menyediakan modal dalam jangka panjang dan tanpa batas. Dengan demikian, untuk membiayai investasi pada proyek-proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar, sudah selayaknya para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara karena pasar modal merupakan wahana yang dapat

menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Pasar modal merupakan alternatif yang dapat digunakan perusahaan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan walaupun saat ini banyak bank yang menyediakan pinjaman tetapi semua itu bisa terhambat karena leverage yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Investasi pada umumnya dilakukan karena beberapa hal,antara lain untuk mendapat kehidupan yang layak dimasa yang akan datang,meningkatkan taraf hidup,merosotnya nilai kekayaan karena tingkat inflasi,menghemat pajak dan untuk mendapatkan keuntungan atau return dari kegiatan perusahaan. Para investor saham umumnya tertarik dengan pendapatan saat ini dan pendapatan yang diharapkan di masa depan serta stabilitas pendapatan tersebut dalam garis tren. Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang terdapat di pasar saham yang selanjutnya menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan harga saham antara lain faktor dari informasi keuangan yaitu informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi

Neraca,Laporan Laba Rugi,Laporan Perubahan Modal dan Laporan arus kas yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi perusahaan pada periode tersebut. Melihat peranan informasi menjadi penting bagi investor dalam pengambilan keputusan. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Eksternal berhubungan dengan

dengan kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Sedangkan internal dapat berasal dari laporan keuangannya. Dari laporan keuangan kita dapat memprediksi kemampuan perusahaan pada masa yang akan datang. Agar pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dapat mengerti mengenai keadaan perusahaan maka kita perlu menganalisa laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan informasi yang diinginkan. Investor dalam menilai manajemen suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya. Dikarenakan laporan keuangan perusahaan merupakan informasi pokok yang diperlukan oleh pihak eksternal dan internal dalam melihat perkembangan suatu perusahaan serta keuntungan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Kinerja perusahaan terlihat dari tampilan laporan keuangan yang meningkat. Sehingga kondisi dan posisi keuangan akan mengalami perubahan. Dengan perubahan posisi keuangan,hal ini akan akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati oleh para investor. Prestasi yang dapat dicapai perusahaan, dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut investor dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price Earning ratio (PER), Return On Equity (ROE), Financial Leverage (FL), Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Dividend per Share (DPS).

Dividen adalah laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning). Laba di tahan merupakan salah satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham. Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang mampu memberikan dividen yang besar,harga saham juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus tidak membagikan dividennya maka harga saham juga akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik. Jadi, dividend per share merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan,karena besar kecilnya dividend per share akan ditentukan oleh laba perusahaan. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental Bagi perusahaan yang dilakukan yang dengan teknik go public analisis

fundamental.

perusahaan-perusahaan

diharuskan

menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ). Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan antara lain Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) Debt to Equity Ratio (DER),Dividend Per Share (DPS), Current Ratio (CR), Financial Leverage (FL), Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (EPS) diperoleh dari laba yang

tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar. Jadi, Earning Per Share (EPS) digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. Return on Equity (ROE) juga merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Ang, 1997). Return on Equity (ROE) ini sering disamakan dengan Return on Assets (ROA). Untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham yang ditanamkan dalam sebuah pasar modal dibutuhkan Return on Equity (ROE). Return on Equity (ROE) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh EPS pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh DPS pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh PER pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh ROE pada harga saham,untuk mengetahui pengaruh FL pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh CR pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh ROA pada harga saham, untuk mengetahui pengaruh DER pada harga saham dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

1.2

Rumusan Masalah Perumusan masalah yang penulis kemukakan disini adalah :

a. Apakah DPS, FL, ROE, PER, DER, ROA, CR dan EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45 ? b. Variabel apa diantara ROE, ROA , DPS, FL, PER, DER, CR dan EPS yang berpengaruh secara dominan terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45?

1.3

Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini,

maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh, DPS, FL, ROE, PER,DER, ROA, CR dan EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui manakah diantara DPS, FL, ROE, PER,DER, ROA, CR dan EPS yang berpengaruh paling dominan terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia

1.4

Manfaat Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka hasil

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Emiten Khususnya perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ 45, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengambil keputusan investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ 45

3. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penganalisaan tentang pasar modal, khususnya mengenai analisis laporan keuangan

4. Bagi akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang investasi saham pada perusahaanperusahaan dalam Bursa Efek Indonesia dan dapat memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut.

1.5

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan adalah:

BAB I

PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penyusunan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori teori tentang analisis pengaruh rasio keuangan pada harga saham dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan, serta hipotesis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang keragka penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, dan teknik analisa data.

TINJAUAN PUSTAKA

Signaling Theory Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), Signaling Theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk

memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu informasi dari pihak perusahaan yang ingin diketahui oleh pihak eksternal atau luar yaitu laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi (Ulupui, 2005). Laporan keuangan menjadi penting pula bagi pihak eksternal sebab kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, sehingga sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan sebuah perusahaan tersebut. Signaling Theory adalah sinyal informasi yang dibutuhkan oleh para investor untuk menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan sahamnya pada perusahaan yang bersangkutan atau tidak. Sebelum dan sesudah dalam melakukan sebuah investasi, banyak hal yang harus

dipertimbangkan oleh investor. Teori ini berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk mengembangkan sahamnya yang dibutuhkan oleh

manajemen perusahaan dalam menentukan arah atau prospek perusahaan ke depan.

2.1.2

Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut Robert Ang (1997), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Par value (Nilai Nominal) 2. Base Price (Harga Pasar) 3. Market Price ( Harga Saham) Saham dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock). a. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior atau akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi atau tidak memiliki hak-hak istimewa (Darmadji dan Fakhrudin, 2006:7). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan

memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. b. Saham preferen, meskipun tidak sepopuler saham biasa namun cukup berkembang, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada 3 (tiga) hal, antara lain: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku dari saham,dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa

2.1.3 Harga Saham Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. b. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.

c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

Penilaian Harga Saham Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang diharapkan untuk diterima dan resiko yang terkandung dalam transaksi pembelian itu. Penilaian (valuasi) dimasukkan untuk dapat menentukan nilai suatu saham sehingga perlu diperoleh standar prestasi (standar and

performance) yang dapat digunakan untuk menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Adapun faktor internal antara lain: a. Laba perusahaan b. Pertumbuhan aktiva tahunan c. Likuiditas d. Nilai kekayaan total e. Penjualan Sementara itu,faktor eksternalnya yaitu: a. Kebijakan pemerintah dan dampaknya b. Pergerakan suku bunga c. Fluktuasi nilai tukar mata uang d. Penggabungan usaha (business combination)

Menurut Weston & Birgham (1996:26-27) pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Penilaian harga saham bertujuan untuk menentukan saham mana yang memberikan tingkat keuntungan yang seimbang dengan modal yang

diinvestasikan dalam saham tersebut. Menurut Darmadji (2006:159), penilaian terhadap surat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi atau kondisi industri perbankan seperti

pendapatan; laba; pertumbuhan penjualan; return on equity; profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang b. Analisis teknikal salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham dimana dalam metode ini para analisis menggunakan data-data statistik yang di hasilkan dari aktivitas perdagangan saham seperti harga saham dan volume transaksi

Pengertian Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan antara dua macam data financial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Penggolongan Rasio Menurut Robert Ang (1997) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working capital 2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari: total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, average collection period (days sales inaccounts receivable) dan days sales in inventory.

3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on equity, dan operating ratio. 4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, time interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales 5) Rasio Pasar (Market Ratios) Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to book value. Dalam penelitian ini penulis membatasi hanya menggunakan beberapa rasio antara lain:

Earning Per Share (EPS) Earning per share (Laba perlembar saham) merupakan indikator yang secara ringkas menyajikan kinerja perusahaan yang dinyatakan

dengan laba. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian laba per lembar saham atau EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Dalam lingkaran keuangan alat ukur yang biasa digunakan adalah EPS. Angka yang ditunjukan dalam EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go publik) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. EPS digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rasio rendah berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan

memperhatikan pendapatan-pendapatan yang diperoleh. Rasio tinggi berarti perusahaan sudah mapan (mature). Menurut Nachrowi (2006:71), dalam investasi di bursa, investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah

penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS) EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS:

Price Earning Ratio (PER) PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Tjiptono Darmadji,2001:139). Berdasarkan pendapat di atas, pengertian PER yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham PER:

Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. ROE:

Financial Leverage (FL) Menurut S. Munawir (1995:18), hutang/leverage adalah semua kewajiban keuangan perusahaan pada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana/modal yang berasal dari kreditor.

FL: Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, dimana perusahaan yang tidak

mempunyai leverage Penggunaan mengandung kredit kredit akan yang

berarti menggunakan modal sendiri 100 %. itu sendiri bagi p e r u s a h a a n Pertama, pemberi

hutang tiga

dimensi.

menitikberatkan pada besarnya jaminan atas d i b e r i k a n . K e d u a , dengan menggunakan hutang maka

apabila perusahaan mendapatkan keuntungan y a n g l e b i h b e s a r d a r i beban tetapnya maka pemilik perusahaan mendapatkan

keuntungan yang meningkat. Ketiga, dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan. Penelitian yang meneliti tentang financial leverage terhadap harga saham pada waktu ex-dividen daytelah dilakukan oleh Pujiono. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen date

Dividend per share (DPS) Stice et al. (2004:902) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen yang didistribusikan kepada

pemegang saham dapat dibedakan menjadi dividen tunai, dividen saham, dividen properti, dan dividen likuidasi. a. Dividen tunai (cash dividend), yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (tunai)

b. Dividen saham (stock dividend), yaitu dividend yang dibagikan perusahaan bukan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham perusahaan tersebut. c. Dividen properti (property dividend), yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga. d. Dividen likuidasi (liquidating dividend), yaitu dividend yang dibagikan adalah selisih antara nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya. Dividen saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut: Vd = (Ps / Rd); dimana Vd adalah nilai suatu dividen saham per lembar saham (value of stock dividend per share), Ps merupakan harga wajar dividen saham (declaration price), dan Rd adalah rasio dividen saham (stock dividend ratio). Harga wajar dividen saham merupakan harga yang diputuskan di dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), dan merupakan harga penutupan yang tersedia sebelum RUPS yang akan memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir hari bursa sebelumnya atau sesi terakhir sebelum RUPS dimulai).

Debt To Equity Ratio (DER) Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

shareholder equity yang dimiliki perusahaan DER:

Rasio ini digunakan untuk membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas). Rasio ini juga digunakan untuk mengetahui seberapa bagian dari setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40%

menunjukkan bahwa 40% dari aset dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku bunga rendah hutang dapat meningkatkan keuntungan.

Current Ratio (CR) Current rasio ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutang tersebut. Current rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Current Ratio:

Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Untuk menghitung ROA dapat digunakan rumus berikut:

ROA:

Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis EVA dan rasio-rasio profitabilitas yang berpengaruh terhadap harga saham diantaranya dikutip dari beberapa sumber. Penelitian mengenai harga saham antara lain: Hernawati dan Setyaningsih (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan property di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah pengujian statistik menggunakan uji statistik parametik. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 10 perusahaan dengan jangka waktu 5 tahun (2000-2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning per Share (EPS) terhadap harga saham terdapat hubungan berbanding terbalik dan nilainya tidak signifikan. Apabila Earning per Share (EPS) mengalami kenaikan, maka harga saham justru akan mengalami penurunan. Dan sebaliknya apabila Earning per Share mengalami penurunan, maka harga saham aka mengalami kenaikan. Anastasia dkk (2007) yang meneliti tentang analisis faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham property di Bursa Efek Jakarta. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan property sebanyak 33 perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta yang memiliki laporan keuangan lengkap selama enam tahun terakhir dari tahun 1996 sampai tahun 2001. Hasil dari penelitian ini secara empiris menyatakan bahwa faktor fundamental (ROA, ROE dan DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan property secra bersamaan.

Sasongko dan Wulandari (2006) melakukan penelitian terhadap EVA dan rasio-rasio profitabilitas (ROE, ROA, EPS) terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdapat di BEJ untuk periode 2001-2002. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan EVA, ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. Rizal dan Ratna Sari yang meneliti mengenai analisis economic value added dalam hubungannya dengan harga saham pada perusahaan jasa transportasi yang listing di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui buku ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2006, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut tersebut adalah hubungan antara nilai EVA dengan harga pasar saham pada perusahaan jasa transportasi yang listing di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005 adalah sangat lemah, dianggap tidak ada hubungan atau tidak signifikan terhadap harga pasar saham. Robert Ang (2003) yang melakukan penelitian tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham. Yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning per Share, Debt to Equity Ratio (DER). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di pasar modal Indonesia sampai dengan akhir tahun 2001 tercatat sebanyak 8 perusahaan. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa Return on Equity (ROE) mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap harga saham, sedangkan

Return on Assets (ROA), Earnings per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap harga saham. Menurut Sari (2006), EVA adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi operasi sebuah perusahaan dalam menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah ekonomi suatu perusahaan. EVA dapat dihitung dengan: EVA= NOPAT-CAPITAL CHARGE

Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan telaah pustaka, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1 Pengaruh EPS, DPS, FL pada Harga saham

EPS

DPS

Harga Saham

FL

2.4

Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berkait dengan ada tidaknya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berdasarkan dasar teori dan kajian penelitian sejenis, maka penulis merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: 1. H1= variabel EPS berpengaruh pada harga saham 2. H2= variabel PER tidak berpengaruh pada harga saham 3. H3= variabel ROE tidak berpengaruh pada harga saham 4. H4= variabel FL berpengaruh pada harga saham 5. H5= variabel DER tidak berpengaruh pada harga saham 6. H6= variabel CR tidak berpengaruh pada harga saham 7. H7= variabel ROA tidak berpengaruh pada harga saham 8. H8= variabel DPS berpengaruh pada harga saham 9. H9= variabel harga saham berpengaruh terhadap kinerja 10. H10= variabel EPS, PER, FL, DER, CR, ROA berpengaruh pada harga saham dan membawa dampak terhadap kinerja perusahaan.

METODE PENELITIAN

Data, Sumber Data dan Variabel data Penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain,biasanya dalam bentuk publikasi. Data saham yang dipakai adalah data saham kategori LQ 45 beserta laporan keuangannya. Data yang diambil adalah bersumber dari laporan keuangan tahun 2005-2009 yang masuk dalam kategori LQ 45 periode februari 2010- juli 2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi 2 golongan, yaitu: a. Variabel eksogen yaitu EPS, PER, ROE, FL, DER ,CR, ROA, DPS b. Variabel endogen yaitu Harga saham dan EVA

Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang laporan

keuangannya terdapat di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam daftar LQ 45. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah 32 perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 dari tahun 2005-2009

Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM), dengan bantuan AMOS 18 (Analysis of Moment Structure)

Uji Normalitas

Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Data dikatakan normal apabila c.r multivariate ( critical ratio) memiliki syarat -2,58 < c.r < 2,58. Jika hasil menunjukkan data tidak normal maka perlu dilakukan pembersihan data outlier yaitu signifikan p1 atau p2 < 0,05.

Uji Kesesuaian Model Tujuan utama dari analisis SEM adalah menguji fit suatu model yaitu kesesuaian model teoritik dengan data empiris. Kriteria Goodness of Fit menurut Tony Wijaya dalam bukunya yang berjudul Analisis Structural Equation Modeling menggunakan AMOS (2009 : 6-9) sebagai berikut:

Tabel 1 INDEKS KRITERIA GOODNESS OF FIT

Kriteria Indeks Ukuran Chi square (X2) Probability CMIN/DF RMSEA GFI AGFI TLI CFI Uji Statistik Mendekati 0 0.05 2.00 0.08 0.90 0.90 0.90 0.90

Cut off Value

Pengolahan dan analisis data tidak lepas dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu yang memberikan dasar dalam penjelasan hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan statistik yang ada pada program AMOS, sebagai berikut:

Regression Weight Regression Weight menunjukkan nilai estimasi pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya serta probabilitas yang menunjukkan signifikasi pengaruh dari suatu variabel lainnya. Variabel dikatakan berpengaruh jika nilai probabilitas koesfisien beta

Square Multiple Correlations Nilai estimasi dari Squared Multiple Correlation menunjukkan bahwa pengaruh variabel eksogen secara simultan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/31603395/PENGARUH-EARNING-PER-SHARE%28EPS%29-DIVIDEN-PER-SHARE-%28DPS%29 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8715/1/09E01139.pdf http://www.scribd.com/doc/18423877/SKRIPSI-ANALISIS-PENGARUH-FAKTORFUNDAMENTAL-DAN-RESIKO-PASAR-TERHADAP-HARGA-SAHAM-PERUSAHAAN-DIBURSA-EFEK-JAKARTA-PADA-WAKTU-EXDIVIDEN-Date http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_2020588 2.pdf

www.idx.co.id
Damanik, Michael. 2008. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Analisis fundamental terhadap harga saham (studi kasus pada sektor industri perdagangan retail). Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma. Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2001. Pasar Modal di Indonesia . Jakarta :Salemba Empat. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan . Edisi keempat. Yogyakarta: L.Sasongko, Noer. 2006. Pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham. Empirika, Vol.19, No. 1, 64 -80iberty.

Weston, J Fred dan Eugene F Brigham. 1993. Manajemen Keuangan . Jakarta: Penerbit Erlangga

You might also like