You are on page 1of 14

MEDIUM DAN LARUTAN PENGENCER 1.

Medium Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Medium agar merupakan salah satu tehnik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masingmasing (Fardiaz, 1989). Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang merah, agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan mikroorganisme, dan membeku pada suhu di atas 45C. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5 2% (Lay, 1994). Medium untuk sejumlah mikroorganisme ditetapkan sesuai dengan kebutuhan bahan makanan minimum dan mengembangkan medium minimum tidak mengandung komponen lebih daripada yang diperlukan untuk pertumbuhan, jenis-jenis yang mempunyai tuntutan tinggi memerlukan sejumlah besar zat pelengkap. Media biak yang biasa digunakan misalnya media biak sintetik yaitu suatu larutan biak yang dapat dibuat dari senyawa-senyawa kimia tertentu, media biak kompleks yaitu larutan biak yang mengandung ekstrak ragi, otolisat ragi, pepton atau ekstrak ragi, media biak padat, kadar ion hidrogen, karbondioksida yaitu media biak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorgaisme yang ototrof yang memfiksasi CO2, dan media biak suhu yaitu media biak yang diperlukan untuk mikroorganisme yang memiliki tuntutan mengenai suhu inkubasi, aerasi

untuk semua mikroorganisme aerob obligat, oksigen merupakn akseptor elektron yang sangat penting. dan media biak anaerob untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob (Schlegel, 1994).

a. Nutrient Agar (NA) Medium Nutrient Agar merupakan salah satu teknik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masing-masing

morfologinya. Medium ini terdiri dari ekstrak sapi 3 g, pepton 5 g, agar 100 ml, air destilata 1000 ml dengan pH 6,8 (Fardiaz, 1989). Nutrient agar adalah suatu campuran terdiri dari bahan organik kompleks yang dipadatkan dengan agar. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri diimbangi oleh tersedianya berbagai media salah satunya adalah nutrient agar. Komposisi dari media ini adalah ekstrak daging sapi, pepton, air dan agar (Pelczar, 1986). b. Potato Dextrose Agar (PDA) dan Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan mikroorganisme, dan membeku pada suhu di atas 45C. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5-2% (Lay, 1994). Media setengah padat dibuat dari bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik. Media cair juga dikenal dengan media sintesis, merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang diketahui

secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Contoh media sintetis adala cairan Hanks, Locke, Thyrode dan Eagle (Waluyo, 2007). Medium yang digunakan harus memenuhi kebutuhan dasar dari mikroba termasuk air, karbon, mineral, vitamin, asam amino, tegangan muka, tekanan osmose dan pHnya harus sesuai dengan mikroorganisme tersebut. PDA (Potato Dextrose Agar ) adalah suatu medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa, sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Akan tetapi karena beberapa bakteri juga menfermentasi karbohidrat dan menggunakannya sebagai sumber energi, maka beberapa bakteri masih mungkin tumbuh pada PDA (Potato Dextrose Agar ). Dengan menurunkan pH PDA (Potato Dextrose Agar ) menjadi kira-kira 3,5 pertumbuhan bakteri akan terhambat karrena pada umumnya bakteri tidak dapat tumbuh pada pH kurang dari 4,0. PDA (Potato Dextrose Agar ) yang telah diasamkan tersebut disebut Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) (Fardiaz,1993).

BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Mikrobiologi Umum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012 pukul 15.00 18.00 dan hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 pukul 19.00 21.30 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan adalah timbangan untuk menimbang bahan, erlenmeyer untuk menaruh bahan, watherbath untuk memasak bahan, beker glass untuk membuat suatu larutan atau zat tertentu dengan ukuran yang tepat., gelas ukur untuk mengukur suatu cairan dengan tepat., pisau untuk memotong, kain saring untuk menyaring, pH meter untuk mengukur kadar keasaman, Autoklaf untuk mensterilkan bahan-bahan yang bersifat cair. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Nutrient agar, kentang, dextrose, agar, aquades, dan asam tartarat. 3.2. Metode 3.2.1. Pembuatan Nutrient Agar (NA) Metode yang digunakan dalam pembuatan Nutrient Agar yaitu, menimbang Nutrient Agar sesuai kebutuhan (23 gram per 100ml) kemudian melarutkan bahan tersebut kedalam 100 ml aquadest hingga menjadi larutan homogen. Memanaskan larutan dalam waterbath hingga mendidih selama 5 menit.

Selah itu mendinginkan dan menyaring larutan menggunakan kertas saring yang bersih. Kemudian mensterilisasikan larutan dengan menggunakan metode sterilisasi basah (autoklaf). 3.2.2. Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) Metode yang digunakan adalah mengupas kentang dengan pisau tajam hingga bersih, kemudian membilas dengan air hingga bersih, kemudian mengiris kentang tersebut dengan ukuran kira-kira 1x1x1 cm. Menimbang kentang dengan tepat sebanyak 250 gram, memasukkan kentang ke dalam beker glass, kemudain menambahkan 100 ml aquades, tutup beker glass dengan aluminium foil serapat mungkin. Memanaskan dalam waterbath hingga mendidih selama 30

menit.Mengambil fitrat kentang dengan cara menyaringnya menggunakan kain saring yang bersih. Setelah fitrat terkumpul mengukur volumenya untuk membuat medium PDA, dengan komposisi: 100 ml fitrat kentang 20 gram dextrose 20 gram agar pH 6,8-7,2 Selanjutnya untuk membuat medium APDA, terlebih dahulu menyiapkan larutan asam tartarat 10 %. Mensterilkan medium PDA dan larutan asam tartart 10 % dalam autoklaff pada suhu 1210C, 2 atm selama 15 menit, setelah steril memasukkan medium PDA dan larutan asam tartarat 10% ke dalam incubator bersuhu 500C. Setelah keduanya mencapai suhu 500C menambahkan dengan pipet ukur steril larutan asam tartarat 10% ke dalam medium PDA secara aseptis. Maka medium yang dihasilkan tersebut adalah medium APDa. ( Setiap 1000ml PDA membutuhkan 10ml asam tartarat 10% pH medium APDA berkisar 3,5-4,0).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembuatan Medium

4.1.1. Nutrien Agar

Pembuatan medium NA dengan timbangan 23 gram nutrient agar, kemudian mencampurkannya dengan aquadest 1000 ml pada erlemeyer dan dihomogenisasi di atas pengaduk magnetic stirrer sampai bahan tercampur dan suhu medium naik. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. NA merupakan medium yang digunakan untuk melakukan inokulasi pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Semua bahan tersebut dicampur dan dihomogenkan dengan cara dipanaskan di atas hot plate sembari diaduk secara manual atau secara mekanis dengan menggunakan magnetic stirer. Setelah homogen, ditandai larutan berwarna agak jernih, maka media dapat digunakan setelah disterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi dilakukan dengan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit. Pemanasan diusahakan jangan lebih dari 20 menit agar tidak merusak kandungan nutrisi dalam media. NA yang digunakan dalam praktikum sudah dalam bentuk bahan jadi sehingga praktikan tinggal mencampurnya. NA tersebut biasanya terbuat dari air rebusan daging ditambah pepton dan agar. Komposisi bahan-bahan media tersebut, pepton berfungsi sebagai sumber

nutrisi bagi bakteri karena banyak mengandung protein dan N2. Ekstrak yeast mengandung garam mineral dan lain-lainnya. Bacto-agar (agar-agar) hanyalah sekedar sebagai zat pengental untuk media padat sedangkan untuk media cair tidak perlu dan bukan zat makanan bagi bakteri. Agar-agar memiliki keunggulan dibandingkan dengan gelatin yaitu ia baru mencair pada suhu 95 oC, sedangkan gelatin sudah mencair pada suhu 23oC (Fardiaz, 1989). Dengan demikian media yang mengandung gelatin perlu disimpan dalam tempat yang lebih dingin dari suhu kamar agar tetap dalam keadaan padat. Di samping itu, gelatin dapat diencerkan oleh enzim-enzim bakteri, sedangkan agar-agar tidak. 4.1.2. Acidified Potato Dextrose Agar Medium APDA merupakan medium yang sesuai bagi jamur Rhizopus sp., Aspergillus niger, Trichoderma sp. dan Saccharomyches dibuat dari 100ml ekstrak kentang, 20 gram dextrose, 20 gram agar dan 0,6 ml asam tartarat, 500 ml aquadest. Penggunaan dextrose pada medium karena jamur ini akan tumbuh pada medium yang mengandung karbohidrat sebagai nutrisi yang mudah dicerna energi pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1989), yang menyatakan bahwa mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam medium, maka medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme. Karbohidrat yang terdapat dalam medium diperoleh dari ekstrak kentang yang telah tercampur dalam agar dan dextrose. Hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada APDA dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) faktor dalam (intrinsik) termasuk nilai

nutrisi APDA, kadar air, pH, potensi oksidasi-reduksi dan ada tidaknya substansi penghalang atau penghambat, (2) faktor luar (ekstrinsik) misalnya temperatur, kelembaban relatif, ada tidaknya oksigen dan bentuk atau kondisi APDA.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia di Laboratorium. PT Raja Grafinda Persada, Jakarta. Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Schlegel H. G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang Press, Malang.

Lampiran 2.Menjawab Soal Medium

1. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen dibawah ini didalam medium: a. Pepton b. Agar Jawab: a. Pepton: mengikat protein pada penanaman mikroba. b. Agar: medium padat yang digunakan sebagai tempat menumbuh dan mengembang biakkan jamur. c. Ekstrak Sapi: medium cair pembiakkan mikroba. d. NaCl: menjaga pH supaya tetap dalam keadaan asam. 2. Jelaskan perbedaan masing-masing medium dibawah ini: a. Nutrient Agar b. Potato Dextrose Agar c. Lactose Broth d. Plate Count Agar e. Briliant Green Lactose Bile Broth Jawab: a. Nutrient Agar: Suatu medium dengan cara menambahkan agar. b. Potato Dextrose Agar: Suatu medium yang tidak ditambahkan dengan larutan asam tartarat 10 %. c. Lactose Broth: pembuatannya ditambahkan dengan susu (asam laktat). d.Plate Count Agar: pembuatannya dengan medium cawan tuang. c. Ekstrak Sapi d. NaCl

Lajutan lampiran 2 ( menjawab pertanyaan medium ) e. Briliant Green Lactose Bile Broth: pembuatannya ditambahkan nutrisi dari tumbuhan. 3. Sebut dan jelaskan klasifikasi medium! Jawab: Klasifikasi medium berdasar susunan kimianya : a. Medium organik, medium yang tersusun dari bahan organik b. Medium anorganik, medium yang tersusun dari bahan anorganik. c. Medium sintetik, medium yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti. d. Medium non sintetik, medium yang susunan kimianya tidak dapat diketahui secara pasti. Klasifikasi medium berdasar konsistensinya : a. Medium cair, medium yang berbentuk cair. b. Medium padat, medium yang berbentuk padat dan mengandung 1,5-1,8 % agar. c. Medium setengah padat, medium yang terbentuk setengah padat dan mengandung kurang dari 1 % agar. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya : a. Medium diperkaya, medium yang ditambahkan zat tertentu untuk dapat digunakan menumbuhkan mikroorganisme yang bersifat heterotrof.

Lanjutan lampiran 2 ( menjawab pertanyaan medium ) b. Medium selektif, medium yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroorganisme tertentu tetapi menghambat dan mematikan jenis lain. c. Medium differensial, medium untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu serta penentu sifatnya. d. Medium penguji, medium yang digunakan untuk menguji senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroorganisme. e. Medium perhitungan, medium yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan. f. Medium khusus, medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya mengadakan perubahan kimia tertentu.

Lampiran 6. Gambar alat dan fungsi

1.

Tabung reaksi untuk menanam bakteri dan jamur dengan metode agar miring.

2.

Tabung reaksi untuk menanam bakteri dan jamur dengan metode agar miring.

3.

Gelas ukur untuk mengukur suatu cairan dengan tepat.

4.

Cawan petri untuk menanam bakteri dan jamur dengan metode agar cawan.

5.

Beker glass untuk membuat suatu larutan atau zat tertentu dengan ukuran yang tepat.

6.

Timbangan untuk menimbang.

7.

Erlenmeyer untuk mengukur suatu larutan atau zat cair

8.

Bunsen untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan pada saat melakukan isolasi mikroorganisme.

9.

Autoklaf untuk mensterilkan bahan-bahan yang bersifat cair.

10.

Oven untuk mensterilkan alat-alat (berbahan kaca) yang digunakan pada saat penanaman mikroorganisme.

11.

Mikroskop untuk mengamati mikroorganisme hasil biakan.

You might also like