You are on page 1of 3

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH EVAN W.

SIMAMORA(111201097) HUT 2B

TANAH KAPUR
Tanah kapur atau disebut juga tanah mediteran merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan bebatuan kapur. Tanah kapur tidak memiliki unsur hara sama sekali sehingga tanah ini tidak subur. Walaupun demikian tanah ini masih bisa digunakan untuk pertanian yaitu, sebagai media penurun tingkat keasaman tanah menjadi netral dengan pemakaian yang sesuai. Walaupun tanah ini kurang subur, tetapi memiliki fungsi sangat strategis. Batuan kapur banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan kapur digunakan sebagai penimbun khususnya tanah kapur, sebagai pondasi bangunan khususnya batu kapur, untuk barang kerajinan dan keramik khususnya batu marmer dan sebagai bahan campuran adonan semen. Kapur dalam tanah memiliki kandungan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini terjadi karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan kemasaman tanah. Perlu diketahui bahwa tanah yang memiliki kandungan kapur yang tinggi untuk mentralkan keasaman tanah, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. bisa terjadi suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akan menyerap unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Kandungan Ca dan mg yang tinggi dalam tanah berhubungan dengan taraf perkembangan tanah tersebut, semakin kuat pelindian / semakin tua tanahnya, akan semakin kecil pula kandungan kedua zat tersebut. Kadar tinggi berkaitan dengan pH yang netral atau agak kalis. Sebagai unsur hara makro Ca dan Mg mempunyai fungsi yang penting pada tanaman. Kalsium (Ca) berperan sebagai

penyusun dinding sel tumbuhan dan sering pula menjonjotkan/menetralkan bahan racun dalam jaringan tanaman. Magnesium (Mg) merupakan komponen dari klorofil dan berperan pula dalam pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan. Kekurangan kedua zat ini dalam tanah dapat menghambat perkembangan normal pada jaringan muda. Kandungan kapur dari setiap jenis tanah berbeda-beda. Kandungan kapur dari lapisan atas tentu berbeda dengan lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pelindian kapur pada lapisan atas oleh air yang akan diendapkan pada lapisan bawahnya. Selain itu keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yang ada pada lokasi tanah tersebut. Pengaruh iklim terhadap pembentukan dan perkembangan profil tanah sangat bergantung pada besarnya air yang mampu melewati lapisan tanah. Dengan mengetahui kandungan kapur dalam tanah maka dapat ditentukan kesuburan tanah yang sangat berpengaruh terhadap pengelolan lahan, sehingga dapat mengoptimalkan potensi lahan untuk budidaya pertanian. Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2, CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg(CO3)2yang digiling dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh dan 50 % melewati saringan80 100 mesh. Pemberian kapur dapat menaikkan kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur yang menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman ( padi, jagung, kedelai ) ( Bailey, 1986 ). Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas PH, pasta PH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih murah tetapi peka

terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal ( Darmawijaya, 1990 ). Perilaku kimia tanah dapat ditafsirkan sebagai keseluruhan reaksi fotokimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada tanah insitu. Faktor kelajuan semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat berhitungan menit (reaksi serapan tertentu) dan yang luar biasa berhitung abad (reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah). Reaksi-reaksi tanah diimbas oleh tindakan faktor lingkungan tertentu ( Notohadiprawiro,1998) Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan kemasaman tanah. Perlu diketahui bahwa tanah yang memiliki kandungan kapur yang tinggi, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. bisa terjadi suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akan menyerap unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya Kadar kapur tertinggi sampai terendah adalah tanah alfisol, entisol, vertisol, rendzina, dan ultisol. Bahan induk pada tanah alfisol ialah kapur dengan jeluk air sekitar 50 m. Adapun bahan induk pada tanah vertisol ialah kapur dan gamping. Kemudian pada tanah rendzina bahan induknya juga kapur, karena pengangkatan karst. Bahan induk tanah entisol dan ultisol berturut-turut ialah abu vulkan serta konglomerat dan breksi.

You might also like