You are on page 1of 13

Kampung Adat Dan Rumah Adat Di Garut

BAB 1 : Latar Belakang


Latar belakang Kunjungan Budaya Sering kali orang mempertanyakan keberadaan dankelestarian kebudayaan daerah dalam rangka mengembangkankebudayaan nasional Indonesia. Karena Budaya nasionalIndonesia telah mengalami pergeseran nilai Budaya.Kebudayaan sendiri memiliki pengertian secara garisbesar sebagai hasil buah budi manusia yang akan senantiasadiwarnai oleh zamannya sesuai dengan tingkat peradabanmanusia itu sendiri.Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesiatang peduli terhadap budaya maka kita melakukan kunjunganke kampung Dukuh. Kami memilih Kampung Dukuh sebagaitempat kunjungan budaya, karena Kampung Dukuh masihmemegang teguh adat istiadat dati leluhur mereka, diKampung dukuh masih sedikit pengaruh dari luar, meskisudah ada beberapa pengaruh luar yang masuk ke KampungDukuh tetapi tidak sebanyak seperti di kampung-kampung adat yang lain.

Problem Isu bagaimana gambaran secara umum dari kondisi keanekaragaman budaya di kampung Dukuh?

Identifikasi Masalah Untuk lebih mengenal dan mengetahui akan anekaragam budaya masyarakat Kampung Dukuh khususnya danagar mahasiswa tahu pentingnya kebudayaan, umumnyabudaya di Indonesia sehingga dari sana diharapkan timbulrasa kasih sayang terhadap budaya sendiri, budaya bangsaindonesia.Dengan demikian tanpa ada rasa keraguan lagi kitabisa mengembangkan dan lebih memperdalam nilai-nilaibudaya tersebut untuk di lestarikan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II : Landasan Teori


Kampung Dukuhdihuni 40 Kepala Keluarga (KK) atau 172 orang yang terdiridari masyarakat asli kampung dukuh dan tidak sedikit pulamasyarakat dari luar kampung Dukuh, masyarakat pendatangdi kampung dukuh ada yang menetap permanen disana danada juga yang hanya tinggal beberapa hari atau beberapabulan saja, alasan mereka tinggal dan menetap di kampungdukuh adalah untuk memperdalam agama Islam, mendapatketenangan hati dan ada juga yang mencari karomah, yaitusemacam keajaiban bagi orangorang yang shaleh, jika Nabimendapat Mukjizat, orang shaleh mendapatkan karomah.Kampung Dukuh merupakan suatu perkampunganyang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuatmemegang adat istiadat peninggalan leluhurnya dan sangatmenjunjung tinggi kesederhanaan. Masyarakat KampungDukuh hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalamsuasana kesahajaan lingkungan kearifan tradisional yang kuat.

Penduduk Kampung Dukuh dari tahun ke tahun relatif berkurang, karena ada beberapa faktor penyebabnya yaitu: pertama akibat perkawinan dengan anggota masyarakatKampung Dukuh yang tinggal di luar Kampung Dukuh, ataudengan masyarakat lain, kedua karena alasan ekonomi,sehingga dengan pertimbangan yang lebih praktis, merekamemilih tinggal di luar Kampung Dukuh sebagai tempatusahanya, sedangkan yang ketiga , ketika terjadi pernikahanantara muda-mudi dari kampung ini bisa jadi pasangantersebut harus keluar dari kampung Dukuh karena tidak tersedianya tempat tinggal (rumah). Rumah di KampungDukuh jumlahnya selalu diperhatikan, yaitu tidak bolehmelebihi batas tanah suci kampung Dukuh. Mereka bisamembangun rumah di luar kampung Dukuh Luar atau didaerah lainnya

BAB III : Keadaan Objek


Terletak 8 Km sebelah utara Kec. Cikelet, Kampung Dukuh berdiri sekitar tahun 1700-an, terdiri dari 40 rumah adat Sunda yang sederhana, memiliki sumber mata air keramat, makam keramat, daerah tutupan, larangan,cadangan, garapan dan titipan. Kampung ini dipimpin oleh seorang kuncen untuk urusan adat, di kampung ini tidak boleh menggunakan peralatan modern. Kesederhanaan, persatuan dengan alam, hormat kepada yang lebih tua dan menjalankan syariat Islam adalah sebagian dari tradisi kehidupan sehari-hari kampung dukuh. Acara ritual dilakukan pada tanggal 12 Maulud sebagai peringatan berdirinya Kampung Dukuh. Lokasi dan Lingkungan Secara administratif, Kampung Dukuh termasuk dalam kawasan RT 02 dan 03 RW 07 Desa Cijambe Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Jarak Kampung Dukuh dari Desa Cijambe + 9 km, dari kota kecamatan 10 km, dad pusat pemerintahan Kabupaten Garut sekitar 100 km dan dari Bandung + 160 km ke arah selatan.
Kampung Dukuh dapat dicapai dari Garut dengan menggunakan kendaraan umum jurusan Cimari atau Cikelet. Kendaraan umum Garut - Cimari melalui Cijambe, sedangkan bila menggunakan trayek Garut - Cikelet, harus menggunakan kendaraan umum lagi untuk sampai di Cijambe. Dad Cijambe perjalanan ditempuh dengan ojeg sepeda motor atau berjalan kaki karena tidak ada kendaraan umum selain ojeg yang menuju Kampung Dukuh.

Jalan beraspal hanya sampai di Cijambe. Sedangkan jalan dad Cijambe ke Kampung Dukuh masih berbatu-batu dan tidak rata, naik turun relatif terjal, agak sempit, serta kiri- kanannya terdapat tebing dan jurarig. Kendaraan beroda empat dengan kondisi prima bisa melewatinya sampai pamenekan yaitu persimpangan menuju Kampung Dukuh. Kondisi jalan dari pamenekan ke Kampung Dukuh yang berjarak 1 km, berupa jalan setapak yang kiri-kanannya dipenuhi semak belukar dan pohon jati. Ketinggian Kampung Dukuh adalah sekitar 390 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 26 C dan letak astronomis Dada saris 7 - 8 LS. 70 - 108 BT. Udara di Kampuna Dukuh vans luasnva sekitar 5 Ha ini tidak begitu panas (sedang) meskipun terletak hampir di pesisir selatan. Hal ini mungkin karena pengaruh hutan lebat di sebelah utara kampung. Letak kampungnya sendin di tanah miring, di lereng Gunung Dukuh dan terpencil dari kampung-kampung lainnya yang satu desa tetapi tidak membuatnya sulit untuk melakukan komunikasi karena kondisi jalan yang cukup balk. Batas-batas administrasi Kampung Dukuh adalah Sebelah utara berbatasan dengan Kampung Palasari Desa Karangsari. Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Cibalagung Desa Cijambe . Sebelah timur berbatasan dengan Kampung Nangela Desa Karangsari. Sebelah barat berbatasan dengan Kampung Ciawi Desa Cijambe

BAB IV : Pembahasan
Sistem Religi dan Kepercayaan Masyarakat tradisional kampung Dukuh menganutagama Islam yang kuat. Mereka menjalani kehidupan agamaIslamnya dengan cara bertasawuf artinya mereka membatasidiri dengan pengaruh luar yang dapat mendatangkan dosaterhadap Allah SWT. Hal itu dibuktikan dengan tidak terdapatnya benda-bendayang sifatnya modern sepertilistrik,alat-alat elektronik dan sebagainya. Merekamenjunjung tinggi dan memegang kuat adat leluhur, makamereka pun menjalani kehidupan agamanya sesuai denganamanat para leluhurnya yang tidak bertentangan dengan AlQuran dan Al Hadist, dimana kehidupan agama yangdemikian menjadi budaya dalam kehidupan sosial saat in

Sistem Pola Mata Pencaharian Pada umumnya mata pencaharian masyarakat adatadalah bertani, sama halnya dengan masyarakat di KampungDukuh. Pada waktu itu sistem pertanian yang mereka lakukanadalah sistem pertanian ladang berpindah. Ada dua alasankenapa sistem tersebut dilakukan:(1) Karena lahan yang tersedia masih sangat luas, dan(2) Karena dengan sistem ladang berpindah kesuburan tanahakan tetap terjaga.Tetapi seiring dengan bergeraknya zaman, sistem pertanianladang berpindah mulai ditinggalkan dan sebagai gantinyaadalah sistem pertanian menetap. Sistem pertanian menetapmengharuskan para penggarap untuk tinggal tidak jauh darilokasi garapannya. Tujuannya adalah menjaga lahan garapandari gangguan-gangguan yang tidak diinginkan. Mulai saatitulah banyak warga masyarakat kampung Dukuh yangmeniggalkan kampung induknya guna mendirikanperkampungan baru yang berdekatan dengan lokasi lahangarapannya. Seiiring dengan bertambahnya penduduk,

Maka bertambah pula kampung-kampung baru disekitar wilayahadat dukuh.Saat ini pekerjaan masyarakat kampung Dukuh adalahbertani dan berkebun. Namun hanya sebagai petanipenggarap, bukan petani pemilik lahan karena sebagianmasyarakat kampung Dukuh sudah tidak memiliki lahangarapan. Sekarang mereka menggarap tanah yang dibiarkanperhutani. Itu pun sebagai pelampiasan warga atasdibiarkannya lahan itu. Untuk itu warga memanfaatkan lahanitu.Dalam perjalanan ke kampung Dukuh kami melihat dikiri-kanan jalan terdapat perkebunan pohon jati yang cukupluas, sebelumnya kami mengira itu adalah salah satu matapencaharian masyarakat kampung dukuh, tetapi ketikaditanyakan kepada kuncennya (bapak Lukman Hakim) beliaumengatakan bahwa itu adalah milik pemerintah (perhutani),warga kampung Dukuh hanya menggarap sawah, sayur-sayuran dan buah-buahan saja. Mereka menolak itu programpenghijauan, tetapi caranya yang salah, jika berkeinginanuntuk menghijaukan, jangan menanam pohon produksi(pohon jati) tapi harus menanam pohon yang benar-benar bisamenghijaukan, bukan untuk tujuan produksi

BAB V : Kesimpulan
Setelah kami melakukan kunjungan budaya keKampung Dukuh maka kami dapat menarik beberapakesimpulan dari kunjungan tersebut, yaitu denganmengunjungi Kampung Dukuh kami bisa meneliti danmengamati serta mengetahui secara langsung unsurunsur budaya yang terdapat didaerah tersebut, juga kami bisamembandingkan dan membuktikan sendiri teori-teori yangdiperoleh baik dari sumber bacaan maupun penjelasan daridosen kami megenai keadaan Kampung Dukuh ini, sehinggakami bisa mengenal dan mencintai budaya-budaya daerah diIndonesia, khususnya budaya sunda di Kampung Dukuh (Jawa Barat).Masyarakat Kampung Dukuh terkenal denganketaatannya yang masih konsen memegang teguh adat dankebudayaan sunda, serta peraturan adat istiadat yang berlakudisana sebagai warisan dari nenek moyang mereka sejak dahulu. Kebudayaan yang ada di Kampung Dukuh adalahkebudayaan sunda ynag masih asli dan disinyalir belumterpengaruhi oleh kebudayaan luar daerahnya. Untuk menjaga

dan melestarikan kebudayaan agar tetap eksis salah satunyadiperlukan adanya suatu peraturan norma-norma yang tegasserta mengikat, meskipun warganya ada yang tinggal di luar atau keluar dari daerah Kampung Dukuh untuk mencariprofesi lain yang diinginkannya.Hal yang perlu ditiru dalam kondisi sosial masyarakatKampung Dukuh adalah sifat kesederhanaan dalam hidupnya.Kesederhanaan masyarakat Kampung Dukuh dalamkesehariannya merupakan suatu manifesti dari sikap dan gayahidup mereka yang tidak terlalu berlebihan

You might also like