You are on page 1of 21

Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan.

Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. a. Penelitian Deskriptif Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat.Dalam perkembangan akhirakhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan.Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif.Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel. Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.

Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN DESKRIPTIF Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan. Membuat laporan penelitian

MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif.Setiap ahli penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi.Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh peneliti.

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.

Penelitian Laporan Dari (Self-Report research) Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti. Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.

Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.

Contoh Penelitian Deskriptif menggunakan self-report Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah

Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :

Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah melalui sistem kelembagaan. Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi koperasi usaha kecil dan menengah.

Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha. Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di Negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.

Penelitian studi banding ini menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan self-report. Tempat penelitian adalah lembaga tinggi depertemen perdagangan dan industri dan lembaga lain dan lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan menengah. Lembaga lembaga lain tersebut termasuk kantor Biro Pengembangan Usaha Kecil Menengah (BSMD), Kantor Technology Livelihood Resource Center (TLRC). COLOMBO PLAN STAFF CALLEGE (CPSC), dan Technology Universisty of Philippines (TUP). Subjek penelitiannya adalah nara sumber yang memiliki informasi yang diperlukan dan mereka yang berhasrat dan bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi.

Studi banding ini mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Yang berkaitan dengan lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk: Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional.

Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciriciri seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai P15,000,001-P60,000,000

Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada dibawah tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi.

Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.

Studi Perkembangan (Developmental Study) Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.

Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.

Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

Studi Kelanjutan (Follow-up study) Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan.Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome

(hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.

Studi Sosiometrik (Sociometric study) Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan. Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.

Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:

Bintang diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya, Terisolasi di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok, Klik diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam kelompoknya.

Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.

Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan; Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai; Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.

Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi sosiometrik.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian. Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data. Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan. Membuat laporan penelitian

PENELITIAN DESKRIPTIF

Berorientasi Pemecahan Masalah

Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang dilakukan guru sebaikinya adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Salah satu jenis penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif

(Sugiyono: 2006, 5), jenis penelitian ini dapat dilakukan oleh guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelasnya. Walaupun penelitian yang dilakukan oleh guru merupakan penelitian deskriptif, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan), maka apabila penelitian seperti itu dilakukan secara terencana oleh peneliti maka dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2006, 83). Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung (ini ciri penelitian deskriptif) maka tetap dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka disebut deskriptif komparatif. Dan karena untuk penelitian deskriptif yang dilakukan guru harus berorientasi pada pemecahan masalah atau peningkatan mutu pembelajaran maka lebih tepatnya rancangan penelitian seperti itu disebut penelitian deskriptif yang berorientasi pemecahan masalah atau peningkatan mutu,

A. Ilustrasi Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut.Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX.Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran.Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran.Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya.Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa.Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Pada waktu setelah kejadian berlangsung dan karena melihat keberhasilannya tersebut kemudian pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya.Dari hasil wawancara,

angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil penelitiannya. Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif kualitiatif tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelasnya.

B. Persiapan Penelitian Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan.Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya.Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu. Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan. Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya meliputi metode wawancara, angket, pengamatan dan dokumentasi. Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan dan biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban secara tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau halhal yang ia ketahui. Istilah angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen.Jadi dalam menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah angket. Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau observasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

pengamatan non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan pedoman dalam melakukan pengamatan. Saat melakukan penelitian di mana sumber datanya berupa tulisan atau dokumen, digunakan metode dokumentasi.

C. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data.Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri.Dalam hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data.Selanjutnya data yang telah diolah tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.

D. Analisis dan Penarikan Kesimpulan Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian.Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima.Dengan telah

diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau pemaknaan. Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti.Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya.Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian.Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur penelitiannya.

b. Penelitian Komparatif

Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Penelitian Kausal-Komparatif

Tujuan

Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.

Contoh-contoh

Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada perusahaan asuransi.

Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan berada di kelas VI SD.

Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.

Ciri-ciri pokok

Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu).Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Keunggulan-keunggulan

Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:

Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.

Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.

Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.

Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kelemahan-kelemahan

Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabelvariabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu.Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai.Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.

Adalah sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benarbenar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.

Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.

Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.

Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.

Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol.Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit. Langkah-langkah pokok

Mendefinisikan masalah

Melakukan penelaahan kepustakaan

Merumuskan hipotesis-hipotesis

Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan

Merancang cara pendekatannya, antara lain :

Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan

Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data

Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan

Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Menyusun laporannya

Penelitian Kausal Komparatif Saturday, 11 April 2009 06:56 Hartoto Print PDF

Penelitian Kausal Komparatif. Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

A. Tujuan Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

B. Kelebihan

Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

C. Kelemahan

Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, yang menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda. Karena variabel bebas telah terjadi , maka kontrol variabel tidak dapat dilakukan. Tidak terlalu berorientasi terhadap hubungan sebab akibat. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi seringkali penelitian yang demikian tidak menghasilkan penemuan yang berguna.

D. Langkah-langkah Penelitian kausal komparatif juga di awali dengan

Permasalahan penelitian. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian Melakukan kajian pustaka Mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat Menentukan metode penelitian dengan teknik statistik yang relevan.

c. Penelitian Asosiatif/Hubungan

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

G. 1.

Menurut Tingkat Eksplanasi Penelitian Deskriptif

Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya. 2. Penelitian Komparatif

Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. 3. Penelitian Asosiatif

Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif.Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena. Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasi

Eksplanasi artinya penjelasan, tingkat eksplanasi artinya tingkat atau kadar penjelasan. Tingkat penjelasan dalam penelitian bisa dibagi tiga yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

a. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa dibandingkan atau dihubungkan dengan variabel lain. Peneliti berusaha mendapatkan data apa adanya kemudian menggambarkan (mendeskripsikan) apa adanya. Kinerja peneliti dalam penelitian ini mirip kinerja seorang fotografer, fenomena atau variabel yang diteliti didata karakteristiknya (difoto) kemudian dijelaskan seperti apa adanya (dicetak jadi foto yang menggambarkan objek apa adanya.

Contoh: penelitian terhadap kemampuan menulis paragraf siswa kelas VII SMP 20 Bandung tahun pelajaran 2005-2006. Pengumpulan data dilakukan dengan cata tes menulis paragraf. Hasil tes kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan tingkat kemampuan atau keterampilan siswa SMP tersebut dalam menulis paragraf.

b. Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan dua variabel atau lebih.Kedua variabel bisa jadi tidak berhubungan atau mandiri. Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.

Contoh : perbandingan kemampuan membaca siswa laki-laki dan siswa perempuan di SDN I Sayang Sumedang. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes kemampuan membaca siswa laki-laki

dan perumpuan.Hasil tes kelompok laki-laki dan perempuan dipisahkan.Lalu dilakukan perhitungan jumlah dan rata-rata hasil tes kedua kelompok.Dari rata-rata hasil tes sudah bisa dilihat ada tidaknya perbedaan. Tetapi untuk mengetahui lebih pasti signifikan tidaknya perbedaan itu, bisa dilakukan pengujian secara statistik yaitu dengan menggunakan uji t (T-test) atau ANOVA.

c. Penelitian Asosiatif

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang berusaha mencari hubungan antara satu varibal dengan varibal lain. Hubungannya bisa simetris, kausal, atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan anatara dua variabel yang bersifat sejajar, sama. Contoh penelitian asosiatif simetris : hubungan antara kemampuan matematis dengan kemampuan berbahasa. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen). Contoh penelitian kausal : pengaruh kekerapan membaca terhadap kemampuan efektif membaca. Hubungan interaktif adalah hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi.Contoh : Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).

Teknik analisis penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif (statistik). Perhitungan untuk mengatahui hubungan dan pengaruh antar variabel itu antara lain perhitungan koefesien korelasi rank Spearman dan Person Product moment.

D. Ruang Lingkup Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Berbicara tentang ruang lingkup penelitian pengajaran bahasa dan sastra Indonesia berarti berbicara tentang cakupan dan apa saja yang bisa dijadikan objek penelitian. Apapun bisa dijadikan objek penelitian, selagi hal itu dirasakan perlu dan bisa diteliti. Fenomena alam, benda-benda, ujaran, percakapan, naskah sastra, kejadian-kejadian di sekitar kita, fakta-fakta, data-data, ataupun informasi tentang apa saja bisa dijadikan objek penelitian. Dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra indonesia, rung lingkupnya bisa mencakup : aspek yang berkaitan dengan pengajaran (guru,

siswa, metode, materi, kurikulum, media, dll.); aspek yang berkaitan dengan bahasa (fon, fonem, morfem, frasa, klausa, kalimat, paragraf, wacana); aspek yang berkaitan dengan sastra (teori sastra, sejarah sastra, karya sastra, apresiasi sastra, ekspresi sastra, kreasi sastra); atau gabungan dari aspekaspek tadi yaitu aspek pengajaran bahasa atau aspek pengajaran sastra.

Untuk program studi pendidikan bahasa, sastra Indonesia dan daerah, Ruang lingkup tersebut bisa dilihat sebagai bidang kajian penelitian bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir atau penyusunan skripsi. Pada setiap bidang kajian terdapat banyak sekali topik-topik yang potensial dijadikan objek penelitian.

Bidang kajian pertama, yaitu pengajaran, meliputi unsur guru, siswa, materi atau bahan ajar, metode pembelajaran, teknik-teknik pembelajaran, kurikulum, sarana-prasarana, kepala sekolah dan pengelola, lingkungan sosial dll.Salah stu yang bisa dijadikan objek penelitian adalah unsur guru.Unsur guru sangat potensial dijadikan objek penelitian. Kedudukannya begitu penting, bisa dikatakan sebagai faktor utama dalam pendidikan. Topik-topik yang bisa digali dan dijaikan objek penelitian yang terkait dengan guru antara lain: tingkat pendidikan, latar belakang sosial-ekonomi, penguasaan materi, penguasaan metode dan teknik , gaya mengajar, cara pandang guru terhadap siswa dll.

Bidang kajian yang terkait dengan materi atau bahan ajar juga sangat banyak.Setidaknya, kita bisa mengelompokkannya menjadi kelompok bahan ajar kebahasaan, kesastraan, keterampilan berbahasa, dan keterampilan bersastra. Bidang kebahasaan, mencakup kajian terhadap bunyi, ejaan, suku kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Setiap aspek tersebut bisa dipecah lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik. Misalnya, kajian bidang ejaan saja bisa dipecah lagi menjadi kaidah penulisan kata, huruf, tanda baca, angka dll. Untuk bidang kajian kata, bisa dipecah menjadi kata dasar, kata jadian.Untuk kata jadian, bisa dipecah lagi menjadi topik yang lebih spesifik seperti kata ulang, kata berimbuhan, dan kata majemuk. Penjabaran bidang kajian menjadi cabang, bahkan ranting (topik yang sangat spesifik) bisa kita lakukan untuk mencari dan memilih objek penelitian yang feasible (bisa) dilakukan untuk penulisan skripsi.

Bidang kajian yang menyangkut sastra juga sangat luas.Untuk bidang karya sastra saja, ada jenis puisi, prosa, dan drama. Setiap jenis bentuk karya tersebut beragam bisa dilihat dari bentuk formalnya, maupun masanya (sastra lana, baru, dan modern). Jumlah karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama pun tidak terhitung jumlahnya.Itu semua bisa dijadikan topik kajian penelitian untuk skripsi.

Bidang kajian yang terkait dengan siswa, bisa dikaitkan dengan tingkat kompetensi siswa.Kompetensi tersebut bisa dikaitkan langsung dengan bahan ajar. Misalnya, penguasaan siswa dalam pelafalan huruf, penguasaan jenis-jenis morfem, penggunaan kata berafiks dalam kalimat, kemampuan menggunakan frasa, menyusun kalimat, merangkai paragraf, menyusun karangan dll. Setiap contoh bidang kaian tersebut bisa dijabarkan lebih detail lagi. Sebagai contoh, yang berkaitan dengan kemampuan mengarang, bisa dijabarkan berdasarkan jenis karangannya (deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi) atau berdasarkan pola pengembangannya (kronologis, topikal, sebab-akibat, pemecahan masalah dll.).

Bidang kajian yang terkait dengan pembelajaran, antara lain pemilihan dan penggunaan model, strategi, metode, ataupun teknik pembelajaraan. Kita mengetahui bahwa banyak sekali model mengajar (sinektik, jigsau, inkuiri, dll.), metode mengajar (simulasi, tanya-jawab, ceramah, dll.), maupun teknik mengajar (bertanya, tugas, ceramah dll.) yang bisa dijadikan bahan eksperimen penelitian. Banyaknya variasi dan temuan-temuan baru tentang model, metode, dan teknik pembelajaran bisa kita jadikan topik penelitian.

You might also like