You are on page 1of 15

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

UPAYA MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Abstrak Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberikan rangsangan, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran. Motivasi belajar bisa timbul karena factor intrinsic atau factor dari dalam diri siswa yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan dan citacita. Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi dalam motivasi belajar. Faktor ekstrinsik itu berupa penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan belajar yang menarik. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsic yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsic tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan, terutama untuk pelajaran-pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Salah satunya adalah pelajaran fisika pada jenjang SMA. Pelajaran fisika dinggap menakutkan dan banyak siswa yang tidak bersimpati terhadap pelajaran fisika, yang pada akhirnya berdampak pada antipasti siswa terhadap guru fisika. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa upaya yang dapat dilakukan guru fisika untuk memotivasi siswanya agar pelajaran fisika menjadi pelajaran yang menyenangkan. Kata kunci : motivasi, fisika, guru.

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

Abstract Learning motivation plays an important role in providing stimulation, excitement, and pleasure in learning so that have a high motivation to have a lot of energy to carry out the learning process. Motivation to learn can arise because of intrinsic factor or factors from the students themselves caused by the impulse or desire for learning needs, hopes and ideals. Extrinsic factors also affect the motivation to learn. Extrinsic factors in the form of an award, a learning environment that is enjoyable, and interesting learning activities. Someone who is doing the learning activities continuously without motivation from outside themselves is a very important intrinsic motivation in learning activities. However, someone who had no desire to learn, encouragement from outside himself is expected extrinsic motivation. Therefore, extrinsic motivation is required when there is no intrinsic motivation in a person as a subject of study. Motivation to learn is needed, especially for the lessons that are considered difficult by students. One is the study of physics at the high school level. Lessons of physics are regarded daunting and many students who are not sympathetic to the study of physics, which in turn affects the antipasti students to the physics teacher. In this article, we discuss some of the efforts that teachers can do to motivate their students physics for physics lesson into a fun lesson. Keywords : motivation, physics, teacher.

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antar pendidik dengan peserta didik. Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai atau pelatihan ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah dimiliki siswa, sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Mereka itu telah memiliki sesuatu sedikit atau banyak telah berkembang (teraktualisasi) atau sama sekali masih kuncup (potensial). Upaya untuk mengembangkan potensi pada siswa dapat dilakukan dengan proses belajar. Dimana belajar adalah suatu proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang menyebabkan terjadinya perubahan yang relatif tetap. Perubahan itu tidak hanya berupa penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan dan kompetensi. Guru di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan suatu proses belajar. Nasution (1986) menyebutkan bahwa setiap guru mempunyai peranan sebagai berikut : Sebagai komunikator yang berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada murid. Sebagai fasilitator bagi para muridnya dalam proses belajar Sebagai motivator yang berperan dalam menimbulkan minat dan semangat belajar siswa secara kontinu. Sebagai administrator yang berfungsi melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif .

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

Sebagai konselor yang berfungsi membimbing siswanya yang mengalami kesulitan belajar. Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

jenjang pendidikan SMA. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di laboratorium atau di luar laborarorium sebagai proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika. Selama ini berdasarkan pengalaman penulis di lapangan sikap siswa terhadap pelajaran fisika masih sangat kurang antusias. Hal ini disebabkan siswa masih berpendapat bahwa pelajaran fisika sulit karena banyak menjumpai persamaan matematika yang identik dengan angka dan rumus. Dan masih minimnya kegiatan pembelajaran fisika yang melibatkan siswa secara langsung dan mendekatkan siswa pada kehidupan yang nyata. Pelajaran fisika seakan menjadi momok menakutkan bagi siswa. Sikap siswa yang tidak suka pada pelajaran fisika akan berdampak pada sikap siswa terhadap guru fisika. Tidak sedikit guru Fisika yang tidak mendapat simpati dari para siswanya karena ketidakberhasilan siswa dalam belajar fisika. Motivasi belajar fisika siswa yang rendah menyebabkan mereka tidak dapat belajar optimal selama di kelas. Prestasi belajar fisika siswa pada umumnya lebih rendah dibanding pelajaran sains lainnya seperti biologi dan kimia. Walaupun sudah ada siswa Indonesia yang menjadi juara olimpiade fisika, tetapi kondisi umum motivasi dan prestasi siswa pada pelajaran fisika di Indonesia masih rendah. Peran guru fisika sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas akan selalu perlu untuk dilakukan dan dioptimalkan. Materi fisika yang memerlukan analisis pemahaman dan penalaran, akan membutuhkan motivasi belajar yang relatif kuat dan stabil. Faktor-

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

faktor penyebab rendahnya motivasi dan berbagai cara yang dapat diterapkan di kelas dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa perlu selalu dikaji dan dianalisa. PEMBAHASAN BEBERAPA TEORI BELAJAR Teori Belajar Piaget dan Pandangan Konstruktivisme Teori belajar atau teori perkembangan mental Piaget biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar yang dikemukakan oleh Piaget tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual tersebut dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi pengetahuan. Misalnya pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerak atau perbuatan (Ruseffendi, 1988). Dalam kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989) menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak. Selanjutnya, timbul pertanyaan bagaimanakah cara anak membangun pengetahuan tersebut? Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, akan tetapi melalui tindakan. Perkembangan kognitif anak bahkan bergantung kepada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi (Nur, 1998; Poedjiadi, 1999). Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sementara akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga dengan demikian informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi, 1988). Akomodasi dapat juga diartikan sebagai proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan tersebut (Suparno, 1996).Pandangan dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir, yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran seseorang dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Dalam hal ini, belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis. Belajar merupakan proses membangun atau mengkonstruksi pemahaman sesuai dengan kemampuan yang dimiliki seseorang (Hudoyo, 1998). Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor extern atau lingkungan sehingga melahirkan suatu perubahan tingkah laku (Hamzah, 2003). Berbeda dengan konstruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky menekankan bahwa, belajar dilakukan dengan interaksi terhadap lingkungan sosial maupun fisik seseorang. Teori Belajar Jerome S. Bruner Seperti kita ketahui bahwa Bruner yang terkenal dengan pendekatan penemuannya, membagi perkembangan intelektual anak dalam tiga kategori, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik (Ruseffendi, 1988). Penjelasan lain, (Dahar, 1989) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Bruner mengemukakan 4 dalil yang penting dalam pembelajaran matematika. Keempat dalil tersebut adalah: (1) dalil penyusunan (construction theorem), (2) dalil notasi (notation theorem), (3) dalil pengkontrasan dan keaneka ragaman (contrast and variation theorem) dan (4) dalil pengaitan (connectivity theorem). Namun demikian, di antara dalil-dalil yang paling erat kaitannya dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan pengajuan masalah adalah dalil penyusunan dan dalil pengaitan (Ruseffendi, 1988).

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

Teori Belajar Robert M. Gagne Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe. Kedelapan tipe tersebut adalah belajar dengan: (1) isyarat (signal), (2) stimulus respons, (3) rangkaian gerak (motor chaining), (4) rangkaian verbal (verbal chaining), (5) memperbedakan (discrimination learning), (6) pembentukan konsep (concept formation), (7) pembentukan aturan (principle formation) dan (8) pemecahan masalah (problem solving) (Ruseffendi, 1988). Terdapat 2 di antara 8 tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne yang erat kaitannya dengan pendekatan pengajuan masalah matematika, yaitu : (1) rangkaian verbal (verbal chaining) dan pemecahan masalah (problem solving). BEBERAPA PENDEKATAN MOTIVASI BELAJAR Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang berarti bergerak, mendorong, dan mengarahkan tingkah laku manusia. Semua teori motivasi memiliki objek yang sama, yaitu masing-masing mencoba menjelaskan mengapa manusia melakukan apa yang mereka lakukan. Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu atau dorongan (kekuatan) dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa definisi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah : Menurut Goerge R.Terry, Ph.D.( Moekijat, 2001)menyatakan : motivation is the desire within an individual that stimulates him or her to action. (motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu yang mendorong untuk bertindak) sedangkan Horlad Konntz et al (Moekijat,2001) mengatakan bahwa : motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal. (motivasi menunjukkan dorongan dan usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan)

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

Motivasi belajar merupakan proses yang membangkitkan energi,mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi merupakan hal yang esensial dalam belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha siswa dalam mencapai tujuan belajar. Psikologi behavior memandang motivasi sebagai respon dari adanya stimuli yang positif atau negatif yang dapat meningkatkan atau mengurangi tingkah laku seseorang. Kunci penentu motivasi belajar siswa adalah rewards dan punishments dari luar dirinya. Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi positif bagi siswa dalam belajar seperti memberi point, hadiah, kompetisi, pujian, dan sebagainya. Sedangkan memberi teguran, kecaman, sindiran, celaan dan hukuman pada umumnya dapat menurunkan motivasi siswa. Guru juga dapat menciptakan situasi belajar yang menimbulkan kompetisi yang sehat diantara siswa. Suasana kompetisi di kelas yang segera diberi feedback positif akan menimbulkan perasan puas terhadap hasil-hasil belajar atau prestasi yang telah dicapai oleh siswa. Konsep motivasi instrinsik diajukan oleh Robert White (1959). Dia berargumen bahwa berbagai tingkah laku tidak memerlukan penguatan untuk dilakukan. Kompetensi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan merupakan sebuah reward bagi tingkah lakunya (Matlin, 1999). Sebaliknya teori insentif dari motivasi menekankan bagaimana imbalan yang menarik dapat memacu kita untuk melakukan sesuatu. Terdapat efek paradoksial dari reward terhadap motivasi. Motivasi ekstrinsik dapat menurunkan motivasi instrinsik. Pendekatan behavior menyarankan bahwa reward dapat meningkatkan motivasi tetapi dengan adanya kompleksitas manusia, reward pun dapat berlaku sebaliknya. Pujian dan feed-back positif seperti ucapan selamat, lebih meningkatkan motivasi instrinsik daripada imbalan material. Psikologi humanistik menekankan bahwa setiap siswa memiliki kapasitas personal yang tumbuh dan kebebasan untuk menentukan pilihan dan hal-hal positif yang berkualitas. Konsep hirarki kebutuhan dari Maslow menetapkan kebutuhan

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

berjenjang manusia dari kebutuhan fisiologis, keamanan, love dan belongingness, harga diri serta aktualisasi diri. Aktualisasi diri sebagai kebutuhan tertinggi dari hirarki Maslow memperhatikan motivasi sebagai salah satu yang dapat

mengembangkan potensi seseorang secara utuh. Psikologi kognitif menekankan pentingnya menetapkan tujuan, perencanaan dan pengawasan pada pencapaian tujuan. Pandangan ini berfokus pada peningkatan motivasi internal siswa, atribusi dan keyakinan siswa bahwa mereka dapat secara efektif mengontrol lingkungan mereka (Santrock, 2006). Jika pada psikologi behavior, motivasi siswa adalah konsekuensi dari insentif eksternal, maka sebaliknya pandangan kognitif berargumen bahwa faktor eksternal dapat menurunkan motivasi. Perspektif kognitif merekomendasikan bahwa siswa harus diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol pencapaian hasil mereka sendiri. Psikologi Sosial memandang bahwa kebutuhan untuk berafiliasi atau berhubungan adalah motif untuk tetap menjalin relasi dengan orang lain. Hal ini mempengaruhi usaha seseorang dalam membangun, merawat, dan menjaga kehangatan pada hubungan personal yang akrab. Kebutuhan siswa untuk berafiliasi tercermin pada motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman sebaya, dalam persahabatan, hubungan dengan orang tua, dan hubungan positif dengan guru. Menurut Baker (1999) dan Stipek (2002), siswa di sekolah dengan bawaan dan dukungan hubungan interpersonal yang positif memiliki sikap akademik dan nilai lebih baik serta lebih banyak kepuasan terhadap sekolah (Santrock, 2006). Faktor penting yang dapat meningkatkan motivasi siswa adalah apakah siswa mempunyai hubungan yang positif dengan guru mereka. Guru merupakan figur bagi siswa dalam berbagi hal termasuk dalam memotivasi diri, berprestasi, dan bergaul dengan lingkungannya. Guru fisika bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar fisika dan prestasi belajar fisika siswa. Guru berperan dalam mengelola proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar sesuai pokok bahasan yang

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

akan diajarkan di kelas. Hal-hal tersebut tidak akan berlangsung optimal tanpa antusiasme dan kegairahan siswa dalam belajar. Motivasi sangat berperan dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa pada pelajaran. Dengan berbagai pendekatan motivasi belajar, seorang guru dapat melakukan upaya meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa. Hasil belajar fisika siswa biasa dievaluasi dengan tes formatif dan sumatif. Hasil yang tidak sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan dapat terjadi karena proses belajar mengajar yang tidak optimal. . Strategi mengajar, pendekatan belajar atau metode belajar yang diterapkan guru mungkin tidak sesuai dengan pokok bahasan. Fasilitas dan sumber belajar yang tidak memadai dapat pula menjadi kendala. Pendekatan humanistik dan kognitif lebih menekankan motivasi instrinsik daripada motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan dorongan dari dalam untuk melakukan sesuatu karena sesuatu itu sendiri. Contohnya, siswa yang belajar dengan giat karena menyukai pelajaran tersebut. Terdapat dua tipe motivasi instrinsik: (1) motivasi instrinsik dari penentuan dan pilihan sendiri (2) motivasi instrinsik dari pengalaman yang optimal dan flow Tipe pertama, siswa meyakini bahwa mereka melakukan sesuatu karena keinginan mereka sendiri, bukan karena nilai kesuksesan atau adanya reward eksternal. Dalam suatu studi, siswa SMA yang dibebaskan untuk mengorganisir demonstrasi eksperimen dalam pelajaran sains ternyata lebih perhatian dan berminat dalam praktikum di laboratorium daripada mereka yang harus mengikuti instruksi dan pengarahan. Tipe kedua, motivasi instrinsik yang berasal dari pengalaman yang optimal akan menyebabkan orang lebih enjoy dan bahagia. Csikszentmihalyi meneliti selama dua dekade bahwa flow atau pengalaman yang optimal lebih sering terjadi ketika

10

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

seseorang mengembangkan sense of mastery dan meresapinya dengan konsentrasi ketika melakukan kegiatan. Dia menemukan bahwa flow terjadi ketika seseorang mendapat tantangan yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah (Santrock, 2006). Soal-soal yang terlalu sulit menyebabkan kecemasan pada siswa dan sebaliknya soal-soal yang terlalu mudah akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa.

Guru fisika akan memberikan contoh soal atau problem solving secara bertahap dari soal yang mudah, sedang dan sukar menurut perkembangan kognitif siswa. Pemberian soal berjenjang dapat memacu siswa untuk mencoba, karena siswa memiliki harapan untuk menyelesaikannya. Pemilihan soal yang digunakan pada tes formatif dan sumatif yang derajat kesukarannya sedang, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Hal ini dapat meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar fisika. Pengalaman belajar fisika yang menyenangkan, baik di dalam atau di luar kelas merupakan salah satu situasi yang dapat mengantarkan flow siswa sehingga melahirkan sense of mastery pada materi-materi fisika. Pengalaman optimal seperti bereksperimen, diskusi, dan observasi bahkn menonton VCD tematik sesuai pokok bahasan merupakan metode yang dapat dipertimbangkn guru menjadi proses

belajar mengajar yang berkesan bagi siswa. Motivasi instrinsik belajar fisika siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Selama proses belajar di kelas, guru perlu memberikan reward yang sesuai untuk keberhasilan belajar atau sikap positif siswa. Siswa yang berani bertanya, berani menjawab, atau berani mencoba menyelesaikan soal di papan tulis patut diberi pujian untuk memotivasi belajar mereka. Kesalahan atau kegagalan siswa perlu diberi harapan agar motivasi instrinsik mereka tetap stabil. Selffulfilling prophecy atau pygmallion effect adalah salah satu bentuk penguatan perilaku yang positif yang dapat meningkatkan harga diri siswa. Menyebut siswa sebagai anak yang cerdas, pintar atau rajin merupakan bentuk motivasi yang dapat dilakukan.

11

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

Adapun proses ilmiah fisika biasanya dinilai pada ujian praktikum. Aspek pelajaran ini banyak melibatkan keterampilan psikomotorik siswa selain keterampilan kognitif dan afektifnya. Kesulitan praktikum fisika dapat disebabkan kurangnya praktik dan latihan pada saat kegiatan belajar sehari-hari atau dikarenakan kurangnya alat dan bahan yang tersedia di sekolah. Faktor ini dapat pula merendahkan motivasi siswa untuk lebih mendalami fisika. Pendekatan psikologi humanistik dapat diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun dan merencanakan eksperimen sendiri dan mengontrolnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siswa diberi tugas merencanakan, menyusun dan mendemonstrasikan alat peraga atau praktikum sederhana yang sesuai dengan pokok bahasan, baik sendiri atau kelompok. Keberhasilan siswa dalam bereksperimen akan menguatkan motivasi instrinsik siswa. Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan berbuat untuk memperoleh sesuatu. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti reward dan punishment. Sebagi contoh, seorang siswa akan belajar giat untuk memperoleh nilai yang baik dalam ujian. Guru fisika yang sering memberikan reward berupa pujian akan keberhasilan siswa, dapat membuat siswa terdorong untuk belajar. Sebagai contoh, hadiah sebuah permen untuk siswa yang berhasil menyelesaikan sebuah soal di depan kelas atau sebungkus coklat untuk siswa yang memperoleh nilai 100 dalam tes sumatif merupakan hal yang dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ekstrinsik reward tidak selamanya dapat mengubah tingkah laku seperti yang diharapkan, tetapi dapat pula menurunkan motivasi instrinsik. Judi Cameron menyimpulkan dari seratus studi, bahwa reward verbal seperti pujian dan feedback yang positif dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi instrinsik siswa (Santrock, 2006). Selain beberapa cara di atas, hal yang tidak boleh dilupakan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah mengenai kepribadian guru fisika. Seorang guru yang ramah, senang membantu kesulitan belajar siswa, membimbing, dan bersahabat akan membuat siswa enjoy untuk belajar fisika. Mereka akan memperoleh 12

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

salah satu pengalaman yang optimal setelah berinteraksi dan berhubungan dengan guru. Siswa tidak memiliki kecemasan yang berlebihan dalam belajar, dan merasa nyaman berada dekat dengan guru. Suasana kelas yang dibimbing oleh seorang guru yang disukai oleh siswa akan menjadikan proses belajar mengajar akan berlangsung optimal. PENUTUP Kesimpulan Motivasi sangat berperan dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa pada pelajaran fisika. Selama proses belajar di kelas, guru perlu memberikan reward dan pujian yang sesuai untuk keberhasilan belajar atau sikap positif siswa. Kepribadian guru fisika yang ramah, bersahabat, membimbing, senang membantu kesulitan belajar siswa memegang peranan penting dalam pembelajaran fisika. Saran Guru hendaknya selalu memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Terutama dalam hal motivasi siswa dalam belajar. Karena tanpa motivasi, hasil belajar siswa tidak akan optimal. Oleh sebeb itu, guru harus terus berupaya untuk meningkatkan motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik siswa.

13

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

DAFTAR RUJUKAN

Asrori, H.M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Djiwandono, S.E.W. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo Iskandar.2009. Psikologi Pendidikan : Sebuah Orientasi baru.Jakarta: Gaung Persada Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press Santrock, J.W. 2008. Educational Psychology, 3th ed.McGraw-Hill. New York. Slavin, R. E. 2009. Educational Psychology : Theory and Practice, eighth edition jilid 1. Pearson Education, Inc. ----------------. 2008. Educational Psychology : Theory and Practice, eighth edition jilid 2. Pearson Education, Inc.

14

Upaya Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika - Putri Sarini

15

You might also like