You are on page 1of 50

BAB I

PENGERTIAN DAN RUAG LINGKUP SOSIOLOGI POLITIK


A. Pengertian Sosiologi Adapun pengertian sosiologi menurut ahli yang memiliki pandangan berbeda

dari para sosiolog : a. David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White Dalam buku Brinkerhoft dan White (1989:4) mengemukakan pendapat bahwa sosiologi merupakan studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya dalam hubung-an-hubungan dan pola-pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola tersebut tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan dan juga bagaimana mereka berubah. b. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt Berbeda dengan definisi sebelumnya, Untuk horton dan hunt ini (1987:3), perlu merumuskan definisi sosiologi sebagai suatu ilmu Ilmu Pengetahuan yang mempelajari masyarakat. memahami definisi pertam dipahami tentang batasan masyarakat, yaitu masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup secara bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah mandiri, memiliki kebudayan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatanya dalam kelompok tersebut. B. Pengertian Pilitik Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota, negara kota. Dari kata polis berkembang konsep polities yang berarti kewarga

negaraan. Dari penjelasan etimologis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


politik sebagai sesuatu yang berhubungan antara bermakna bijaksana. Dari penjelasan diatas maka politik dapat dipahami sebagai suatu proses dan sistem penentuan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang berkaitan dengan warga negara dalam negara(kota). Berikut beberapa para ahli ilmu sosial dan politiktentang pengertian politik antara lain : 1. Harold D. Lasswell (1936), merumuskan batasan politik sebagai siapa yang mendapatkan apa, kapan , dan bagaimana. 2. Hans J. Morgenthau (1960), menjelaskan politik sebagai pertarungan uuntuk memperoleh kekuasaan. 3. E. F. Schattschneider (1960), menemukan politik sebagai seni dan ilmu dari pemerintahan. negara pada suatu(negara) kota. Sedangkan akar katanya dari bahasa Inggris adalah politics, yang

4. David Easton (1981), menerangkan politik sebagai pola-pola kekuasaan, aturan, dan kewenangan. 5. Carl Schmitt (1976), mendefinisikan politik sebagai konflik murni antara sini melawan sana. C. Pengertian Sosiologi Politik Sosiologi politik dapat dirumuskan batasanya dengan dua cara yaitu : 1. Sosiologi politik dirumuskan batasannya sebagai suatu bisa kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial,dengan masyarakat politik. Dalam hubungan politik tersebut, diliat bagaiman politik mempengaruhi dan sebaliknya,bagaimana

mempengaruhi masyarakat. 2. Sosial politik didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena politik. Pendekatan sosiologi terdiri dari konsep-konsep, variable-variable, sosiologi untuk teori-teori, memahami dan metodologi sosial, yang digunakan dalam kenyataan termasuk didalamnya

kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan proses dan sistem politik, yang didalamnya terdapat kekuasaan ( power), kewenangan (authority), kehidupan kebijakan politik ( (public life), pemerintahan keputusan ( goverment), negara dan (state), konflik dan revolusi konflik ( conflict and conflict resolution), policy), pengambilan (decisionmaking), pembagian (distribution), atau alokasi (alocation). Konsep sosial adalah konsep keseharian yang digunakan untuk menunjuka sesuatu dan dipahami secara umum dalam suatu masyarakat. Sedangkan konsdp sosiologis merupakan konsep yang digunakan sosioligi untuk menunjukan sesuatu dalam konteks akademik. Adapun fenomena - fenomena yang termasuk dalam fenomena politik adalah seperti yang di sajika dalam tabel mdibawah ini : Tabel 1.1 Fenomena politik kekuasaan (power) kewenangan (authority) kehidupan publik (public life) pemerintahan (government) negara (states) konflik dan resolusi konflik (conflict and conflict resolution)

kebijakan ( policy) pengambilan keputusan (decisionmaking) pembagian (distribution), atau alokasi (alocation) demokrasi,dll

D. Politik Sebagai Kajian Interdisiplin Konsep disiplin dalam pembicaraan kita adalah ilmu pengetahuan (scince). Dengan demikian,kajian interdisiplin dimaksudkan disini adalah kajian lintas ilmu yang berbeda ataau antar ilmu yang berbeda. Sedangkan kajian intradisiplin adalah kajian didalam ilmu itu sendiri yang berbagai macam cabang, ilmu. Politik tidak hanya dikaji oleh ilmu politik tetapi juga oleh ilmu-ilmu sosial lainya, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan sejarang. Itu berarti adabagian yang sama-sama diperhatikan baisk ilmu politik maupun sosiologi ketika mengkaji fenomena politik. (lihat gambar 1.3)

BAB II

PENDEKATAN SOSIOLOGISTENTANG POLITIK


A. PELETAK FONDASI SOSIOLOGI POLITIK Sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Rush dan Althoff (2003:5), bahwa asal mula suatu disiplin ilmu, subjek, atau bidang suatu studi sering tidak jelas, dan cenderung meninjolkan individu tertentu sebagai bapak pendiri dari suatu bentuk ilmu pengetahuan. Hal ini, menurut Rush dan Althoff, merupakan proses yang sangat berbahaya. Oleh sebab itu, untuk menghindari penonjolan tokoh tertentu, maka akan didiskusikan beberapa tokoh yang berjasa dalam meletakkan fondasi sosiologi politik, sehingga menjadi rujukan oleh penerus atau sebaliknya sebagai sanggahan oleh pembaru dalam pemikiran sosiologi politik pda masa berikutnya. Berikut ada beberapa tokoh yang dipandang berjasa dalam meletakkan fondasi sosiologi politik. 3

1. SUMBANGAN KARK MARX (1818-1883) Marx lahir dari keluarga Yahudi di Trier, Jerman, pada 1818. Ibunya berasal dari keluaga Rabi Yahudi, sedangkan ayahnya berpendidikan skuler dan pengacara yang sukses. Ketika suasana politik tidak menguntungkan bagi pengacara yahudi, ayah dan keluarganya pindah menjadi pemeluk agama Protestan. Tahun 1841 Marx merih gelar doktor filsapat dari Universitas Berlin, universitas yang dipengaruhi oleh pemikiran Hegel dan pengikutnya yang kritis. Ia menikah pada 1843 dan hijrah ke Paris. Disana ai berkenalan dengan St. Simon dan proudhon, tokoh pemikir sosialis, dengan Engles, mitra menulis sekaligus sahabat penopang ekonomi, serta dengan berbagai pemikiran ekonomi, politik Inggris seperti Adan Smith dan Dafid ricardo. Aktif dalam berbagai gerakan buruh dan komunis. Karl Marx memberikan banyak sumbangan teoretis dan metodologis bagi sosisologi politik, yaitu antara lain :

A) PENDEKATAN MATERIALISME HISTORIS Istilah materialisme historis tidak pernah digunakan oleh Marx sebagai pendekatan yang digunakannya untik menjelaskan realitas. Ada 4 konsep sentral penting dalam memahami pendakatan metearisme historis (Morisson, 1995). Pertama, Means untuk keberadaan. of Production (cara produksi), yaitu sesuatu yang digunakan kebutuhan Relation of material Production dan untuk mempertahankan produksi), yaitu (hubungan memproduksi Kedua,

hubungan antara cara suatu masyarakat memproduksi dan peranan sosial yang terbagi kepada individu-individu dalam produksi. Misalnya, pemilik dan bukan pemilikalat-alat produksi. Ketiga, mode suatu tahapan sejarah dengan mmeperlihatkan bagaimana basis ekonomi membentuk hubunga sosial, seperti masa kuno, feodal, atau kapitalis. Keempat, Force of Production (kekuatan produksi), yaitu kapasitas dalam benda-benda dan orang yang digunakan bagi tujuan produksi. Misalnya pada masa feodal, kekuatan produksinbersumber pada tanah, alat-alat pertanian, dan teknik penggarapan. Atau masa kapitalis, kekuatan produksi berasal dari teknik industri, ilmu, modal dan teknologi mesin. A. TEORI ALIENASI Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain ? kata Makx, keja! Hanya manusialah, makhluk yag mampu melakukan kerja melalui kerja, oleh

sebab itu, manusia sebagai produsen. Dengan demikian, produk dengan kegiatan produktif (kerja) manusia merupakan hakikat manusia, yang menjadi pembeda dengan makhluk lain seperti binatang. Kalau manusia itu produsen, bagai mana mungkin manusia kehilangan kukuasaan atas produknya sendiri ? atau lebih tegas lagi, bagai mana mungkin produk itu mendapat kekuasaan atas produsennya inilah masalah alienasi (keterasingan) (Layendeker, 1983 : 248).

B.

TEORI PERUBAHAN SOSIAL Pada The Commmunist Manifesto, marx menyatakan sejarah dari semua masyarakat hingga saat ini adalah sejarah perjuangan keras.Keberadaan pembagian kerja dan pemilikan pribasi menghasilkan kontradiksi yang dalam dan luas pada masyarakat, yaitu antara kelompok yang memiliki (pemilik) dan kelompok yang tidak memiliki serta menciptakan stratifikasi sosial dalam masyarakat yaitu kelas pemilik dan kelas bukan pemilik. Pada massyarakat kapitalis, juga ditemukan kontradiksi yang bersumber pada pemilikan dan pembagian kerja, yaitu kelas borjuis, sebagai pemilik alat produksi seperti mesin, gedung,dan modal lainnya, dan kels proletar,sebagai kelompok yang bekerja bagi kepentingan kapitalis.

C. TENTANG AGAMA Pandangan marx yang amat mengejutkan umat beragama adalah agama sebagai candu masyarakat. Pernyataan tersebut dapat di pahami karena marx melihat bahwa supertruktur sosiobudaya-termasuk didalamnya ideologi, politik dan agama- dibangun dibangun di atas infrastruktur ekonomi. Semua instrusi sosial, termasuk agama, didirikan atas dasar infrastruktur ekonomi.dan menyesuaikan diri dengan tuntutan- tuntutan dan persyaratanpersyaratanyang dimiliki oleh infrastruktur ekonomi tersebut.

2. SUMBANGAN EMILE DURKHEIM (1858-1917) Sumbangan Durkheim bagi sosiologi politik adalah: A). PENDEKATAN FUNGSIONALISME SOSIOLOGIS Untuk memisahkan sosiologi dari filsafat sosial dan menegaskan sosiologi sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang mandiri,maka

durkheim menulis The Rules of Sociological Methods untuk menegaskan bahwa objek sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial merupakan semua cara bertindak, berfikir, dan merasa yag ada diluar individu, bersifat memaksa dan umum. Fakta sosial, oleh karena itu , memiliki 3 kataristik : Eksternal yaitu diluar individu. Fakta individu akan selalu ada walaupun individu sudah tiada. Determined/coercive yaitu fakta sosial memaksa individu agar selalu sesuai dengan (fakta sosial); General yaitu tersebar di luar dalam komunitas/ masyarakat,milik bersama, bukan milik individu. Adapun asumsi tentang fakta sosial meliputi Gejala sosialitu riil dan memengaruhi kesadaran individu sertaperilaku yang berbeda dari karakteristik individu lainnya Oleh karena gejala sosial adalah fakta yang riil maka gejala-gejala tersebut dapat di amati dengan metode emperisik. Merujuk pada asumsi dan karakteristik fakta sosial diatas,maka fakta sosial harus dianggap harus dianggap sebagai suatu hal yang nyata: Dalam bentuk material Dalam bentuk nonmaterial

B). TESIS SOLIDARITAS SOSIAL Dalam bukunyha The Division of labor in Socienty, menjelaskan tengtang dua tipe solidaritas sosial dalam masyarakat, yaitu masyarakat yang berlandaskan solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Perbandingan organik. C). TEORI PERUBAHAN SOSIAL Masih dalam bukunya The Division of labor in Socienty menerangkan bahwa dari solidaritas mekanik menjadi solidaritas organik di mulai dengan adanya pertambahan penduduk disertai oleh pendapatatan moral, yaitu pertambahan penduduk di sertai pertambahan komunikasi dan interaksi para anggota. karakteristik antara solidaritas mekanik dan solidaritas

D). TEORI ANOMI Durkheim mengembangkan gagasan tentang teori anomi. Menurut Durkheim, anomi merupakan suatu kondisi dimana ketiadaan pengaturan kegiatan kehidupan manusia secara normal yang di tunjukan dengan adanya ketimpagan antara aspirasi dan alat.

3. SUMBANGAN MAX WEBER (1864 1920) Weber di lahirkan di Erfurt 1864 sebagai anak tertua dari delapan orang bersaudara. Ayahnya seorang otoriter sedangkan ibunya adalah seorang saleh yang teraniaya. Oleh karna itu terjadi cekcok hebat antara Max Weber dengan ayahnya, sehingga dia mengusir ayahnya. Ia lebih banyak di pengaruhi paman dan tantenya.Weber mengecap berbagai pendidikan,antara lain ekonom, sejarah, hukum, filosofi, dan teknologi. Adapun sumbangan Weber meliputi: A) ANALISIS TIPE IDEAL DAN METODE VERSTEHEN Analisis tipe ideal merupakan desain kategori kategori interaksi. Tipe ideal adalah bentuk abstarak dari elemen riil yang sengaja dibuat, memili aspekaspek suatu gejala yang kelihatan sama dengan konsentensilogis dan mengkonstruksikan suatu keseluruhan dari aspek-aspek tersebut secara padu dan kompak. Tujuan pembentukan tipe ideal adalah untuk memudahkan analisis masalah konkret. Sedangkan metode versthen atau juga dikenal dengan metode pemahaman interpretatif,yaitu suatu cara atau usaha untuk memahami suatu tindakan/makna subjektif bagi dirinya dan dikaitkan dengan orang lain. Ada beberapa cara untuk memahami (versthen/understanding)

Rasional, yaitu suatu yang dipahami secara rasional. Empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berfikir orang lain. Apresiatif, yaitu cara pemahaman arti subjektif sendiri umtuk memahhami arti subjektif tindakan orang lain. Setiap intrerprestasi pemahaman tentunya diusahakan mencapai tingkat kejelasan dan kepastian yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena:

Motif yang disadari, bahkan oleh aktornya sendiri, dimungkinkan menyelubungi motif lainya yang merupakan pendorong utama aksi itu. Dua proses aksi yang bagi pengamat kelihatan sama persis sama bentuknya dapat saja didorong oleh dua motif yang sama sekali berbeda. Aktor dalam suatu situasi sering didorong oleh beberapa dorongan yang kontradiktif yang masing-masing dapat di pahami.

B) Tesis Perkembagan Kapitalisme. Dalam The protestan Ethik and The Spirit of Capitalism, Weber menyatakan bahwa keteliteian yang khusus, perhitungan dan kerja keras dari bisnis barat didorong oleh perkembangan etika protestan yang muncul pada abad ke 16 dan di gerakan oleh doktrin Calvinisme, yaitu doktrin tentang takdir. Dalam kondisi seperti ini menurut Waber, pemeluk Calvinisme mengalami panik terhadap keselamatan. Cara untuk menenangkan kepanikan tersebut adalah orang harus berfikir bahwa seseorang tidak akan berhasil tampa di berkahi tuhan. C) Tipologi Tindakan Sosial, Kewenagan, Dan Birokrasi. Weber menemukan bahwa tindakan sosial tidak selalu memiliki dimensi rasional tetapi terdapat berbagai tindakn nonrasional yang di lakukan oleh orang, termaksud dalam tindakan orang dalam kaitannya dengan aspek politik dari kehidupan. Weber menemukan 4 tipe dari tindakan sosia, yaitu: Tindakan rasional instrumental yaitu suatu tindakan yang di lakukan berdasarkan pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam kaitannya dengan tujuan suatu tindakan dan alat yang di pakai untuk meraih tujuan yang ada. Tindakan rasional nilai yaitu tindakan di mana tujuan telah ada dalam hubugannya dengan nilai absolut dengan nilai akhir bagi individu yang di pertimbangkan secara sadar adalah alat mencapai tujuan. Tindakan efektif yaitu tindakan yang di dominasi perasaan atau emosi tampa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Tindakan tradisional yaitu tindakan karena kebiasaan atau tradisitindakan tersebut di lakukan tampa refleksi yang sadar dan perencanaan.

4).SUMBANGAN VILFREDO PARETO (1848_1923) Teori sirkulasi elite (the circulation of the elitesi. Merupakan sumbangan berharga Pareto kepada sosiolgi politik.

Menurut Pareto bahwa revolusi terjadi karena adanya heterogenitas sosial, yang di tandai dengan berbagai perbedaan sosial dalam masyarakat. Dari segi intelektual, moral, dan fisik, individu_individu tidak semua sama konsekuensi logis perbedaan tersebut adalah masyarakat juga berbeda_bada. Perbedaan masyarakat keagaman, dalam masyarakat ada berbagai dapat macam di lihat pada kata seperti perbadaan lain, dalam kelompok budaya Di bidang kelompok_kelompok yang tardapat profesi di dalamnya. Dengan kelompok profesi), ekonomi

(ikatan

(Perusahaan),

(kelompok kesenian ), Politik (Partai politik), dan lainnya.

pemerintahan, elite mampu meraih kekuasaan dan kedudukan dengan (2), Cara yaitu: (1) keuesaan atau kekerasan fisik: dan (2) siasat dan strategi politik. Kaum elite yang merebut kekuasaan melalui kekerasan fisik yang yang di kenal sebagai the lions (singa). Ketika negaran dalam situasi genting, bahaya, atau kerisis, peluag the lions merebut kekuasaan lebih besar, karena dalam situasi seperti ini, di perluka elite kuat, biasanya berasal dari angkatan bersenjata politik. 5). SUMBANGAN GAETANO MOSKA (1858-1941) dan berkelompok keagamaan, untuk mengambil ahli kekuasaan. Dalam pandangan Mosca, setiap organisme

Dalam pandangan moska, setiap organisme politik mengandung 2 kelas politik manusia yang berbeda, yaitu kelas yang memerintah dan kelas yang di perintah. Kelas yang memerintah terdiri dari minoritas terorganisasi yang akan memaksakan kehendaknya melalui manipulasi maupun kekrasan . bahkan dalam negara demokrasi sekali pun. Moska seperti yang di kutip BELLANIK (1990:65) sirkulasi elit berintikan pada gagasan bahwa, jika sebuah sumber kekayaan baru terbentuk dalam masyarakat, jika arti peraktis meningkat, jika agama tua merosot atau lahir yang baru, jika sebuah aliran gagasasn baru meliuas maka secara bersamaan, dislokasi hebat akan terjadi didalam kelas penguasa. 6). SUMBANGAN ALEKSIS DE TOCQUEVILLE (1803-1859) Menurut TOCQUEVILLE kesetaraan (equaliti) baru mulai dari proses industrialisasi dan komersialisasi yang berlangsung dengan dasyat di amerika 9

dan sebagian negara eropa sehingga mengubah pola struktur dan pola interaksi masyarakat dari masyarakat feodalis dan komunalis yang memberikan hak istemewa pada kaum aristokrat menjadi masyarakat demokratis dan individualis dan ketaraan yang di milikinya memalui urbani dsasi dan mobilitas sosial. Ada 3 alasa TOCQUEVILLE tentang hal ini: Secara georafis Karena ketiadan perang Kebudayaan dan adat istiadat lokal

7). SUMBANGAN GABRIEL TARDE ( 1843-1901) Menurut TARDE pola tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu: Imitasi Oposisi Dan adaptasi Hubungan antara ketiga bagian tersebut bersifat dialegtik. Imitasi

menerangkan transmisi,konstasi,dan penyebaran bentuk-bentuk sosisal,ketiga yaitu adaptasi (infensi). Imitasi di lakukan baik secara sadar maupun tidak sadar terhadap masyarakat superior ataupun imperior. Infensi merupakan pemikiran dan aksi- aksi baru dalam capaian ekspresi,sehingga ia menjadi sumber akhir semua pengembangan dan kemajuan.

B. TEORI SESIOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN Dalam sesiologi, teori telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali. Dalam bab ini kita hanya membahas 4 teori saja yaitu: 1. TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL Teori struktual fungsional menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur. Herber gans menemukan 15 fungsi kemiskinan bagi masyarakat amerika yaitu: Menyediakan tenaga untuk pekerjaan kotor bagi masyarakat Munculakan dana sosial Membuka lapangan kerja baru Memmamfaatkan barang bekas yang tidak di gunakan orang kaya Menguatkan norma- norma sosial dalam masyarakat 10

Dll. Ralp Dahrendorf (1986:196) tentang asumsi dasar yang di miliki oleh teori struktural fungsional. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara relatip mantap dan stabil. Elemen- elemen terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik. Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi, yaitu memberikan sumbangan pada bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem. Setiap struktur yang fungsi onal di landaskan pada suatu konsensus nilai diantara para anggotanya. 2. TEORI STRUKTURAL KONFLIK Asumsi teori struktural konflik anatara lain: Setiap masyarakat, dalam setiap hal tunduk pada proses perubahan; perubahan sosial terdapat dimana- mana Setiap masyarakat,setiap hal,memperlihatkan pertikaian dan konflik; konflik sosial terdapat dimana- mana Setiap elemen dalam satu masyarakat menyumbang disintegrasi dan perubahan Setiap masyarakat di dasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain. 3. TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIS Asumsi teori interaksinisme simbolis antara lain: Manusia adalah mahluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol Mausia menggunakan simbol untuk saling berkomunikasi Manusia berkomunikasi melalui pengambilan peran (rele taking) 4. TEORI PERTUKARAN Asumsi teor pertukaran memiliki dasar sebagai berikut : Manusia adalah mahluk yang rasional, dia memperhitungka untung dan rugi Perilau pertukaran sosial terjadi apa bila perilaku tersebut berorientasi pada tujua-tujuan yang hanya dapat di capai melalui berinteraksi dengan orang lain TeransaksiTeransaksi pertukara terjadi hanya apabila pihak yang terlibat memperolehkeuntungan dari pertukaran itu.

11

BAB III KEKUASAAN A. APA ITU KEKUASAAN? Apakah antara seorang perampok yang menodonkan senjata api kepada seseorang untuk meyerahkan barang berharga yang dimiliki kepadanya dan seorang di rektur menminta seorang bawahannya untuk melakukan tugas bagi perusahaannyamemiliki persamaan? Antara perampok dan direktur memiliki persamaan yaitu suatu kemampuan untuk menguasai atau menpengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Sanderson membagi mekanisme polotik atas 3 yaitu pengaruh,kekuasaan, dan kewenagan pengaruh merupakan proses dimana perilaku, keputusan atau saran dari satu orang atau beberapa orang akan diikutu atau di tiru oleh oarang lain. Pengaruh merupakan proses informal dari kontrol sosial yang ketat yang muncul dari adanya interaksi sosial yang erat, konstan,dan teratur 1. BERTRAN D. RUSSEL Bertran D. Russel (1988:23), mendifinisikan kekuasaan sebagai hasil pengaruh yang di inginkan bagi russel dorongan atau motivasi bagi seorang manusia untuk berbuat sesuatu bukanlah dorongan seks, sebagai mana yang di ungkapkan oleh freud, akan tetapi dikarenakan dorongan untuk memperoleh atau memegang kekuasaan Russel, seperti halnya webert juga mengelompokkan kekuasaan dalam beberap tipe yaitu: a) Kekuasaan tradisional yaitu kekuasaan yang berdasarkan atas tradisi kepercayaan atau kebiasaan. Kekuasaan tradisional mencakup kekuasaan religius dan kekuasaan raja kekuasaan religius berkait dengan kekuasaan pemimpin

12

agama sementara kekuasaan raja berhubungan dengan kedudukan seseorang sebagai raja atu sultan. b) Kekuasaan revolisioner yaitu kekuasaan yang bertumpu pada suatu kelompok besar yang di persatukan oleh suatu kepercayaan program atau perasaan baru seperti protestatisme komunisme atau hasrat akan kemerdekaan nasional. c) Kekuasaan tampa persetujuan yaitu kekuasaan yang bertumpu pada hanya dorongan dan hasrat akan kekuasaan individu atau kelompok tertentu dan hanya dapat menundukan pengikut- pengikut melalui rasa takut bukan dengan kerja sama yang aktif. 2. CHARLES F. ANDRIAN. Bagi Charles F. Andrian (1992: 130- 131) kekuasaan dimengerti sebagai penggunaan sejumlah sumberdaya (aset kemampuan) untuk memperoleh kepatuhan (tingka laku menyesuaikan) dari orang lain kekuasaan pada hakikatnya merupakan suatu hubungan karena pemegang kekuasaan menjalankan kontrol atau sejumlah orang lain. Charles F Andrian menemukan lima tipe sumber daya kekuasaan yaitu: fisik,ekonomi,normatif, personal dan ahli (informasional) untuk sederhananya dapat di lihat tabel 3. MIKHEL FOUCAULT Diskusi foulcault (1980), tentang kekuasaan tidak terlepas dari relasinya dengan pengetahuan foulcault melihat relasi pengettahuan dan kekuasaan sangant erat dimana dia melihat pengetahuan adalah kekuasaan. Dalam menjelaskan konsep the skours sebagai gambaran bagai mana pengetahuan bekerja sebgai kumpulan pernyataan. Diskursus adalah berbicara sebagai aturan dan peraktek yang dihasilkan pernyataan yang berarti pada satu rentang historis tertentu, diskursus juga dipahami sebagai mekanisme pengaturan bekerja yang sangat rapi yang melibatkan institusi disiplin dan propesionalisme. Kekuasaan terwujut dalam kemunculan dan pelibatan permainan stategis antara pemilik kebebasan memilih. B. REPRODUKSI KEKUASAAN Beberapaanalisis yang berkembang dalam sosiologi antara lain: a) Analisis pertukaran Kekuasaan menurut teori pertukaran Blau ada 4 kemungkinan yang logis dimana individu dapat menjauhi kepatuhan: Ia dapat memperoleh pealayanan yang sama sehingga dengan demikian hubungan dengan dengan yang lainnya masih merupakan hubungan timabal balik yang sama. 13

Ia dapat memperoleh pelayanan yang sama dimana-mana. Ia dapat menekan yang lain untuk memberikan pelayanan, hal ini merupakan hasil dari dominasinya terhadap yang lain. Ia bekerja tanpa mengharapkan pelayanan seperti itu ia menemukan beberapa penggantinya. Dari pandangan Blau tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekuasaan merupakan hasil dari hubungan pertukaran yang timpang. b) Analisis konflik Analisis konflik tentang asal kekuasaan tidak seragam. Paling tidak terdapat 3 sudut pandangan dalam analisis konflik yaitu: A. Pandangan karl marx. Karl marx melihat bahwa kekuasaan berasal dari reaksi sosial dalam produksi marx dalam preface to the critique of politikkal ekonomi: Dalam kehidupan sosialnya, manusia memasuki sesuatu relasi tertentu yang tidak di hindari dan berada di luar keiginanan mereka, yakni hubungan produksi yang berkaitan dengan tahap- tahap perkembangan tertentu kekuatan produksi kebedaan mereka. Keseluruhan hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi mesyarakat, yang merupakan dasar sebenarnya super struktur hukum dan politik berdiri, dan dari sini muncul kesadaran sosial tertentu. B. Pandangan Ralf Dahrendorf Dahrendorf (1986: 203- 204), mengemukakan beberapa pandangannya tentang kewenangan: Hubungan kewenangan adalah selalu berbentuk hubungan antara super kordinat dan subordinar hubungan atas bawah. Di mana terdapat hubungan kewenangan di sana superdinat secara sosial di perkirakan melalui perintah dan komando peringatan dan larangan mengendalikan subordinat.; Perkiraan demikian secara relatif lebih di lekatkan kepada posisi sosial dari pada terhadap ke pribadian individual. Berdsasarkan pada kenyataan ini hubungan kewenangan selalu meliputi spesifikasi orang- orang yang harus tunduk kepada pengendalian dan spesifikasi dalam bidang- bidang yang mana saja pengendalian itu di perbolehkan. Kewenangan adalah sebuah hubungan yang sah tidak tunduk kepada perintah orang yang berwenang dapat di kenai sanksi tersebut. Dari batasan kewenangan yang di kemukakan Dahren dorf tersebut maka dapat di pahami bahwa setiap posisi melekat suatu kewenangan. 14

C. Pandangan Gaetano Moska. Pemikiran Moska telah kita pahami melalui Bab 2 sebelumnya hal ini bisa kita pahami secara pemikiran Mosca tersebut: Suatu masyarakat tidak akan ada bila tidak terorganisasi di perlikan kepemimpinan tertentu untuk menggorganisasikan atau mengkordinasikan tindakan orang orang dan untuk menyelesikan pekerjaan masyarakat. Kepemimpinan (atau organisasi politik) mencerminkan ketidak samaan atau ketidak setaraan kekuasaan. Secara alami manusi berpusat pada dirinya oleh karna itu mereka yang berkuasa akan menggunakan posisi mereka untuk meraih keuntungan lebih besar bagi diri mereka sendiri. 3. ANALISIS FUNGSIONAL . Melalui kekuasaan bagian atau unsur yang didalam masyarakat dipersatukan olehnya, sebab kekuasaan seperti yang di katakan tadi mencerminkan konsensus nilai dari dalam masyarakat.untuk memahami analisis fungsional,mari kita pahami pandangann para sosiolog dari prespekti ini yaitu, kekuasaan hadir dalam masyarakat berpendapat bahwa : Masyarakat terdiri dari berbagai mac posisi Masyarakat harus memastikan bahwa setiap posisi terisi Bebrapa posisi lebih penting dibandingkan dengan beberapa posisi yanglain Posisi yang lebih penting harus diisi oleh orang yang memiliki kualifikasi yang lebih dibandingkan yang lain Untuk memotifasi orang yang memiliki koalifikasi yang lebih masyarakat harus menawarkan pada mereka imbalan yang lebih besar,misal kekuasaan. D. DISTRIBUSI KEKUASAAN. Dari bagian ini stratafikasi sosial bagi suatu penomena distribusi kekuasaan, dan proses distribusi kekuasaan. 1, KONSEP DISTRIBUSI KEKUASAAN Distribusi berasal dari bahasa inggris distribution yang berarti penyaluran. Sedangkan kata dasarnya to distribute berdasarkan kamus inggris indonesia bermakna mambagikan menyalurkan, menyabarakan, mendistribusikan dan mengageni sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, destribusi di maksudkan sebagai penyaluran kapada beberapa orang atau ke berapa tempat.Distribusi dapat di pahami sebagai suatu perangkat hubunagan sosial yang melalui orang mengalokasikan barang dan jasa yang di hasilkan distribusi

15

juga menunjuk suatu proses alokasi dari produksi barang dan jasa sampai ke tangan konsumen atau proses konsumsi dengan demikian distribusi secara sosiologis merupakan suatu perangkat hubungan sosial yang melalui tarjadi proses yang mengantarai produksi barang dan jasa dengan proses konsumsinya. 2. STRATIFIKASI SOSIAL SEBAGA SUATU FENOMENA DISTRIBUSI KEKUASAAN. Distribusi kekuasaan dalam masyarakat dapat di lihat melalui stratifikasi sosial berikut beberapa pandangan ahli tentang konsep stratifikasi sosial: James M Henslin (2007: 178): stratifikasi soaial meruapakan suatu sistem di mana kelompok manusia terbagi dalam lapisan lapisan sesuai dengan kekuasaan kepemilikan dan prestise relatif mereka. Stratifikasi sosial merupakan cara untuk menggolongkan sejumlah besar kelompok manusia ke dalam suatu haerarki sesuai dengan hakhak istimewa relatif mereka. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1989: 1): jika di gunakan sebagai kata benda maka stratifikasi soaial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat. Jika digunakan dalam sebagai kata kerja, maka startifikasi sosial adalah proses penyambungan dan perubahan sistem perbedaan status. Kamanto sunarto (2004: 83), perbedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang di miliki dinamakan stratifikasi sosial. Status yang dimiliki bisa berupa kekuasaan, kekayaan, penghasilan atau yang lain. Dari ketiga definisi tersebut maka stratifikasi sosial dapat dirumuskan sebagai pengoolongan individu secara berlapis berdasarkan status yang dumilikinya mwencangkup kekuasaan,kekayaan,penghasilan dan lainnya. A. KARL MARK Kehancuran feodalisme, yang ditandai dengan massa petani tergusur dari lahan dan pekerjaan tradisional merekan sehingga terpaksa bersaing di kota mencar pekerjaanyang tersedia sedikit, menumbuhkembangkan kapitalisme, dan industri. Situasi ini menghasilkan dua kelas yang kontras yaitu kaum borjuis yaitu orang yang memiliki alat produksi, dan kaum proteral yaitu orang yang berkerja untuk orang yang memiliki alat produksi. B. MAX WEBER Weber melihat bahwa kepemilikan hanyalah suatu bagain dari keseluruhan ganbaran stratifikasi sosisl dalam masyaraka. Definisi kekuasaan dari lenski 16

merujuk pada definisi yang di kemukakan oleh Weber yaitu kemungkinan dari orang- orang atau sekelimpok orang untuk mewujudkan kehendaknya dalam suatu tindakan komunal. Kekuasaan di sini lebih kepada dimensi politik kekuasaan yang di miliki dapat mempengaruhi proses distribusi surplus produksi barang. Sementara hak istimewa merupakan hak- hak khusus dimiliki seseorang atau kelompok orang dalam kaitannya dengan kekuasaan yang di miliki hak tersebut berupa kepemlikan atau kontrol terhadap suatu bagian atau surplus yang di hasilkan oleh masyarakat sedangkan kehormatan merupakan dampak langsung dari kepemilikan kekuasaan dan hak istimewa ptestise dapat menjaga memelihara dan memapankan proses distribusi yang menguntungkan. 4. PROSES DALAM DISTRIBUSI KEKUASAAN Secara umum proses distribusi kekuasaan terjadi dalam dua bentuk yaitu distribusi melalui pemberiaan dan distribusi melalui usaha. A. DISTRIBUSI MELALUI PEMBERIAN. Distribusi kekuasaan lewat pergiliran merupakan suatu bentuk pemberian kekuasaan kepada sesama teman sekelompok sehingga persaingan sesama teman dalam satu kelompok tedak tajam serta menghalangi orang atau kelompok lain untuk mendapatkannya. Distribusi kekuasaan melalui penunjukan memperlihatkan suatu bentuk pemberian kekuasaan kepada orang atau kelompok orang tertentu yang di tunjuk. Distribusi kekuasaan lewat undian adalah suatu bentuk pemberian kekuasaan kepada orang atau kelompok orang yang dapat memenangi undian distribusi kekuasaan melalui undian merupakan bentuk populer pada zaman yunani kuno. B. DISTRIBUSI MELALUI USAHA. Seperti distribusi melalui pemberian distribusi melalui usaha juga memiliki berbagai bentuk seperti ujian sering dan latihan pemilihan dan perebutan tipe distribusi kekuasaan melalui usaha yang umum di kenal dan diliksakan dalam masyarakat konteporer adalah ujian saringan dan latihan. Kedua bentuk distribusi jenis ini bisa dilakukan beruritan, dimasa seseorag atau kelompok orang disaringan terlebih dahulu melalui suatu ujian tertentu, setelah diberi suatu pelatihan yang diperlukan atau dianggap cukup untuk memegang kekuasaan tertentu. Pelatihan itu sendiri bisa sebagai suatu bentuk ujian saringan, sehingga apa bila seseorang atau kelompok orang berhasil menyelesaikan pelatihan pada kualifikasi tertentu, maka seseorang atau 17

kelompok orang tersebut dapat memper oleh suatu derajat kekuasaan tertentu. kekuatan bersenjata yang sangat besar seperti unisoviet danbamerikan pada masa perang. C. KONSUMSI KEKUASAAN Pembahasan daam bagian ini meliputi diskusi tentang konsep konsumsi kekuasaan, tujuan konsumsi kekuasaan,dan cara konsumsi kekuasaan. 1. KONSEP KONSUMSI KEKUASAAN Banyak rumusan batasan yang telah di buat tentang konsumsi oleh berbagai ahli dari berbagai disiplin seperti ekonomi, sosiologi, dan lainnya. Dalam tulisan ini kita merujuk pada pengertian yang di buat oleh para ahli sosiologi salah seorang soaiolog yang merumuskan pengertian konsumsi adalah Don Slater. Menurut Don Slater (1997) konsumsi adalah bagaimana manuaia dan akator sosial dengan kebutuhan yang di milikinya berhubungan dengan sesuatu dalam hal ini material barang dan simbolis jasa atau pengalaman yang dapat memuaskan mereka dapat di lakukan dengan berbagai cara seperti menikmati menonton melihat menghabiskan mendengar memperhatikan dan lainnya. Jadi pengertian konsumsi dari Slater tersebut sesuai dengan istilah mengkonsumsi seperti yang di kutip dari Raymond Williams, sebagai merusak, memakai, membuang, dan menghabiskan. 2. TUJUAN KONSUMSI KEKUASAAN Setiap orang atau kelompok orang memiliki tujuan dalam mengkonsumsi kekuasaan. Berikut ini di ajukan beberapa alasan mengapa orang atau kelompok orang mengkonsumsi kekuasaan: a. Untuk menyejahterakan dan memakmurkan bangsa. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk memberi rasa adil dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat Untuk menegakkan HAM Untuk menghadirkan rasa aman dan tentram dalam masyarakat Untuk menjaga kedaulatan negara, martabat, dan muruah bangsa Untuk menciptakan perdamaian umat manusia Untuk melanggengkan kekuasaan

18

Tujuan mengengkonsumsi kekuasaan dapat bersifat eksternalmaupun internal dari diri pemegang kekuasaa. Dari sembilan tujuan yang diajukan terdapat tujuh yang bersifat eksternal dan dua yang bersifat internal bagi diri pemegang kekuasaan. 3. CARA KONSUMSI KEKUASAAN Setiap orang atau kelompok orang memiliki cara dalam mengkonsumsi kekuasaa. Cara tersebut behubungan dengan konteks, baikruang maupun waktu. Paling tidak terdapat tiga cara oranbg atau kelompok orang mengkonsumsi kekuasaan. Kerja sama. Kerja sama merupakan interaksi dari orag yang berkerja sam auntuk mencapa tujuan besama. Kerja sama diperlikan sbagai mekanisme dalam aktifitas politik, dalam hal ini kaitanya dengan kekuasaan untuk mencapai tujuan bersama secara maksimal. Persaingan. Tidak mungkinorang-orang selalu mencapai tujuan merekan melalui kerja sama. Ketika anda dan tujuan mereka melalui kerja sama. Ketika tujuan anda dan tujuan saya bersifat mutually exclusive. Maka kita tidak bisa mencapai kedua tujuan tersebut. Perjuangan untuk memperoleh sumber-sumber langkah yang diatur melalui aturan yang dimiliki secara bersama dikenal dengan kompetisi. Apabila norma seperti diatas tidak jalan maka kompetisi akan berjalan menjadi konflik dalam aktivitas politik terdapat berbagai macam aktivitas persaingan kekuasaan, yaitu antara lain pemilihan (legislatif, presiden, kepala daerah, atau desa), ujian saringan, penjagaan citra, dan lain sebagainya. Konflik. Seperti telah disinggung sebelumnya ketika perjuangan terhadap sumber-sumber langkah tidak diatur dalam aturan bersama, maka konflik akan muncul. Konflik mencangkup usaha untuk menetralkan merusak, dan mengalahkan lawan. Konflik menghasilkan perpecahan disatu sisi, tetapi juga dapat meningkatkan solidaritas atau integrasi disisi lain. Konflik dapat dalam bentuk peperangan kudeta, revolusi, pendudukan, dan sebagainya.

19

BAB IV TIGA PILAR KEKUASAAN A. APAKAH ITU PILAR KEKUASAAN Apakah kehidupan kita ada yang mengatur ? jika ada, sapa yang memiliki kekuasaan yang mengatur kehidupan kita ? distribusi kekuasaan diperoleh pemahaman bahwa kekuasaan terdistribusi berdasarkan dimensinya, yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari ketiga dimensi distribusi kekuasaan maka dapat pula dikembangkan suatu pemikiran tentang pilar dari setiap dimensi distribusi kekuatan tersebut, yaitu dimensi politik dari distribusi kekuasan dengan pilarnya negara dimensi ekonomi dengan pilarnya pasar warga. B. NEGARA 1). PENGERTIAN NEGARA Pengertian tentang negara menurut para ahli yang meiliki berbagai (market), dan dimensi sosial budaya dengan pilarnya yang diterjemahkan dengan masyarakat madani, masyarakat sipil, atau masyarakat

keragaman definisi yaitu : a). Perspektif State Centered Salah seorang ahli yang menganut perspektif state centered adalah Steven Krasner. Menurut Krasner (1978:2) merumuskan negara sebagai sejumlah peran dan institusi yang memiliki dorongan dan tujuan khusus yang berbeda dari kepentingna kelompok tertentu manapun dalam masyarakat. Oleh sebab itu, krasner tidak sependapat dengan ahli yang menyebut tujuan dari negara sebagai kumpulan dari keinginan-keingingan individhu-individhu atau kelompok-kelompok, sebab tujuan negara adalah merujuk pada kegunaan (utility) dari masyarakat dan dapat disebut sebagai kepentingan umum masyarakat atau kepentingan nasional. b). Perspektif Society Centered Berbeda dengan sebelumnya, kali ini negara meruoakan agenda kepentingan pribadi, baik sebagai kepentingan individhu maupun kepentingan kelas. Perspektif mempunyai beberapa pemikiran berbeda yaitu : 1. Pendekatan Utilitarian melihat negara sebagai refleksi dari kepentingan pribadi. Seperti yang dikatakan oleh saslah seorang eksponen pendekatan ini yaitu Erick Nordlinger dalam bukunya on the otonomy of democratic state (1981:11), melihat negara sebagai semua individhu yang memegang jabatan ini, diman jabatan tersebut memberikan kewenganan terhadap individhu20

individhu untuk membuat dan menjalankan keputusan-keputusan yang dapat mengikat pada sebgaian atau keseluruhan dari sekmen-sekmen dalam masyarakat. 2. Pendekatan Marxian memandang negara pada awalnya sebagai bentuk dari kepentingan pribadi dari para kapitalis yang berfungsi sebagai instrumen untuk meraih tujuan tertentu.

2). ASAL USUL NEGARA Asal usul negara ditelusuri oleh para ahli seperti Mumford (1973), melalui negara kota (city state). Namun penelusuran tersebut berujung pada misteri yang terpecahkan asal muasal kota tidak jelas, sebagian besar masa lalunya terkubur atau terhapus sehingga sulit dilihat lagi dan proyek selanjutnya sulit untuk diukur. Dalam bukunya sosiolgi dengan pendekatan membumi, Henslin(2008:87), menguraikan bahwa masyarakat paada mulanya berukuran kecil yang tidak membutuhkan sistem politik yang besar masyarakat seperti itu beroperasi bagaikan suatu keluarga besar. Ketika surplus berkembang dan masyarakat menjadi lebih besar dan berkembanglah kota sekitar 3500tahun.Berbeda dengan henslin dan suhelmi Morton Fried (1967) dalam menemukan perbedaan asal usul negara berdasarkan tipe dari suatu negara. Menurut Fried terdapat dua tipe asal usul negara yaitu negara pristin dan negara sekunder. A. Teori Fungsionalis Evolusi politik jangaka panjang menurut sanderson menciptakan

struktur politik yang beradaptasi semakin baik bermula dari kumpulan yaitu suatu tingkat politik yang paling sederhana di man akepemimpinan berada pada pundak kepala dan di dasarkan atas pengaruh yang di miliki secara informal. Evolusi politik selanjutnya adalah suku (tribes) yaitu masyarakat di mana satu satuan yang lebih besar yang di identifikasi dalam istilah kebudayaan dan linguistik terbagi ke dalam sejumlah desa kecil yang relatif tidak terintegrasi. B. Teori Marxian Karl Marx memendang negara sebagai komite eksekutif kelas penguasa oleh karna itu menurut Marx melalui pandangan Lenin seperti di kutif oleh Caporaso dan levine negara adalah sarana untuk menjalankan dominasi kelas yaitu suatu sarana untuk melakukan penindasan terhadap kelas yang satu oleh kelas yang lain tujuan negara dalam menciptakan ketertiban adalah utuk 21

mengesahkan dan mempertahankan penindasan ini dengan cara mengurangi bentrokan antar kelas. Untuk memahami pandangan Marxian tentang teori asal usul negara ada baiknya kita coba telusuru kesimpulan Sanderson tentang hal ini: 1. Terdapat konflik yang tidak terdamaikan antara kelas-kelas yang memiliki kepentingan ekonomi yang berbeda. 2. Konflik yang tidak dapat di damaikan ini mengancam tatanan sosial. 3. Tatanan sosial merupakan organisasi sosial yang dirancang untuk memenuhi kepentingan dari kelas yang satu tetapi tidak untuk memenuhi kepentingan dari kelas yang lain. 4. Karena terdapat konflik yang tidak terdamaikan dan karena tatanan sosial ini menindas kelas tertentu dalam masyarakat, maka tatanan sosial hanya bisa dipertahankan dengan membela kepentinga kelas tertentu saja. 5. Maka, negara sebagai sarana untuk mempertahankan tatanan itu adalah sarana penindasan kelas. C. Teori Ekologis Evolusi politik yang bermula dari kumpulan (band) kemudian suku (tribes) selanjutnya sampai terbentuknya negara merupakan proses yang muncul karena persoalan keterbatasan lingkungan. Maka sosial berkembang pesat serta peran dan penaklukan politik merupakan suatu mekanisme untukbertaahan hidup. Masyarakat yang ditaklukan menjadi subordinat dan taat dan patuh terhadap penakluk. 3. KEGAGALAN NEGARA Negara seperti telah disebut diatas memliki otonomi dengan demikian negara memiliki tujuan sendrir yang berbda dari tujuan individhu atau kelompok masyarakat serta memiliki caranya sendiri untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh sebab itu negara dipandang mampu untuk menciptakan regulasi dan kebijakan termaksud hal yang berhubungan dengan ekonomi serta merealisasikannya untuk kesejahteraan, keamanan, dan kebaikan masyarakat. Negara dapat melakukan intervensi terhadap kehidupan manusia termakasud intervensi dalam ekonomi atau kelompok aktor individhual atau kelompok bukanlah malaikat yang steril dari keinginan, kemauan, kehendak, dan kepentingan pribadi atau kelompok. Intervensi yang dilakukan atas nama negara sebenarnya bukan untuk kesejahteraan, keamanan dan kebaikan umat manusia dalam arti keseluruhan, paling tidak rakyat yang berada dibawah naungan kedaulatan suatu negara.

22

C. PASAR 1. PENGERTIAN PASAR Dalam bahasa latin pasar dapat ditulusuri melalui akar dari kata mercatus yang bermakna berdagang atau tempat berdagang. Tedapat tiga makna yang berbeda didalam pengertian tersebut : 1, pasar dalam artian secara fisik. 2, dimaksudkan sebagai tempat pengumpulan. 3, hak atau ketentuan yang legal tentang suatu pertemuan pada suatu market place. Dalam bukunya penjajah dan raja mencoba menelusuri pengertian pasar sebagai kata sarapan dari bahasa parsi, yaitu bazar lewat bahasa arab bermakna suatu peranata ekonomi dan sekaligus cara hidup suatu gaya umum dari kegiatan ekonomi yang mencapai segala aspek dari masyarakat, dan suatu dunia sosial budaya yang lengkap dalam sendirinya.

2. ASAL USUL PASAR Dalam bagaimana bukunya muncul The Great ekonomi Transformation dalam pada Bab ini menjelaskan Polanyi pasar maasyarakat. Penjelasan

tentang munculnya ekonomi pasar berangkat dari pendapat Thurnwald dari bukunya pasar tidak ditemukan dimana-mana argumen ekonomi klasik tersebut menurut Polanyi tidak bersua dalam kenyataan. Oleh sebab itu Polanyi membalikkan rangkaiyan argumen tersebut: titik tolak yang betul adalah perdagangan jarak jauh, suatu akibat logis dari lokasi barang-barang yang bersifat geografis serta pembagian kerja yang diakibatkan oleh lokasi tersebut. 3. PASAR YANG MENGATUR DIRINYA SENDIRI Konsep pasar yang mengatur dirinya sendiri merupakan pemikiran ekonomi yang dipengaruhi oleh utilitarianisme dan ekonomi plotik Inggris. Utilitarianisme mengasumsikan bahwa individhu adalah mahluk yang rasional yang senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar kesengangan pribadi atau keuntungan pribadi, dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya. Oleh sebab itu jangan ada kontrol dan interfensi negara itu diperlukan agar kebebasan sebagai individhu dengan rasionalitasnya untuk mengejar hand). keuntungan pribadinya tetap terjaga.Mekanisme yang disebut dipandang oleh adam smith tangan-tangan tersembunyi (invisible Tangan-tangan tersembunyi dapat dipahami melalui kutipan yang sering dipetik oleh para ahli dari bukunya the wealth of nations (1965:14,423) adalah sebagai berikut :kita mendapatkan makan malam kita bukan dari kemurahan hati tukang

23

daging, pembuat bir, atau pembuat roti, tetapi dari penghargaan mereka terhada kepentingan diri mereka sendiri. Kita tidak memerhatikan terhadap kemanusiaan mereka tetapi cinta dari merek setiap individhu (yang) menggunakan kapital dan tenaga kerja tidak bermaksud untuk mempromosikan public dan tidak tahu seberapa besarnya bukan dari kehendaknya. 4. KEGAGALAN PASAR Bagi penganut ekonomi klasik, seperti J. B. Say dan David Ricardo mempercayai bahwa kegagalan pasar merupakan hal yang mustahhil terjadi jika memang ada penderitaan yang ditimbulkan oleh pasar maka penderitaan tersebut terjadi secara individhual saja David Ricardo memberikan argument orang memproduksi selalu dengan tujuan agar dia bisa menjual dan mengkonsumsi dan begitu juga orang menjual selalu dengan tujuan agar bisa memebeli komoditas lain, yang bisa berguna scara langsung baginya atau bisa berguna bagi kegiatan produksinya dimasa depan maka ketika seorang melakukan produksi, ia dapat sekaligus menjadi konsumen bagi barangnya sendiri atau dapat menjadi konsumen dari barang lain. Karenanya dapat disimpulkan bahwa oragn tidak mungkin akan terus-menerus memproduksi sebuah komoditas yang tidak diinginkan orang lain. argumen tidak mungkin terjadi kegagalan pasar sebagai keseluruhan, yagn mungkin hanyala kegagalan individhual yang tidak mampu menemukan pembeli ditegaskan dalam penjelasanya sebagai berikut : bisa jadi ada satu komuditas tertentu yang diproduksi dalam jumlah yagn terlalau banyak sehingga pasar menjadi jenuh dan produsen dari barang itu tidakberhasil mendapatkan kembali kapital yang sudah ia keluarkan untuk memproduksi barang-barang itu. Tetapi hal semacam itu tidak mungkin terjadi pada setiap komuditas. D. CIVIL SOCIETY 1. PENGERTIAN CIVIL SOCIETY Civil Society diterjemahkan dalam bahasa indonesia dalam 3 cara yaitu masyarak sipil, masyarakat warga kewargaan, dan masyarakat madani. Masyarakat warga kewargaan merupakan terjemahan yang merujuk pada kata civic terjemahan seperti ini mengingatkan dengan pendidikian kewarganegaraan di ajarkan sebelum 1970an. Masyarakat madani merupakan suatu terjemahan dari Civil Society yang diusulkan oleh Datuk Anwar Ibrahim. Pertama kali diperkenalkan oleh beliau pada saat yang bersangkutan menyampaikan ceramahnya pada simposium nasionaldalam rangka forum ilmiah festival istiqlal tanggal 26 Desember 1995. Persoalan muncul karen konsep Civil Society muncul dari masyarakat barat, maka rujukannya juga adalah barat.Civil Society

24

merupakan konsep yang lahir karena pandangan yang melihat adanya hubungan sedemikian rupa antara masyarakat dan negara. Terakhir berkembang pemikiran bahwa ada 3 pilar kekuasaan yang mengatur kehidupan manusia yaitu state (negara), market/pasar, dan Civil Society. 2. ASAL USUL CIVIL SOCIETY Adam Verguson seperti yang di jelaskan oleh Ernest Gellner merupakan tokoh yang pertama kali menggunakan konsep Civil Society ketika ia menulis revolus industri dan perkembangan kapitalisme telah menyebabkan terjadinya perbedaan mencolok antara yang publik dengan privat.Asal usul Civil Society yang dipahami oleh Adam Verguson tersebut diperkuat oleh para penganut ekonomi klasik mereka melihat bahwa Civil Society sebagai suatu bentuk perkembangan dari sistim pemenuhan kebutuhan pribadi. Asal usul Civil Society dari perspektif ekonomi klasik oleh sebab itu mirip dengan penjelasannya asal usul pasar. Menurut perspektif ekonomi klasik sistem pemenuhan pribadi yang pertama dimiliki oleh umat manusia adalah sistem subsistensi yaitu pemenuhan diproduksi dalam dari, oleh, dan untuk keluarga atau dala, dari, oleh, dan untuk sebuah kelompok kerabat. Produksi tersbut didasarkan pada pola pembagian kerja dalam keluarga. Ketika bidang ekonomi terlepas dari bidan non ekonomi dan muali berdiri sendiri, maka kegiatan individhu dalam bidang ekonomi juga terlepas dari ikatannya dengan bidang non ekonomi. 3. BAGAIMANA FENOMENA CIVIL SOCIETY DI INDONESIA Tidak mudah untuk mendiskripsikan fenomena Civil Society di Indonesia secar konfrensip, karen seperti dikemukaka diatas konsep ini mencakup berbagai sederhana kegiatan yang ini luas sifatnya. kita Namun telusuri untuk melalui memahami lembaga secara swadaya fenomena tidak

masyarakat. Pada awal era reformasi rana Civil Society ditandai dengan menjamurnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) bagaikan jamur yang tumbuh dimusim hujan. Pada masa pemerintahan presiden Abdul Rahman Wahid terlihat beberapa demartemen memiliki kebijakan untuk ikut sertakan LSM dalam proses pembangunan yang dipimpin misalnya oleh departemen pengiat pemukiman LSM. dan prasarana wilayah seorang Setelah

Prewsiden Gusdur lengser dari kurs kepresidenan perlahan tapi pasti kebijakan keikut sertaan LSM dalam proses pembangunan pudar dan beberapa bagian hilang. Seiring dengan itu kuantitas LSM juga mengalami pertumbuhan negatif pada saat sekarang masih terdapat LSM di beberapa kota dan Kabupaten namun dengan kuantitas.

25

4. GERAKAN SOSIAL : KEKUATAN CIVIL SOCIETY Apa yang dimiliki oleh pilar kekuasaan sehingga mereka bisa menggerakkan atau mempengaruhi kehidupan kita negara memiliki political power. Sedankan Civil Society mempunyai social power (kekuatan sosial) melalui social movement (gerakan sosial) A. Pengertian Gerakan Sosial Apa itu gerakan sosial ? untuk memahami konsep ini mari kita tinjau text beberapa sosiologi yang mendiskusikannya James N. Henselin, Dalam bukunya sosiologi dengan pendekatan membumi henselin (2008) merumuskan gerakan sosial sebagai sejumlah besar orang yang bernegosiasi untuk mempromosikan atau menentang perubahan. Paul B. Horton dan Cester L. Hunt, Dalam bukunya sosiologi meberikan batasan gerakan sosial sebagai satu usaha kolektif yang bertujuan untuk menunjang atau menolak perubahan. Kamanto Sunarto, Dalam bukunya sosiologi menjelaskan pengertian gerakan sosial sebagai prilaku kolektif yang memiliki tujuan jangka panjang atau mengubah mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya. Dari ketiga definisi ini maka gerakan sosial mencakup spektrum yang sangat luas dan melebar sebagai gerakan aksi anti roko, narkoba, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). B. Tipologi Gerakan Sosial Banyak ahli yang membahas tentang tipologi gerakan sosial. Berikut didiskusikan beberapa pandangan sosiologi tentang hal ini : 1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt Menemukan ada 6 bentuk dari gerakan sosial yaitu : 1). Gerakan perpindahan yaitu arus perpindahan penduduk kesuatu tempat baru. Ketika penganut Islam tidak disukai dan dimusuhi oleh penduduk Mekkahpada perkembangan awalnya Rasulullah menganjurkan agar penganut orang musim yang ada di Mekah Hijrah (pindah) kekota Madina untuk menghindari penganiyayaan, diskriminasi, dan penekanan yang lebih besar.

26

2). Gerakan ekspresif merupakan gerakan yang mengubah ekspresi, sikap atau reaksi terhadap kenyataan masyarakat itu sendiri. 3). Gerakan utopia merupakan gerakan untuk menciptakan suatu masyarakat sejahtera dalam skala terbatas. Model tersebut dapat dicontoh dan dimungkinkan untuk dikonstruksi dalam skala yang lebih besar. 4). Gerakan reformasi yaitu gerakan yang bermasalah untuk memperbaiki kepincangan dalam masyarakat. Gerakan ini muncul di negara demokratis, gerakan reformasi di Indonesia 1998 merupakan contoh bagaimana gerakan itu terjadi untuk memperbaiki kepincangan yang terjadi dalam kehidupan berkekonomi, politik, dan sosial budaya 5). Gerakan refolusi yaitu gerakan yang dibangun untuk menggantikan sistem yang ada dengan sistem yang baru. Para penganut gerakan ini menurut Horton cenderung bersebrangan dengan penganut gerakan reformasi karena mereka berkeyakinan bahwa reformasi yang tidak mungkin terjadi bila mana sistem yang ada tetap bertahan. 2. David F. Aberle Aberle dalam bukunya the peyote religion among the nevaho menemukan 4 tipe dari gerakan sosial yaitu : 1) Gerakan sosial alternatif yaitu gerakan yang bertujuan mengubah prilaku tertentu dalam diri individhu. 2) Gerakan sosial redemptip yaitu gerakan yang bertujuan untuk mengubah keseluruhan prilaku individhu jadi gerakan ini memiliki sasaran yang sama dengan gerakan sosial alternatif yaitu individhu namun berbeda dalam cakupan. Gerakan sosial ini merubah prilaku lama menjadi prilaku baru yang berbeda sama sekali dengan yang lama. 3) Gerakan reformatif yaitu gerakan perubahan atau reformasi pada segi atau bagian tertentu dari masyarakat. Gerakan ini jelas berbeda dengan 2 gerkan yang disebut lebih awal yang menekankan pada individhu. 4) Gerakan sosial transpormatif yaitu gerakan untuk mentransformasikan tatanan sosial itu sendiri. Para anggotanya memiliki keinginan hendak mengubah tatanan sosial masyarakat menjadi tatanan yang lebih baik menurut versi mereka. C. Cara Gerakan Sosial Berbagai gerakan sosial memiliki beragam cara untuk merealisasikan tujuan yang dimilikinya. Berikut kita diskusikan beberapa cara yang dapa t digunakan oleh para aktifis pergirakan : 1. Kekerasan meliputi demostrasi anarsis, pembajakan,penyendraan, penculikan,pembunuhan dan lainya

27

2. Non-kekerasan,

meliputi

mogok,

demonsrasi

damai,

pemberdayaan,

advokasi dan lainnya D. HUBUNGAN TIGA PILAR KEKUASAAN Ketiga komponen ini bisa saling berhubungan satu sama lainnya, berkompetisi atau berkonflik, berkolusi atau bersinergi dalam menggerakkan kehidupan umat manusia. 1. HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN PASAR Bagi pendekatan ekonomi kelasik, seperti telah dibahas di atas, pasar biarkan mengatur dirinya sendiri melalui hukum permintaan dan penawaran. campur Negara tidak dibenarkan sebab pasar ikut melakukan campur tangan sendiri terhadap jalannya suatu pasar. Kalaupun ada gejolak pasar, tidak perli ada tangan negara memiliki mekanismenya menetralkan gejolaknya sendiri sehingga mencapai titik keseimbangan baru. Namun bebeerapa klaim dari tesis populer tersebut tidak dapat diterapkan pada konteks sejarah budaya dan sosial yang lain. Misalnya pada negara Asia Tenggara. 2. HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN CIVIL SOCIETY Hubungan antara negara dan society secara hipotetis teoretis, di kontruksikan sebagai kekuatan penyeimbang terhadap yang disebut Pertama. Oleh sebasb itu society diharapka mampu mengatasi negara sehingga ia tidak memiliki kekuasaan metlak dengan memperjuangkan hak-hak asasi mereka yang meliputi hak kehidupan, kemerdekaan, dan kepemilikan serta memiliki self- reliance, delf- supporting, voluntary taat akan nilai dan norma yang berlaku, dan bebas dari ketergantungan hubungan terhadap dua sis negara. Menurut publik chandhoke, demokrasi memiliki dengan ruang

tersebutv tidak luas dan representatif. Dari fenomena hubungan antara negara dan civil society yang terjadi di indonesia tersebut , ternyata hubungan tersbut juga dapat mengambil bentuk lain, yaitu hubungan yang kooptatif dan hegemonik. Negara melalui kekuatan intervensionisnya memiliki kemampuan menciptakan hubungan kooptatif dan hegemonik terhadap civil socienty. Intervensi negara dipahami hak semaunya untuk mendistribusikan sumber daya finansial dan akomodasi kepada asosiasi dan organisasi yang ada. 3. HUBUNGAN ANTARA PASAR DAN CIVIL SOCIETY Hubungan antara pasar dan civl society bisa bersifat saling mempengaruhi. Pasar dan civil society , dalam perspektif liberal, memiliki kateristik yang 28

sama, yaitu otonom, bebas dan mandiri. Namun ketika pasar dipandang terlalu serakah dan menimbulkan dampak negatif terhadap kesejahtraan umat manusia, civil society dapat besifat oposisi terhadap oposisi. Hubungan antara civil society dan pasar dapat juga dilihat perspektif sosiologi ekonomi. Menurut perpektif ini civl society dimiliki yang dinamakan civil aktif. Dalam the protestant Ethics and the spirit of capitalism, webwr menjelaskan bahwa dalam setiap masyarakat, tindakan ekonomi adalah suatu produk personal, etika, dan pertimbangan sosial. Dalam studi scott tentang the motal oconomy of the peasant menunjukan bahwa terdapat etika tertentu yang harus diperhatikan oleh penguasa dan pengusaha dalam menghadapi petani yangsedang mengalami krisis subsistensi, sedangkan Evers dan kawan-kawan dalam the moral economy of trade, menemukan bahwa kapital sosial, seperti menjadi orang sakeh, dan menghindari seorang pedagang dari rumor sosial atau pengecualian sosial dari masyarakat. 4. SINERGISITAS TIGA PILAR KEKUASAAN Agar kesejahtraan, demokrasi, pembangunan ekonomi hak asasi manusia, dan lingkungan dan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bisa dicapai optimal apa yang seharusnyabisa dicapai secara oprtimal. Maka prinsip sinergitas yang dibangun adalah, setiap pilar memberikan kontribusi optimal bagi pencapaian semua pencapaian kemanusiaan diatas, baik sebagai individual mupun sebagai kolektifitas.Selanjutnya, setiap pilar memiliki kesadaran bahwa aktor yang berada didalamnya , disamping sebagai mahluk individual juga sebagai makhluk sosial, memiliki kemampuan untuk meralisasikan pencapaian optimal, atau sebaliknya memnemukan titik nadir darikesejahtraan, demokrasi, pembangunan ekonomi, hak asasi manusia dan likungan hidup sehat dan berkelanjutan.Pembagunan ekonomi hak asasi manusia dan lingkungan hidup sehat dan berkelanjutan secara optimal melalui jalan ketiga dengan karateristik pilar kekuasaan sebagai berikut:NEGARA.PASAR.CIVIL SOCIETY.

BAB V SOSIALISASI POLITIK

A. PENGERTIAN SOSIALISASI Dalam kehidupan sehari- hari seperti telah di singgung pada Bab 2 konsep sosialisasi sering di sinonimkan dengan konsep dimensi. Padahal kedua konsep tersebut berbeda secara signifikan maksud dan tujuaannya. Oleh karna itu untuk 29

mempertegas pengertian dan mempertajam pemahaman tentang sosialisasi maka konsep ini ada baiknya di bahas kembali pada bab ini. Para ahli sosiologi antropologi dan psikologi telah banyak membahas pengertian atau merumuskan batasan sosialisasi berikut beberapa pengertian sosialisasi yang di buat oleh berbagai pakar: 1. PAUL B HORTON DAN CHESTER L. HUNT Horton dan Hunt memberi batasan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seseorang menghayati norma- norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik. 2. DAVID B. BRINKERHOFF DAN LYNN K. WHITE Brinkerhoff dan white memberikan penekanan yang berbeda dengan apa yang di katakan oleh horton dan hunt. Bagi sosialisasi di beri pengertian sebagai suatu proses belajar peran status dan nilai yang di perlukan untuk keikutsetaan dalam institusi sosial. 3. JAMES W. VANDER ZANDEN Berbeda dengan dua definisi diatas, zenden mendevinisikan sosialisasi sebagai suatu proses interaksi sisoal dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap,nilai,dan prilaku esensial untuk keikutsertaan efektjif dala masyarakat. B. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK. Bagaimana memahami sosaslisasi politik dalam dalam karangka definisi dan white dengan di masukannya konsep politik pada definisi mereka maka definisi sosialisasi politik dengan menggunakan suatu proses belajar peran status dan nilai yang di perlukan untuk keikutsertaan dalm intstitusi politik.Ada beberapa pengertian ahli tentang sosialisasi politik yaitu antara lain Michael rush dan Philip Althop A Thio dan Gabriel A. Almond

1. M. RUSH DAN P. ALTHOFFn Dalam bukunya memberikan batasan sosialisasi politik sebagai suatu proses memperkanalkan sistim pilitik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi- reaksi terhadap gerak gejala politik.. 2. A. THIO Dalam bukunya sosiologi proses dengan mana individu- individu memperoleh pengetahuan,kepercayaan- kepercayaan dan sikap politik. 3. GABRIEL A. ALMOND

30

Dalam buku perbandingan sistem politik, Muhtar Mas oed menyunting tulisan gabriel A almond tentang sosialisasi, kebudayaan, partsisipasi polotik.dalam tulisan tersebut almond membuat batasan tentang sosialisasi politik sosialisasi politik adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai- nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing- masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. C. AGEN SOSIALISASI POLITIK. Dalam sosialisasi politik, terdapat beberapa agen yang di pandang memegang peranan penting, yaitu antara lain keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, dan media masa. Agen tersebutlah di pandang berperan dalam membentuk pengetahuan, sikap, nilai, norma, perilaku esensial, dan harapan harapan dalam kaitannya dengan politik.

1. KELUARGA. Pola sosialisasi politik dapat berlangsung dalam dua bentuk umum. Pertama, sosialisasi refresif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua, sosialisasi partisipasif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberiakan imbalan terhadap perilaku anak yang baik.Berbeda dengan kamanto sunarto, Berenstein menemukan dua pola ideal keluarga, yaitu keluarga yang berorientasi kepada posisi dan yang berorientasi kepada pribadi. Seperti di kutip oleh Robinson, merupakan keluarga di mana terjadi pemisahan peran yang jelas di antara para anggota- anggotanya, sebagai ibu, anak, atau pada usia tertentu sebagai kakek atau nenek. Di samping itu ia lebih bebas menentukan sikap dan perilaku politiknya sesuai dengan pikirannya yang relatif bebas tidak tergantung pada (orientasi) keluarga.

2. SEKOLAH Dalam mendiskusikan sekolah sebagai agen sosialisasi, berikut beberapa hal yang bisa di perhatikan, yaitu antara lain: A. Sekolah Sebagi Sistim Sosial Sebelum diskusi tentang rauang kelas sebagai sistim sosial, ada baiknya di pahami dahulu tentang konsep sistem sosial. Berikut beberapa pendapat toko tentang hal ini

31

1. Robert M. Z. Lawang. Dalam buku modul univarsitas terbuka, pengantar sosiologi, Robert M. Z. Lawang. Menjelaskan definisi sistem sosial. Adapaun inti gagasan lawang tentang sistem sosial sebagai berikut: sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang hubungan timbal baliknya kurang lebih bersifat konstan. 2. Talkott Parsons Person merupakan salah seorang toko utama yang memopulerkan pendekatan sistem dalam sosiologi kontemporer.suatu sistem hanya bisa pungsional apabila semua persyaratan terpenuhi. Ada 4 persyaratan fungsional yang di butuhkan oleh suatu sistem, yaitu : Adaptation adaptasi A pencapaian tujuan pola pemeliharaan laten.Prasyarat pungsional integration adalah suatu kebutuhan sistem yang dapat mengordinasikan dan menciptakan kesesuaian antar bagian bagian atau anggota- anggota dalam suatu sistem berparan sesuai dengan pungsinya dalam suatu keselurauhan. Hubungan antar persyaratan fungsional bersipat saling pengaruh mempegaruhi secara timbal balikDari bagan di atas terlihat, di satu sisi, bahwa setiap sistem peryaratan fungsional memiliki batas yang jelas dan tegas dengan persyaratan fungsional lainnya. Namum, di sisi lain suatu persyaratan fungsional dapat memberikan masukan (input) dan output bagi persyaratan funsional lainnya. B. GAYA KEPEMIMPINAN GURU. Gaya kepemimpinan guru dapat mempegaruhi produktifitas anak anak di ruang kelas. Gaya kepempinan guru di sekolah dapat di bagi sedikitnya tiga jenis, yaitu otokkratik, demokrtatik, dan laiser- faire. Gaya kepempinan demokratik di ajukan sebagai suatu bentuk gaya yang perlu di kembangkan di sekolah. Walaupun produktifitas anak paling tinggi di bawah gaya ke pemimpinan otokratik apabila ia hadir di runag kelas. Namun bila ia tidak ada, produktifitasnya rendah, seperti halnya anak- anak di bawah pengasuhan guru yang berpola kepemimpinan yang laiser feire. Gaya kepempinan guru di sekolah dapat mempengaruhi cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak siswa di kemudian hari. Bagi siswa yang menganggap apa- apa yang di terima, di peroleh, dan di pelajari di sekolah merupakan suatu yang baik untuk di jadikan pedoman, refrensi atau rujukan di masa yang akan datang,

32

C. LEARNER CENTERED VERSUS TEACHER CENTERED. Apakah guru di posisikan sebagai orang yang memberikan petunjuk menetapkan arahan mengeluarkan nasehat dan membenarkan otoritas atau sebagai orang yang menerima perasaan menghargai gagasan memberikan dorongan kepada murid dan mengajukan pertanyaan pertanyaan. Pola hubungan guru murid yang di sebut pertama di kenal sebagai teacher centered. Sedangkan hubungan guru murid yang di sebut terakhir di kenal sebagai learner centered. Pola hubungan antara guru dan murid dalam proses belajar dapat juga merupakan pedoman referensi atau rujukan di masa yang akan datang dalam merasa berfikir, bersikap, dan berperilaku yang berhubungan dengan aspek politik dari kehidupan. 3. KELOMPOK TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) Kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok dari orang orang yang seusia dan memiliki status yang sama. Dengan siapa seseorang umumnya berhubungan atau bergaul dalam kehidupan seseorang kelompok yang pertama kali sebagai kelompok rujukannya adalah keluarga. Kemudiaan seiring dengan perkembangan waktu kelompok teman sebaya menjadi kelompok rujukan dalam mengembangkan sikap dan perilaku termaksud yang berkaitan dengan politik, sosialisasi politik melalui kelompok temean sebaya bersipat informal dan langsung. Kelompok teman sebaya yang menjadi kelompok rujukan bisa beragam. Kelompok teman sebaya bisa terbentuk karena seprofesi sehobi, sekantor selingkungan tempat tinngal dan sebagainya. 4. MEDIA MASA Media masa merupakan agen sosialisasi politik yang semakin menguat peranannya media masa baik media cetak sepeeti surat kabar dan majalah maupun media elektronik seperti radio televisi dan internet semakin memegang peranan penting dalam mempegaruhi cara pandang cara pikir cara tindak dan sikap politik seseorang. Pengaruh media masa cenderung bersifat aktif berskala besar dan segera. Media masa yang di sebut di atas pada umumnya berupa korporasi bukan individual. Di masa yang akan datang dimindonesia pengguanaan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi secara pribadi yang di kenal dengan ICT yaitu berupa internet dan telpon seluler dengan berbagai perangkat multimedianya. D. MEKANISME SOSIALISASI POLITIK Transmisi nilai-nilai pengetahuan kepercayaan- kepercayaan sikap politik dan harapan politik kepada individu atau kelompok orang tertentu di lakukan melalui beberapa cara antara lain: 1. Imitasi

33

2. Intruksi 3. Desiminasi 4. Motivasi 5. Penataran . E. PERKEMBANGAN SOSIALISASI POLITIK Ketika lahir kita belum tau siapa kita apakah laki laki atau perempuan apakah tampan atau cantik apakah minang kabau atau jawa apakah orang miskin atau kaya apakah nasionalis atau regionalis apakah religius atau sekularis belum kita kenal pada saat lahir dan beberapa tahun setelah itu. Bagaimana kita mengembangkan diri memahami diri melalui cermin atau citra kita mengenai siapa kita untuk memehami sosialisasi politik kita mencoba melalui teori yang di kembangkan oleh Charles Horton Cooley dan George Herbert Mead. 1. Cermin diri politik Charles Horton Cooley menyelasikan program doktornya di unuversitas Michigan pada 1894 karir dosennya telah di mulai semenjak sebelum meraih gelar di alamameternya sampai pensiun meski mengajar di universitas Michigan namum pemikiran sosiologinya mengikuti aliran Chicago yang sejalan dengan teori interaksionisme simbolis. Dari sebagai sisi khas dari kemanusiaan di bangun secara sosial maksudnya perasaan mengenai diri kita berkembang melalui interksi dengan orang lain. Terdapat tiga unsur dalam looking glass self (cermin diri) 1. Anda membayangkan bagaimana anda tampak bagi mereka di sekeliling kita. Sebagai contoh kita dapat berpikir bahwa orang lain menganggap anda sebagai seorang demokrat atau otoriter. 2. Anda menafsirkan reaksi orang lain anda menarik kesimpulan bagaimana orang lain mengevaluasi anda apakah mereka menyukai anda karena anda seorang demokrat. 3. Anda mengembangkan suatu konsep diri cara anda menginterprasikan reaksi orang lain terhadap anda memberikan anda perasaan dan ide mengenai diri anda sendiri. 2. Pengambilan Peran politik George Herbert Mead memperoleh pendidikan di bidang filsafat dan mengaplikasikannya dalam kajian psikolog sosial Mead memperoleh serjana muda di Oberlin Colage serta memperoleh pendidikan di har- vard atas

34

permintaan John Dewey.Dalam bukunya mead menjelaskan tahap pengembagan diri manusi ketika anak manusia lahir dan belum memiliki diri. Diri manusia berkambang secara bertahap melalui interaksi dengan orang lain. Misalnya seorang anak sedang mengenakan pakaian seragam kerja seolah olah ia adalah ayah yang sedang memakai pakaian seragam kerja dia mengenakan pakaian seragam polisi lalu lintas ayahnya dengan segala aksesorisnya.

BAB VI PARTISIPASI POLITIK A. PENGERTIAN PARTISIPASI Secara etimologis konsep pertisipasi dapat di telusuri akar katanya dari bahasa inggris yaitu kata part dikembangkan menjadi kata kerja maka kata ini menjadi kata kerja maka kata ini manjadi to participate yang bermakna turut ambil bagian. Kehidupan pertumbuhan partisipasi memerlukan tata nilai oprasional dalam bentuk perilaku yang nyata yang menerima dang mengharagai persamaan keterbukaan perbedaan pendapat dan berfikir mempertayakan. Penekanan Abdul Aziz saleh terhadap pengahargan pada nilai- nilai persamaan keterbukaan perbedaan pendapat dan berfikir mempertanyakan berarti konsep partisipasi tidak mengandung nilai kebebasan tampa ada paksaan. Kalau di pahami melalui pendekatan emik misalnya partisipasi bisa di mengerti dalam karangka berfikir orang minang kabau sebagai satngan osakaki artinya ikut ambil bagain dalam suatu aktivitas publik walau sekadarnya katakanlah sakaki. Partisipasi juga di mengerti sebagai berperan serta atau ikut serta yang selama ini di pahami oleh masyarakat indonesia. Banyak kegiatan publik baik yang memiliki dimensi politik maupun non politik dapat terselenggarakan dengan baik karena adanya peran serta atau keikutsertaan warga. Dalam berbagai kegiatan pemilihan umum (legislatif, presiden,kepala daerah dan kepala desa) di indonesia warga merancang tempat dan lokasi pemilihan sedemikaan rupa supaya warga tertarik datang ke tempat pemunguta suara. Kegiatan- kegiatan seperti ini di mengerti sebagai partisipasi. B. PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK Jika pengertian partisipasi politik di pahami melalui pengertian penggabungan dua konsep yaitu sosialisasi dan politik maka sosialisasi politik dapat di jelaskan sebagai turut kekuasaan (power) kewenangan (authority) kehidupan publik

35

(publik life) pemerintah (government) negara (state) konflik dan resolusi konflik (conflikct dan conflikth resolution) kebijakan (police) pengambilan keputusan (decision making) dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pengertian penggabungan makna tersebut telah memberikan suatu pemahaman tentang sekitar apa saja cakupan konsep sosiologi politik. Pemahaman partisipasi politik yang tercakup dalam batasan ini sangat luas. Untuk memperbandingkan batasan konsep partisipasi politik yang lain ada baiknya kita mencobanya menelusuri bagaimana pula pengertian partsisipasi politik menurut para ahli. Untuk memahami pengertian tersebut kita mencoba untuk menelusuri melalui berbagai pendapat para ahli berikut ini di sajikan beberapa 1. KEITH FAULS Dalam bukunya , Political Sociology memberikan batasan partisipasi politik sebagai keterlibatan secara aktif dari individu atau kelompok ke dalam proses pemerintahan. Keterlibatan ini mencakup keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan maupun berlaku oposisi terhadap pemerintahan. 2. HERBERT McCLOSKY Dalam international Encyclopaeadia of the Social Sciences memberikan batasan partisipasi politik sebagai kegiatan- kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakn umum. 3. SAMUEL P. HUNGTINGTONG DAN JOAN M. NELSON Dalam bukunya No Easy Chice Hungtingtong dan Nelson membuat batasan partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi yang di maksud untuk mempegaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individu atau kolektif terorganisasi atau spontan mantap atau sporadis secara damai atau dengan kekerasan legal atau ilegal efektif atau tidak efektif. pendapat ahli:

4. MICHAEL RUSH DAN PHILIP ALTHOFF Dalam bukunya sosiologi politik memberi batasan partisipasi politik sebagai keterlibatan dalam aktifitas politik pada suatu sistem politik. C. TIPOLOGI PARTISIPASI POLITIK

36

Para ahli sosiologi telah merumuskan berbagai macam tipologi partisipasi politik. Berikut di sajikan beberapa pandangan ahli tentang tipologi partisipasi politik. 1. DAVID F. RONT DAN FRANK L. WILSON. Dalam buku The Comparative Study of Politich Roth dan Wilson membuat tipologi partisipasi politik atas dasar paramida partisipasi. Pandangan Roth dan Wilson tentang piramida politik menjukan bahwa semakin tinggi intensitas dan derajat aktivitas politik seseorang maka semakin kecil kuantitas orang yang terlibat di dalamnya intensitas dan derajat keterlibatan yang tinggi dalam aktivitas politik di kenal sebagai aktivis. Lapisan berikutnya setelah lapisan poncak paramida di kenal sebagai sebagai partisipan. Kelompok ini mencakup berbagai aktivitas seperti petugas atau juru kampanya mereka yang terlibat dalam program atau proyek sosial sebagai pelobi politik aktif dalam partai politik atau kelompok kepentingan.

2. MICHAEL RUSH DAN PHILIP ALTHOFF Rush dan Althoff mengajukan hierarki partisipasi politik sebagai suatu tipologi politik. Hirarki tertinggi dari partisipasi politik menurut Rush dan Althoff adalah menduduki jabatan politik atau administratif. Sedangkan hierarki yang terenda dari suatu partisipasi politik dalah orang yang apati secara total yaitu orang yang tidak melakukan aktivitas politik apapun secara total. Seperti yang di perlihatkan oleh bagan hirarki partisipasi politikdi mana garis vertiakal segitiga menunjukan hierarki sedangkan garis horizontalnya menunjukan kuantitas dari keterlibatan orang- orang. 3. GABRIEL A. ALMOND Dalam bukunya perbandingan sistem politik yang di sunting oleh Mas oed dan MacAndrew almond membedakan partisipasi politik atas dua bentuk yaitu: 1. Partisipasi politik konvensional yaitu suatu bentuk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi modern. 2. Partisipasi politik nonkonvensional yaitu suatu bentuk partisipasi politik yang tidak lazim di lakukan dalam kondisi normal bahkan dapat berupa kegiatan ilegal penuh kekerasaan dan revolusioner. 4. ROBERT D PUTNAM

37

Pandangan putnan tentang tipologi partisipasi politik sebenarnya tidak langsung. Dalam buku perbandinagan sistim politik yang di sunting oleh Mas oed dan Mac Andrews putnan membuat suatu model skemetis stratifikasi sosial politik. Model tersebut di bangun berdasarkan data dari beberapa negara tentang proporsi warga negara yang terlibat dalam berbagai tingkat kegiatan politik. Lapisan di bawahnya adalah kaum berpengaruh yaitu individu yang memiliki pengaruh tindak langsung atau inplisit yang kuat mereka yang di mintai nasehat oleh para pembuat keputusan yang berkepentingan dan pendapat di perhitungkan oleh para pembuat keputusan itu atau yang sanksinya di takuti oleh para pembuat keputusan. Selanjutnya lapisan aktivis yaitu warga negara yang mengambil bagian aktif dalam kehidupan politik dan pemerintahan mungkin sebagai anggota partai biokrat tingkat menengah atau editor surat kabar lokal atau mungkin pula melalui cara yang agag lebih privat seperti aktif menulis surat kepada anggota parlemen. 5. SAMUEL P. HUNTINGTONG DAN JUAN M. NELSON Hintingtong dan Nelson menemukan bentuk- bentuk partisipasi politik yang berbeda dengan tipologi yang di buat oleh ahli yang di sebut di atas adapaun bentuk bentuk partisipasi politik meliputi: 1. Kegiatan pemilihan mencakup suara juga sumbangan sumbangan untuk kampanye bekerja dalam suatu pemilihan mencari dukungn di bagi seseorang calon atau setiap tindakan yang bertujuan mempegaruhi hasil proses pemilihan. 2. Lobbying mencakup upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah dan pemimpin politik dengan maksud mempegaruhi keputusan mereka mengenai persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang. 3. Kegiatan organisasi menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi yang tujuananya yang utama dan eksplisit adalah mempegaruhi pengambilan keputusan pemerintah. 4. Mencari koneksi merupakan tindakan perorangan yang bertujuan terhadap pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh mamfaat bagi hanya satu orang atau segelintir orang. 5. Tindak kekerasaan juga dapat merupakan satu bentuk pertisipasi politik dan untuk keperluaan analisis ada mamfaat untuk mendefinisikan sebagai satu kategori tersendiri artinya sebagai upaya untuk mempegaruhi

38

pengambilan keputusan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap orang orang atau harta benda. 6. LESTER MILBRATH Lester Milbrath mengajukan tiga tipe partisipasi politik yaitu tipe penonton, tipe transisional dan tipe gladiator untuk jelasnya siapa masuk tipe mana dalam suatu partisiapasi politik yang di lakukan oleh warga berikut penjelasan yang di kemukakan oleh Milbrath (1965). 1. Tipe penonton meliputi ketertarikan diri sendiri pada stimuli politik mengikuti pemilihan umum dan eksekutif menginisiasikan suatu diskusi politik. 2. Tipe transisional mencakup kegiatan menjalin kontak dengan pejabat publik atau pemimpin politik. 3. Tipe gladiator terdiri dari berbagai kegiatan antara lain menghabiskan wktu dalam suatu kampanya politik. Jika di perbandingkan dari berbagai pandangan pera ahli tentang tipologi partisipasi politik maka tipologi yang di kemukakan oleh Roth dan Wilson lebih jelas tegas dan lengkap. Pembedaan tipe partisipasi Roth dan Wilson mambagi habis semuan warga negara ke dalam tipe aktivis partisan pengamat dan orang politik. Sementara Gabriel A. Almond membedakan pertisipasi politik atas dua bentuk yaitu partisipasi politik konvensional yang meliputi suatu bentuk pertisipasi politk yang normal dalamdemokrasi modern serta partisipasi politik non konvensional yang mencakup suatu bentuk partisipasi poliyik yang tidak lazim di lakukan dalam kondisi normal. D. ALASAN PARTISIPASI POLITIK Dalam kenyataan pada kehidupan politik tidak sedikit warga negara yang menghindari atau tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap aktivitas politik. Oleh sebab itu jika seseorang menganggap bahwa keterlibatan dalam aktivitas politik akan mendatangkan resiko bagi berbagai aspek kehidupannya maka apatis merupakan pilihan terbaik bagi dirinya. Kedua aktivitas politik di pandang sebagai suatu kerja yang sia sia .dengan menggunakan argumentasi tersebut di tas maka bisa pula di pahami kenapa orang mau melakukan aktifitas politik alasannya adalah pertama keterlibatan dalam aktivitas politik tidak merupakan ancaman bagi kehidupan secara keseluruhan. Pengalaman banyak orang yang berada pada suatu komunitas yang di cap sebagai pemberontak atau di beri stikma terhadap negara 39

menunjukan kehati hatian mereka untuk berinteraksi dengan orang lain terutama orang asing dalam kaitannya dengan kegiatan politik. E. STRATIFIKASI SOSIAL DAN PARISIPASI POLITIK Pada bagian sebelumnya telah di jelaskan bahwa stratifikasi sosial dapat di pandang sebagai cermin dari suatu distribusi kekeuasaan. Stratifikasi sosial di lihat melalui bagaimana masyatrakt melakukan penggolongan individu secara berlapis berdasarkan kekuasaan, kekayaan prestise pendidikan dan sebagainya. Individu individu yang berkarir dalam partai politik tidak hanya memikirkan bagaimana mereka memperoleh kekuasaan dan mempertahankan tetepi juga bagaimana mereka memerhatikan dan mengantisipasi bahwa setiap tindakan mereka memiliki suatu implikasi politik. Variabel stratifikasi sosial yang sering di hubungkan dalam pembahasan tentang pengaruhnya terhadap kehidupan manusi termaksud kehidupan politik mereka adalah variabel status sosial ekonomi yang di kenal dengan singkatan SSE. Asumsi teoretis tentang hubungan atau pengaruhnya yang di bangun oleh para ahli adalah sebagai partisipasi politik cenderung lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi di peroleh melalui sekolah atau pelatihan.

BAB VII KOMUNIKASI POLITIK A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Pengertian etimologis dapat dimerti sebagai suatu proses penyampaian informasi timbal balik antara dua orang atau lebih. Informasi yang di sampaikan dimungkinkan dalam beberapa bentuk seperti kata-kata,gerak tubuh, atau simbol lainnya yang memiliki makna. Dari pengertian ertimoligi, kita beralih bagaaimanaa para ahli menjelaskan pengertian komunikasi. Para ahli memberikan berbagai pandangan berbeda tentang batasan komunikasi. Berikut dikutip beberapa pendapat ahli tentang batasan komunikasi. 1. ALO LILIWERI Dalam dasar komunikasi sehat (2007), Alo Liliweri membuat batasan komunikasi, merupakan proses pengalihan suatu maksud dari satu sumber 40

kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksudtersebut. Disamping itu, Liliweri juga memberi pengertian komunikasi sebagai, pengalihan suatu pesan dar satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. 2. ANWAR ARIFIN Seperti yang telah dijelaskan dalam bukunya ilmu komunikasi (1998), Anwar Arifin membuat batasan yang sangat sederhana tentang komunikasi yaitu, proses pernyataan antar manusia. 3. AZRIEL WINNET Dalam portal Business Communication. Azriel Winnet membuat definisi sebagai segala interaksi manusia yang bersifat hunan relationship. Disertai dengan pengalihan fakta. Dari beberapa penertian komunikasi diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan aktivitas manusia yang mengantung: a. Sumber komunikasi b. Pesan atau isi komunikasi c. Media sebgai sarana,wadah, atau tempat pesan atau rangkaian pesan dialirkan, dialihkan atau di salurkan. d. Cara,alat,atau metode untuk mengalirkan atau menyalurkan pesan e. Penerima atau sasaran yang menerima komunikasi f. Jalinan rangkaian kegiatan atau sumber atau pengirim dengan sasaran atau penerima g. Situasi komunikasi h. i. j. Proses komunikasi, yakni proses satu arah, interaksi, dan proses transaksi Kontruksi makna bersama atas pesan dari pengirim dan penerima yang terlibat dalam komunikasi. Berbagai pengalaman atas pesen yang dipertukarkan dari pengirim dan penerima yang terlibat dalam komunikasi B. PENGETIAN KOMUNIKASI POLITIK Pngertian kominikasi plitik dapat dimerti dengan menandingkan dengan makna dua konsep kominikasi dan politik. Jadi komunikasi politik merupakan proses pengalihan pesan. (berupa data, fakta, informasi atau citra), yang mengandungu suatu atri , dar pengirim kepada penerima yang melibatkan

41

proses pemaknaan tehadap kekuasaan , kewenangan, kehidupan publik, pemerintahan, negara, resolusi konflik, kebijakan, pengambilan keputusandan pembagian, atau alokasi. Tentunya selain itu, pengerttian komunikasi politik dapat juga dirujuk kepada berbagai pendapat para ahli. Berikut ini disajikan beberapa pandangan para ahli: 1. MICHAEL RUSH DAN PHILIP ALHOFF Dalam buku sosiologi politik-nya Rush dan Althoff (2003) memberi pengertian komunikasi politik sebagai suatu proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satubagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan diantara sistem sosial dan sistem politik. 2. KARL W. DEUTSCH Deutsch memberi batasan komunikasi politik sebagai transmisi imformasi yang relevan secara politis dari satunbagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik. 3. HAFIED CANGARA Cangara (2009), merumuskan batasan komunikasi politik sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. Jadi, menurut cangara, perbedaan komunikasi lainnya adalah pada sifat dan sisi pesannya. 4. MARIAM BUDIARDJO, DKK Dalam buku pengantar ilmu politik, mariam memberikan pengertian bahwa komunikasi politik merupakan fungsi sosialisasi dan budaya politik. Komunikasi yang berjalan dengan baik menjadi persyarat sosialisasi politik untuk dapat berjalan dengan baik pula, sehingga budaya politik dapat dilangsungkan dengan baik.Dari empat definisi para ahli tentang komunikasi politik diatas tanpak bahwa definisini yang dianjurkan rush dan Althoff relatif tidak berbeda sengan apa yang di kemukakan olehh Deutsch. Perbedaan antara para ahli tersebut terletah pada konsep suatu proses dan transmisi C. FUNGSI KOMUNIKASI POLITIK Dalam perspektif instruktural fungsional, seperti kita telah bahas dalam bab terdahulu, bahwa jika suatu bagian unsur terdapat dalam masyarakat hingga masyarakat bertahan, maka ia dipandang sebagai suatu unsur atau bagian yang memiliki fungsi termasuk komunikasi politik, komunikasi politik,

42

sebagai suatu unsur dari sestem politik, digerakkan oleh partai politik dengan maksud untuk meraih bebagaai fingsi. Dari berbagai pandangan yang telah ada dalam berbagani literatur bisa kita menyimpulkan bahwa fungsi kmunikasi politik meliputi: 1. FUNGSI INFORMASI Seperti hal lainnya komunikasi pada umumny, komunikasi politk juga memiliki fungsi informatis politik, yaitu penyampaian pesan-pesan yang bekaitan dengan politik, seprti visi, misi, tujuan,sasaran, atau arah kebijakan baik parti politik maupun aktor politik lainnya.Sebagai finsi informasi, komunikasi politik ditujukan target sasara, dalam hal ini penerima, dengan maksud agar penerima memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang di komuikasikan. Pada sisi ini, komunikasi politik lebih ditujukan pada aspek kognitif dari pada penerima. Jadi komunikasi politik tersebut ditujukan pada aspek kognitif penerima pesan. 2. FUNGSI PENDIDIKAN Informasi utama yang disalurkan dari sumber pada penrima adalah tentang pendidikan. Melaui komunikasi politik transmisi pendidikan politik dari partai politik atau aktor politik diharapkan dapat terjadi. Ada banyak isi pendidkan politik yang bekomunikasi dalam kehidupan politik, yaitu antara lain, idiologi , nilai, praksis, keterampilan, dan lain-lainnya. Fungsi pendidikan politik dari suatu komunikasi politik tidak hanya dilakukan oleh partai politik, tetapi juga dilakukan oleh pemerintah, media utama funsi politik dari suatu komunokasi politik oleh partai politik adalah pelatihan kader partai politik. Perbedaan latihan ditunjukan untuk membedakan kader, berdasarkan penjenjangan atau tingkatan yang ada, dengan tugas dan fungsi yang diharapkan dalam partai. 3. FUNGSI INSTRUKSI Fungsi intruksi merupakan fungsi kommunikasi politikyang berkaitan dengan pemberian perintah berupakewajiban,larangan, anjuran. Perintah kewajiban berhubungan seswatu yang mau tidalk mau, sika atau tdak suka, suka rela atau terpaksa harus dilaksanakan. Sedangkan intruksi larangan merupakan suatu perintah yang harus dilakukan dalm kondisi apapun juga. Sedangkan intruksi anjuran merupakan suatu printah untuk melakukan atau menghindari secara sukarela. Dalam kehidupan politik banyak intruksi yang dikomunikasikan kepada para konstituen,anggota atau simpatisan oleh partai politik. 4. FUNGSI PERSUASI

43

Fungsi persuasif adalah komunikasi politik yang berhubungan dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga melakukan, melaksanakan, atau mengubah sesuatu seperti yang diharapkan oleh penerima pesan. Melakukan, melaksanakan atau mengubah seswatu yang berkaitan dengan aspek kognisi, afeksin dan sikap serta perilaku. Fungsi persuasif politik dari komunikasi politik berlangsung intensi ketika musim pemilihan tiba. Kegiatan kampanye pemilihan umum melalui berbagai media agar penerima pesan melakukan, melaksanakan sesuatu seperti yang dihapkan pengirim pesan.

5. FUNGSI HIBURAN Fungsi hiburan merupakan fungsi komunikasi politik yang menyampaikan pesan-pesan hiburan diantara berbagai rangkaian isi pesan yang dikomunikasi. Dalam rangkaian acara rapat atau pertemuan politik, terdapat acara hiburannya seperti lawak, band,atau nasyid. Dalam realitas kampanye partai plitik pada masa kampanye pemilihan umum,kegiaatanb tersebut dipandang sebagai salah satu sarana hiburan lima tahun sekali. Sebab ketika musim D. MODEL KOMUNIKASI POLITIK Model komunikasi politik menunjuk pada satu pola dari suatu proses komunikasi yang berkaita dengan berbagaiaktifitas aliran komunikasi. Dalam komunikasi politik, paling sedikit terdapat tiga model yang digunkan. 1. MODEL LINIER Dalam literatur komunikasi terdapat terdapat banyak bahasan tentang model lineir komunikasi. Salah model linier yang sering dirujuk adalah model Laswell model ini merupakan jawaban dar pertanyaan What says what to whom through which channel dan with what effect? Model ini menggambarkan arah linier komunikasi dari sumber , pesan, dan menerima.model Laswell sering digunakan dalam kampanye politik yang bersifat monologis. Untuk memahami model Laswell, berikut disajikan gambar berikut ini. 2. MODEL INTERAKSI Secara sederhana intraksi, seperti yang telah di diskusikan pada bab awal, di pahami sebagai suatu tindakan timbal balik; bukan tindakan sepihak ataau searah, tetapi tindakan dua arah, dalam model ini, suatu komunikkasi politik ridak dipandang sebagai proses stimuli-respons yang mekanik, tetapi sebaliknya

44

suatu proses aksireaksi yang dinamis yang di antarai oleh adanya intepretasi atau prose pemaknaan dari penerimaan pesan. komunikasi politik dikatakan berhasil apa bila pemahaman makana atau makna yamg di kontruksi tentang pesan antara sumnber (pemberi informasi), dan penerima tidak berbeda (sama), penerima melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di harapkan oleh sumber. 3. MODEL TRANSAKSIONAL Transaksional meenunjuk pada suatu proses transaksi antara sesorang dengan orang lain dengan kata lain, model komunikasi ini terjadi dalam komunikasi antarporsonal oleh dua orang partisipan komunikasi. Dalam transaksi terdapat proses dialogis, yaitu proses bersama dalam pembentukan makna. Dalam model transaksionol komunikasi politik, kedua bela pihak aktif saling bertukar pesan dan interpretasi. Artinya, pesan yang disampaikan di interoretasi. Hal ini terpretasi disampaikan dan menjadi pesan. Proses tersebut berakhir ketika telah terbentuk sutu pemehaman bersama terhadap suatu pesan.

E. KOMUNIKATOR POLITIK Saipa yang menkomunikasikan pesan politik (berupa data, fakta, informasi, atau cerita) kepada penerima? Terdapat beberapa faktor yang melakukan komunikasi politik, yaitu antara lain: politisi aktivis tokoh masyarakat elite birokrasi penyambung lidah

F. ANTSAR KOMUNIKASI, KAMPANYE, DAN MARKETING POLITIK Sejauh ini kita gtelah mendiskusikan komunnikasi politik dengan berbagai dimensinya. Komuniksai politik , seperti yang telah kita bahas, merupakan komunikasi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang behubungan dengan politik. Oleh sebab itu, komunikasi politik tidak hanya dipahami sebagai komunikasi yang berhubungan bagaimana memengaruhi orang agar memeberikan suara seperti yang diharapkan pada suatu pemelihan,tetapi lebih lebih luas dari itu sepeti mmengkomuniksikan berbagai aturan perundangan dan kebijakan ideologi negara, dan lain sebagainya. 45

1. KAMPANYE POLITIK Pada bagian ini kita mendiskusikan beberapa hal yang berkkaitaan dengan komunikasi politik, yaitu antara lain pengertian kampanye politik, perbedaan antara kampanye politik dan kampanye pemelihan umum,dan sejarah singkat kampanye di indonesia. A) PENGERTIAN KAMPANYE Jika kita telusuri pengertian kampanye politik, maka salah satu caranya, adalah dengan merujuk kepada kamus. Bila kita menelusuri kamus besar bahasa indonesia, maka kampanye dipahami sebagai kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasipolitik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan di parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih disuatu pemungutan suara. Sedangkan bila kita mencoba melakukan pemahaman emik tentang kampanye, maka ia mengerti sebagai suatu komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang atau kelompok lain agar menggunakan atau tidak menggunakan suara seperti yang diharapkan oleh ellaku kampanye pada suatu pemilihan. 1. Pippa Norris Dalam A Virtous Circle: political communication in industrial sociaties, Norris (2000) memberi pengertian kampanye politik sebagai proses komunikasi politik, dimana partai politik atau kontestan individu berusaha mengomunikasikan idilogi ataupun program kerja yang mereka tawarkan. 2. Hafied Cangara Dalam bukunya komunikasi politik, cangara membuat batasan dari pengertian kampanye politik sebagai aktivitas kommunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar dia memiliki wawasan,sikap dan perilaku sesuai dengan keheendak penyebar atau pemberi informasi. 3. Ronald E.Rise dan William J Paisley Dalam buku public communication campaign, rise dan paisley menjelaskan kampanye politik sebagai strategi kontrol sosial dalam rangka mengarahkan psikologi dan perilaku pemelih untuk menyesuaikan dan pada saatnya menuruti apa yang di programkan oleh partai politik. Penegertian kampanye politik yang di telusuri melalui kamus dan pengertian emik menunjukan cakupan batasan pengertian yang relatif tidak longgar ,

46

singga kampanye yang berdimestik oleh civil society tidak terlingkup didalamnya. B) KAMPANYE POLITIK VS. KAMPANYE PEMILIHAN UMUM Secara sedarhana, melalui pemahaman konsep, kampaye pemilihan umum lebih kecil cangkupannya dibanding dengan kampanye politik. Menurut firmanzah (2008 : 273-274),memiliki beberapa kelemahan. Pertama interaksi politik antara partaipolitik publik seolaholah hanya dalam periode tertentu saja, yaitu selama waktu kampanye pemilu saja. Kedua, komuniksai cenderung dilakukan secara monologis, sehingga kesamaan pemahaman dan pandangan antara partai dan publik sukar di dapatkan. Ketiga, publik di pandang sbagai objek, dibutuhkan hanya suaranya pada saat mencontreng saja. Keempat, publik sodorkan hal-hal persial, oportunisndan idensial, sehingga pendidikan politik tidak dilakukan secara komperhensif. C) SEJAARAH SINGKAT KAMPANYE POLITIK DI INDONESIA Seperti yang telah kita singgu diatas, pemahaman kampanye politik di indonesia sampai sebelum pemmilu 1999 masih sebatas kampanye pemilu. Hal tersebut ditegaskan oleh firmanazah yang menyebutkan bahwa kampanye politik yang selamaa ini dilakukan tebatas pada kampanye partai politik untuk menenangkan kursi DPR, untuk selanjutnya juga dilakukan untuk memenangkan calon presiden. Politik ketakutan tersebut dikenal dalam cultural studies sebagai politikum horribilis, yaitu penggunaan elem kekerasan dan ketakutan sebagai bagian strategi politik (piliang, 2006: 89-105). Haal ini memperlihatkan bagaiman peraturananhtara kekuasaan dan kekerasan.Melaui Undang-Undang No.4 tahun 1975 dikeluarkan kebijakan penyedrhanaan jumlah partai 10 partai menjadi 5 partai. Denag diterbitnya peraturan pemerinhtah No 35 tahun 1985, maka kampanye pemilu bisa di sebarluaskan melalui Rri dan TVRI.kampanye pemilu melalui media tersebut berupa penayangan pidato-pidato kampanye yang bersifat monologis oleh wakil-wakil peserta pemilu.perubahan pendekatan nbaru , salah satunhya adalan marketing politik. 2. MARKETING POLITIK Beberapa hal marketing politik yaitu antara lain pengertian konsep marketingpolitik, empat elemen marketing plitik dan sejarang singkat marketing politik A. PENGERTIAN MARKETING POLITIK

47

Jika kita mmerujuk pada kamus Ingris-indonesia diterjemahkan sebagai pemasaran. Kemudian kita mencoba memahami maknanya, maka ditemukan pengertian sebagani proses,cara, penbuatan memasarkan suatu barang dagang.Selanjutnya memahami melalui pendekaatan emi. Maka dipahami sebagai suatu proses ,menjual sesuatu agar orang lain tertarik untuk memebelinya. Berikut pandangan para ahli: 1. P.J. MAREEK Dlam bukunya menjelaskan marketing politik sebagai suatu proses yang kommpleks dari hasil suatu usaha yang lebih global dari implikasi semua faktor dari komunikasi politik dari para plitisi 2. FIRMANZAH Dalam bukunya menjelaskan sebagai metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman mengenai masyarakat,sekaligus berguna dalam membuat produk plitik yang akan ditawarkan kepada masyarakat. 3. HAFIE CANGARA Dalam bukunya menjelaskan sebagai konsep politik yang di introduksi darui penyebaran ide-ide sosial dibidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran dan perubahan perilaku untuk menerima hal-hal baru. B. EMPAT ELEMEN MARKETING POLITIK Dalam marketing politik paling sedikit-sedikit terdapat empat elemen yang penting diperhatikan : 1. PRODUCT Prodoct ( produk ) yang di tawarkan oleh institusi politik, seperti yang di kutip oleh firmanzah dari niff eniffengger, merupakan suatu ynag komplleks, dimana pemilihan aakan menikmatinya setelah suatu partai atau seorang kandidat terpilih. Produk politik itu sendiri menurut niff eniffengger, terdiri dari parti plat from partai, past recort( rekaman lampau). Plat from yang terdiri dari visi,misi, ideologi, tujuan, dan program partai merupakan salah satu produk yang dijual kepada pemilih, terutam pemilih resional. 2. PLACE Place diterjemahkan secara harfiah, menurut kamus, brarti tempat. Terjemahan seperti ini tentu sulit dipahami dalam marketing politik, khususnya dalam pemasaran produk yang bersifaht intangible seperti ideide. Untuk itu tempat biasa dihubungkan dengan dua hal. Satu, aksesibilitas produk terhadap konsumen. Dua, letak dari suatu produk politik.

48

3. PRICE Price (harga)., dalam marketing politik meliputi banyak hal, menurut niff eniffengger yaitu harga politik, harga psikologis, dan harga citra. Harga ekonomi merupakan kalulasi segal biaya yang bisa dihitung nominalnya seperti biaya iklan,publikasi, pengerahan massatrakti politik,, administrasi pengirganisasian, dan sebagainya. Sedangkan hargga pisikologis merujuk pada harga persepsi pisikologis dari para kandidat anggota legislatif atau top eksklutif(pasangan presiden dan wakilnya serta kepala daerah dan wakilnya) Yang ditawarkan pada pemilih. 4. PROMOTION Promotion (promosi ) merupakan suatu usaha dalam memikat pembeli teknik komunikasi dengan berbagai media seperti cetak elektronik, maupun interpersonal . promosi yang baik harus memperhatikan 3P yang di bahas di atas. Suatu produk tertentu yang terletak pada tempat tertentudengan harga terrentu harus dipromosikan dengan cara tetrtentu pula. Jika rekaman masa lampau tersebut tidak di sampaikan, tentu para pemilih tidak akan tahu apa saja yang telah dilakukan selama ini. Jika tidak, harus di cairkan media lain yang tepat, misalnya merekrut tokoh masyarakat menjadi tim sukses. C. SEJARAH SINGKAT MARKETING POLITIK DI INDONESIA Akar dari dejarah marketing politikdi indonesia dapat ditelusuri pada cara atau strategi pemasaran golkarpada tahun 1982 di propensi riau. Memang di pahami oleh banyak ahli bahwa kemenangan golkar selama orde baru tidak lepas dari politicum horribilis. Namun tidak pula dipungkiri bahwa terdapat juga strategi yang berbeda dari strategi mainstrean dalam pemenangan pemilu. Sebelum Emili turun ke riau untuk melakukan kampanye pemilu, terlebih dahulu turun ttem risetyang dibidangi ole M.alwi dahlan dan wisaksono noeradi untuk melakukan penyelidikan dan penelitian tentang anjloknya suara golkar di riau. Berdasarkan riset tim tersebut, tim membuat sigmentasi pasar politik,targatisasi, dan melakukan positioning pasar politik. Hasil dari marketing itu lah yang membuat golkar menang pada tahun 1982 diriau, 1987 di sulawesi tengah dan sulawesi utara. Pemilu 1999 juga telah memberikan suatu kesempatan bagi semua partai untuk melakukan marketing politik,sesuai dengan cara atau strategi yang dipandang mumpuni menurut partai. Salah satu marketing politik yang relatif berbeda dari yang pernah dilakukan partai sebelumnya adalah strategi direct selling. Salah satu partai yang

49

menggunakan direct selling adalah partai keadilan. Sebagai partai baru, keadilan berhasil memikat massa pemilih malalui direct selling,meskipun tidak memiliki tokoh.Marketing politik figuritas memasuki era baru ketika pemilu 2004,dimana para calon amggota dewan perwakilan daerah (DPD) bersaing mmemperebutkan dari empat kursi di seiap propensi. Para callon anggota tersebut menggunakan tim sukses, termasuk konsultan marketing didalamnya. Pemilihan presidan langsung yang pertama di indonesia pada tahun 2004, telah menguakkan lebih besar pintu untuk memasuki era baru marketing politik, yaitu dimana munculnya jasa kampanye politik yang melibatkan pakar ilmu komunikasi, ilmu politik,sosiologi.manajemen pemasaran,periklanan,dan public relation sebagai tenaga propesional nonpartisan dalam suatu tim.Pemilu 2004-2009 telah memberi ruang yang lebih luas bagi propisasi dalam marketing politik oleh para calon anggota legislatif.perlahan terjadi perubahan marketing politik tentang produk dari platform partai yang terdiri dari visi,misi, ideologi,tujuan,dan program partai menjadi figuritas calon, kecuali partai demokrat yang diuntungkan oleh kekokohan dan figuritas SBY. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan tehadap terpilihnya kembali menjadi anggota dewan ternyata kebanyakan mereka dikarenakan mereka mampu menjaga suara pemilih mereka di daerah pemilih. Berdasarkan pengamatan dan wawancara mendalam dijelaskanbahwa telah menerapka 3p. 3p adalah singakatan dari penyapa,pelepau, dan pebayar. Improvisasi marketing figuritas memiliki bannyak varian.

50

You might also like