You are on page 1of 13

TUGAS MATA KULIAH INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER CSCW & UBIQUITOUS COMPUTING

3IA11 Chrisna Cahya Nugraha Lucky Pangestu Riski Caesario Riza Maryuni 53409137 56409352 51409969 50409467

UNIVERSITAS GUNADARMA TEKNIK INFORMATIKA 2011

CSCW DAN UBIQUITOUS COMPUTING


Computer-Supported Cooperative Work (CSCW) adalah bidang studi yang berfokus pada perancangan dan evaluasi teknologi baru untuk mendukung proses sosial kerja, sering di antara mitra yang berjauhan.contoh dari CSCW antara lain adalah: Sejumlah ilmuwan yang bekerja sama pada suatu proyek. Pengarang atau penulis mengedit suatu tulisan atau dokumen bersamasama. Suatu kelompok kerjasama atau sharing menggunakan aplikasi video conference.

Fokus riset Fokus riset pada CSCW dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu : Sistem-Groupware Komponen Sosial

Sistem-Groupware adalah sebuah perangkat lunak yang dibuat untuk memudahkan kerjasama. Komponen Sosial adalah Studi ilmu dinamika kelompok dan manusia dalam situasi tertentu.

Model Sistem Model Sistem terdiri dari : Mediasi komunikasi komputer. Sistem bantu pengambil keputusan. Aplikasi dan tools yang digunakan secara bersamaan.

Contoh dari mediasi komunikasi computer : Email, chats, virtual worlds, desktop video conferencing. Beberapa fenomena yang mempengaruhi penggunaan computer-

mediatedcommunication: 1. Personal space.

Dalam komunikasi face-to-face, setiap orang cenderung mempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya. Masalah space berbeda untuk setiap Negara/budaya. Masalah personal space dapat timbul apabila percakapan dilakukan melalui video links.

2. Kontak dan tatapan mata. Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan beberapa petunjuk, antara lain : perasaan tertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran social, dll. Video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi wajah.

3. Gerak isyarat dan bahasa tubuh. Dalam berkomunikasi, kita menggunakan tangan (gerak isyarat ) untuk menunjuk sesuatu. Beberapa groupware system mencoba mengatasi hal tersebut dengan menggunakan group ponter. Banyak computer-supported meeting room menempatkan monitor pada meja sehingga para peserta dapat saling melihat dengan jelas. 4. Back channel. Respon dari pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel. Dengan adanya back channel, pembuacara merasa bahwa pendengar cukup memahami pembicaraan. Beberapa masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul dalam komunikasi video, antara lain : Komunikasi video cenderung menyoroti kepala dan bahu, sehingga kehilangan beberapa gerak tubuh dan isyarat. Layar yamg besar cenderung mengurangi detail sehingga mungkin kehilangan informasi. Audio links ( misal: telepon ) hanya memiliki verbal back channel. Komunilasi berbasis teks biasanya tidak memiliki back channel.

5. Turn-taking. Turntaking adalah proses di mana peran dari pembicara dan pendengar ditukar

Dalam proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang penting. Terjadinya proses turn-taking, antara lain karena : Pembicara menawarkan kesempatan kepada pendengar secara

eksplisit, misal mengajukan pertanyaan. Pembicara memberikan gap singkat dalam pembicaraan. Bentuk pemberian gap dari pembicara terutama dengan audio channel. Masalah yang cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul dalam komunikasi jarak jauh ( komunikasi berbasis satelit ) karena keterlambatan waktu. Akan terjadi gap sekitar 4 detik.

Contoh dari system bantu pengambil keputusan : Pengatur persetujuan yang sangat penting, seperti menyediakan jalan keputusan rasional, pemungutan suara, mempresentasikan kasus, dan lainnya.

Contoh dari aplikasi dan tool yang digunakan secara bersamaan : Memberikn akses secara bersamaan kepada orang lain untuk bekerjasama.

Percakapan Tiga fungsi teori percakapan dalam CSCW : 1. Digunakan untuk menganalisa catatan (transkrip), mis. konferensi elektronik. Ini akan membantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan komunikasi elektronik. 2. Digunakan sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman percakapan normal antar manusia menghindari kesalahan besar dalam perancangan media elektronik. 3. Dapat digunakan untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan teori.

Struktur percakapan dasar. Pada tingkat yang lebih tinggi, struktue percakapan dapat dilihat sebagai urutan giliran, biasanya pergantian di antara partisipan.

Konteks. Setiap ucapan dan fragmen dari percakapn sangan tergantung pada konteks yang digunakan untuk menghilangkan ambiguitas dari ucapan. Ada 2 tipe konteks dalam percakapan : 1. Konteks internal, tergantung pada ucapan sebelumnya. 2. Konteks eksternal, tergantung pada lingkungan.

Breakdown. Breakdown dalam komunikasi terjadi apabila terdapat perbedaan fokus dari pembicara dan pendengar. Breakdown ini dapat diperbaiki dengan pertanyaan atau ucapan dari pembicara/penfengar yang dapt menimbulkan fokus dialog yang sama.

Speech Act Theory. Merupakan suatu analisis yang detail dari struktur percakapan, biasanya digunakan untuk memberikan petunjuk dalam perancangan coordinator, yaitu sistem e-mail terstruktur komersial.

Komunikasi Berbasis Teks Dalam droupware yang asynchronous (dan beberapa sistem snchronous), bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks. Komunikasi berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari percakapan, sehingga terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2 media. Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware : 1. Discrete; pesan langsung seperti dalam e-mail. 2. Linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal

3. Non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext. 4. Spatial; di mana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi.

Beberapa masalah yang timbul dalam komunikasi berbasis teks ; 1. Back channel. Kehilangan back channel dan nada suara serta bahasa tubuh pembicara. 2. Grounding constraint. Adalah sifat dari channel di mana para pembicara berkomunikasi, meliputi: 1. Cotemporality: ucapan didengar segera setelah diucapapkan. 2. Simultaneity; partisipan dapat mengirim dan menerima pada waktu yang bersamaan. 3. Sequence; ucapan-ucapan diurutkan. Dalam sistem berbasis teks, partisipan yang berbeda dapat menyusun simultaneously, tapi kurang cotemporality. 3. Turn-taking. Tidak adanya back channel menimbulkan kesulitan bagi pendengar untuk menginterupsi percapakan (turn-taking) 4. Konteks. Hilangnya back channel dan kemungkinan giliran yang overlapping. 5. Hypertext. Berkurangnya langkah dari percakapan berbasis teks berarti bahwa partisipan dipaksa untuk meningkatkan granulity pesan. Ini dapat diatasi dengan pesan multiplexing.

Tujuan CSCW Mempelajari bagaimana orang bekerjasama sebagai kelompok dan apa yang mempengaruhi teknologi. Mendukung proses pelaksanaan pekerjaan walaupun secara geografis dipisahkan. Contoh yang digunakan pada CSCW adalah : Kaloborasi para Ilmuwan yang bekerja sama pada suatu proyek Pengarang mengedit suatu dokumen bersama-sama Programmer suatu sistem secara bersamaan Bekerja sama sebagai sharing atas suatu video bersama yang conferencing aplikasi

- Para pembeli dan para penjual melakukan transaksi secara eBay.

Ubiquitous Computing Ubiquitous computing dapat didefinisikan sebagai penggunaan komputer yang tersebar di mana user berada. Sejumlah komputer disatukan dalam suatu lingkungan dan tersedia bagi setiap orang yang berada di lokasi tersebut. Setiap komputer dapat melakukan pekerjaan yang dipersiapkan untuk tidak banyak melibatkan intervensi manusia atau bahkan tanpa harus mendeteksi di mana pemakai berada. Ide ubiquitous computing pertama kali disampaikan oleh Mark Weiser (1998) di Laboratorium Komputer Xerox PARC, yang membayangkan komputer dipasangkan di dinding, di permukaan meja, di setiap benda sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan ratusan komputer pada saat yang sama. Setiap komputer secara tersembunyi diletakkan di lingkungan dan dihubungkan secara nirkabel. Ubiquitous Computing memiliki tujuan utama yaitu activate the world, mengaktifkan segala yang ada di sekitar. Hal itu membutuhkan inovasi-inovasi baru dalam banyak bidang. Jika diteruskan, mungkin hampir semua equipment yang ada di dunia ini, maka orang dapat mengotomatisasi semuanya. Sehingga jadilah ubiquitous computing system besar. Buxton (1995) menyatakan bahwa ubiquitous computing mempunyai karakteristik utama yaitu: 1. Ubiquity: interaksi tidak dilakukan oleh suatu saluran melalui satu workstation. Akses ke komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di suatu kantor ada puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran bervariasi mulai dari tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar notebook, sampai papan informasi sebesar papan tulis yang semuanya terhubung ke satu jaringan. Jaringan nirkabel akan tersedia secara luas untuk mendukung akses bergerak dan akses jarak jauh. 2. Transparency: teknologi ini tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan terintegrasi dalam suatu ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan, supermarket, dan sebagainya.

Karakteristik Lingkungan Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan dalam lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran, perbankan, transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain yang tercakup dalam suatu area perkotaan. Karakteristik dari lingkungan pelayanan ini adalah sebagai berikut: Personal Device Pemakai dilengkapi dengan peralatan pribadi yang mudah dibawa (portable) seperti: PDA, smart phone, komputer kecil yang mudah dibawa, atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung membentuk suatu Body Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis dapat menyesuaikan jenis protokol radio yang berbeda. Network Architecture Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan komunikasi nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih luas. Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan. Service Provisioning Layanan bagi pemakai disediakan di berbagai tempat berbeda dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan layanan yang tersedia dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel. Layanan-layanan ini diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan dengan application server yang dapat diakses melalui infrastruktur jaringan. Sensing Architecture Untuk mendukung pemberian layanan-layanan tersebut, lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat interaksi antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien. Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terusmenerus dan memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi

jenis sensor tradisional seperti: sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang lebih kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari peralatan-peralatan sensor tersebut. Modes of Interaction Pemakai berinteraksi dengan layanan melalui suatu multimodal user interface yang menggunakan peralatan pribadi untuk berkomunikasi. Multimodal communication memungkinkan pemakai mangakses layanan tidak hanya pada saat mereka duduk di depan PC, tetapi juga pada saat mereka bergerak bebas dalam lingkungan AmI. Spesifikasi Teknis Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis sebagai berikut: 1. Terminal & user interface. Peralatan yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas tampilan yang bagus dan responsif terhadap input dari pemakai. Walaupun dengan ukuran display yang terbatas, penggunaanya harus intuitif dengan tampilan yang bersih menggunakan alat input yang berbeda seperti: pen, handwriting recognition dan speech recognition. 2. Peralatan yang murah. Jika kita membangun sebuah sistem dengan banyak komputer untuk satu pemakai, biaya satu komputer hendaklah tidak terlalu mahal. Meskipun komputer biasa pada umumnya relatif lebih mahal, kamputer ini tidak dapat digunakan untuk ubiquitous computing. Tidak semua komputer dalam ubiquitous computing memerlukan prosesor dan harddisk dengan spesifikasi seperti dalam komputer biasa. 3. Bandwidth tinggi. Kebutuhan lain dari ubiquitous computing adalah mempunyai bandwidth jaringan yang cukup untuk melakukan komunikasi

antara peralatan-peralatan yang digunakan. Selain masalah bandwidth, ada

beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan transformasi data melalui jaringan, antara lain: lokasi terminal untuk mobile communication, penggunaan frekuensi yang tepat, menjaga kualitas layanan, enkripsi data, dan mengurangi gangguan-gangguan laten terhadap jaringan. 4. Sistem file tersembunyi. Ketika seorang pemakai menggunakan komputer, dia harus belajar beberapa aspek dasar tentang sistem operasi dan konsep-konsep file serta struktur direktori. Hal ini mengakibatkan pemakai akan lebih terfokus pada bagaimana informasi akan disimpan, bukan pada informasi itu sendiri. Salah satu kebutuhan ubiquitous computing adalah bahwa komputer harus tersembunyi. Komputer harus dapat memahami kondisi pemakai. Sebagai contoh, melalui penggunaan voice recognition atau interface lainnya yang memungkinkan pemakai melakukan akses tanpa harus mengetahui nama file tertentu, lokasi atau format file tersebut. 5. Instalasi otomatis. Ubiquitous computing harus dapat mengeliminasi kebutuhan instalasi program. Dalam sistem konvensional, seringkali diperlukan instalasi program yang dapat menimbulkan masalah, dan dalam beberapa kasus harus melibatkan pemakai. Konsep ini tidak berlaku dalam ubiquitous computing. Program harus dapat berpindah dari sebuah komputer ke komputer lain tanpa harus mengubah konfigurasi dasar dalam menjalankan suatu program baru. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat dipindahkan ke komputer lain dengan mudah (platform-independent). 6. Personalisasi informasi. Akan lebih baik jika ubiquitous computing system dapat menjaga agar informasi yang tersedia dapat digunakan sesuai kebutuhan pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah setiap kali ada seseorang yang baru bergabung dalam sebuah komunitas, profil pribadi orang tersebut harus ditambahkan ke setiap peralatan yang ada.

7. Privasi. Salah satu masalah yang paling penting dalam ubiquitous computing adalah resiko privasi yang serius. Sistem ini dapat menyimpan data-data pemakai dan lokasinya yang mungkin dapat diakses oleh pemakai lain. Teknologi jaringan yang baru seperti infra merah atau komunikasi radio nir kabel menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan data.

Daftar Pustaka
http://endriputro.wordpress.com/2010/04/20/ubiquitous-computing/ http://artadima.blogspot.com/2011/04/cscw-ubiquitous-computing.html

You might also like