You are on page 1of 13

KONSEP AGAMA DAN NEGARA

PENDIDIKAN PANCASILA OLEH : RINNANIK, S. H. I

Pengertian Negara
Dua teori tentang Negara: Negara sebagai instrumen dan Negara sebagai Subyek. Yang pertama (teori Marxis dan Pluralis), memahami negara sebagai alat kelompok yang berkuasa/ dominan, yang menjadi kelas berkuasa (kaum feodal/borjuis atau elite penguasa). Yang kedua (teori Plato, Aristoteles, Hegel, Weber) memahami negara sebagai lembaga yang mandiri dan netral. Negara mempunyai kemauan sendiri, bukan alat dari keinginan sekelompok atau gabungan kelompok masyarakat. Baik negara sebagai instrumen maupun sebagai subyek, posisi negara sangat kuat berhadapan dengan masyarakat. (Muncul konsep kekuasaan hegemonik yang dikembangkan oleh Antonio Gramsci).

3 Pola Hubungan Agama dan Negara

Subordinasi

Agama
Atau

Negara Agama Negara Negara

Negara Separasi Koordinasi Agama Agama

Hubungan Subordinasi Agama


Negara Agama
Hukum Agama Menjadi Hukum Negara Mis:

Negara Negara Agama


Negara Totaliter Agama Negara

IRAN

Agama dikuasai Negara Mis: Negara Komunis Ada agama milik Negara Mis:

Gereja Anglikan di Inggris

Persoalan Pada Hubungan Subordinasi Konflik berkepanjangan antara pemimpin agama dan pemimpin politik karena saling berebut kuasa dan pengaruh. Dalam masyarakat plural, persoalan menjadi lebih rumit. Sebab jika agama ada di atas negara, maka hukum agama mana yang dipakai? Sebaliknya, jika negara berada di atas agama, maka agama mana yang dijadikan sebagai agama negara?

Hubungan Separasi

Agama

Negara

Martin Luther 1483-1546

Machiavelli 1469-1527

Negara dan Agama Terpisah. Masing-masing mempunyai fungsi sendiri dan wilayah sendiri. Agama di wilayah privat (pribadi), Negara di wilayah publik (sosial). Mis:

Amerika Serikat,Turki.

Persoalan Pada Hubungan Separasi


Bisakah memisahkan secara mutlak agama dan negara? Mungkinkah keyakinan agama hanya berlaku di wilayah privat? Tidakkah keyakinan itu berimplikasi pada sikap dan prilaku terhadap orang lain (publik)? (Contoh: kasus anak penganut Saksi Yehova yang diberi transfusi darah). Bagaimana pada diri seseorang dituntut loyalitas dan komitmen yang sama pada dua hal yang terpisah? Bagaimana jika tuntutannya berbeda? Mana yang harus diikuti: tuntutan negara atau tuntutan agama? (Mis: Negara memutuskan perang, tetapi agama menentangnya?)

Hubungan Koordinasi

Agama

Negara

Hubungan yang tidak saling mengatasi atau membawahi, tetapi tidak dipisahkan secara mutlak. Agama dan negara diakui sebagai yang memiliki otonomi, tetapi otonomi yang terbatas. Keduanya disubordinasikan dibawah hukum, yang mengatur tata hubungan keduanya sehingga bisa saling mendukung.

Persoalan Pada Hubungan Koordinasi Belum ada negara yang mempraktekkannya. Persoalannya, jika tata hubungan agama dan negara mau diatur oleh hukum, siapa yang menyusun hukum itu? Negara atau agama? Lebih lanjut, keyakinan atau hukum agama mana yang mau diakomodir dalam kehidupan bernegara?

Agama dan Negara di Indonesia


Ketika berdiri, Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar dan bentuk negaranya. (Ini kompromi dari 3 kekuatan besar yang ada sebelum Indonesia merdeka) Negara Pancasila, menolak hubungan yang subordinatif (bukan negara agama/Islam dan bukan negara anti agama/komunis). Juga tidak ada yang menjadi agama negara. Tetapi negara Pancasila juga menolak hubungan separasi (bukan negara sekuler)

Hubungan Agama dan Negara dalam Negara Pancasila


Dalam negara Pancasila, Negara tidak boleh mencampuri masalah keagamaan, tetapi negara mempunyai tanggungjawab untuk melindungi kebebasan masing-masing agama, membantu perkembangannya dan menjaga kerukunan hidup antaragama. Di lain pihak agama-agama tidak boleh mencampuri secara langsung masalah kenegaraan, tetapi agama-agama punya tanggungjawab untuk meletakkan landasan etis, moral dan spiritual.

Persoalan Hubungan Agama dan Negara di Indonesia


Negara sering campur tangan terlalu jauh pada masalah agama (mis: menentukan agama resmi; adanya departemen agama; adanya peradilan agama dll). Negara juga belum melindungi kebebasan beragama (soal pendirian rumah ibadah, pelarangan pindah agama, pelarangan kawin campur) Di sisi lain, ada agama yang terlalu jauh mencampuri masalah kenegaraan: (Pembentukan undang-undang yang bernuansa agama, pemberlakuan hukum agama menjadi hukum positif/hukum negara).

Perilaku Politik Umat Beragama


Fundamentalis Menolak bentuk pemerintahan yang dianggap sekuler dan berjuang mendirikan negara agama. (Misalnya DI/ TII atau gerakan pemberlakuan syariah) Bekerjasama dengan pemerintah sebagai strategi untuk memperjuangkan ajaran agama. (Peradilan Agama, Otonomi Khusus/Aceh, UU Perbankan, UU Pendidikan, dsb)

Taktis - Reformis

Akomodasionis

Melakukan penyesuaian dan adaptasi nilai-nilai ajaran agama terhadap realitas masyarakat Indonesia yang plural

You might also like