You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Untuk mewujudkan aparatur yang professional serta memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintah berjalan efektif,stabil dan dinamis. Selain itu, diperlukan instrument yang mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap penyelenggaraan pemerintah. Perencanaan Strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan strategis

dijadikan instrumen yang akan membantu pimpinan organisasi dalam mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Bahwa Perencanaan Strategis ini dalam penyusunannya dijiwai oleh visi dan misi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dengan motto Maju, Unggul, Mandiri, Sejahtera, Aman, Religius dan Berakhlak Mulia serta Berintelektual Tinggi. Demikian pentingnya peranan Perencanaan Strategis bagi organisasi sehingga perlu dirumuskan secara formal untuk dapat diketahui oleh seluruh komponen organisasi serta untuk bahan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Unsur-unsur yang terdapat pada suatu rumusan Perencanaan Strategis adalah (1) memuat keputusan untuk waktu yang akan datang (2) merupakan proses (3) sebagai filosofi organisasi dan (4) terdiri dari bagian-bagian yang terstruktur dengan baik. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah setiap 5 (lima) tahun akan menetapkan Rencana Strategis yang akan dijadikan pedoman dan dasar pelaksanaan kegiatan pokok maupun penunjang di bidang pelayanan. Yang dimaksud dengan kegiatan pokok adalah kegiatan pemberian fasilitasi dan penyelenggaraan perijinan dan penanaman modal, sementara kegiatan penunjang adalah kegiatan yang bersifat pelayanan administratif, penyediaan sarana dan prasarana pelayanan serta penyediaan dukungan peralatan dan personil. Seluruh kegiatan yang

dilaksanakan baik berupa kegiatan pokok maupun penunjang dikategorikan ke dalam beberapa program yang pada akhirnya akan menunjang pencapaian kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Rencana Strategis yang dimaksudkan dalam dokumen ini adalah memuat keputusan-keputusan strategis sesuai dengan mandat dan ruang lingkup tugas dan fungsi organisasi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah yang dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan organisasi. 1.2 Landasan Hukum Landasan yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah adalah : 1. Undang-undang Dasar Tahun 1945 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 11. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 17 Tahun 2007 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 4 Tahun 2008 13. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 30 Tahun 2008

14. PP nomor 8 tahun 2008 tentang 15. Permendagri 54 tahun 2010 tentang . 16. Peda nomor . Tahun 2011 Tentang rpjpd 17. Perda nomor . Tahun 2011 tentang rpjmd

(isi aturannya harus dijabarkan dengan jelas)

1.3 Maksud Dan Tujuan Maksud penetapan Rencana Strategis ini adalah untuk memberikan panduan dan dasar pelaksanaan kegiatan bagi unit-unit organisasi di Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah dalam mencapai keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan penetapan Rencana Strategis ini adalah : 1. Tersedianya instrumen yang dapat digunakan oleh pimpinan organisasi untuk mengarahkan personil dan mengalokasikan sumber daya secara optimal untuk pencapaian tujuan organisasi; 2. Tersedianya instrumen awal untuk pengukuran pencapaian kinerja yang akan digunakan oleh pihak-pihak dalam rangka menilai kinerja organisasi; 3. Tersedianya instrumen yang akan menjadi panduan setiap pegawai di lingkungan Badan Perijinan dalam berpikir, bersikap dan bertindak untuk pencapaian tujuan organisasi. 1.4 Sistimatika Penulisan Sistematika dalam penulisan Rencana Strategis ini adalah :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2. Sumber Daya SKPD 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3. Telahaan Kementrian dan Renstra Provinsi/Kabupaten 3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3. Strategi dan Kebijakan

V.

RENCANA

PROGRAM

DAN

KEGIATAN,

INDIKATOR

KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DA PENDANAAN INDIKATIF

VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANGMENGACU PADA TUJUAN DAN SSASARAN RPJMD

VII. PENUTUP

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI SKPD Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 17 Tahun 2007 (tentang apa), Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan perijinan dan penanaman modal daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sesuai Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 30 Tahun 2008 (tentang) BP3MD mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan perijinan dan penanaman modal sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pengoordinasian dan pelaksanaan di bidang kesekretariatan; c. Pengoordinasian dan pelaksanaan pelayanan dan perijinan; d. Pengoordinasian dan pelaksanaan pencatatan, 5tatistic dan pembukuan; e. Pengoordinasian dan pelaksanaan pemberian informasi serta pengelolaan di bidang penanaman modal. Untuk melaksanakan fungsi dan tugas Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah memiliki struktur organisasi terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Sekretariat 3. Bidang Pelayanan dan Perijinan 4. Bidang Pencatatan, Statistik dan Pembukuan 5. Bidang Informasi dan Penanaman Modal 6. Kelompok Jabatan Fungsional

A. Sekretariat Badan a. Tugas dan Fungsi Sekretariat adalah : Tugas Sekretariat adalah melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi pembinaan penyusunan program dan rencana kerja,

kepegawaian, keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga serta perlengkapan dan memberikan pelayanan teknis administrative kepada semua unsure organisasi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah. Fungsi Sekretariat Badan adalah: a) Pengumpulan dan pengelolaan data serta penyusunan program kerja dan rencana kegiatan badan; b) Pengelolaan urusan keuangan; c) Pengelolaan urusan kepegawaian;

d) Pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; e) Pengelolaan surat menyurat, kehumasan dan protocol; f) Pengelolaan kegiatan evaluasi, dokumentasi dan pelaporan

b. Sekretariat Badan terdiri dari : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 3) Sub Bagian Evaluasi, Dokumentasi dan Pelaporan

B. Bidang Pelayanan dan Perijinan a. Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan dan Perijinan adalah : Tugas Bidang Pelayanan dan Perijinan adalah menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan dan non perijinan secara terpadu dengan prinsip

koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi keamanan dan kepastian sesuai dengan kewenangannya Fungsi Bidang Pelayanan dan Perijinan adalah: a) Penyelenggaraan pelayanan administrasi pelayanan umum dan perijinan; b) Pelaksanaan penyusunan program pelayanan dan perijinan; c) Pelaksanaan penerimaan dan penelitian; d) Pelaksanaan penetapan dan penerbitan e) Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan

b. Bidang Pelayanan dan Perijinan terdiri dari : a) Sub Bidang Penerimaan dan Penelitian b) Sub Bidang Penetapan dan Penerbitan

C. Bidang Pencatatan, Statistik dan Pembukuan a. Tugas dan Fungsi Pencatatan, Statistik dan Pembukuan adalah : Tugas Pencatatan, Statistik dan Pembukuan adalah menyiapkan bahan dan melaksanakan administrasi pencatatan, pendataan/statistic dan pembukuan pelayanan dan perijinan. Fungsi Pencatatan, Statistik dan Pembukuan adalah: a) Penyusunan pembukuan; b) Pelaksanaan administrasi pencatatan dan pembukuan; c) Pelaksanaan pendataan/statistik program di bidang pencatatan, statistik, dan

b. Bidang Pencatatan, Statistik dan Pembukuan terdiri dari : a) Sub Bidang Pencatatan dan Pembukuan b) Sud Bidang Statistik

2.2. SUMBER DAYA SKPD

Jumlah pegawai yang terisi sampai dengan tahun 2011 sebanyak 26 orang PNS dan 23 orang Non PNS dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan : No 1 2 3 4 5 6 Golongan IV/b IV/a III/c III/b III/a II/a Jumlah Jumlah 1 4 1 8 5 7 26

Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Klasifikasi Pendidikan : No 1 2 3 4 Pendidikan S2 S1 DIII SMA Jumlah Jumlah 3 13 1 9 26

Jumlah Pegawai Non PNS berdasarkan Klasifikasi Pendidikan : No 1 2 3 Pendidikan S1 DIII SMA Jumlah Jumlah 6 2 15 23

Jumlah Pejabat Struktural menurut tingkat penjenjangan (Diklat) : No 1 2 3 4 Diklat Penjenjangan Spada/Adum/PIM IV Spadya/Spama/PIM III Sespa/Spamen/PIM II Lemhanas/Spati Jumlah Jumlah 2 2 4

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Kami membagi dua kelompok pelayanan yaitu pelayanan eksternal dan internal: A. Pelayanan Eksternal Pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan jaminan kepastian waktu penyelesaian proses perizinan, kejelasan persyaratan administrasi dan kepastian biaya yang harus di bayar. Untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap komitmen kami menerapkan system : 1. Ganti untung bagi masyarakat/pemohon izin yang berurusan langsung ke BP3MD yaitu apabila penyelesaian izin melebihi waktu yang ditetapkan maka akan diganti ongkos transport sebanyak dua kali lipat 2. Apabila kehilangan berkas pemohon yang disebabkan kelalaian petugas BP3MD, maka akan diganti Rp. 100.000,- per lembar 3. Jaminan tidak adanya pungli dan gratifikasi

10

B. Pelayanan Internal Pelayanan internal dilaksanakan untuk menunjang kualitas pelayanan eksternal. Pelayanan internal diberikan kepada pegawai BP3MD yang dikoordinir oleh sekretariat, berupa pelayanan kepegawaian dan keuangan. Petugas pelayanan dilarang meninggalkan kantor pada jam kerja, seluruh keperluannya ditangani oleh sekretariat, disamping itu, sekretariat yang mengupayakan meningkatkan kesejahteraan pegawai BP3MD, untuk mencegah pungli dan gratifikasi.

(beri keterangan untuk tabel 2.1 dan 2.2 menjadi lampiran)

2.5. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

A. Kondisi Aktual dan Yang Diharapkan Analysis lingkungan strategis Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah dilakukan dengan menggunakan teknik analisis SWOT (Strengths, Weaknessess, Opportunities, Treats). Dalam analisis ini akan diidentifikasi dan dinteraksikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan. Sebagai langkah awal dalam analisis, perlu diketahui kondisi awal dan kondisi yang diharapkan oleh organisasi. Adapun kondisi awal BP3MD adalah sebagai berikut:

1.

Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah cenderung bersikap sebagai koordinator SKPD teknis pengelola ijin dan

penanaman modal 2. Belum optimalnya mutu pelayanan yang meliputi pelaksanaan fungsifungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. 3. Sebagian besar kegiatan pelayanan yang dilaksanakan belum

terstandart dan dalam pembiayaan belum mempunyai indeks biaya; 4. Hubungan kerja/koordinasi teknis antara sesame SKPD pengelola ijin belum optimal

11

5.

Belum jelasnya skala prioritas pelayanan perijinan dan non perijinan serta penanaman modal

6.

Belum terhimpunnya data akurat dan aktual yang mendukung kegiatan penanaman modal

7.

Belum optimalnya pemberdayaan bidang penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dan salah satu factor pengungkit pembangunan ekonomi

8.

Rendahnya hubungan dengan pihak ketiga baik pada tingkat daerah, nasional maupun internasional

9.

Belum jelasnya acuan pengembangan organisasi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal

Dengan memperhatikan arah kecenderungan perkembangan organisasi dan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah, maka situasi masa depan yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Menjadi fasilitator administrasi perijinan dan non perijinan serta penanaman modal; 2. Orientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dalam semua fungsi manajemen; 3. Pelayanan perijinan dan penanaman modal yang akan dilaksanakan telah terstandar serta dalam pembiayaan mempunyai standart biaya yang realistis; 4. Mantapnya koordinasi internal antar unit kerja pada organisasi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah dengan semua SKPD pengelola ijin. 5. 6. Adanya skala prioritas pelayanan perijinan dan penanaman modal Terhimpunnya data akurat dan actual untuk mendukung kegiatan penanaman modal 7. Terwujudnya peran yang optimal bidang penanaman modal dalam peningkatan pendapatan daerah dan sebagai pengungkit pembangunan ekonomi 8. 9. Harmonisnya hubungan dengan pihak ketiga Tersusunnya acuan pengembangan organisasi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal

12

B. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Organisasi

Faktor-faktor yang menyebabkan kondisi yang diharapkan dapat dicapai perlu diidentifikasi berbagai faktor eksternal maupun internal organisasi yang akan mempengaruhi pencapaiannya. Faktor eksternal dikelompokkan atas peluang dan ancaman sementara faktor internal dikelompokkan atas kekuatan dan kelemahan Faktor eksternal yang teridentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Peluang : a. Tuntutan terhadap pelayanan perijinan dan penanaman modal yang prima dan transparan sangat tinggi b. Pelayanan perijinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dan pengungkit pembangunan ekonomi c. Adanya regulasi yang mendukung terciptanya kesejahteraan

pegawai pemberi pelayanan d. Tersedianya tekonologi informasi untuk menunjang kegiatan

pelayanan perijinan dan penanaman modal e. Tersedianya tenaga ahli dalam mendukung kegiatan pelayanan perijinan dan penanaman modal 2. Ancaman : a. Tingginya tingkat ketidakpastian prosedur yang baku selama proses transisi pembentukan organisasi b. Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemberi pelayanan perijinan dan penanaman modal c. Masih rendahnya kesadaran aparat dalam mematuhi aturan yang berlaku Faktor internal organisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kekuatan : a. Kapasitas kelembagaan pelayanan perijinan dan penanaman modal yang semakin berkembang b. Memiliki kewenangan untuk mengelola perijinan dan penanaman modal c. Adanya kemauan yang kuat dari personil untuk maju

13

2.

Kelemahan : a. Sumber daya keuangan yang sangat terbatas b. Sumber daya manusia yang profesional masih terbatas c. Sumber belajar yang terbatas d. Koordinasi yang kurang optimal

C. Interaksi Antar Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang disebutkan di atas, selanjutnya akan dirumuskan isu-isu strategis yang dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu comparative advantage, mobilization,

investment/divestment dan status quo. Isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Comparative Advantege (Interaksi antara Peluang dan Kekuatan) a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pelayanan perijinan dan penanaman modal untuk mewujudkan pelayanan prima dan transparan b. Mengimplementasikan kewenangan yang didukung jaminan kesejahteraan pegawai, dan teknologi informasi c. Peningkatan kapasitas pegawai melalui pemanfaatan teknologi informasi dan tenaga ahli 2. Mobilization (Interaksi antara Kekuatan Dan Ancaman) a. Melalui penguatan kapasitas kelembagaan membentuk system dan prosedur yang baku untuk pelayanan perijinan dan penanaman modal b. Mengefektifkan wewenang yang dimiliki untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat c. Dengan kemauan yang kuat menjalankan tugas sesuai aturan menciptakan aparat yang bersih dan berwibawa 3. Investment Divestment (Interaksi antara Peluang dan Kelemahan) a. Sumber keuangan ditingkatkkan dengan pemberdayaan pelayanan perijinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan dan pengungkit pembangunan ekonomi

14

b. Memanfaatkan tenaga ahli dan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan pembelajaran membentuk profesionalisme c. Meningkatkan koordinasi melalui pengembangan jaringan kerja 4. Status Quo (Interaksi antara Kelemahan dan Ancaman) a. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan profesionalisme aparat pelayanan b. Meningkatkan sumber daya keuangan melalui pengembangan organisasi yang stabil dan terarah c. Melakukan pembelajaran tentang aturan-aturan hukum yang berlaku untuk menumbuhkan kesadaran kepatuhan aparat

terhadap hukum

15

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Kondisi awal Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Tanah Bumbu di bentuk pada tanggal 20 Oktober tahun 2008 sesuai dengan peraturan Mendagri No. 20 tahun2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di daerah. Bertujuaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indicator yang menunjang pelayanan kepada masyarakat atau investor dengan dapat memberikan kemudahan, kenyaman dan keamanan dalam hal perizinan maupun penanaman modal. Melihat situasi dan kondisi sekarang ini, yang diwarnai oleh kehidupan masyarakat yang semakin sulit ditunjukan dengan kian bertambahnya pengganguran dan semakin rumitnya berbagai macam proses pengurusan di lembaga-lembaga pemerintahan mauoun swasta, BP3MD menggagas suatu ide yang cemerlang dengan Motto MELAYANI DENGAN IKHLAS yang dimaknai bahwa dalam pelayanannya masyarakat tidak perlu membayarkan/memberikan biaya-biaya tambahan apapun di luar dari peraturan daerah yang telah di tetapkan dalam hal perizinan, penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. sebelum terbentuknya Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, sistem dan proses perizinan sering mengalami hambatan yang disebabkan: 1. 2. 3. Proses pengurusan izin sering terlambat. Biaya Pengurusan izin besar Tidak Transparan

16

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih Untuk mewujudkan daerah berdaya saing dengan basis perekonomian masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal dan posisi geografis tanah bumbu sebagai sub koridor pembangunan wilayah nasional dengan persiapan pengembangan daerah industri dan perdagangan barbasis ekonomi

kerakyatan. BP3MD berusaha menarik investor dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya yaitu dengan membuka industri-industri yang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan berkualitas dan meningkatkan investasi dalam penyiapan pengembangan industri dan perdagangan berbasis ekonomi kerakyatan.

3.3

Penentuan Isu isu Strategis Interaksi Antar Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang disebutkan di atas, selanjutnya akan dirumuskan isu-isu strategis yang dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu comparative advantage, mobilization,

investment/divestment dan status quo. Isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Comparative Advantege (Interaksi antara Peluang dan Kekuatan) a. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pelayanan perijinan dan penanaman modal untuk mewujudkan pelayanan prima dan transparan b. Mengimplementasikan kewenangan yang didukung jaminan kesejahteraan pegawai, dan teknologi informasi c. Peningkatan kapasitas pegawai melalui pemanfaatan teknologi informasi dan tenaga ahli 2. Mobilization (Interaksi antara Kekuatan Dan Ancaman) a. Melalui penguatan kapasitas kelembagaan membentuk system dan prosedur yang baku untuk pelayanan perijinan dan penanaman modal b. Mengefektifkan wewenang yang dimiliki untuk menumbuhkan

kepercayaan masyarakat

17

c. Dengan kemauan yang kuat menjalankan tugas sesuai aturan menciptakan aparat yang bersih dan berwibawa 3. Investment Divestment (Interaksi antara Peluang dan Kelemahan) d. Sumber keuangan ditingkatkkan dengan pemberdayaan pelayanan perijinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan dan pengungkit pembangunan ekonomi e. Memanfaatkan tenaga ahli dan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan pembelajaran membentuk profesionalisme f. Meningkatkan koordinasi melalui pengembangan jaringan kerja 4. Status Quo (Interaksi antara Kelemahan dan Ancaman) d. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan

profesionalisme aparat pelayanan e. Meningkatkan sumber daya keuangan melalui pengembangan

organisasi yang stabil dan terarah f. Melakukan pembelajaran tentang aturan-aturan hukum yang berlaku untuk menumbuhkan kesadaran kepatuhan aparat terhadap hukum

18

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD A. Visi Visi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal dalam menghadapi masa depan dan tuntutan kerja secara internal dirumuskan sebagai : MEWUJUDKAN MODAL YANG PELAYANAN PERIZINAN MUDAH DAN DAN PENANAMAN TRANSPARAN

PROFESIONAL,

MENUJU TATA KELOLA BIROKRASI YANG BAIK DAN BERSIH B. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah, yaitu sebagai berikut : 1. Melaksanakan fungsi konsultasi, koordinasi, integrasi sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian sesuai dengan kewenangan 2. 3. 4. 5. 6. Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan dan penanaman modal Mengembangkan profesionalisme aparat pelayanan Memperluas jaringan komunikasi dan kerja sama dengan pihak ketiga Mendorong terciptanya iklim investasi yang aman dan sehat Mewujudkan pelayanan perijinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dalam rangka kemajuan pembangunan ekonomi 7. Memanfaatkan teknologi informasi

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD A. Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal merupakan penjabaran misi yang telah ditetapkan, untuk selanjutnya sesuai fungsi dan tugas didistribusikan menurut bidang tugas jabatan. Rumusan tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

19

Pernyataan Misi 1 Melaksanakan fungsi konsultasi, koordinasi, integrasi sinkronisasi Tujuan Misi Pertama (1) 1. 2. Terlaksananya kegiatan konsultasi, koordinasi, dan integerasi sinkronisasi Terciptanya system pelayanan yang mudah, transparan dan kepastian waktu penyelesaian 3. 4. Terjalinnya koordinasi teknis yang harmonis antar SKPD pengelola ijin Terwujudnya kepastian hukum atas biaya pelayanan perijinan dan penanaman modal Indikator 1. 2. 3. 4. Penyerapan dana kegiatan dari 50% menjadi minimal 80%. 50% dari masyarakat yang dilayani merasa puas. 75% dari total izin yang ada dilimpahkan ke BP3MD 50% dari masyarakat yang melakukan kegiatan usaha memiliki dokumen izin. Pernyataan Misi 2 Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan penanaman modal Tujuan Misi Kedua (2) 1. Menciptakan system dan prosedur pelayanan perijinan dan penanaman modal yang sesingkat mungkin 2. 3. 4. 5. Menyediakan tempat pelayanan yang nyaman dan representative Menyediakan fasilitas kerja yang memadai Memutakhirkan data perijinan dan penanaman modal Membentuk wadah pengaduan masyarakat terhadap pelayanan perijinan dan penanaman modal Indikator 1. Penyederhanaan prosedur birokrasi 50% dari sebelumnya dimana sebelumnya ada 6 tahapan menjadi 3 tahapan 2. 3. Pemenuhan tempat pelayanan minimal 50 % dari standar yang di tetapkan Pemenuhan Fasilitas kerja minimal 75% dari standar yang ditetapkan.

20

4.

Minimal 50% dari data yang terkumpul dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan

5.

80% dari pengaduaan dapat diselesaikan secara efektif

Pernyataan Misi 3 Mengembangkan profesionalisme aparat pelayanan Tujuan Misi Ketiga (3) 1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknis pelayanan perijinan dan penanaman modal 2. 3. 4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai Meningkatkan kesadaran aparat terhadap penegakan hukum Menciptakan aparat pelayanan yang bersih dan berwibawa

Indikator 1. Minimal 50% dari SDM yang pernah Diklat mampu menerapkan ilmunya dalam tugas sehari harinya. 2. 3. Hasil pemeriksaan aparat berwenang menilai pada tarf wajar. Tidak terulangnya kesalahan yang sama dan menurunkan jumlah temuan menjadi 50% 4. Kehadiran 95%,bobot kinerja tertinggi tidak ada keluhan masyarakat tentang pungli dan gratifikasi Pernyataan Misi 4 Meperluas jaringan komunikasi dan kerjasama dengan pihak ketiga Tujuan Misi Keempat (4) 1. Menyebarluaskan data dan informasi tentang perijinan dan penanaman modal 2. 3. 4. Mengadakan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga Membuat nota kesepahaman dengan aparat penegak hukum Melakukan kunjungan kerja

Indikator 1. 50% dari pemohon izin diurus secara langsung (tidak melalui

calo/perantara ) 2. 95% mengadakan kontrak kerja dengan pihak ketiga untuk menanamkan modal atau investasi di Kab.Tanah Bumbu

21

3.

Dokumen ditandatangi oleh semua penegak hukum yang ada di Kab.tanah Bumbu.

4.

Mampu membuat terobosan-terobosan baru dalam pelayanan.

Pernyataan Misi 5 Mendorong terciptanya iklim investasi yang aman dan sehat Tujuan Misi Kelima 1. Membangun system informasi pelayanan perijinan dan penanaman modal yang terintegrasi 2. Membentuk media informasi public melalui jaringan internet

Indikator 1. Penyerahan dokumen draft Raperda tentang insentif dan kemudahan penanaman modal kepada DPRD 2. Semua Jenis izin yang dikelola Pemkab Tanah Bumbu dilayani di satu tempat. B. Sasaran Jangka Menengah SKPD Sasaran pelaksanaan kegiatan merupakan penjabaran tujuan yang telah ditetapkan hasilnya secara kualititif maupun kuantitatif. Rumusan sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan konsultasi, koordinasi dan integrasi sinkronisasi secara periodik baik di daerah maupun di luar daerah 2. Menerapkan system satu pintu dalam pelayanan administrasi perijinan dan penanaman modal dengan rentang waktu penyelesaian yang pasti 3. Membentuk tim teknis lintas SKPD 4. Menyusun landasan hukum tentang biaya perijinan dan penanaman modal 5. Membangun masyarakat 6. Melakukan pengadaan fasilitas penunjang operasional pelayanan 7. Melakukan pemutakhiran data perijinan dan penanaman modal 8. Mengikutsertakan 10 orang pegawai pada diklat penjenjangan/diklat teknis/seminar dan loka karya per tahun kantor yang representative dan mudah dijangkau

22

9. Memberikan insentif kepada pegawai BP3MD sesuai Permendagri No.20 Tahun 2008 10. Mengikutsertakan pegawai pada kegiatan sosialisasi peraturan

perundang-undangan 11. Melakukan sosialisasi tentang system dan prosedur pelayanan perijinan dan penanaman modal. 12. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka pendampingan penyusunan dasar hukum, system komputerisasi, pembuatan website, dan pendidikan kepribadian, serta pelayanan pengaduan masyarakat 13. Menyusun kebijakan yang memberikan kemudahan bagi calon investor untuk melakukan penanaman modal 14. Menyusun kebijakan yang mengatur tentang persaingan usaha yang sehat 15. Menyusun rencana pembentukan kawasan pengembangan ekonomi terpadu 16. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat dalam rangka perijinan dan penanaman modal bekerja sama dengan instansi terkait 17. Mempermudah akses bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tentang perijinan dan penanaman modal 18. melakukan transaksi di ATM. 4.3. Strategi dan Kebijakan A. Strategi Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program, sebagai berikut: 1. Melaksanakan Konsultasi kepada instansi teknis di dalam dan luar kabupaten 2. Melarang pegawai BP3MD melakukan pungli,menerima imbalan dari masyarakat. 3. 4. 5. 6. 7. Pelaksanaan secara berkala rapat koordinasi teknis bidang perizinan Penyediaan gedung kantor yang representative Pengadaan fasilitas kerja Pemuktahiran data secara berkala Penyediaan sarana pengaduan yang familiar

23

8. 9.

Mengikuti Diklat Teknis dari BKPM Pusat dan pelaksanaan magang Pemberiaan insentif sesuai aturan yang berlaku

10. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi sesuai aturan yang berlaku 11. Pembobotan kinerja 12. Penyampaian informasi di satu tempat melalui kegiatan sosialisasi,Website,pamphlet 13. Kemitraan kerjasama dalam kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan usaha 14. Melakukan kunjungan ke daerah ke daerah lain yang telah menjalankan pelayanan yang berprestasi 15. Pembuatan dokumen izin dapat dilayan di satu tempat B. Kebijakan Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Pelayan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah,arah kebijakan dirumuskan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penyerapan dana secara optimal Memberikan pelayanan yang sangat memuaskan kepada masyarakat Koordinasi pelayanan perizinan oleh BPP3MD Penerapan Pelayanan Pro Aktif Penggunaan dana bantuan pusat untuk pembangunan kantor Pengaduan masyarakat sebagai salah satu alat control kinerja Penegak Hukum Profesional pegawai melalui peningkatan kewsejahteraan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang implementatif

10. Membuka wawasan dan menambah pengetahuan 11. Penilaian Kinerja pegawai secara obyektif 12. Transparansi pelayanan perizinan dan penanaman modal 13. Pemberiaan kesempatan berusaha bagi masyarakat local 14. Penerapan kemudahan dalam pelayanan perizinan

24

C. Perumusan Kebijakan Organisasi a. Kebijakan Umum Sejalan dengan semangat otonomi dalam penyelenggaraan

pemerintahan, maka kebijakan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal di jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu harus senantisa mencerminkan semangat otonomi. Prinsip Desentralisasi dalam

perumusan dan implementasi kebijakan pelayanan kepada masyarakat harus senantiasa menjadi pedoman dalam pengelolaan programprogram. Sementara itu, penyusunan program pelayanan dan

penanaman modal ke depan harus pula mengacu pada prinsip kesesuaian antara jenis-jenis program dengan kebutuhan obyektif dan riil pelaksanaan tugas dalam unit-unit kerja pada semua level sesuai dengan prinsip pengembangan organisasi modern, keseimbangan program yang dipersiapkan bagi jajaran pejabat struktural dan dijajaran pejabat fungsional sangat penting untuk diperhatikan. Untuk itu, peranan dari semua unit-unit penanggung jawab pegawai, termasuk lembagalembaga pemberi pelayanan menjadi sangat mendesak untuk

ditingkatkan. Peningkatan peran tersebut pada dasarnya dilakukan dengan mengacu pada prinsip efektivitas dan efisiensi. Oleh karena itu, berbagai perangkat pendukung yang ada baik yang mengatur tentang institusi maupun substansi kewenangan menjadi penting untuk

dilakukan. b. Kebijakan Penunjang Mengacu kepada prinsip-prinsip tersebut diatas, maka pengembangan kebijakan pelayanan perijinan dan penanaman modal pada tahun 20112015 akan dilakukan dalam arah sebagai berikut : 1) Bidang Manajemen Pemerintahan (a) Meningkatkan upaya-upaya penyiapan kader pemerintahan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang (b) Mewujudkan system satu pintu/terpadu pelayanan perijinan dan penanaman modal

25

(c) Mengembangkan kerjasama dengan pihak penegak hukum untuk mendorong terciptanya kepastian hukum dan keamanan dalam berinvestasi 2) Bidang Teknis (a) Meningkatkan fasilitas kerja yang memadai dan representative (b) Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemberi pelayanan (c) Mengembangkan kemampuan dan keahlian pegawai melalui diklat teknis dan pendidikan kepribadian (d) Mengembangkan strategi tertentu untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pelayanan perijinan dan penanaman modal (e) Mengembangkan strategi tertentu dalam penanganan

pengaduan masyarakat (f) Melakukan jajak pendapat masyarakat untuk menilai

perkembangan kualitas pelayanan perijinan dan penanaman modal 3) Bidang Fungsional (a) Merumuskan dan mematangkan kerangka acuan bagi

pengembangan kualifikasi pejabat fungsional sejalan dengan kebijakan pengelolaan jabatan fungsional (b) Melakukan penelitian untuk menjadikan menjadi pejabat fungsional 4) Bidang Struktural (a) Mengikutsertakan pegawai dalam program diklat structural (b) Mendukung pengembangan karier pegawai yang berprestasi c. Penentuan Program Program yang akan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan tujuan dan sasaran serta sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan adalah : petugas pelayanan

26

a. b. c. d. e. f.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Pengembangan Metode Pelayanan Perijinan dan

Penanaman Modal Bagi Masyarakat Yang Berdomisili Jauh dari Ibukota Kabupaten
g.

Program Pengembangan Sistem Data Base Bagi Masyarakat Pengguna Dokumen Perijinan dan Penanaman Modal

h.

Program Penanganan Pengaduan Masyarakat Yang Terkait Dengan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal

i.

Program Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Mempermudah Masyarakat Memperoleh Dokumen Perijinan

j.

Program Pengembangan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Sebagai Sumber Pendapatan Daerah Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi

d. Kegiatan a. b. c. d. e. f. Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan dan Minuman Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan

Dinas/Operasional g. h. i. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

27

j. k. l.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu Pendidikan dan Pelatihan Formal

m. Penyelenggaraan Pameran Investasi n. o. Sosialisasi Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Pengadaan System Informasi Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal p. q. r. s. t. Pengadaan Kendaraan Angkutan Darat Pembangunan Gedung Kantor Pemutakhiran Data Perijinan dan Penanaman Modal Monitoring dan Evaluasi Perijinan dan Penanaman Modal Penanganan Keluhan / Pengaduan Masyarakat

28

BAB VII PENUNTUN PELAKSANAAN

Untuk dapat memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun, dipandang perlu dibuat suatu penuntun pelaksanaan yang fleksibel terhadap terjadinya perubahan yang dinamis. Dengan tetap berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

A. Metode Pelaksanaan 1. Perencanaan Strategis ini agar ditindaklanjuti dengan menyusun Rencana Kerja Tahunan 2. Dalam pelaksanaan setiap kegiatan agar selalu melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik intern maupun ekstern BP3MD 3. Agar sedini mungkin melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya masalah. Terhadap permasalahan yang sudah muncul agar diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan tetap berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku.

B. Monitoring dan Evaluasi 1. Agar membuat tolok ukur yang jelas sebagai pedoman dasar setiap pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk menghindari terjadinya kesalahan 2. Menyusun jadwal pelaksanaan monitoring dan evaluasi 3. Agar mengedepankan pembinaan, memberikan motivasi, dan semangat kerja.

C. Pelaporan 1. Membuat laporan tentang pengelolaan asset. 2. Secara periodic menyampaikan laporan pelaksanaan program/kegiatan kepada Bupati Tanah Bumbu melalui Sekretaris Daerah. Terutama yang terkait dengan keuangan, setiap tanggal 10 bulan berikutnya sudah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Sekretaris Daerah dalam hal ini Bagian Keuangan. 3. Membuat laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal setiap akhir tahun anggaran.

29

BAB VII PENUTUP Demikian Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011 2015 yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Kepala,

ARIF FADILLAH, S.Sos Pembina TK.I NIP. 19710107 199101 1 002

You might also like