You are on page 1of 11

BUSI 1.

Fungsi Busi Busi berfungsi untuk menerima tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan
sekunder koil pengapian kemudian mengalirkan pulser atau arus tegangan tinggi dari tutup (terminal) busi ke bagian elektroda tengah ke elektroda sisi melewati celah udara dan kemudian berakhir ke masa (ground) agar dapat membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan oleh piston di ruang bakar.

2. Konstruksi Busi

3. Konsrtuksi Busi a. Terminal bagian paling atas busi yang berfungsi untuk menghubungkan kabel tegangan tinggi dari koil kebusi (meneruskan pulser/arus dari koil ke elektroda busi). b. Creepage current barriers gelombang yang dibuat pada permukaan isolator keramik yang berfungsi memperpanjang jarak permukaan terminal busi dengan casing/body busi untuk mencegah loncatan bunga api teganagn tinggi. c. Isolator terbuat dari campuran keramik yang berfungsi melindungi elektroda tengah dari kebocoran arus listrik dan melindungi dari panas mesin. d. Eklektroda tengah busi Bagian elektroda tengah busi terbuat dari paduan nikel. Dari ujung elektroda ini arus meloncat ke elektroda masa (earth electrode) agar terjadi loncatan bunga api. Elektroda tengah memiliki inti dari bahan tembaga untuk meningkatkan kemampuan disipasi (pelepas/perambat) panas saat busi bekerja dalam perubahan temperatur yang drastis e. Casing busi Casing berfungsi untuk menyangga insolator keramik dan sebagai mounting (dudukan untuk memasang) busi pada mesin. Casing atau wadah busi ini memiliki peran penting dalam membantu proses perambatan panas busi

f. Seal ring (cincin perapat) Seal ring mencegah kebocoran gas pembakaran pada tekanan yang sangat tinggi saat terjadi langkah kompresi dan pembakaran didalam ruang bakar. Selain itu, seal ring membantu merambatkan panas busi ke kepala silinder g. Elektoda masa Elektroda masa(negative) dibuat dari bahan yang sama dengan elektroda tengah yaitu paduan nikel. Pada beberapa tipe busi, elektroda masa dibuat dengan alur berbeda, ada yang dibuat alur U (U Groove), alur V (V Groove) dan alur-alur khusus lainnya, hal ini bertujuan untuk memudahkan loncatan bunga api sehingga mampu meningkatkan kemampuan pengapian/pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar

3. Faktor mempengaruhi kemampuan menghasilkan bunga api busi a. Bentuk elektro busi Elektroda busi yang bulat akan mempersulit lompatan bunga api sedangkan bentuk persegi api. dan runcing dan tengah dan api, tajam busi akan akan mempermudah loncatan terjadinya atau tajam bunga akan loncatan api Elektroda lemah bunga

membulat setelah dipakai dalam waktu lama, oleh karena itu akan menjadi menyebabkan yang akan tipis tetapi kesalahan pengapian, sebaliknya percikan elektroda

mempermudah

umur penggunaannya menjadi pendek karena lebih cepat aus b. Celah busi Bila celah elektroda busi lebih besar, bunga api akan menjadi sulit melompat dan tegangan sekunder yang diperlukan untuk itu akan naik. Bila elektroda busi telah aus, berarti celahnya bertambah, loncatan menjadi pengapian. lebih sulit sehingg bunga api akan menyebabkan terjadinya kesalahan

Celah elektroda untuk sepeda motor (tanda panah pada gambar di samping) biasanya 0,6-0,7mm (untuk lebih jelasnya lihat buku Manual atau katalog busi)

Gambar di atas adalah celah elektroda yang terlalu kecil. Hal ini mesin 2 tak (two stroke).

akan

berakibat; bunga api lemah, elektroda cepat kotor, khususnya pada

Gambar ini akan

di

atas

adalah

celah

elektroda tegangan

yang untuk

terlalu

besar.

Hal

berakibat

kebutuhan

meloncatkan yang luar

bunga biasa

api lebih tinggi. Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak karena dibebani tegangan pengapian tingginya. Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, mesin mulai hidup tersen-dat-sendat pada beban penuh. Selain itu, celah busi yang terlalu besar juga bisa menyebabkan mesin agak sulit dihidupkan. c. Tekanan kompresi Bila tekanan kompresi sulit meningkat, untuk maka bunga dan apipun tegangan kecepatan pengapian udara-bahan akan yang rendah yang bakar menjadi berat dan turun. semakin meloncat lambat

dibutuhkan semakin tinggi, hal ini juga terjadi pada saat beban dan katup kendaraan gas juga naik bejalan bila dengan Tegangan campuran terbuka penuh. suhu

dibutuhkan

d. Tingakat panas busi Bila suhu elektroda tengah busi kurang dari 400C, maka tidak cukup untuk membakar endapan karbon(sisa hasil proses pembakaran) yang dihasilkan akibat pembakaran sehingga karbon akan melekat pada permukaan isolator. Bila suhu elekroda tengah melebihi 800C, maka akan terjadi peningkatan kotoran oksida dan terbakarnya elektorda tengah. Apabila suhu 950C elektroda busi akan menjadi sumber panas yang dapat membakar campuran bahan bakar dan udara tanpa adanya bunga api (pre-ignition). Jika terjadi pre-ignition daya mesin akan menurun karena waktu pengapian tidak tepat, elektroda busi dan piston akan retak akibat panas yang berlebihan. Busi yang ideal adalah busi yang mempunyai karakteristik yang dapat beradaptasi terhadap semua kondisi proses pembakaran dalam mesin mulai dari kecepatan rendah sampai ke cepatan tinggi. Busi yang baik apabila suhu elektroda tengahnya berkisar antara 400C - 800C. 4. Tipe-Tipe Busi Busi tipe standar Busi dengan ujung elektroda tengah saja yang menonjol keluar dari diameter rumah yang berulir (threaded section) disebut busi standar. Ujung insulator (nose insulator) tetap berada di dalamnya (tidak menonjol).

Busi tipe resistor Busi yang dibagian dalam elektroda tengah dekat daerah loncatan api dipasangkan (disisipkan) sebuah resistor (sekitar 5 kilo ohm). Tujuan pemasangan resistor tersebut adalah untuk memperlemah gelombang-gelombang elektromagnet yang ditimbulkan oleh loncatan pengapian, sehingga bisa mengurangi gangguan (interferensi) radio dan peralatan telekomunikasi yang dipasang disekitarnya maupun yang dipasang pada mobil lain.

Busi elektroda yang menonjol (projected nose) Busi dengan elektroda yang menonjol maksudnya adalah busi dengan ujung elektroda tengah dan ujung insulator sama-sama menonjol keluar. Suhu elektroda akan lebih cepat naik dibanding tipe busi standar karena busi tipe ini menonjol ke ruang bakar, sehingga dapat membantu menjaga busi tetap bersih. Selain itu, pada putaran mesin yang tinggi, efek pendinginan yang datang dari campuran bahan bakar (bensin) dan udara akan meningkat, beroperasi sehingga dalam dapat juga membantu Hal ini menjaga akan busi suhu kerjanya. mempunyai

kecenderungan mengurangi pre-ignition. Busi tipe ini cocok untuk mesin-mesin modern namun tertentu saja. Oleh karena itu, hindari penggunaan busi tipe ini dapat pada mesin yang gangguan tidak pada direkomendasikan karena menyebabkan

katup maupun piston serta kerusakan mesin.

Busi dengan pengeluaran percikan dari dua sisi (semi-surface discharge plugs) Busi tipe ini dirancang agar lintasan percikan bunga api yang terjadi melompat ke sisi elektroda atau langsung ke body. efektif mampu membakar setiap deposit (endapan) karbon. Dengan menggunakan elektroda negatif yang berada di sisi bisa membantu membakar campuran bensin dan udara lebih sempurna karena ujung elektroda tengah tidak tertutup elektroda negatif tersebut. Hal ini akan membantu menjaga busi tetap bersih karena percikannya

Busi dengan elektroda platinum Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum. diameter center electrode 0.6 0.8 mm. umur busi umur busi berkisar 30,000 km. Perbedaan busi platinum dengan busi lain :

Busi iradium Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari iridium alloy. diameter center electrode 0.6 0.8 mm mm. umur busi umur busi berkisar 50,000 70,000 km. Keuntungan busi Iridium adalah umur pakai yang lama sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin yang tidak boleh sering dibongkar. Disamping itu dengan api busi yang lebih besar diklaim akan mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar dengan air-fuel ratio yang sama. Busi racing Busi yang didesain dan dipersiapkan dengan bahan yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi pula. Dan dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration. Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam jarum. Umur busi juga relatif pendek di 20 ribu 30 ribu Km, itu ketika mesin dominan bergasing di rpm tinggi diatas rpm 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.

Berdasarkan tingkat penyaluran panas busi dapat dibedakan menjadi : Busi Panas

Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya lebih lambat. Artinya panas tersimpan pada busi dan lambat disalurkan keluar busi. Busi panas biasa dipakai pada kendaraan harian. Busi standar, iridium, platinum, resistor dan alur V tergolong busi panas. Indeks panas (heat rating) busi panas NGK berkisar dari 2 sampai 8. Karena busi panas mempunyai insulator bagian bawah yang lebih panjang, maka luas permukaan yang berhubungan dengan api lebih besar, rute penyebaran panas lebih panjang, akibatnya temperatur elektroda tengah naik cukup tinggi dan self-cleaning temperature dapat dicapai lebih cepat, meskipun pada kecepatan yang rendah dibandingkan dengan busi dingin. Busi Dingin

Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya cepat. Artinya panas harus cepat disalurkan keluar busi. Busi dingin identik dengan busi racing yang harus melepas panas mesin dengan cepat. Indeks panas busi dingin NGK berkisar dari 9 12. Pada umumnya salah kaprah terjadi di pemakai kendaraan yang beranggapan memakai busi racing (busi dingin) akan membuat kendaraan menjadi lebih cepat. Padahal, mesin kendaraan bukanlah mesin balap. Pemakaian busi racing di mesin standar hanya akan membuat mesin sulit distarter pada awal pemakaian karena panas cepat tersalurkan keluar.

Karena permukaan penampang yang berhubungan dengan api sangat kecil dan rute penyebaran panasnya lebih pendek, jadi penyebaran panasnya sangat baik dan suhu elektroda tengah tidak naik terlalu tinggi, oleh sebab itu jika dipakai busi dingin pre ignition lebih sulit terjadi. Pada busi terdapat kode abjad dan dan angka yang menerang-kan tersebut tingkat struktur semakin busi, besar karakter nomomya busi lain-lain. Kode-kode besar

berbeda-beda tergantung pada pabrik pembuatnya, tetapi biasanya menunjukkan semakin penyebaran panas; artinya busi makin dingin. Semakin kecil nomornya, busi semakin panas. GUNAKAN BUSI PANAS ATAU BUSI DINGIN ? Daerah tempat tinggal Khusus daerah bersuhu dingin, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak. Sedang, daerah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai busi dingin. Untuk mencegah terjadinya pre ignition atau pembakaran dini. Kapasitas mesin & perbandingan kompresi Perbandingan kompresi tinggi dan kapasitas mesin yang besar, sama-sama menimbulkan panas. Logikanya mudah, makin besar nilai kapasitas mesin, panas yang dikandung juga makin tinggi. Di sini busi juga menentukan kualitas pembakaran, dengan batasan diatas 150 cc, sebaiknya menggunakan busi tipe dingin. Dan mengingat, motor harian dirancang pabrikan menganut perbandingan kompresi rendah, maka suhu relatif rendah ke panas. Dan faktor kapasitas mesin yang sebaiknya dijadikan pedoman. 5. Pengaturan Celah Ujung Busi Gap rapat Pengapian akan melemah atau kecil dan tak sesuai dengan pembakaran, itu sisi negatifnya. Tapi keuntungannya, busi selalu memercikan api di setiap peningkatan rpm mesin dengan kurva yang rapat. Gap renggang Kelemahannya, pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi akan kacau, tapi pengapian kuat dan pembakaran lebih sempurna itu terjadi pada rpm rendah dan menengah 6. Analisi Kerusakan Pada Ujung Busi Kondisi pembakaran normal. Ujung insulator busi berwarna putih keabu-abuan, tatepi kuning atau coklat keabu-abuan. Hal dapat juga ini mengindikasikan bahwa

mesin beroperasi bagus dan pemakaian tingkat panas busi telah benar

Kondisi isolator dan elektroda hitam tidak mengkilat. seperti beludru karena terdapat endapan karbon, Penyebabnya antara lain: perbandingan campuran yang tidak benar, saringan udara tersumbat, tipe busi yang terlalu dingin atau cara mengemudi yang terlalu ekstrim.

Kondisi isolator dan elektroda busi terlihat basah dan mengkilat karena terdapat endapan oli.

Penyebabnya antara lain: kelebihan jumlah oli yang masuk ke ruang bakar karena ausnya dinding silinder, piston ring atau valve (katup). Dalam motor dua langkah, kondisi di atas mengindikasikan perbandingan campuran oli yang terlalu kaya Kondisi isolator busi bewarna kuning karena terdap lead/timah dalam aditif bahan bakar yang digunakan.

Kondisi isolator busi terlihat bewarna kecoklatan dalam lapisan warna kuning karena terdapat gabungan lead/timah dan karbon.

Endapan akan terkumpul dalam ujung insulator selama kondisi berkendaranya dalam kecepatan rendah dan endapan tersebut akan meleleh jika kendaraan berada pada putaran tinggi. Setelah kondisi busi dingin kembali, endapan tersebut akan menjadi keras. kondisi isolator busi terlihat bewarna kecoklatan seperti terdapat sisa arang/basa karena terdapat endapan sisa abu aditif oli dan gas. Campuran aditif tersebut menyisakan abu yang tidak dapat terbakar dalam ruang bakar dan pada busi.

Pemakaian busi yang sesuai dengan mesin motor, bisa berdasarkan dari faktor ; campuran bahan bakar dan uadara

perbandinagn kompresi timing pengapian oktan BBM gaya pemakaian kendaraan (balap/standar) suhu daerah sekitar

Selain disebabkan kesalahan pemakaian jenis busi, ada problem lain yang biasa terjadi : Terjadinya kerak pada ujunh busi yang disebabkan oleh : Part pengapian ada yang rusak, diantara CDI, koil dan cop busi Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah Kode busi terlalu dingin Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk Panas yang berlebihan Kode busi terlalu panas Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak 7. Membaca Kode Busi Missal :W24ES-U (Denso) W 24 E S U : Diameter ulir busi (W-14 mm) : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin : Panjang ulir 19 mm : Tipe penggunaan busi S-standar : Konfigurasi gap bus

CPR 7HSP-9 (NGK) C P R : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 10 mm, D : 12mm) : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini) : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital) 7 panas dan sebaliknya tambah besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin H S : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya bahan iridium dan G menunjukkan tipe busi racing. Kalau P platinum dan S standar. 9 : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm. : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi

You might also like