You are on page 1of 11

HAMIL DI LUAR NIKAH USIA REMAJA

I. PENDAHULUAN Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak negatif. Dampak posifitnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah. Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Buktinya pelajar SMP sampai SMA dan para mahasiswa banyak yang hamil di luar nikah. Kejadian ini terjadi di kota-kota besar sampai pelosok desa. Data terkini milik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan, 51% remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pra nikah, di Surabaya mencapai 54%, di Medan 52%, di Bandung 47% dan Yogyakarta 37%.[1] Data yang dikumpulkan BKKBN selama kurun waktu 2010 saja. Dari kasus perzinaan yang dilakukan para remaja putri tersebut yang paling dahsyat di Yogyakarta. Pihaknya menemukan dari hasil penelitian di Yogyakarta kurun waktu 2010 setidaknya tercatat sebanyak 37% dari 1160 mahasiswi di kota gudeg tersebut menerima gelar MBA (marriage by accident) alias menikah akibat hamil sebelum nikah. II. a. PERMASALAHAN Bagaimana Karakteristik Remaja?

b. Apakah Penyebab Remaja Hamil di Luar Nikah ? c. Bagaimana Dampak dari Hamil di Luar Nikah ?

d. Bagaimana Pandangan Islam Tentang Hamil di Luar Nikah? e. Bagaimana Solusi Masalah Hamil di Luar Nikah ?

III.

PEMBAHASAN

a. Karakteristik Remaja Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun. Masa remaja relatif sama mulainya, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja,[2] yaitu: 1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. 2. Ketidakstabilan emosi. 3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. 5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua. 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. 7. Senang bereksperimentasi. 8. Senang bereksplorasi. 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. 10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya jatuh cinta. Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi remaja.[3] Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Ini juga merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman. Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain

secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja. Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan

mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya ketidaknormalan yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya. Usia ini merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua di sini sangat berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif. Terutama masalah seks bebas yang bisa mengakibatkan remaja hamil di luar nikah. b. Penyebab Remaja Hamil di luar Nikah Masalah-masalah yang yang sering dihadapi remaja antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya kasih sayang orang tua Masa remaja merupakan masa yang sangat membutuhkan ekstra kasih sayang dan perhatian dari orang tua bahkan orang lain. Sehingga ketika Orang tua kurang perhatian karena berbagai macam alasan salah satunnya adalah disibukkan dengan pekerjaan. Ini yang menyebabkan seorang anak mencari kasih sayang di luar rumah terhadap lawan jenis mereka dan menjalin hubungan. Akibat kurangnya kasih sayang orang tua mereka akan meminta kasih sayang yang besar dari pasangannya itu dan akan memberikan apapun yang pasangannya minta. 2. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak Ketidakpedulian orang tua terhadap setiap aktivitas anaknya karena kesibukan dengan urusan pekerjaannya masing-masing ini mengakibatkan anaknya bebas melakukan apapun yang dia inginkan karena tidak ada peraturan, bimbingan bahkan perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya. Akan tetapi bukan hanya itu, pengawasan yang terlalu berlebihan juga tidak baik buat perkembangan anak karena akan merasa terkekang sehingga ccenderung untuk memberontak dan mengabaikan peraturan-peraturan yang di berikan orang tuanya. 3. Pergaulan dengan teman-teman yang tidak sebaya Kelompok teman sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku. Bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh

orang dewasa melainkahn oleh teman seusiannya. Dan tempat dalam rangka remaja menemukan jati dirinnya. Teman tidak sebaya merupakan teman yang tidak seumuran baik lebih muda maupun lebih tua dari remaja itu. Jika anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya secara tidak langsung pola pikirnya mengikuti mengikuti mereka. Dari pola pikir merambah ke pola tingkah laku yang cenderung berlaku kasar. Misalnya saja ada remaja yang bergaul dengan orang yang lebih muda, mesti ia akan berpikir sebagai yang paling benar, pintar dan berkuasa. Ini yang menjadikan temannya patuh dengan apa yang dia suruh karena ada perasaan takut atau tidak enak. Orang-orang banyak yang mengatakan bergaul dengan orang yang lebih dewasa akan dapat menambah pengalaman hidup. Pernyataan itu memang tidak salah kalau oraang yang diajak berteman itu orang yang baik-baik dalam artian punya pikiran, perilaku, dan hati yang baik. Akan tetapi remaja yang bergaul dengan orang yang lebih tua ini malah yang lebih berbahaya apabila orang tersebut tidak benar atau urakan, pikiran orang dewasa yang mempunyai gairah seks lebih besar bisa saja melampiaskan pada remaja yang masih lugu tanpa bisa menolak. Walaupun bisa menolak pun tetapi suatu saat pasti akan luluh juga. 4. Peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negatif Zaman sekarang IPTEK sudah maju, dengan majunnya teknologi dibarengi dengan pemanfaatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Salah satunnya adalah penggunaan jejaring sosial facebook. Dari jejaring sosial tersebut yang seharusnya dibuat ajang interaksi atau menambah teman, tetapi disalahgunakan untuk kasus penipuan atau penculikan remaja. Awalnya yaitu dengan berkenalan kemudian mengajak ketemuan dan bertemunnya itu tak jarang berakhir dengan pemerkosaan bahkan pembunuhan. Bukan hanya facebook, internet, televisi, VCD, majalah, dan lain sebagainya yang berbau IPTEK juga disalah gunakaan sebagai media yang tidak layak dipertontonkan, misalnya saja pornoografi dan pornoaksi yang secara gamblang dipertontonkan lewat media. Ini yang menyebabkan remaja penasaran dan ingin mempraktekkannya, tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. 5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinnya Bakat-bakat yang dimiliki seorang remaja akan tersimpan dan tidak dapat disalurkan karena tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya. Ini yang menyebabkan mereka mencari kegiatan-kegiatan yang kurang jelas, misalnya nongkrong-nongkrong, pacaran, dan lain sebagainya. 6. Dasar-dasar agama yang kurang

Penanaman agama yang kurang dari kecil ini menyebabkan iman seorang remaja mudah sekali tergoyahkan, karena yang dari kecil sudah benar-benar dididik pelajaran agama pun bisa pula goyah. Mereka meyepelekan aturan-aturan agama karena pengaruh budaya asing yang telah mempengaruhi pola pikir mereka. Misalnya saja budaya POP dari barat ini lebih menarik mereka tiru daaripada budaya timur yang santun. 7. Tidak ada bimbingan kepribadian di lingkungan sekolah atau kampus Sekolah atau kampus hanya berfungsi sebagai pelayanan pendidikan formal saja, tanpa memberikan media konsultasi untuk siswa atau mahasiswanya yang padahal itu sangat diperlukan, karena masa remaja itu merupakan masa yang penuh dengan masalah selain itu remaja juga perlu bimbingan untuk menemukan jati dirinya. 8. Kebebasan yang berlebihan Remaja mengang sangat membutuhkan apa yang namanya kebebasan tetapi apabila terlalu bebas itu juga tidak baik. Merekan akaan semena-mena tanpa memikirkan apa akibatnya karena remaja punya sifat egois yang sangat besar. 9. Masalah yang dipendam Remaja biasanya malu untuk menceritakan masalahnya pada orang tuanya karena dengaan alasan malu dan sebagainya. Yang menjadi masalah kalau remaja itu juga tidak mau bercerita dengan teman-temannya. Masalahnya akan selalu tertumpuk dalam hatinya tanpa ada penyelesaian dan ini yang menyebabkan remaja depresi dan stress. 10. Asosiasi dengan pasangan yang menyimpang Asosiasi di sini maksudnya hubungan, sehingga maksud point ini adalah hubungan yang menyimpang oleh pasangan yang belum resmi menjalin ikatan pernikahan. Ini berawal dari yang namanya pacaran biasanya, kemudian dalam proses ini banyak sekali terjadi yang namanya penyimpangan dan menurut islam bisa disebut zina walaupun bukan zina yang sebenarnya. Karena dengan mata, ucapan, dan hati pun bisa dikatakan zina dalam islam. 11. Perilaku anti sosial Pergaulan remaja sekarang ini sangat memperihatinkan tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada di maasyarakat. Dan yang anehnya melangggar peraturan itu dijadiakan hal yang biasa saja tanpa rasa bersalah apalagi jera. Bahkan melah bangga dengan perilaku tersebut. Dari masalah-masalah yang sering dialami para remaja ini sangat memungkinkan untuk mengarah kepada pergaulan seks bebas yang akhirnya menyebabkan kehamilan di luar nikah.

Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai : Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual. Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan. Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut. Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut : Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu. Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain). Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (cth: VCD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.

Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.

Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.

Menurut Luthfiyati (2009), faktor-faktor yang menyebabkan banyak remaja putri hamil di luar nikah adalah sebagai berikut: a. Faktor agama dan iman Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab. b. Faktor lingkungan 1. Orang tua Kurangnya perhatian khusus dari orang tua untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual. 2. Teman, tetangga dan media Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim. c. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari. d. Perubahan zaman Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistemsistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan

agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan kedalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubngan seks di luar nikah. e. Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual. f. Semakin cepatnya usia pubertas Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan masamasa tunda hubungan seksual menjadi semakin panjang. Jika tidak diberika pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi. g. Adanya trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual di luar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang. c. Dampak dari hamil di luar nikah Remaja banyak yang telah melakukan hubungan seks pranikah sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Situasi ini tentu saja sangat menyulitkan orang tua dan remaja yang bersangkutan. Mengalami kehamilan pada masa remaja, bagaimana pun, pasti menimbulkan konsekuensi yang sulit tidak saja bagi remaja yang bersangkutan, tetapi juga bagi seluruh anggota keluarga yang lain. Beberapa remaja yang hamil di luar nikah terpaksa diungsikan jauh dari keluarga untuk menutupi rasa malu keluarga. Meskipun tindakan tersebut tidak menyelesaikan masalah, namun cara ini dipandang lebih bijaksana dan memadai dibandingkan membiarkannya menjadi cemoohan tetangga dan lingkungan. Kehamilan di luar nikah membuktikan bahwa seorang remaja tidak dapat mengambil keputusan yang baik dalam pergaulannya. Salah satu dampak negatif dari remaja yang hamil di luar nikah adalah putus sekolah. Umumnya, remaja tersebut tidak memperoleh penerimaan sosial dari lembaga pendidikannya, sehingga harus dikeluarkan dari sekolah. Selain itu, masyarakat akan mencemooh, mengisolasi atau mengusir terhadap remaja yang hamil di luar nikah. Resiko psikologis dan sosial antara lain meliputi pengucilan, stigma, diskriminasi sosial, trauma, kehilangan berbagai hak, depresi, dan sebagainya (Hidayana, 2004). Banyak sekali remaja yang hamil di luar nikah mengalami depresi. Depresi pada remaja putri yang hamil di luar nikah dapat terjadi karena rasa malu, tidak diterima dalam lingkungan masyarakat sekitar, dikucilkan dan akhirnya merasa putus asa serta menganggap bahwa dirinya tidak pantas untuk hidup. Menurut Lumongga (2009), depresi adalah

gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan atau gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Depresi merupakan suatu bentuk gangguan afektif yang gejala pokoknya adalah timbulnya perasaan sedih yang berlebihan. Gangguan ini tidak hanya dapat termanifestasikan pada aspek sosial, tetapi juga pada fisik, kognisi dan motivasional. Depresi juga dapat terjadi pada siapa saja. Depresi yang banyak terjadi pada usia remaja, di mana pada usia ini merupakan periode badai dan stres yang ditandai dengan kemurungan, kekacauan di dalam diri dan pemberontakan. Percobaan bunuh diri pada usia remaja saat ini, merupakan salah satu bukti bahwa mereka tidak dapat menahan depresi atau kecemasan yang berlarut-larut. Di lain pihak, sebagian remaja yang mengalami depresi menjadi tertekan karena suatu keadaan yang berbeda dari kesedihan dan sering kali menyertai masalah-masalah keperilakuan. Para remaja ini benar-benar tidak bahagia dengan kehidupan mereka dan cenderung terlibat dalam masalah. Untuk itu remaja hanya mengurung diri di kamar, memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya. Remaja tidak mau berbicara dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan orangorang, berpikir yang negatif tentang diri sendiri dan tentang orang lain, sehingga hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya. Remaja menjadi pesimis kehilangan rasa percaya diri, semangat hidup, kreativitas, dan antusiasme serta optimisme. Dampak kesehatannnya sendiri adalah penyakit menular seperti HIV, AIDS, Penyakit sipilis (penyakit kelamin). Dikarenakan karena sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks. Rasa berdosa terhadap Tuhan dan menggap kalau dirinya sudah terhina tidak pantas menghadap kepada Tuhan yang Maha Esa, ini juga akan selalu bergejolak dalam diri remaja itu. Jadi di sini dari satu masalah semua mendapatkan dampaknya baik itu pelaku, korban, keluarga, masyarakat, negara, dan agama.

d. Pandangan Islam Terhadap Remaja Hamil di Luar Nikah Hamil diluar nikah adalah sesuatu yang bagi masyarakat kita sulit untuk terima dan tentunya menimbulkan dan memunculkan rasa malu bagi keluarga juga akan mencoreng nama besar keluarga, dari sisi agama dan keyakinan apapun tentunyajuga tidak dibennarkan, bahkan dalam islam tergolong dosa besar. e. Solusi Masalah Hamil di luar Nikah

Menghadapi masalah ini ini tidak boleh hanya dengan cara saling menyalahkan, diperlukan sikap yang bijaksana dari orang tua untuk menyikapi, berikut ini ssikap yang bisa diambil orang tua jika memang anaknya mengalami hal seperti itu adalah: 1. Jangan emosi berlebihan 2. Berikan motivasi dan dukungan 3. Jangan pernah menyalahkannya secara berlebihan(jangan timpakkan kesalahannya hanya pada dia) 4. Bimbinglah untuk mohon pengampunan 5. Jangan pernah mengucilkannya Banyak hal yang menyebabkan dan mendorong hal itu terjadi, hanya saja hal awal yang perlu diperhatikan untuuk dapat mencegah hal tersebut adalah peran orang tua dalam meemperhatikan tumbuhkembang anak dan memberikan pendidikan seksual terhadap anak karena tujuanya adalah untuk membentuk suaatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual daan membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Adapun solusi agar tidak terjadi hamil di luar nikah antara lain : 1. 2. 3. Perlunnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun Adannya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang Membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun, baik lebih tua darinnya 4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, radio, dan handphone 5. Perlunnya bimbingan kepribadian sekolah, karena di siswa lebih banyak menghabiskan waktunnya di lingkungan sekolah. 6. 7. 8. Perlunnya pembelajaran agama, yang dilakukan sejak dini Diajarkan pendidikan sex berdasarkan nilai-nilai agama Sebagai orang tua harus jadi tempat curhat yang nyaman untuk si anak

IV.

ANALISIS Dari contoh yang kita ambil di kalangan masyarakat, kita mengambil salah satu pendekatan, yaitu pendekatan psikologis. Dengan mengetahui kejiwaan seorang klien tersebut, seorang konselor dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang dialami oleh remaja. Karena dampak masalah tadi membuat jiwa seseorang merasa terganggu dan dia akan merasa terpuruk dan semakin putus asa.

Disini, pendekatan psikologis akan membantu dalam menyelesaikan masalah yang dialami seorang klien. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut bisa juga dengan memberikan pilihan untuk mengetahui apa yang dirasakan korban. Setelah mengetahui hal tersebut kita baru bisa memberikan solusi, ajakan, bimbingan, dorongan dan juga motivasi agar si korban dapat berpikir secara positif dan rasional dalam permasalahan tersebut. Konsep ajaran agama dalam kasus ini adalah dosa. Dalam surat Al Baqarah ayat 164 menjelaskan bahwa islam melarang kita unduk mendekati zina. Mendekati saja kita tidak boleh, apalagi melakukan zina. Dampak psikologis dari korban adalah stres, mengurung diri di kamar. Dam bagi keluarga korban, mereka akan malu dengan lingkungan sekitar.

V.

KESIMPULAN Remaja hamil di luar nikah disebabkan karena lingkungan yang kurang mendukung pertumbuhan remaja yang umunya masih labil, disamping itu orang tua jarang memantau aktifitas anaknya. Apalagi dengan semakin canggih tekhnologi, memungkinkan anak untuk bebas berinteraksi dengan dunia luar. Tanpa didasari agama dan iman yang kuat maka, dikhawatirkan pasangan remaja akan melakukan hubungan seks di luar nikah. Padahal usia mereka masih sangat dini, tetapi dengan faktor lingkungan yang tidak mendukung dan pengetahuan agama yang sangat kurang. Apabila sudah terjadi, maka dari pihak pasangan muda harus menaggung malu. Dan risikonnya adalah dikucilkan oleh masyarakat. Solusi agar tidak terjadi hamil di luar nikah adalah mengajarkan pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai agama terhadap anak kemudian, adannya pengawasan orangtua secara berkala.

VI.

PENUTUP Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami sadar makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita.

You might also like