You are on page 1of 13

D I S U S U N

OLEH : KELOMPOK : II Kelas : XII.IPA.1 Ketua : Rilo Pambudi Anggota : Alif Mardansyah Gali Suka Siwi Lila Hayati Devi Arisanti Orin Apriani Guru Pembimbing : Andi Mediansyah, S. Pd SMA NEGERI 1 TANAH ABANG KABUPATEN MUARA ENIM, PROV. SUMATERA SELATAN 2011/2012

Pancasila Sebagai Sumber Dan Nilai Paradigma Pembangunan


1. Pengertian Nilai

Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius (nilai religi), dan sebagainya. Nilai itu ideal bersifat ide. Karena itu, nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tidak bisa disentuh oleh panca indera. Ada dua pandangan tentang cara beradanya nilai, yaitu: a. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada objek itu sendiri (objektif) Merupakan suatu hal yang objektif dan membentuk semacam dunia lain, yang menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia (menurut filsuf Max Scheller dan Nocolia Hartman). b. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung pada penangkapan dan perasaan orang (subjektif) Menurut Nietzche, nilai yang dimaksud adalah tingkat atau derajat yang diinginkan oleh manusia. Nilai yang merupakan tujuan dari kehendak manusia yang benar, sering di tata menurut susunan tingkatannya yang dimulai dari bawah, yaitu nilai hedonis (kenikmatan), nilai utilitaris (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai diri estesis (keindahan, kecantikan), nilainilai pribadi (sosial, baik), dan yang paling atas adalah nilai religius (kesucian). Dari pandangan dan pemahaman tentang nilai baik yang bersifat objektif maupun subjektif, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang nilai: Kamus Ilmiah Populer Nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang berguna, sifatnya lebih abstrak dan normal. Laboratorium Pancasila IKIP Malang Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong, mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nursal Luth dan Daniel Fernandez Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Nilai bukanlah soal benar salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak. Nilai merupakan kumpulan sikap dan perasaan-perasaan yang selalu diperlihatkan melalui perilaku oleh manusia. C. Kluckhoorn Nilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau karakteristik dari sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang berpengaruh pada pemilihan pola, sarana, dan tujuan dari tindakan. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengatasi kemauan pada saat dan situasi tertentun itulah yang dimaksud dengan nilai. Dari beberapa pengertian nilai yang ada, dapat dipahami bahwa nilai adalah kualitas ketentuan yang bermakna bagi kehidupan manusia perorangan, masyarakat, bangsa dan negara.

2.

Ciri-Ciri Nilai

Pada dasarnya nilai dapat dibedakan berdasarkan cirinya. Pembedaan tersebut adalah sebagai berikut:

a.

Nilai-nilai yang mendarah daging (internalized value) Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar atau yang mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir lagi. Bila dilanggar, timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam atau sukar dilupakan, misalnya: 1) Orang yang taat beragama akan menderita beban mental apabila melanggar salah satu norma agama tersebut. 2) Seorang prajurit di medan perang akan menolong temannya yang terluka, meskipun akan membahayakan jiwanya. 3) Seoran ayah berani bertarung dengan maut demi menyelamatkan anaknya yang sedang terkurung kobaran api yang membakar rumahnya. b. Nilai yang dominan Merupakan nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Beberapa pertimbangan dominan tidaknya nilai tersebut adalah sebagai berikut: 1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. 2) Lamanya nilai itu dirasakan oleh para anggota kelompok. 3) Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu. 4) Tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang membawakan nilai tersebut.

3.

Macam-macam Nilai

Koentjaraningrat menjelaskan bahwa sesuatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi kelakuan manusia. Beberapa ahli telah mengidentifikasikan macam-macam nilai yang selama ini telah tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat, seperti berikut ini: No 1. Nama Tokoh Alport Pendapat/uraian Mengidentifiksi nilai-nilai yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat, dalam 6 (enam) macam, yaitu: Nilai teori, Nilai ekonomi, Nilai estetika, Nilai sosial, Nilai politik, dan Nilai religi. Nilai dapat dibedakan menjadi 6 (enam), antara lain: Nilai ilmu pengetahuan, Nilai ekonomi, Nilai agama, Nilai seni, Nilai sosial, dan Nilai politik. Mengidentifikasi 8 (delapan) nilai masyarakat barat dalam hubungannya dengan manusia lain, yaitu: Kekuasaan, Pendidikan / pencerahan (enlightenment), Kekayaan (wealth) Kesehatan (well-being) Keterampilan (skill) Kasih sayang (affection) Kejujuran (rectitude) dan keadilan (rechtschapenheid), dan Kesegaran, respek (respect). Keterangan Manusia dalam memilih nilai-nilai menempuh berbagai cara yang dapat dibedakan menurut tujuannya, pertimbangannya, penalarannya, dan kenyataannya Nilai-nilai ini dapat digunakan untuk mengenal tipe manusia.

2.

Sperange

3.

Sprange, Harold Lasswell

Selain macam-macam nilai yang disebutkan para sarjana diatas, Prof. Dr. Notonegoro, menggolongkan nilai kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu: a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktifitas. c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa / rohani manusia. Nilai kerohanian dapat dibedakan atas 4 (empat) macam, antara lain: 1) Nilai kebenaran / kenyataan yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta). 2) Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estesis). 3) Nilai moral / kebaikan yang bersumber dari unsur kehendak / kemauan (karsa dan etika). 4) Nilai religius, yaitu merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan manusia. Manusia menjadikan nilai sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Dalam bidang pelaksanaannya, nilai-nilai dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk kaidah atau norma.

4. a.

Pancasila Sebagai Sumber Nilai

Seputar Nilai dalam Pancasila Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini. No Sumber Nilai Uraian/Penjelasan Pancasila 1. Ketuhanan Yang Merupakan bentuk keyakinan yang Maha Esa berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan. Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ke-Tuhanan dan anti kehidupan beragama. Mengembangkan kehidup toleransi baik antar, inter, maupun antar umat beragama. Mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi. Merupakan bentuk kesadaran manusia 2. Kemanusiaan Yang Adil dan terhadap potensi budi nurani dalam Beradap hubungan dengan norma-norma kebudayaan pada umumnya. Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil, dan bermutu tinggi karena kemampuannya yang berbudaya. Manusia Indonesia merupakan bagian 3 Keterangan Dijamin dalam Pasal 29 UUD 1945 Program pembinaan dan pelaksanaan selalu dan dicantumkan dalam GBHN. Regulasi UU atau Kepmen yang menjamin kelangsungan hidup beragama.

Dijelmakan dalam pasal 26, 27, 28, 28 A-J, 30, dan 31 UUD 1945. Regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan sudah banyak

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

dari warga dunia, meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan. Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai keberanian untuk membela kebenaran, santun, dan menghormati harkat manusia. Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomis, politik, sosialbudaya, dan keamanan. Manifestasi faham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara. Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis. Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi. Mendahulukan kepentingan negara dan masyarakat. Menghargai kesukarelaan dan kesadaran dari pada memaksakan sesuatu kepada orang lain. Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan sebagai amanat seluruh rakyat baik kepada manusia maupun kepada Tuhannya. Menegakan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil, dan sejahterah. Setiap rakyat Indonesia di perlakukan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi, kebudayaan, dan sosial. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia. Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras. Menghargai hasil karya orang lain. Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada sesama. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

dihasilkan.

Dijelmakan dalam pasal 1, 32, 35, dan 36, 36 A-C. Regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan sudah banyak dihasilkan.

Dijelmakan dalam pasal 1 (ayat 2) 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 16, 18,19, 20, 21, 22, 22 A-B, 37 Regulasi dalam bentuk peraturan perundanganperundangan sudah banyak di hasilkan.

Dijelmakan dalam pasal 27, 33, dan 34, UUD 1945. Regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan sudah banyak di hasilkan.

Nilai-nilai pancasila itu merupakan Nilai instrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenarannya yang universal. Nilai-nilai pancasila merupakan kebenaran bagi bahasa indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-nilai subjektif. Nilai-nilai pancasila termasuk kedalam nilai kerohanian, yang mengakui pentingnya nilai material dan nilai vital secara seimbang (Harmonis). Hal ini dapat di buktikan dengan susunan sila-sila dari pancasila yang tersusun secara sistematis-hirarkis. Pancasila jika dikaji dari sudut pandang metafisika, berlandaskan pada usaha-usaha untuk menemukan kebenaran mengenai alam semesta yang lebih menekankan pemikiran Murni. b. Aparatur Negara sebagai Penyelenggara Nilai-nilai Nilai dasar dan nilai instrumental bersifat abstrak dan baru akan menjadi kenyataan jika sudah dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dilaksanakannya pancasila dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, terutama oleh penyelenggara negara, pastilah masyarakat mengikuti apa yang mereka lakukan. Jadi, fungsi penyelenggara negara dalam hal ini akan menjadi panutan rakyat banyak. Di era Reformasi, pemimpin di tuntut tidak hanya pandai memerintah, tetapi pandai menjadi suri tauladan bagi masyarakat luas. c. Pancasila sebagai Sumber Nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai dasar yang ada sepanjang sejarah perjuangan bangsa dan nilai-nilai itu diangkat dari khazanah kebudayaan kita sendiri, baik di daerah-daerah maupun maupun dari peluang yang termuat dalam Pasal 32 UUD 1945. Jadi, sebaiknya semua warga negara mampu memahami apa yang termuat dalam pasal 18 dan nilai kurtural dari Pasal 32 UUD 1945. Nilai-nilai dari sila-sila pancasila mengamanatkan kepada warga negara Indonesia untuk selalu mengingat semangat religi, memuliakan martabat manusia, kesatuan persatuan bangsa, demokrasi, serta keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam wujud yang selalu tumbuh dan berkembang semakin baik. Dengan demikian, karena pancasila merupakan sumber nilai Indonesia maka semua nilai yang berkembang tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. d. Pengalaman pancasila sebagai Sumber Nilai 1). Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Keluarga Kehidupan sehari-hari dalam keluarga harus dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila, dimana orang tua akan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Segala tindak tanduk seluruh anggota keluarga harus bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. 2). Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Sekolah Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam kurikulum pendidikan dasar sampai perguruan tinggi harus memuat pendidikan kewarganegaraan. 3). Pendidikan dalam Masyarakat Pendidikan dalam masyarakat amat penting untuk penanaman nilai luhur Pancasila, karena waktu disekolah hanya terbatas sehingga waktu yang lebih banyak ada dilingkungan keluarga dan masyarakat maka pergaulan sehari hari dalam masyarakat luas akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan kepribadian anak.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan resume kewarganegaraan ini yang berjudul Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan sebagai tugas guru mata pelajaran pada semester ganjil 2011/2012.

Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun persembahkan kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian resume ini. Besar harapan penyusun resume ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari bahwasanya resume ini jauh dari sempurna lantaran keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan guna perbaikan resume dimasa yang akan datang.

Tanah Abang, Oktober 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI... iii 1. Pengertian Nilai.. 1 2. Ciri-ciri Nilai.. 2 3. Macam-macam Nilai.. 2 4. Pancasila sebagai Sumber Nilai .3 5. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan...6 KESIMPULAN.8 SARAN.....9 DAFTAR PUSTAKA..10

iii

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga. Suprapto, dkk., 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.

10

SARAN
Kami harapkan agar seluruh masyarakat Indonesia lebih menghargai Pancasila, karena Pancasila mencakup semua nilai-nilai dan aspek kehidupan dan Pancasila berperan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia.

5. a.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pengertian Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Kata paradigma (Inggris: paradigm) mengandung arti model, pola, atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan sebagai seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehinga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan tersebut. Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu. Dalam pembangunan nasional, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai disetiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan kata pembangunan (Inggris: development) adanya pertumbuhan, perluasan yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang akan datang. kata pembangunan mengandung pemahaman akan adanya penalaran dan pandangan yang logis, dinamis, dan optimis. b. Arti Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan pancasila dalam paradigma pembagunan sekarang dan di masa akan datang , bukanlah lamunan kosong (utopis), akan menjadi suatu kebutuhan sebagai pendorong semangat (drive) pentingnya paradigma pembagunan yang baik dan benar di segala bidang kehidupan. c. Makna, hakikat, dan tujuan pembagunan nasional Makna pembangunan nasional Pembagunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Dalam pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinabungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas untuk mewujudkan tujuan nasional Pelaksanaan pembangunan mencakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial- budaya, pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,terpadu, bertahap, dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewudjukan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Hakikat pembangunan nasional Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut: 1) Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk pembangunan dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian yang seimbang. 2) Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan diseluruh wilayah tanah air. 3) Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan penghasilan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia pula. 4) Pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berekewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.

Tujuan pembangunan nasional Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bamgsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan citacita bangsa sebagai mana termaktub dalam alinea II pembukaan UUD 1945. Visi dan misi pembanguna nasional Visi Terwujud masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tingi dan disiplin. Misi Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, misi yang diterapkan adalah sebagai berikut. 1) Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara. 3) Peningkatan pengamalan ajarana agama dalam kehidupan sehari- hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan persaudaraan umat beragama yang berahlak mulia, toleran, rukun, dan damai. 4) Penjaminan kondisi aman, damai, tertip, dan ketentraman masyarakat. 5) Perwujudan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran. 6) Perwujudan kehidupan sosial-budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatis,dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi. 7) Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar berkeadilan, bersumber daya alam, dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri maju, berdaya saing dan berwawasan lingkungan 8) Perwujudan otonomi daerah dalam rangka perkembangan daerah dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik indonesia. 9) Perwujudan kesejateraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermatabat serta perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. 10) Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesioanal, berdaya guna, produktif, transparan, yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme 11) Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab, berketampilan, sertai menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. 12) Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas, proaktif bagi kepetingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.

d.

KESIMPULAN Nilai adalah suatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indra. Ada dua pandangan nilai yaitu secara objektif dan subjektif, yang menyatakan nilai adalah suatu hal yang menjadi ukuran tertinggi dari prilaku serta tingkah atau derajat yang diinginkan oleh manusia. Selain dari pandangan tersebut ada beberapa pengertian nilai yang dikemukakan Kamus Ilmiah Populer, laboratorium pancasila IKIP Malang, Nursal Luth, Daniel Fernandes dan C. Kluckhorn . Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa nilai adalah kualitas ketentuan yang bermakna bagi kehidupan manusia perorangan, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan cirinya nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu - Nilai yang mendarah daging - Nilai yang dominan Menurut Prof . Dr.Notonegoro macam-macam nilai dapat digolongkan menjadi tiga bagian - Nilai material - Nilai vital - Nilai kerohanian dan bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila, nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai Intrinsik yang kebenaranya dapat dibuktikan secara objektif serta mengandung kebenaran yang Universal dan telah teruji dalam sejara dan persepsi dalam nilai-nilai subjektif yang juga termasuk kedalam nilai kerohanian, material, dan vital secara seimbang, selain Pancasila sebagai sumber nilai Pancasila juga sebagai nilai Paradigma Pembangunan. Paradigma mempunyai beberapa pengertian yang dapat disimpulkan, bahwa paradigma adalah suatu gugusan sistem pemikiran, sumber nilai, sumber hukum, metode, sifat, ciri, cara pandang, prinsip dasar, dan karakter Ilmu Pengetahuan. Pancasila dapat diartikan sebagai paradigma pembangunan karena mengandung nilainilai luhur yang baik dan menjadi suatu kebutuhan sebagai pedoman kehidupan. Makna pembangunan nasional dapat diartikan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligu merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV dan II.

You might also like