Professional Documents
Culture Documents
DASAR HUKUM
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari KKN UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-Pokok Kepegawaian UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi PP. No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS PP No. 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Partai politik PP. No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan kode Etik Pegawai Negeri Sipil
2
AAUPB (Algemene beginselenn van behoorlijik bestuur) adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari KKN. AAUPB merupakan hukum tidak tertulis yang lahir dalam praktek pemerintahan yang lebih dikenal dengan principles of good governance
Diatur juga dalam Pasal 53 ayat (2) huruf b UU No. 9 Th. 2004 tentang Perubahan UU No. 5 Th. 1986 tentang Peratun
3
PENYELENGGARA NEGARA Penyelengga Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Asas Kepastian Hukum; Asas Tertib Penyelenggaraan Negara; Asas Kepentingan Umum; Asas Keterbukaan; Asas Proporsionalitas; Asas Profesionalitas, dan Asas Akuntabilitas.
Asas Kepastian Hukum" adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara Asas Tertib Penyelenggara Negara" adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara Asas Kepentingan Umum" adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif
6
Asas Keterbukaan" adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara Asas Proporsionalitas" adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara
Asas Profesionalitas" adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Asas Akuntabilitas" adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8
PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen.
9
yang diajukan; d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan; e. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan;
11
penyimpangan standar pelayanan dan/ataU tidak memperbaiki pelayanan kepada Penyelenggara dan ombudsman; c. mengadukan Penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/ata tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina Penyelenggara dan ombudsman; dan d. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan
12
a. pengawasan internal;
pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan f. evaluasi kinerja Pelaksana.
14
15
a. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. terbuka dan mengambil langkah yang tepat
untuk menghindari benturan kepentingan; c. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;
16
menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat; b. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki; c. sesuai dengan kepantasan; dan d. tidak menyimpang dari prosedur
17
PELANGGARAN HUKUM
a. Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara atau Pelaksana melalui PTUN apabila pelayanan yang diberikan menimbulkan
kerugian di bidang tata usaha negara b. Dalam hal Penyelenggara melakukan perbuatan melawan hukum, masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap Penyelenggara ke pengadilan. c. Dalam hal diduga melakukan tindak pidana, masyarakat dapat melaporkan Penyelenggara kepada pihak berwenang
18
ETIKA DALAM BERMASYARAKAT a. mewujudkan pola hidup sederhana; b. memberikan pelayanan dengan empati horma t dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan; c. memberikan pelayanan secara cepat, tepal, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif; d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas
22
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar. b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; c. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan; d. berinisia tif meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap; e. memiliki daya juang yang tinggi; f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani; g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan
23
KODE ETIK INSTANSI DAN KODE ETIK PROFESI a. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi menetapkan kode etik instansi; b. Organisasi Profesi di lingkungan Pegawai Negeri Sipil menetapkan kode etiknya masingmasing.
25
tulisan atau perbuatan PNS yang bertentangan dengan butir-butir jiwa korps dan kode etik PNS yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral Sanksi moral dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Sanksi berupa : a). pernyataan secara tertutup; atau b). pernyataan secara terbuka
26
disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh PNS PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi moral dapat dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan perundang- undangan, atas rekomendasi Majelis Kode Etik. Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
27
serta 3 anggota atau lebih dalam jumlah ganjil. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang disangka melanggar. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah PNS yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final. 28