You are on page 1of 2

1.

Aturan tanam paksa :


Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.

2. Landrente adalah pemberlakukan sistem sewa tanah. Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah. 3. 4. Tujuan kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia :
1. GOLD, mencari kekayaan (rempah-rempah) 2. GLORY, mencari Kejayaan (menjajah) 3. GOSPEL, menyebarkan agama Nasrani.

Perang Jawa atau lebih dikenal dengan Perang Diponegoro (1825-1830) ternyata dipicu oleh hal yang sederhana, yaitu penancapan tonggak-tonggak pembuatan jalan rel kereta api. Pada masa itu, Belanda tengah giat-giatnya membangun rel kereta api yang melewati daerah Tegalrejo di Jawa Tengah. Rupanya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Namun penyebab perang tersebut sebenarnya merupakan akumulasi semua permasalahan yang ada, seperti pajak yang tinggi, campur tangan Belanda dalam urusan istana Yogya, hingga permasalahan ketidakpuasan di kalangan istana itu sendiri.

Dampak tanam paksa bagi Indonesia a. Menyebabkan tekanan fisik maupun mental yang berkepanjangan bagi rakyat Indonesia b. Jumlah penduduk di Pulau jawa menurun drastic dikarenakan banyaknya kelaparan dan kematian karena system tanam paksa ini c. Pertanian terutama hasil padi mengalami banyak kegagalan.

Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:

mengijinkan mengibarkan benderaMerah Putih; mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya; larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.

You might also like