You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmat Beliau laporan mengenai uji urine yang sangat sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami menyajikan data-data yang didapat dari praktikum yang telah kami lakukan. Selain data-data dari hasil observasi kami juga mengambil beberapa data dari internet dan beberapa buku panduan untuk melengkapi laporan ini. Meskipun masih sangat sederhana dan penyajiannya masih belum sepenuhnya sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja. Demikian laporan ini kami buat. Kami berharap agar nantinya laporan ini dapat bermanfaat.

Tabanan, Januari 2011 Penulis BAB 1 PENDAHULUAN .1.1 Latar Belakang Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat. Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan uji urin guna mengetahui kandungan-kandungan lainnya yang terdapat dalam urin.

1.2 Tujuan Menentukan pH urine, urea, gula, serta protein dalam urine. 1.3 Alat dan Bahan 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Penjepit tabung reaksi 4. Pembakar spiritus

5. Gelas ukur 100 ml 6. Indikator universal 7. Biuret 8. Benedict 9. Pipet tetes 10. Urine 3.4 Cara kerja 1. Mengukur pH urine : menggunakan indicator universal 2. Mengetahui adanya urea : 1 ml urine dipanaskan, cium aromanya 3. Uji glukosa : 2 ml urine ditambahkan 5 tetes benedict , dipanaskan, amati warna yang terjadi 4. Uji protein : 2 ml urine ditambahkan 5 tetes biuret. Amati warna yang terjadi. 3.5 Pertanyaan 1. Berapakah angka pH pada urine yang diperiksa dan apakah artinya? 2. Apakah kandungan dari urine yang diperiksa? 3. Dari hasil pemeriksaan urine, apakah member petunjuk bahwa orang tersebut menderita penyakit?

BAB 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Landasan Teori Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Proses pembentukan urine melalui serangkaian proses yaitu filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang terjadi pada nefron. Filtrasi (penyaringan), hal ini terjadi di glomerulus. Sifat filtrasi ini tidak selektif, sehingga semua plasma dan komponennya yang berukuran kecil seperti air, urea, asam amino, keratin, glukosa, dan vitamin dapat melewati proses filtrasi. Hasil proses filtrasi ini disebut filtrate glomerulus atau urine primer. Proses reabsorpsi,terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal. Tujuan reabsorpsi adalah menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh, seperti glukosa, air, asam amino, vitamin, ion-ion Na+, K+, Cl-. Di dalam tubulus kontortus distal juga terjadi augmentasi dari ion K+, H+ dan amonia. Duktus kolektivus membawa filtrate dari tubulus distal menuju pelvis renalis ginjal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi NaCl secara aktif. Demikian juga terjadi reabsorpsi air. Hasil proses yang terjadi pada tubulus kolektivus menghasilkan urine sekunder, yang kemudian dikeluarkan ke pelvis renalis. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Dari urin kita dapat mengetahui berbagai penyakit memalui perubahan warnanya. 1. Kuning jernih

Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menimbulkan bau yang khas. 1. Kuning tua atau pekat Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun, bila terjadi terus, merupakan tahap awal penyakit liver. 1. Kemerahan Ini berarti urin mengandung darah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun, bisa juga karena mengkonsumsi obat pencahar secara berlebihan. 1. Kecoklatan Pertanda terjadi kerusakan otot, akibat aktivitas tubuh yang berlebihan. 1. Oranye Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotic yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.

2.2 Tabel Hasil Pengamatan

Perubahan warna setelah ditambah No. 1 2 3 4 5 Nama Siswa pH Devi Arie Puspa Novi Sri 6 5 7 6 7 Bau Benedict Agak pesing Agak pesing Agak pesing Agak pesing Agak pesing Cokelat Cokelat Hijau lumut Hijau lumut Biru tua Biuret Agak Kuning Kuning Agak bening Agak bening Bening

4.2 Pembahasan 1. Mengukur pH urine dilakukan dengan mencelupkan indicator universal ke urine dan mencocokkan warnanya pada

BAB 3 PENUTUP

mengkonsumsi protein. Sedangkan urine milik Darmawansyah memiliki pH yangnetral. 2.Penyakit apa sajakah yang teridentifikasi j i k a k a d a r g u l a u r i n positif? Jika kadar gula pada urine positif, maka dapat teridentifikasi penyakit. Penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut :a.Glikosuria, ini disebabkan adanya kerusakan pada tabung ginjal, danb.Diabetes Melitus (Kencing Manis), disebabkan karena pangkreas tidakmenghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insuli na d a l a h h o r m o n y a n g m a m p u m e n g u b a h g l u k o s a m e n j a d i g l i k o g e n sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, insulin jugamembantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakansebagai sumber energi. Penyakit ini menyebabkan penderitenya seringbuang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah padametabolism lemak dan protein. 3.Dari manakah asal klorida yang terdapat dalam urin? Na+ difiltrasi dalam jumlah besar tetapi ia akan mengalami transpor secara aktif disemua bagian nefron kecuali pada bagian ansa Henle yang tipis. Dalam keadaannormal, 96% sampai 99% Na+ yang difiltrasi akan direabsorpsi. Sebagian besarNa+ akan direabsorpsi bersama-sama dengan klorida (Cl-) tetapi sejumlah kecilakan direabsorpsi secara aktif dalam hubungannya dengan sekresi K+ . Kloridadikeluarkan dalam bentuk NaCl dan hampir seluruhnya berasal dari NaCl makanan, jadi pengeluarannya tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk. 4.Jelaskan apakah klorida harus selalu ada dalam urin? Ya, harus. Suatu urine apabila tidak mengandung klorin, maka u r i n e t e r s e b u t termasuk urine yang tidak normal. Klorida harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Karena apabila klorida berada dalam tubuh terus-menerus, maka akan terjadi suatupenyakit. Klorida

bersifat racun apabila di pendam dalam tubuh. Klorida dikeluakanbersama urine yang berionisasi dengan Na+. Maka dari itu, urine rasanya asin. 5.Jelaskan hubungan antara kadar protei n d a l a m u r i n d e n g a n kesehatan! Setelah kami melakukan pencarian di google, ternyata apabila urine mengandungprotein berarti orang yang memiliki urine tersebut mengalami kebocoran protein,yaitu penyaky sebagai berikut :Sindroma Nefrotik dan FSGS. Pertama-tama, penyakit ini nama lengkapnyaadalah FSGS (Focal Segmental Glomerulo sclerosis). Penyakit ini sekitar 70-80%muncul sebagai sindroma nefrotik, yaitu suatu sindroma (kumpulan gejala) yangterdiri dari 1. Bengkak di tungkai / kaki, mata, bisa juga pada perut (ascites). 2. Kebocoran protein di urin yang tinggi, lebih dari 3 g/urine 24 jam (Normal 150 mg/urine 24 jam). 3. Kadar albumin darah yang rendah yaitu kurang dari 3 g/dl. 4.Kolesterol darah yang tinggi.Penyebab Sindroma Nefrotik 80 % disebabkan penyakit saringan ginjal(Glomerulo Nephritis), sedangkan 20% karena penyakit lain, antara lain KencingManis, Penyakit Lupus, Hepatitis dsb.Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjalbersifat nefrotoksis ("racun" terhadap ginjal) artinya secara bertahap akan merusakginjal. Proteinuria ini merangsang proses inflamasi di pipa tubulus dan akhirnyamembuat jaringan ginjal menjadi jaringan parut (fibrosis). Makin banyak proteinuria,makin berat proses kerusakannya.6. Rumuskanlah kesimpulanmu tentang eksperimen ini! Kesimpulannya adalah, kedua sampel urine tersebut memiliki pH yang normal.Urine milik Doddi tidak mengandung glukosa, namun pada urine Darmawanmengandung 1% glukosa. Jadi, apabila dalam suatu urine mengandung glukosa,maka orang yang memiliki urine tersebut mengidap penyakit Glikosuria ataumungkin Diabetes Melitus, itu tergantung di bagian mana kerusakannya dan jugagejala-gejalanya. Asal klorida adalah dari peng-reabsorpsian ion Cl- secara pasif dibagian Tubulus Kontortus Distal dan terjadi sekresi aktif ion Cl- di bagian lengkunghenle. Klorida harus ada pada urine, karena apabila tidak, maka urine tersebuttermasuk urine yang tidak normal. Sebaliknya, apabila dalam urine terkandungProtein, maka urine tersebut termasuk urine yang tidak normal. Tepatnya adalah,sudah terjadi kerusakan di bagian organ tertentu. Seperti yang kami ceritakan diatas.Setelah kami melakukan praktek pengujian kandungan urine ini, kami menjaditahu berbagai hal mengenai kandungan dan juga penyakit-penyakitnya.Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan olehginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darahyang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbaukhas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. pH urin berkisar antara 4,8 7,5,urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akanmenjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen(ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran danbuah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K,Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimiaasing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).Volume

urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume tersebutdipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dankopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.Kami juga dapat mengetahui dari mana asal klorida yang terkandung dalamurine dan juga hubungan antara protein dengan kesehatan. Apa lagi, dengan mengidentifikasi kandungan urine saja, kita juga dapat mengetahui beberapapenyakit. Arti Warna Urin Penelitian menunjukkan jika anda minum cukup cairan maka urin warnanya jernih. Jika tampak kuning di pagi hari itu disebabkan agan-agan sekalian tidak buang airkecil sepanjang malam dan urin menjadi lebih pekat.Arti warna urin:Kuning keruh : ini mungkin normal menyatakan adanya darah, atau tetes-teteslemak. (jika vegetarian maka urinnya akan berwarna ini)Keruh dengan silinder kelabu : menyatakan sisa sel darah merah yang telah lamaatau jamur. Infeksi ginjal, kandung kemih atau kanker ginjal. Makan beet serta ex-lax juga menjadikan urin berwarna merah.Coklat gelap : menyatakan penyakit hati atau hepatitis.Hijau dan biru (jarang) : Warna biru dan hijau pada urin sering disebabkan olehpelunturan warna padamakanan atau obat. Obat obatan yang sering bikin jadi warna biru atau hijau adalahamitriptyline, indomethacin, dan doxorubicin.Kuning gelap : Urin yang warnanya kayak jus jeruk ini biasa disebabkan olehkonsumsi vitamin B komplek yang banyak terdapat pada minuman energi.Pink, merah muda dan merah : Warna pink biasanya disebabkan oleh efek sampingbeberapa obat dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula. Warna ini jugabisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di sistem perkemihan sepertikanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, tuberkulosis, pembengkakan prostat daninfeksi ginjal.

Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. Jenis sampel urine :

Urine sewaktu/urine acak (random)Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

Urine pagiPengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

Urine tampung 24 jamUrine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Wadah Spesimen Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine. Prosedur Pengumpulan Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.

Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen. Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine; mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel; menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia. Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium. Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel urine 24 jam. Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :

Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.

Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin wanita.

Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.

Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

Biakan Urine Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnostic yang besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari urethra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan. Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine cleancatch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah

ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak. Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase. Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik. Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap. Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.

Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%

Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit Diambil urine sebanyak 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten)

Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat. Segera dikirim ke laboratorium.

You might also like