You are on page 1of 11

MAKALAH

ALAT UKUR TANGAN

Disusun Oleh : AGUNG EFENDI

SMK DARUT TAQWA


SENGON AGUNG PURWOSARI PASURUAN

I. PENDAHULUAN

Jangka Sorong
1.1 Latar Belakang Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya. Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong. Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = x x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x = 1/2 skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur. Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut : 1. Apa itu jangka sorong ? 2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya? 3. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong? 4. Bagaimana kalibrasi jangka sorong? 5. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong? 6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

7. Apa saja jenis jangka sorong? 1.4 Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya. 2. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong. 3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi jangka sorong. 4. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong. 5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong. 6. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong? 1.5 Manfaat Adapun manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. 2.2 Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini Keterangan : Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda Lidah pengukur kedalaman Skala utama(dalam cm) Skala utama(dalam inci) Skala nonius (dalam mm) Skala nonius (dalam inci) Kunci peluncur

2.3 Prinsip Kerja Jangka Sorong Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah) Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = x 0,01 cm = 0,005 cm. Denganketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Gambar jangka sorong analog Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm). 2.4 Kalibrasi Jangka Sorong Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala

utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. 2.5 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong Mengukur diameter luar suatu benda a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap). b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang. c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci. d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran. Mengukur diameter dalam suatu benda Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci. b.Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. c.Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut. d.Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran Mengukur kedalaman suatu benda/tabung a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya. c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. d.Mengunci sekrup pengunci e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran 2.6 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7 cm dengan 4,8 cm. Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari gambar ditunjukkan pada angka 4. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm. setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm) x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuranKarena (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo + x Maka, hasil pengukurannya menjadi : 4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm 2.7 Macam-Macam Jangka Sorong Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Mikrometer Sekrup
1. Kegunaan Alat Alat ukur besaran panjang yang lain adalah mikrometer sekrup (micrometer screw gauge). Mikrometer Sekrup dipergunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum 2,50 cm, untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil. 2. Prinsip Kerja Alat Ukur Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Bentuk mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar 1. Alat ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan juga sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala utama dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup.

Gambar 1. Mikrometer Sekrup

3. Komponen Mikrometer Sekrup Komponen mikrometer sekrup ditunjukkan oleh gambar 1 terdiri dari : - Poros tetap - Poros geser / putar - Skala utama - Skala nonius - Pemutar 4. Skala Mikrometer Sekrup Skala pada mikrometer dibagi dua jenis: 1. Skala Utama, terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya. 2. Skala Putar Terdiri dari skala 1 sampai 50 Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm

5. Macam-Macam Mikrometer Sekrup Outside Micrometers Series: M12 Dual Point Micrometers Series: M14 Tube Digital Micrometers Series: M05 Dual Point Digital Micrometers Series: M03 Point Micrometers Series: M13 Outside Digital Micrometers (TypeA) Series: M01 Digital Hub Micrometers Series: M10 Depth Micrometers Series: M15 Micrometers Heads Series: M16 Three-point Internal Micrometers Series: M17 Micrometers With Extension Rod Series: M18 Digital Spline Micrometers Series: M11 Digital Micrometers Heads Series: M08 Digital Depth Micrometers Series: M06 Point Type Digital Micrometers Series: M04 Outside Digital Micrometers (TypeB) Series: M02 Digital Bench Micrometers Series: M07 Digital Wire Micrometers Series: M09

6. Kalibrasi Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000

dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi diperlukan untuk: Perangkat baru Suatu perangkat setiap waktu tertentu Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi) Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi Ketika hasil observasi dipertanyakan Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, mikrometer sekrup dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga mikrometer sekrup tersebut menunjukan hasil pengukuran yang sebenarnya dalam mm pada titik-titik tertentu di skala. Kalibrasi mikrometer sekrup dengan cara memutar lubang yang ada dibagian skala utama pada mikrometer sekrup menggunakan alat pemutar. Cara Mengkalibrasi Mikrometer Sekrup Pengunci dalam keadaan terbuka. Anggka nol pada Skala putar tepat pada sumbu skala utama. Apabila angka nol pada skala putar belum tepat pada sumbu utama mengkalibrasi dengan cara memutar lubang yang ada dibagian skala utama dan pada bagian dekat rapid drive(gigi pemutar) pada mikrometer sekrup menggunakan alat pemutar. 7. Prosedur Pengukuran Mikrometer Sekrup 1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka 2. Putar selongsong untuk membuka batang ulir. dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang. 3. Kemudian meletakkan benda yang akan diukur di antara landasan dan batang ulir. Ukuran maksimum benda tergantung mikrometer sekrup yang digunakan 4. Tutup lagi batang ulir, kali ini dengan menggunakan roda gigi sampai berbunyi klik agar tidak terlalu kencang (roda gigi memiliki mekanisme untuk berhenti memutar selongsong bila batang ulir mengenai benda) 5. Kunci lagi agar pembacaan tidak berubah Pembacaan dan Cara Menuliskan Hasil Pengukuran Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.). Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas adalah 2,5 mm. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.

III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda dan digunakan untuk kepentingan pengukuran yang berbeda pula. Setiap alat ukur panjang juga memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur dapat dilihat dari skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur jika diurutkan menurut skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Jangka sorong memiliki bentuk yang unik, yang bagian-bagiannya terdiri atas rahang tetap, rahang geser, akala utama, akala nonius, lidah pengukur kedalaman, dan kunci peluncur. Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong, mengikuti rumus Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaancm). Karena pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo + x Jangka sorong juga memiliki berbagai jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji, dan jangka sorong digital. 3.2 Saran Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran MIPA terutama fisika tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Penulis berharap agar siswa-siswi di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran Pengukuran Fisika.htm http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc.html http://www.edukasi-net.com http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.htm http://www.mustofaabihamid.blogspot.com http://technoku.blogspot.com/2008/10/jangka-sorong.html Zaelani, Ahmad dan Cucun Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.

You might also like