You are on page 1of 16

Rangkuman

Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Pengembangan (Research & Development/R&D)

oleh: Iman_0915051026

Jurusan pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja - 2012

A. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) 1. Judul Skripsi PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEPDAN KINERJA ILMIAH SISWA KELAS VIIIA MTS NEGERI SERIRIT TAHUN PELAJARAN 2009/2010 2. Prosedur Penelitian a. Observasi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu dilakukan observasi yang bertujuan mengindentifikasi masalah-masalah ataupun kendalakendala yang dihadapi oleh guru maupun siswa serta kelemahan metode pembelajaran yang terapkan dalam proses pembelajaran. Halhal yang dilakukan dalam observasi di MTs. Negeri Seririt adalah wawancara dengan guru terkait tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA dan korelasinya dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka penelitian tindakan kelas yang ditawarkan adalah pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dengan tujuan agar dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam proses pembelajaran b. Rancangan Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan siklus dimana masing-masing siklus terdiri 2 kali pertemuan pada siklus 1 dan 3 kali pertemuan pada siklus 2. Masing-masing siklus diakhiri dengan tes penguasaan konsep, namun jika pada siklus satu ketuntasan klasikal telah mencapai 70%, maka pelaksanaan siklus selanjutnya dihentikan. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan model Stephen Kemmis, Jhon Elliot, dan Dave Ebbut (dalam Tantra). Model ini dibagi menjadi 4 tahap kegiatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Adapun gambaran dari masing-masing siklus sebagai berikut:

[Halaman ke-1 dari 7 Halaman]

4 3

SIKLUS 1 1. Tahap perencanaan 2. Tahap tindakan 3. Tahap observasi 4. Tahap refleksi ---------------------------------------SIKLUS 2 1. Tahap perencanaan 2. Tahap tindakan 3. Tahap observasi 4. Tahap refleksi

4 3

Gambar. 3.1 Gambar Pelaksanaan Tindakan Kelas Kedua Siklus c. Siklus I 1. Tahap Perencanaan 1 Berdasarkan hasil observasi awal, maka dilakukan perencanaan dalam pelaksanaan penelitian yang merupakan kolaborasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran sains, yaitu sebagai berikut: 1) Merumuskan indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan hasil tes pengetahuan awal siswa. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw. 3) Menyiapkan alat-alat percobaan dan lembar kerja siswa (LKS), sesuai dengan indikator dan subtopik yang akan dibahas. 4) Merancang pembagian kelompok berdasarkan prinsip kelompok kooperatif tipe Jigsaw yang terdiri dari 6 orang siswa yang bertipe heterogen untuk siswa kelas VIIIA MTs. Negeri Seririt. 5) Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa tes penguasaan konsep, kuis, tugas, lembar observasi kerja ilmiah, dan angket tanggapan siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan 1
[Halaman ke-2 dari 7 Halaman]

Pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, diadakan kolaborasi antara guru mata pelajaran IPA dengan peneliti. Rangkaian kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus 1 dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan 1 Pada pertemuan pertama guru mata pelajaran IPA yang menyampaikan materi dan mengarahkan siswa, sedangkan peneliti sebagai observer. Sebelum pelaksanaan tindakan maka dilakukan sosialisasi kepada siswa terlebih dahulu mengenai materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Adapun tahapantahapan yang dilalui adalah sebagai berikut: 1) Menyampaikan topik dan subtopik yang akan dibahas 2) Menyampaikan indikator pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberikan contoh fenomena dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan subtopik yang akan dibahas. 3) Mengarahkan siswa untuk mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, dan mengingatkan siswa untuk menggunakan keterampilan kooperatif. Jika ada yang mengalami kesulitan, maka dapat ditanyakan kepada teman atau guru. 4) Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar dengan memberikan LKS kepada masing-masing kelompok asal, kemudian anggota kelompok asal membagi tugas untuk mengerjakan LKS. 5) Setelah pembagian tugas masing-masing anggota kelompok asal, maka dibentuklah kelompok ahli yang beranggota siswa yang mendapat tugas sama. 6) Siswa mendiskusikan tugas masing-masing di kelompok ahli dengan bimbingan dari guru. Jika ada yang mengalami kesulitan guru memberikan bimbingan kepada siswa tersebut. Bimbingan tidak dapat memberikan jawaban langsung tetapi mengarahkan siswa untuk mencari pemecahannya. 7) Guru mengamati setiap aktivitas siswa dan melakukan penelitian kerja ilmiah berdasarkan rubrik yang telah disusun. 8) Siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-temannya hasil diskusi di kelompok ahli. 9) Setelah selesai sesuai alokasi waktu guru mempersilahkan satu atau beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian ditanggapi oleh kelompok yang lainnya. 10) Guru memfasilitasi siswa untuk membuat kesimpulan atau rangkuman dari semua subtopik yang telah didiskusikan oleh semua kelompok. 11) Mengadakan evaluasi secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran kemudian memberikan kuis untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa untuk mengoreksi laporan hasil diskusi siswa serta mengembalikan hasilnya kepada siswa.
[Halaman ke-2 dari 7 Halaman]

Pertemuan 2 Pada pertemuan kedua guru bertindak sebagai observer, sedangkan peneliti menyampaikan materi dan mengarahkan siswa. Langkahlangkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua sama seperti pertemuan 1, namun subtopik yang dibahas berbeda sesuai dengan yang tercantum pada silabus. Pertemuan 3 Pada pertemuan 3 dilaksanakan tes penguasaan konsep siswa untuk mengetahui peningkatan yang dicapai siswa bila dibandingkan dengan tes formatif pertemuan 1 dan 2. Pada pelaksanaan tes, siswa dibagi menjadi dua kelompok, dimana guru dan peneliti membagi tugas untuk mengawasi salah satu kelompok. 3. Observasi dan Evaluasi Tindakan 1 Pada tahap observasi dan evaluasi terhadap tindakan 1, guru mata pelajaran dan penelitimengadakan observasi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw. Observasi juga dilakukan terhadap kinerja ilmiah siswa berupa unjuk kerja dan sikap ilmiah selama proses pembelajaran berlangsung. Di samping itu dilakukan pengumpulan data berupa penguasaan konsep dan kinerja ilmiah. 4. Refleksi Tindakan 1 Pada tahap refleksi dilakukan pula evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw untuk siklus 1. Evaluasi yang dilakukan berupa analisis data yang telah dikumpulkan selama kegiatan belajar mengajar berupa hasil belajar siswa yang terdiri dari penguasaan konsep dan kinerja ilmiah. Pada akhir siklus 1 diadakan refleksi yang didasarkan pada hasil belajar siswa dan wawancara langsung dengan siswa mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran. Hasil refleksi siklus 1 digunakan sebagai acuan untuk siklus berikutnya. d. Siklus II 1. Tahap Perencanaan 2 Berdasarkan refleksi pada siklus 1, maka dilakukan perencanaan dalam pelaksanaan penelitian siklus 2 yang merupakan kolaborasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran sains, yaitu sebagai berikut: 1) Merumuskan indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw.
[Halaman ke-3 dari 7 Halaman]

3) Menyiapkan alat-alat percobaan dan lembar kerja siswa (LKS), sesuai dengan indikator dan subtopik yang akan dibahas.\ 4) Merancang pembagian kelompok berdasarkan prinsip kelompok kooperatif tipe Jigsaw yang terdiri dari 6 orang siswa yang bertipe heterogen untuk siswa kelas VIIIA MTs. Negeri Seririt. 5) Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa tes penguasaan konsep dan lembar observasi kerja ilmiah siswa 6) Menyiapkan kuisioner atau angket tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran sains. 2. Pelaksanaan Tindakan 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dibagi menjadi 4 kali pertemuan, dengan metode kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap pertemuan yaitu sebagai berikut: Pertemuan 1 Sebelum pelaksanaan tindakan, maka dilakukan sosialisai kepada siswa terlebih dahulu mengenai materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Adapun tahapan-tahapan yang dilalui adalah sebagai berikut: 1) Menyampaikan topik dan subtopik yang akan dibahas 2) Menyampaikan indikator pembelajaran dan rencana kegiatan yang lebih jelas agar perhatian siswa terhadap pembelajaran dapat optimal dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya. 3) Mengarahkan siswa untuk mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, dan mengingatkan siswa untuk menggunakan keterampilan kooperatif. Jika ada yang mengalami kesulitan, maka dapat ditanyakan kepada teman atau guru. 4) Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar dengan memberikan LKS kepada masing-masing kelompok asal, kemudian anggota kelompok asal membagi tugas untuk mengerjakan LKS. 5) Setelah pembagian tugas masing-masing anggota kelompok asal, maka dibentuklah kelompok ahli yang beranggota siswa yang mendapat tugas sama. 6) Siswa mendiskusikan tugas masing-masing di kelompok ahli dengan bimbingan dari guru. Jika ada yang mengalami kesulitan guru memberikan bimbingan kepada siswa tersebut. Bimbingan tidak dapat memberikan jawaban langsung tetapi mengarahkan siswa untuk mencari pemecahannya. 7) Guru mengamati setiap aktivitas siswa dan melakukan penelitian kerja ilmiah berdasarkan rubrik yang telah disusun. 8) Siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-temannya hasil diskusi di kelompok ahli.
[Halaman ke-4 dari 7 Halaman]

9) Setelah selesai sesuai alokasi waktu guru mempersilahkan satu atau beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian ditanggapi oleh kelompok yang lainnya. 10) Guru memfasilitasi siswa untuk membuat kesimpulan atau rangkuman dari semua subtopik yang telah didiskusikan oleh semua kelompok. 11) Mengadakan evaluasi secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran kemudian memberikan kuis untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa untuk mengoreksi laporan hasil diskusi siswa serta mengembalikan hasilnya kepada siswa. Pertemuan 2 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan 2 sama dengan pertemuan 1 hanya saja subtopik yang didiskusikan dalam kelompok Jigsaw berbeda dengan sebelumnya. Instrumen pembelajaran menggunakan LKS. Selama pelaksanaan guru tetap mengawasi, membimbing dan memberikan catatan-catatan khusus perkembangan siswa. Pertemuan 3 Langkah-langkah pada pertemuan 3 sama dengan pertemuan sebelumnya, dimana pembelajaran tetap dalam kelompok dengan percobaan sederhana mengenai topik yang dibahas. Pembelajaran tetap berpedoman pada lembar kerja siswa (LKS) dan menggunakan buku sumber yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. Pertemuan 4 Pada pertemuan ini diberikan tes penguasaan konsep untuk mengetahui peningkatan yang dicapai siswa bila dibandingkan dengan tes penguasaan konsep pada siklus 1. Pada pelaksanaan tes siswa dibagi menjadi dua kelompok, dimana guru dan peneliti membagi tugas untuk mengawasi salah satu kelompok. e. Observasi dan Evaluasi Tindakan 2 Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi siklus 2 yaitu mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw. Pengumpulan data pada siklus dua meliputi, penguasaan konsep, kinerja ilmiah, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran sains dengan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw. Adapun hasil belajar berupa penguasaan konsep dan kinerja ilmiah. Pengunpulan data dilakukan dengan kuis, tugas dan tes penguasaan konsep dan obeservasi terhadap kinerja ilmiah siswa. Sedangkan untuk data tanggapan siswa diperoleh dengan memberikan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran. f. Refleksi Tindakan Siklus 2 Pada tahap refleksi dilakukan pula evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan setting
[Halaman ke-5 dari 7 Halaman]

kooperatif tipe Jigsaw untuk siklus 2. Evaluasi yang dilakukan berupa analisis data yang telah dikumpulkan selama kegiatan belajar mengajar berupa hasil belajar siswa yang terdiri dari penguasaan konsep dan kinerja ilmiah. Pada akhir siklus 2 diadakan refleksi yang didasarkan pada hasil belajar siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang ditemukan pada siklus 1. Hasil refleksi siklus 2 dijadikan dasar untuk menyatakan rekomendasi bagi guru IPA yang ingin menerapakan pendekatan kontekstual dengan setting kooperatif tipe Jigsaw, serta bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model ini dalam penelitian tindakan kelas. 3. Simpulan Berdasarkan uraian prosedur penilaian di atas pada maka dapat disimpulkan bahwa pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara umum membahas: - Observasi Awal - Rancangan Penelitian - Siklus I - Siklus II - Observasi dan Evaluasi Tindakan 2 - Refleksi Tindakan Siklus 2 Dimana pada bagian Observasi Awal memuat masalah-masalah yang dihadapi oleh guru maupun siswa serta kelemahan metode pembelajaran yang terapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan tahap ini peneliti menawarkan solusi metode pembelajaran yang akan digunakan. Sedangkan pada bagian Rancangan Penelitian memuat sketsa langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam menggunakan metode pembelajaran yang dijadikan solusi permasalahan. Dimana pada tahap ini peneliti menguraikan secara umum langkah yang akan dilakukan. Pada bagian Siklus I dan Siklus II lebih ditekankan pada langkah-langkah secara teknis dari rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pada bagian siklus dijelaskan secara detail tindak dari peneliti di kelas dalam mengelola objek penelitian. Pada Observasi dan Evaluasi Tindakan 2 disini lebih ditekankan pada observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang dijadikan sebagai solusi pemecahan masalah. Dan selanjutnya mengevaluasi proses tersebut berdasarkan data-data yang didapatkan melalui instrument penelitian yang telah dibuat. Pada bagian Refleksi Tindakan Siklus 2 juga dilakukan evaluasi, yakni evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode yang digunakan, namun secara khusus lebih ditekankan pada refleksi dari proses pelaksanaan pembelajaran tersebut, dimana hasil refleksi didapat berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Hasil refleksi selanjutnya peneliti jadikan sebagai rekomendasi bagi guru untuk menerapkan metode yang digunakan.

[Halaman ke-6 dari 7 Halaman]

4. Sumber/Rujukan/Referensi Rahadi, Alman. 2010. Penerapan Pendekatan Konstekstual dengan Setting Kooperatif Tipe Jigsaw Sebagai Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa Kelas VIIIA MTS. Negeri Seririt Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan GaneshaSingaraja.

[Halaman ke-7 dari 7 Halaman]

B. RESEARCH & DEVELOPMENT (R&D) 1. Judul Skripsi PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN POKOK BAHASAN KOMPONEN PERANGKAT KERAS KOMPUTER PADA SISWA KELAS VII SMA NEGERI 3 SINGARAJA Metode Penelitian a. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyanto, 2008) b. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan Dick and Carey. Langkah pada model Dick and Carey manunjukkan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya (Dadang Supriatna, 2009). Namun dalam penelitian ini, penulis tidak sampai pada tahap pengukuran hasil pembelajaran, hanya saja pada tahap pengembangan dan menganalisa respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yeng dikembangkan. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan media.

2.

[Halaman ke-1 dari 7 Halaman]

Tahap pertama Menentukan Mata Pelajaran yang Menjadi Objek pengembangan

Tahap Kedua Menganalisis Isi Kebutuhan

Analisis Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran

Analisis Sumber Belajar

Analisis Karakteristik Pebelajar

Tahap Ketiga Proses Pengembangan Media

Penentuan SK, KD dan Indikator Pembelajaran

Menentukan Materi dari Media yang dikembangkan

Tahap Keempat

Pengembangan Media Menggunakan Model Waterfall

Tahapa Kelima..

[Halaman ke-2 dari 7 Halaman]

Tahap Kelima Tinjauan Ajli dan Uji Coba

Tinjauan 1. Ahli Isi pengembangan 2. Ahli Media Pembelajaran

Analisa dan Revisi

Produk Hasil Pengembangan

Uji Coba Perorangan dan Uji Coba Kelompok Kecil

Uji Coba lapangan Kelas dan Guru

Laporan

Gambar 3.1 Desain Pengembangan


[Halaman ke-3 dari 7 Halaman]

Dari bagan di atas dapat dilihat tahapan-tahapan pengembangan pemebelajaran sebagai berikut: 1) Tahap Pertama, pada tahap ini menentukan mata pelajaran yang menjadi objek pengembangan. Mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing adalah mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi khususnya pada pokok bahasan perangkat keras komputer. 2) Tahap kedua, yaitu menganalisis segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengembangan media. - Analisis tujuan dan karakteristik mata pelajaran Analisis ini dilakukan sesuai dengan kompetensi yang ingi dicapai dan bagaimana karakteristik mata pelajaran TIK di sekolah tempat penelitian melalui wawancara guru. - Analisis sumber belajar Analisis sumber belajar dilakukan untuk mengetahui bukubuku atau tutorial yang digunakan oleh guru, cara guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa menjadi tertarik untuk belajar. Analisis sumber belajar diperoleh melalui wawancara guru. - Analisis karakteristik pebelajar Karakteristik pebelajar dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa yang akan digunakan acuan untuk pengembangan media. Analisis karakteristik ini diperoleh melalui angket karakteristik siswa. 3) Tahap ketiga, yaitu tahap proses pengembangan media. Pada tahap ini menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator pembelajaran serta menentukan materi yang akan digunakan dalam media pembelajaran tersebut. 4) Tahap keempat, pengembangan media ini menggunakan model waterfall. Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai oleh para pengembang software. Dalam pengembangan media pembalajaran ini terdapat empat tahap dalam pemodelan waterfall, yaitu analisis kebutuhan, desain, implementasi, dan testing. Sesuai dengan namanya waterfall (air terjun), maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, sertiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ketahap sebelumnya. Berikut bagan dari model pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model waterfall.

[Halaman ke-4 dari 7 Halaman]

Analisis Kebutuhan

Desain

Implementasi

Testing

Gambar 3.2 Model Waterfall 5) Tahap kelima, yaitu tinjauan ahli dan uji coba terhadap produk. Pada tahap ini yang melakukan validasi atau tinjauan dari ahli isi atau materi dan ahli media yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan. Apabila dalam tahap ini ada perbaikan terhadap media yang dikembangkan, maka masuk pada tahap revisi. Revisi bertujuan untuk penyempurnaan produk yang dikembangkan berdasarkan saran-saran yang diberikan. Setelah dianggap layak oleh ahli isi dan ahli media, kemudian dilakukan uji coba perorangan dan kelompok kecil. Pada uji coba perorangan dan kelompok kecil melibatkan 5 orang siswa. Setelah itu dilanjutkan dengan uji lapangan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap media yang dikembangkan. c. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja. Sedangkan objek penelitian ini adalah media pembelajaran interaktif berbasis inkuiri terbimbing. d. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dala penelitian pengembangan ini adalah pedoman wawancara dan angket. Metode wawancara digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui masalah atau kendala yang dirasakan guru selama mengajar TIK di kelas VII. Hasil dari wawancara dengan guru ini digunakan sebagai informasi penting bagi peneliti yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui respon guru setelah penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran. Instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan data pada saat menganalisis karakteristik pebelajar, dan proses uji coba ahli isi bidang studi, ahli media pembelajaran, uji perorangan dan kelompok kecil serta uji lapangan untuk mengetahui respon siswa terhadap media interaktif yang dikembangakan. Angket yang digunakan untuk mengetahui respon siswa menggunakan Skala Likert yang terdiri dari
[Halaman ke-5 dari 7 Halaman]

lima pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Kurang Setuju (KS), dan Sangat Kurang Setuju (SKS). Angket untuk mengetahui respon siswa terdiri dari 15 item pertanyaan yang terdiri dari 8 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Skor untuk pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Skor Pernyataan Posistif dan Negatif Angket Respon Siswa. Pernyataan Keterangan Skor SS 5 S 4 Pernyataan positif RR 3 KS 2 SKS 1 SS 1 S 2 Pernyataan negatif RR 3 KS 4 SKS 5 e. Teknik Analisis Data Seluruh data yang diperoleh dari angket dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif analisis data digunakan untuk mengerjakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Analisis Validitas Isi suatu Media pembelajaran Interaktif Analisis validitas isi suatu media pembelajaran interaktif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana media pembelajaran yang telah dibuat memenuhi kriteria materi ajar, tampilan dari sebuah media pembelajaran berdasarkan penilaian validator yang ditunjuk dengan menggunakan lembar validasi ahli, hasil validasi ahli menjadi standar dan pertimbangan dalam melakukan revisi di analisis secara deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari bimbingan tersebut berupa saran-saran yang nantinya dijadikan revisi penulis, yang dimana bimbingan ini dilakukan berulangulang. Dalam hal ini yang ditunjuk sebagai ahli adalah dosen pembimbing penulis. 2) Analisis Data Respon Siswa Analisis respon siswa dimaksudkanh untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Data respon siswa secara klasikal di abalisis secara deskriptif kuantitatif. Data respon siswa dihitung menggunakan ukuran ststistik nilai rata-rata ideal (mean ideal) dan deviasi standar ideal (standart deviation ideal). Rumus yang digunakan untuk menentukan mean ideal (Mi) Mi = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) (3.1)

Rumus yang digunakan untuk menentukan standar deviasi ideal (SDi):


[Halaman ke-6 dari 7 Halaman]

SDi = 1/6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

(3.2)

Patokan yang diguanakn untuk mengkonversikan respon siswa dari data kuantitatif ke data kualitatif adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Tabel Konversi Respon Siswa Rentangan X > Mi + 1,5 SDi Mi + 1,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi Mi - 1,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi Mi - 1,5 SDi < X Mi - 1,5 SDi X Mi - 1,5 SDi (Nurkancana dan Sunartana, 1990) 3. Kriteria Sangat Positif Positif Ragu-ragu Negatif Sangat Negatif

Simpulan Berdasarkan uraian Metode Penilaian di atas pada maka dapat disimpulkan bahwa pada Penelitian dan Pengembangan (Research Development / R&D) secara umum membahas: - Rancangan Penelitian - Model Pengembangan - Lokasi Penelitian - Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data - Teknik Analisis Data Rancangan Penelitian, pada bagian ini hanya menjelaskan jenis penelitian yang dipakai peneliti. Sedangkan pada bagian Model Pengembangan peneliti menjelaskan model pengembangan yang akan digunakan. Pada bagian ini peneliti menguraikan secara umum tahap-tahap yang akan dilakukan selama penelitian, mulai dari menentukan mata pelajaran yang akan dikembangkan sampai pelaporan atau pendokumentasian penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian Lokasi Penelitian peneliti hanya menentukan lokasi, subjek dan objek dari penelitian. Di bagian Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data memuat instrumen yang akan digunakan peneliti dan teknik pengumpulan data dalam penelitian. Sedangkan dibagian Teknik Analisis Data peneliti lebih menekankan pada analisa data yang didapatkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah digunakan dalam pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data sampai tahap konversi data kuantitatif ke kualilatif. Sumber/Rujukan/Referensi Sena, Putu Ananta. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Mata Pelajaran Teknologin Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pokok Bahasan Komponen Perangkat Keras Komputer Pada Siswa kelas VII SMA negeri 3 Singaraja.Skripsi (tidak dipublikasikan). Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

4.

[Halaman ke-7 dari 7 Halaman]

You might also like