You are on page 1of 14

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI GREENHOUSE

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekosistem dalam Perspektive Al-Quran

Disusun oleh: Agus Arianto(20110210030) Ayu Lestarie Sania(20110210032) Hairul Saleh(20110210062) Jefi Muhammad Qaris (20110210014)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Greenhouse atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi para mahasiswa khususnya para mahasiswa dari Fakultas Pertanian yang sangat erat hubungannya dengan greeenhouse karena sebagai tempat utama untuk kegiatan penelitian dan pengamatan saat mendapatkan mata kuliah yang berhubungan dengan penelitian baik itu dalam bentuk produksi,pengembangan,penerapan teknik salam penanaman dan proteksi terhadap tanaman. terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian,pemanfaatan greenhouse dalam dunia pendidikan ataupun oleh para petani secara nasional belum begitu optimal.Padahal eksistensi dan pemanfaatan greenhouse sangat besar dampak keuntungannya bagi para pelaku baik itu mahasiswa,pelaku para agribisnis,peneliti,dan para petani yang memang diharapkan untuk menerapkan penggunaan greenhouse. Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).

Karena dengan Greenhouse faktor yang berpengaruh seperti suhu, sinar matahari, kelembaban, dan udara disediakan, dipertahankan dan didistribusikan secara merata pada level yang optimal. Untuk tujuan ini disyaratkan dalam pembuatan greenhouse adalah mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panas yang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat.

Greenhouse untuk daerah tropis sangat memungkinkan dan mempunyai banyak keuntungan dalam produksi dan budidaya tanaman. Produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana produksi dalam lahan yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya hujan yang sering dan angin yang kencang. Struktur greenhouse di daerah tropis sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu dengan menggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala (screens) yang mampu mengurangi serangan serangga dan hama

II. HASIL OBSERVASI A.Karakteristik Wilayah Greenhouse milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah ini berada di areal persawahan masyarakat yang tinggal di sekitar University Residence(Unires) Putra atau Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Akses jalan menuju greenhouse sangat mudah karena tersedianya jalan utama menuju lokasi dimana jalan tersebut dilapisi dengan bata tersusun rapi.Luasnya yang cukup besar membuat greenhouse ini mempunyai area lahan yang cukup untuk melakukan berbagai penelitian baik

secara akademis maupun diluar akademis.

Greenhouse Fakultas Pertanian ini dilengkapi dengan 2 buah bangunan utama dengan tipe Paggy Back.Kedua bangunan ini berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengamatan tanaman ataupun lainnya seperti produksi tanaman secara hidroponik maupun teknik vertikultur yang dikembangkan oleh para mahasiswa Fakultas Pertanian baik itu dari Prodi Agroteknologi maupun Prodi Agribisnis.

Disamping itu,greenhouse memiliki berbagai fasilitas lainnya yang ikut menunjang keberlangsungan greenhouse sebagai media utama kegiatan belajar lapangan mahasiswa seperti alat-alat teknologi yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam hal produksi dan proteksi pada umumnya.Greenhouse UMY juga memiliki satu saung/pondok sebagai tempay melepas lelah yang berada di dekat kolam pemancingan dan rumah yang dijadikan sebagai tempat tinggal bagi para pengurus sekaligus mahasiswa-mahasiswa pertanian UMY.

Dibagian belakang saung/pondok terdapat lahan bekas kosong yang tidak digunakan untuk bercocok tanam.Lahan kosong yang banyak ditumbuhi rumput-rumput semak dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu kambing yang di pelihara oleh para pengurus greenhouse sendiri.

Dalam hal keamanan,greenhouse dirasakan dalam kondisi cukup aman karena didukung dengan sistem pengamanan yang cukup baik seperti lingkungan greenhouse yang dipagari dengan pagar besi berduri.Selain itu,rasa saling menjaga dan memelihara greenhouse dari para penghuni greenhouse menjadi nilai tambah dalam meningkatkan rasa aman,nyaman,dan tentram dalam lingkungan grenhouse.

B.Komponen Ekosistem dan Interaksi Ekosistem Greenhouse Ekosistem Greenhouse adalah salah satu contoh ekosistem yang diciptakan juga oleh manusia yang bertujuan untuk memproduksi tanaman-tanaman secara hidroponik dengan berbagai sentuhan teknis ataupun lainnya.Ekositem Greenhouse merupakan bagian dari ekosistem buatan manusia dimana faktor manusia begitu mendominasi dalam hal akselerasi ekosistem tersebut baik secara luas area,komponen penyusun,stabilitas,maupun produktivitas.Stabilitas ekositem greenhouse akan berada pada level tertentu tergantung kepada perlakuan manusia.Stabilitas akan mam pu tercipta apabila perubahan yang di adakan oleh manusia masih bisa diterima oleh sifat kelenturan ekosistem greenhouse tersebut.Dan sebaliknya ekosistem tersebut tidak akan mampu bertahan apabila sifat kelenturannya itu tidak bisa lagi menahan laju perubahan tersebut baik itu faktor intervensi manusia seperti manipulasi mikroklimat dan unsur-unsur makroklimat maupun faktor alam seperti cuaca,perubahan ph tanah,kelembaban dan lainnya.Komponen penyusun yang membentuk ekosistem tersebut menentukan titik keseimbangan ekosistem greenhouse.Sedikitnya kompleksitas komponen maka akan semakin sulit untuk mencapai keseimbangan dan sebaliknya.Kompleksitas komponen tersebut bisa berasal dari alam yang memang sudah ada sebelumnya atau adanya tambahan komponen lainnya dari manusia.Tetapi perlu ditekankan bahwa komponen yang ada merupakan hasil dari tambahan manusia terhadap komponen ekosistem greenhouse akan mengakibatkan ketergantungan ekosistem tersebut kepada manusia kompleksitas komponen ekosistem greenhouse tergantung kepada kompleksitas komponen sebelum di ubah manusia baik itu berupa penambahan atau pengurangan komponen ekosistem tersebut.

Untuk aspek produktivitas kita kembali lagi kepada peran manusia terhadap ekosistem tersebut.produktivitas akan bervariatif jika banyaknya komponen yang dibuat oleh manusia terhadap aspek ekosistem tersebut.Keanekaragaman tanaman yang ditanam di greenhouse tentunya akan menimbulkan produktivitas yang bervariatif dalam ekosistem tersebut dibandingkan dengan ekositem

III. PEMBAHASAN Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura.

Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatar belakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi atau jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang

diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.

Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai. Kekurangan dan kelebihan curah hujan. Gangguan hama dan penyakit. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan. Ekses polutan akibat polusi udara. Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain : Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. 11. 12. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.

13. 14. 15.

Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun

IV. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GREENHOUSE A. 1. Kelebihan Greenhouse Pengaturan jadwal produksi. Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba. Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar dengan jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok. 2. Meningkatkan hasil produksi Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik. Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi . 3. Meningkatkan kualitas produksi Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi. Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.

4.

Meminimalisasi pestisida Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun. Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.

5.

Aset dan performance Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional. Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.

6.

Sarana agrowisata dan media pembelajaran Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.Disamping itu juga,green house seringkali djadikan sebagai media penelitian atau wahana belajar lapangan dalam menunjang referensi-referensi pelajaran bagi para mahasiswa khususnya para mahasiswa yang terkait dengan dunia pertanian

B.

Kelemahan Green House

Sebaiknya perlu diantisipasi beberapa kelemahan jika akan mendirikan bangunan ini utamanya dibutuhkan biaya investasi tinggi (overhead cost), menuntut ekstra perhatian dan perawatan sehingga sumberdaya manusia yang trampil dan berdedikasi menjadi kunci keberhasilan dalam optimalisasi pemanfaatan teknologi ini. Ukuran dan bahan materi, bentuk serta struktur green house sangatlah

bervariasi sesuai dengan tujuan / kepentingan yang ingin diperoleh. Ukuran green house mulai 100 m2 hingga 10.000 m2 bahkan lebih. Sedangkan bahan yang digunakan mulai yang sederhana terbuat dari lembar polythein, dilengkapi dengan atap dari lembar polycarbonate, gabungan polythein dan shading net, otomatik dan semi otomatik hingga seluruhnya dikendalikan dengan sistem komputerisasi.

V. KESIMPULAN Greenhouse memainkan peranan penting sebagai wahana atau media belajar bagi para mahasiswa yang digunakan sebagai sebagai tempat pengamatan dan penelitian mahasiswa.Disamping itu juga bisa digunakan sebagai lahan produksi untuk pengembangan agribisnis

Untuk membangun sebuah greenhouse diperlukan modal yang lumayan besar sehingga menjadi kelemahan tersendiri dalam membangun greenhouse sehingga perlu suatu inovsi untuk kedepannya supaya greenhouse bisa merakyat.

Dalam membangun sebuah greenhouse tidak hanya melihat dari segi biaya pembangunan tapi keadaan lingkungan perlu diperhatikan agar cocok untuk media kembang tumbuh tanaman di greenhouse sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal.

You might also like