You are on page 1of 24

Mata Kuliah AKUNTANSI MANAJEMEN

Materi: COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR

Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

SEMESTER 2007/2008

TATAP MUKA KE: 2

Penyusun: YUDHI HERLIANSYAH

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2008
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

AKUNTANSI MANAJEMEN COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR

Pokok Bahasan: 1. GENERAL COST CLASIFICATION 2. PRODUCT COST VERSUS PERIOD COST 3. COST CLSIFICATION ON FINANCIAL STATEMENT 4. COST CLASIFICATION FOR PREDICTING COST BEHAVIOR 5. COST CLASIFICATION FOR ASSIGNING COST TO COST OBJECT 6. COST CLASIFICATION FOR DECISION MAKING 7. TYPES OF COST BEHAVIOR PATTERN 8. THE ANALYSIS OF MIXED COST 9. THE CONTRIBUTION FORMAT

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR

PERTEMUAN-2

GENERAL COST CLASIFICATION Biaya berhubungan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan jasa. Umumnya biaya-biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya. Akuntansi manajerial dapat diterapkan pada suatu jenis organisasi. dengan alasan inilah, kita mempertimbangkan karakteristik biaya pada bermacam perusahaan manufaktur, perdagangan dan jasa. Konsep biaya yang dikembangkan pada awal adalah perusahaan manufaktur karena aktivitas pokok perusahaan manufaktur meliputi hampir semua aktivitas yang ada dijenis organisasi lainnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Untuk memudahkan pembaca, secara umum biaya diklasifikasi seperti gambar berikut

Operasi keluar Berdasar fungsinya Produksi Operasi ke dalam Hubungan dg Produksi BIAYA Hubungan dg Departemen Hubungan dg Penanggungjwb biaya Berdasar Tingkah laku Bahan baku Upah langsung

Biaya pemasaran Biaya distribusi lain Bahan baku Upah langsung Overhead pabrik Administrasi umum prime cost conversion cost

Overhead pabrik Langsung Tak langsung

Biaya terkendali Biaya tak terkendali Biaya variabel Biaya Semivariabel Biaya tetap

Biaya Pemasaran : yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengenalkan, menawarkan sampai dengan menyampaikan ke konsumen, termasuk didalamnya biaya iklan, pengiriman dsb. Biaya Distribusi selain biaya pemasaran yaitu : biaya yang dikeluarkan sejak barang selesai produksi sampai barang siap dipasarkan dalam hal ini meliputi biaya penyimpanan, pembungkusan dsb.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Biaya bahan baku : yaitu biaya untuk memperoleh, sampai dengan bahan baku siap digunakan, meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dsb. Biaya upah langsung : adalah biaya untuk pekerja yang mengerjakan bahan baku dan dapat dihubungkan langsung dengan produk yang dibuat. Biaya overhead pabrik : biaya untuk membuat produk tetapi tidak bisa langsung dihubungkan dengan produknya atau sering disebut biaya produksi tak langsung. Biaya administrasi : yaitu biaya yang berhubungan dengan masalah catat-mencatat dan perkantoran, seperti : gaji pegawai kantor, kertas dan alat-alat tulis dsb. Biaya umum : adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan biaya pemeliharaan perusahaan secara keseluruhan, seperti biaya pemeliharaan kebun, pengecatan kembali gedung dsb. Biaya langsung : biaya yang bisa dihubungkan langsung dengan obyek yang mengeluarkan biaya tersebut. Misalnya biaya bahan bakar untuk departemen listrik adalah biaya langsung departemen listrik. Biaya tak langsung : merupakan biaya yang tak bisa dihubungkan langsung dengan obyek dimana biaya tersebut dikeluarkan. Misalnya asuransi gedung bagi departemen produksi yang dibayar untuk seluruh gedung dan dan departemen dibebani biaya maka biaya asuransi gedung bagi departemen produksi adalah biaya tak langsung. Biaya terkendali : yaitu biaya yang bisa dihubungkan dengan penanggungjawab biaya. Biaya tak terkendali : adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan penanggungjawab biaya. Biaya variabel : yaitu biaya yang berubah-ubah secara proporsinal dengan perubahan volume (kapasitas), misalnya : biaya bahan dengan produksi apabila produk dibuat satu unit biaya bahan Rp.100 maka produk dibuat 10 unit, biaya bahan Rp.1.000 ( Rp.100 X 10) dst. Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume/kapasitas. Misalnya : biaya penyusutan garis lurus, berapapun produk dibuat tidak mempengaruhi penyusutan. Biaya semivariabel : yaitu biaya yang berubah dengan adanya perubahan volume/kapasitas tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume. biaya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

PRODUCT COST VERSUS PERIOD COST BIAYA PRODUK (PRODUCT COST) : Adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Dalam perusahaan pabrikasi biaya produk dikenal dengan biaya pabrikasi yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead. Biaya produk dikeluarkan saat produk dibuat dan dapat dijadikan persediaan. Biaya ini disebut pula inventoriable cost karena disisihkan dahulu sebagai persediaan (sebagai aktiva) sampai barang dijual. Ketika dikeluarkan, biaya ini dianggap aktiva karena merupakan sumber daya yang diharapkan menyediakan manfaat ekonomi dimasa datang. Selanjutnya biaya ditransfer sebagai pengeluaran untuk unsur biaya pokok penjualan lap.keu. BIAYA PERIODE (PERIOD COST) : Adalah semua biaya nonpabrikasi yaitu biaya pemasaran , biaya umum dan administratif yang dikeluarkan untuk menjual produk. Biaya ini disebut noninventoriable cost karena biaya dikeluarkan selama periode berjalan untuk menunjang aktivitas perusahaan, tidak berhubungan dengan proses produksi dan berasal dari pembelian ssesuatu yang dikonsumsi selama periode berjalan dan tidak dapat digunakan untuk menilai persediaan. Biaya periode diakui sebagai beban segera setelah dikeluarkan, tidak dibebankan ke produk melainkan segera dibebankan ke lap. laba rugi sebagai beban periode berjalan.

COST CLSIFICATION ON FINANCIAL STATEMENT

Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan manufaktur lebih kompleks daripada laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan dagang karena perusahaan manufakturharus melakukan proses produksi dan memasarkannya. Proses produksi memunculkan berbagai macam biaya yang tidak ada dalam pencatatan perusahaan dagang dan bagaimanapun juga biaya-biaya ini harus diperhitungkan dalam Laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Aliran biaya dan klarifikasi dalam perusahaan manufaktur

Biaya-biaya Neraca Pembelian Bahan baku Tenaga kerja Langsung dalam proses Overhead pabrik Barang jadi (Harga pokok Produksi) Persediaan barang jadi Penjualan dan administrasi Laporan R/L Harga pokok penjualan Beban penjualan dan administrasi persediaan bahan mentah Bahan langsung masuk produksi Persediaan barang

Klasifikasi biaya- penentuan biaya pokok penuh (full costing) dan biaya pokok varibel (varible costing)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

PENENTUAN BIAYA POKOK PENUH (FULL COSTING) BIAYA PRODUK : Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrikasi variabel Overhead pabrikasi tetap BIAYA PERIODE : Biaya penjualan dan administratif

PENENTUAN BIAYA POKOK VARIABEL (VARIABLE COSTING)

BIAYA PRODUK

BIAYA PERIODE

Pemilihan antara metode variable costing atau full costing memiliki pengaruh atas nilai persediaan dan laba karena variasi dalam perlakuan biaya overhead pabrikasi tetap.meskipun laba bisa berbeda antara kedua metode ini, laba dengan metode variable costing tidak selalu lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan metode full costing. Perbedaan ini ditentukan oleh hubungan produksi dengan penjualan. Dengan menganggap biaya pabrikasi tetap per unit sama dari satu periode ke periode lain muncul 3 kemungkinan laba bersih kedua metode ini yaitu : LABA BERSIH Fixed Cost (FC) = Variable Cost (VC) Fixed Cost (FC) > Variable Cost (VC) Fixed Cost (FC) < Variable Cost (VC)

Unit produksi = unit terjual Unit produksi > unit terjual Unit produksi < unit terjual

Perbandingan laporan laba rugi dengan full costing dan variable costing Contoh : PT BAYU memproduksi produk kanvas rem motor selama thn 20x1 p/ memproduksi 100.000 unit kanvas dan menjual sebanyak 75.000 unit kanvas dengan harga per unit Rp. 27.000. Biaya selama thn berjalan. Biaya pabrikasi per unit : Bahan baku Tenaga kerja Overhead Variabel Beban pemasaran dan administratif : Rp. 3.800 Rp. 3.600 Rp. 3.600

Overhead Tetap (Rp. 240.000.000 : 100.000 unit ) Rp. 2.400

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Variabel (per unit yang terjual) Rp. 2.600 Tetap Rp. 160.000.000 PT BAYU Laporan laba rugi (variable costing) Desember 20x1 Pendapatan penjualan (Rp.27.000 x 75.000) .. DIKURANGI BIAYA VARIABEL : Biaya pabrikasi variabel (Rp.10.400 x 75.000) .. Beban pemasaran dan adm (Rp.2.600 x 75.000) .... MARJIN KONTRIBUSI Dikurangi biaya tetap : Beban pabrikasi tetap .. Beban pemasaran & adm tetap LABA BERSIH PT BAYU Laporan laba rugi (full costing) Desember 20x1 endapatan penjualan (Rp.27.000 x 75.000) .. DIKURANGI BIAYA VARIABEL : Biaya pabrikasi variabel (Rp.10.400 x 75.000) .. Biaya pabrikasi tetap (Rp.2.400 x 75.000) .. LABA KOTOR Dikurangi Beban pemasaran dan adm Variabel (Rp.2.600 x 75.000) ... Tetap ... Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rp. 195.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. (355.000.000) Rp. 180.000.000 Rp. (960.000.000) Rp. 1.065.000.000 Rp. 780.000.000 Rp. 2.025.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. (400.000.000) Rp. 650.000.000 Rp. 195.000.000 Rp. (975.000.000) Rp. 1.050.000.000 Rp. 780.000.000 Rp. 2.025.000.000

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

LABA BERSIH

Rp. 710.000.000

Dari kedua paparan laporan laba rugi diatas terlihat perbedaan laba bersih antara metode variable costing dengan metode full costing. Hal ini terjadi karena perbedaan antara perlakuan terhadap biaya tetap. Metode full costing memasukkan biaya tetap kedalam biaya persediaan.

Sedangkan metode variable costing memperlakukan biaya tetap sebagai beban yang dikenakan pada periode pengeluaran Dalam metode full costing jika produksi lebih tinggi dari penjualan, biaya tetap dalam persediaan akhir ditangguhkan sampai periode yang akan datang. Dalam metode variable costing metode variable costing biaya tetap dibebankan. Karena itu metode full costing memperlihatkan laba bersih yang lebih tinggi. Sebaliknya jika penjualan lebih tinggi daripada produksi, biaya tetap dalam persediaan awal dibebankan dalam periode berjalan dan ditambahkan ke biaya tetap yang dikeluarkan selama periode berjalan. Karena itu metode full costing memperlihatkan laba bersih yang lebih rendah. Jika biaya overhead tetap per unit produk sama dalam persediaan awal dan persediaan akhir, perbedaan laba sama dengan perubahan persediaan dikali tarif overhead tetap per unit. Contoh : Dari kasus PT BAYU Unit yang diproduksi 100.000 unit Unit yang terjual Kenaikan persediaan 75.000 unit 25.000 unit

Dengan memakai tarif overhead tetap Rp. 2.400/unit . Perbedaan laba bersih menjadi Rp. 2.400 x 25.000 = Rp. 60.000.000 atau Laba bersih full costing Rp. 710.000.000

Laba bersih variable costing Rp. 650.000.000 Persediaan Rp. 60.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Jika tarif overhead tetap berbeda dalam persediaan awal dan persediaan akhir maka rekonsiliasi angka laba bersih : Laba bersih full costing (+) Overhead tetap dalam persediaan awal (-) Overhead tetap dalam persediaan akhir (=) Laba bersih dengan variable costing

Contoh : Dari kasus PT BAYU diasumsikan thn 20x2 memproduksi 80.000 kanvas rem dan menjual 100.000 unit. Biaya tetap dan biaya variabel per unit dan harga jual sama seperti thn 20x1. perusahaan memakai FIFO akibatnya tarif overhead tetap 20x2 Rp. 3.000 (240.000.000 : 80.000) PT BAYU Laporan laba rugi (variable costing) Desember 20x1 Pendapatan penjualan (Rp.27.000 x 100.000) .. DIKURANGI BIAYA VARIABEL : Biaya pabrikasi variabel (Rp.10.400 x 100.000) .... Rp. 1.040.000.000 Beban pemasaran dan adm (Rp.2.600 x 100.000) .... MARJIN KONTRIBUSI Dikurangi biaya tetap : Beban pabrikasi tetap .. Beban pemasaran & adm tetap LABA BERSIH Rp. 240.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. (400.000.000) Rp.1.000.000.000 Rp. 260.000.000 Rp.(1.300.000.000) Rp. 1.400.000.000 Rp. 2.700.000.000

PT BAYU Laporan laba rugi (full costing)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Desember 20x1 Pendapatan penjualan (Rp.27.000 x 100.000) .. DIKURANGI BIAYA VARIABEL : Biaya pabrikasi variabel (Rp.10.400 x 100.000) . Rp. 1.040.000.000 Biaya pabrikasi tetap (Rp.2.400 x 25.000)+(Rp.3.000 x 75.000)... (1.325.000.000) LABA KOTOR Dikurangi Beban pemasaran dan adm Variabel (Rp.2.600 x 100.000) .... LABA BERSIH Rp. 260.000.000 160.000.000 Rp. (420.000.000) Rp. 955.000.000 Tetap ... Rp. Rp. 1.375.000.000 Rp. 285.000.000 Rp. Rp. 2.700.000.000

Laba bersih 20x2 diantara kedua metode costing tersebut direkonsiliasikan dengan cara sebagai berikut : LABA BERSIH FULL COSTING (+) Overhead tetap persediaan awal (Rp. 2.400 x 25.000) (-) Overhead tetap persediaan tetap (Rp. 3.000 x 5.000) (=) LABA BERSIH VARIABLE COSTING Rp. Rp. Rp. 955.000.000 60.000.000 (15.000.000)

Rp. 1.000.000.000

COST CLASIFICATION FOR PREDICTING COST BEHAVIOR Sangatlah penting memprediksi bagaimana biaya tertentu berekasi terhadap perubahan aktivitas. Sebagai contoh, manajer AT&T menginginkan untuk dapat melakukan estimasi terhdap dampak kenaikan 5% panggilan jarak jauh terhadap tagihan listrik atau upah yang harus dibayar perusahaan untuk operator panggilan jarak jauh. Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau turun mungkin juga tetap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Biaya variabel adalah perubahan biaya total dihubungkan dengan setiap perubahan dalam kuantitas cost driver. Biaya tetap merupakan bagian dari biaya total yang tidak terpengaruh (tidak berubah) dengan adanya perubahan dalam kuantitas cost driver, dalam kisar yang relevan (relevant range).

Biaya Total

Biaya Total

$6.600 3.000

Biaya Variabel Total

Biaya Tetap 3.500 3.600 Unit Cost Driver (volume input) Istilah biaya campuran digunakan untuk menunjukkan biaya total jika biaya total terdiri dari komponen biaya tetap maupun biaya variabel, seperti diilustrasikan di atas.

Biaya Tetap Bertahap (Step-Fixed Cost) Biaya dikatakan tetap bertahap (step-fixed) jika biaya tersebut berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam cost driver, tetapi dalam tahapantahapan tertentu. Biaya tetap bertahap mempunyai karakteristik terjadi dalam tugastugas yang bersifat klerikal, seperti proses pemenuhan pesanan dan pemrosesan terhadap adanya klaim tertentu.

Penentuan akuntan manajemen terhadap apakah suatu biaya seharusnya diperlakukan sebagai biaya variabel, biaya tetap, atau biaya tetap bertahap didasarkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

pada pertimbangan terhadap bagaimana pilihan tersebut akan mempengaruhi penggunaan informasi.

Biaya per Unit dan Biaya Marginal Biaya per unit (biaya rata-rata) merupakan biaya pemanufakturan total bahan, tenaga langsung dan overhead dibagi dengan jumlah output. Ini merupakan konsep yang berguna dalam penentuan harga dan dalam evaluasi profitabilitas produk, tetapi informasi tentang biaya per unit juga dapat mengarahkan pada interpretasi yang keliru. Untuk dapat mempunyai interpretasi yang tepat tentang biaya per unit, kita harus membedakan antara biaya variabel per unit yang tidak berubah dengan adanya perubahan output, dengan biaya tetap per unit yang berubah dengan adanya perubahan output. Biaya marginal digunakan untuk menggambarkan biaya tambahan yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan cost driver yang disebabkan adanya kenaikan satu unit produk. Dengan asumsi biaya linear dalam relevant range, konsep biaya marginal sama dengan konsep biaya variabel per unit.

COST CLASIFICATION FOR ASSIGNING COST TO COST OBJECT Biaya dibebankan ke objek biaya dengan berbagai tujuan termasuk penentuan harga, mempelajari tingkat laba, dan pengendalian. Objek biaya adalah segala sesuatu yang untuknya data biaya dimaksudkan termasuk produk, lini produk, konsumen, pekerjaan, dan sub-unit organisasi. untuk tujuan pembebanan biaya ke objek biaya, biaya dipilah menjadi biaya langsung dan tidak langsung. a. Direct Cost (Biaya langsung) atau dibebankan dimana biaya tersebut bisa

Adalah biaya yang dikeluarkan

langsung dihubungkan dengan obyek yang dibiayai atau dibebani. Contoh : pengeluaran biaya iklan dan promosi untuk kegiatan penjualan merupakan biaya langsung departemen pemasaran. b. Indirect Cost (Biaya tidak langsung)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Adalah biaya yang dikeluarkan atau dibebankan dimana biaya tersebut tidak bisa dihubungkan langsung dengan obyek yangdibebani atau dibiayai Contoh : jika departemen pemasaran dibebankan biaya pajak bumi dan bangunan atas gedung dimana gedung tersebut digunakan oleh beberapa departemen, maka departemen pemasaran menerima alokasi biaya dari perusahaan, maka biaya itu merupakan biaya tidak langsung.

Manfaat pemisahan biaya berdasarkan obyek Perbandingan anggaran dengan realisasi biaya dept. A Anggaran Bahan baku Upah langsung Overhead langsung Total biaya langsung Biaya tdk langsung Overhead dibebankan Total biaya (Rp.) 1.000.000 500.000 750.000 2.225.000 400.000 2.650.000 Realisasi (Rp.) 980.000 520.000 710.000 2.210.000 450.000 2.660.00 0 Dari tabel diatas tampak tampak pemborosan biaya RP. 10.000 pada dept. A. Dari pengendalian dan evaluasi manajemen dept. A dianggap tidak berprestasi. Namun sebetulnya dept. A berprestasi mengingat dept. A menghemat biaya langsung sebesar Rp. 40.000. Pemborosan karena adanya biaya tdk langsung yang dialokasikan ke dept.A semisal pajak bumi dan bangunan. Selisih Laba/Rugi (Rp) 20.000 (L) (20.000) (R) 40.000 (L) 40.000 (L) (50.000) (R) (10.000) (R)

COST CLASIFICATION FOR DECISION MAKING Klasifikasi-klasifikasi yang dipakai manajer untuk menentukan biaya produk dan jasa mungkin saja tidak sama dengan yang dipakai untuk mengendalikan kegiatan usaha, mengambil keputusan, dan melakukan perencanaan. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya-biaya kerap digolong-golongkan sebagai biaya langsung dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

tidak langsung, terkendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Biaya kerap diklasifikasikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang sering disebut OBYEK BIAYA (cost object). Obyek biaya menentukan pelaporan untuk menghimpun biaya guna mendukung pengambilan keputusan. Obyek biaya dapat berupa sebuah produk, kawasan penjualan, pelanggan, divisi, pabrik, departemen, atau suatu aktivitas seperti riset dan pengembangan. Terdapat DUA JENIS OBYEK BIAYA : Obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya lainnya. Obyek biaya akhir (final cost object) adalah titik penghimpunan biaya dimana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang paling lazim adalah produk. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri kepada

sebuah obyek biaya. Obyek biaya (cost object) adalah setiap unsur atau aktivitas, seperti produk, departemen, proyek, dan lain-lain, terhadapnya biaya dibebankan. Biaya langsung ini juga disebut biaya tertelusuri (traceable cost). Contohnya, jika bagian yang ditelusuri adalah lini produk, maka biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya langsung produk tersebut. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya bersama terhadap beberapa obyek biaya sehingga tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada obyek biaya tertentu. Biaya tidak langsung disebut juga sebagai biaya bersama (common cost). Manakala dipandang laik secara ekonomis, manajer lebih menyukai untuk mengklasifikasikan biaya sebagai langsung dan tidak langsung. Dalam pengklasifikasian biaya sebagai langsung, manajer mempunyai keyakinan yang lebih besar dalam biaya produk dan jasa yang dilaporkan. Laik secara ekonomis berarti efektif biaya, dalam pengertian bahwa akuntansi biayanya tidak lebih mahal daripada manfaat yang diperoleh.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Tujuan utama pengklasifikasian biaya-biaya antara biaya langsung dan biaya tidak langsung adalah memfasilitasi cara dimana biaya-biaya tersebut dicatat dalam sistem pembukuan. Biaya Terkendalikan dan Biaya Tidak Terkendalikan Cara penting lainnya pengklasifikasian biaya-biaya adalah berdasarkan pengaruh manajerial, yakni sejauhmana manajer tertentu dapat mengendalikan suatu biaya. Klasifikasi ini menentukan biaya-biaya yang menjadi tanggungjawab manajer tertentu. Klasifikasi ini digunakan dalam berbagai cara, namun pemakaiannya kerap berkaitan dengan pemantauan dan penilaian kinerja departemental. Apakah suatu biaya terkendalikan atau tidak terkendalikan tergantung pada sudut pandangnya. Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan (contrlollable cost) pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya. Dua karakteristik penting dari kontrolabilitas (controllability) adalah jenjang organisasi dan jangka waktu. Biaya Bergabung dan Biaya Bersama Biaya tidak langsung kerap pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya bersama (common cost) dikeluarkan untuk memberikan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya bersama terjadi manakala dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama. Biaya bergabung (joint cost) diterapkan dalam situasi dimana bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relavan Relevansi merupakan salah satu kualitas yang paling penting dari informasi akuntansi manajemen yang baik. Apabila konsep ini diperluas dengan subyek biaya, relevansi menjadi sangat berguna untuk pengambilan keputusan manajemen. Supaya biaya disebut biaya relevan (relevant cost), biaya tersebut : Mestilah berbeda pada waktu dilakukan perbandingan-perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, muncul, ataupun menghilangkan pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh dikatakan relevan. Mestilah bernilai kini (current) atau masa yang akan datang. Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Biaya Terbenam Biaya tunai (out-ofpocket-cost) adalah biaya yang memerlukan pengeluaran kas saat ini. Biaya terbenam (sunk cost) adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat diganti dengan keputusan sekarang atau dimasa yang akan datang. Karena tidak dapat diganti maka biaya ini BUKAN merupakan biaya differensial. Selain itu, SEMUA pembayaran yang harus/wajib dilakukan di masa yang akan datang merupakan commited cost atau sunkcost. Semua biaya historis merupakan biaya terbenam. Biaya terbenam TIDAK PERNAH RELEVAN bagi suatu keputusan. Biaya Differensial Dalam membuat keputusan, manajer membandingkan alternatif-alternatif yang ada di hadapannya. Biaya diferensial (differential cost) yang sering pula disebut sebagai biaya inkremental (incremental cost) adalah perbedaan jumlah biaya diantara dua alternatif. Biaya diferensial mempunyai DUA KARAKTERISTIK yang membedakannya dari biaya produk. Pertama, biaya diferensial adalah estimasi biaya yang akan datang (estimatec future cost). Kedua, biaya diferensial hanya meliputi biaya-biaya yang berubah akibat keputusan yang sedang dianalisis. Biaya Kesempatan Biaya merupakan pengorbanan sumber daya. Dengan memakai sumber daya untuk suatu tujuan tertentu akan mencegah penggunaan sumber daya tersebut untuk tujuan lainnya. Biaya kesempatan (opporunity cost) adalah manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan pada saat memilih suatu tindakan yang perlu mengorbankan tindakan lainnya. Biaya kesempatan adalah tinjauan ke depan. Biaya kesempatan merupakan taksiran penerimaan-penerimaan kas yang melayang karena tindakan-tindakan yang sebenarnya dapat dilakukan namun tidak dilakukan. Biaya kesempatan didasarakan pada antisipasi. Biaya kesempatan BERBEDA dengan beban Biaya kesempatan merupakan pengorbanan dari alternatif terbaik untuk suatu tindakan. Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan suatu pendapatan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

TYPES OF COST BEHAVIOR PATTERN c. Variable Cost (Biaya variabel) Adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas yang diproduksi bertambah sebesar perubahan kuantitas dikalikan biaya variabel persatuan dan sebaliknya apabila turun. Ciri biaya variabel akan berubah-ubah dalam jumlah total tetapi biaya per unit tetap.

Unit yang diproduksi 1 10 100 d.

Biaya bahan baku Rp. Rp. Rp. 100 1.000 10.000

Biaya per unit Rp. 100 Rp. 100 Rp. 100

Fixed Cost (Biaya tetap)

Adalah biaya yang jumlah totalnya akan tetap walaupun jumlah yang diproduksi berubah jumlahnya dalam kepastian yang normal. Contohnya sewa gedung pabrik yang dibayar tahunan Rp.250.000/thn meskipun barang yang diproduksi 1 unit . begitupula jika produksi 2.000 unit. Ciri biaya tetap, jumlah total biaya akan tetap tetapi biaya per unitnya bisa berubah.

Total biaya sewa Rp. 250.000 Rp. 250.000 Rp. 250.000

Jumlah unit Yang diproduksi 100 500 1.000

Biaya per unit Rp. 2.500 Rp. Rp. 500 250

e.

Semi Variable Cost (Biaya semi variabel)/Mixed Cost (Biaya

campuran) : Adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas yang diproduksi tetapi perubahannya tidak proporsional. Atau hubungan jumlah biaya dengan aktivitas memiliki unsur tetap terhadap Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

perubahan volume aktivitas dan unsur yang variabel terhadap perubahan volume aktivitas. Contoh : biaya campuran adalah biaya telphone dan gaji sales. Sebagian biaya telphone yang dibayar pelanggan berperilaku tetap (abodemen), sedangkan bagian lainnya berperilaku variabel (tergantung pemakaian pulsa). THE ANALYSIS OF MIXED COST Biaya yang didasarkan pada aktivitasnya :

a. Variable, biaya yang totalnya bervariasi, variasinya proporsional dengan


perubahan aktivitas driver

b. Fixed, biaya yang totalnya tetap dalam relevan range pada berbagai
tingkat aktivitas driver. c. Mixed, biaya yang memiliki komponen variabele dan fixed d. Step, biaya yang konstan pada range tertentu dan kemudian meningkat lebih tinggi pada titik tertentu.

9. THE CONTRIBUTION FORMAT Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan biaya produksi yang berprilaku variable saja kepada produk, ini disebut pula format kontribusi (contribution format)

Tujuan klasifikasi biaya Menyiapkan laporan keuangan eksternal

Memprediksi perilaku biaya untuk merespon perubahan aktivitas. Menentukan biaya ke obyek biaya seperti departemen atau produk Pembuatan keputusan

Klasifikasi biaya Biaya produk (inventoriable cost) - Bahan langsung - Tenaga kerja langsung - Overhead pabrik Biaya periode (beban) - Biaya non produksi # biaya penjualan / marketing # biaya administrasi Biaya variabel Biaya tetap Biaya langsung Biaya tetap Biaya diferensial Sunk cost Opportunity cost

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

REVIEW PROBLEM 1. RAMA Co. memproduksi furniture termasuk meja. Beberapa biaya yang terjadi dalam proses produksi meja dan operasi umum perusahaan adalah sbb : 1) 2) 3) tahun 4) 5) tahun. 6) 7) produk 8) 9) Tenaga penjual diberi komisi $30 untuk setiap meja yang terjual Selain memproduksi meja, RAMA Co. dapat menyewakan ruang tersisa Gaji pimpinan RAMA Co. $100.000 tiap tahun RAMA CO. membelanjakan $250.000 tiap tahun untuk mengiklankan Biaya listrik 42 per jam untuk setiap mesin. Untuk membuat sebuah meja Biaya penyusutan mesin yang digunakan untuk membuat meja $10.000 tiap dibutuhkan 4 jam mesin. Sebuah meja dibuat dari kayu dengan biaya $100 per meja Meja tersebut dirakit oleh pekerja, dengan upah $40 per meja Pegawai perakitan diawasi oleh seorang mandor yang dibayar $25.000 per

seharga $50.000 tiap tahun. PEMECAHAN :


Biaya Varia ble 1. ($100) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Biaya tng kerja untuk merakit meja ($40 per meja) Gaji mandor pabrik ($25.000/th) Biaya listrik ($2/jam mesin) Peny. Mesin (10.000/th) Gaji pimpinan ($100.000/th) Beban iklan ($250.000/th) Komisi penjualan ($30/unit) Pendpt-an sewa ruang X X X X X X X X X X X# X X X X X X X X X X Kayu per meja X Biaya Tetap Biaya Produk Biaya Bahan Periodik langsng X TKL Overhea d pabrik Terhadap unit produk Langs. Tdk Sunk langs. cost X Opp. Cost

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

*Sunk cost karena pembelian mesin sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu. # Opportunity cost karena merupakan manfaat yang potensial yang akan didpt/dikorbankan bila ruang yang menganggur tsb digunakan untuk memproduksi meja. Opportunitty adalah kategori khusus yang biasanya tidak dicatat dalam pembukaan perusahaan. Untuk menghindari kemungkinan bingung dengan biaya yang lain, kita tidak akan mengklasifikasikan dengan cara yang lain selain opportunity cost.

PEMECAHAN : 1. PT. BUNDA Perhitungan harga pokok produksi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember Bahan langsung Persediaan bahan baku, 1 Januari Tambah : pembelian bahan baku Bahan baku yang digunakan Kurang : Persediaan bahan baku, 31 Desember Bahan baku yang masuk produksi Tenaga kerja Overhead pabrik Penyusutan pabrik Asuransi pabrik Supplies pabrik Tenaga kerja tidak langsung Pemeliharaan pabrik Total biaya overhead pabrik Total biaya produksi Tambah : Persediaan barang dalam proses, 1 Januari 36.000 162.000 40.000 15.000 300.000 87.000 640.000 1.570.000 180.000 1.750.000 100.000 1.650.000 90.000 750.000 840.000 60.000 780.000 150.000

Kurang : Persediaan barang dalam proses, 31 Desember Harga pokok produksi 2. Harga pokok penjualan dihitung dengan cara berikut ini : Persediaan barang jadi, 1 Januari Tambah : harga pokok produksi Barang yang tersedia untuk dijual Kurang : persediaan barang jadi, 31 Desember Harga pokok penjualan

260.000 1.650.000 1.910.000 210.000 1.700.000

2. Informasi berikut ini diambil dari catatan akuntansi PT. BUNDA tahun lalu :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Beban penjualan Persediaan bahan baku, 1 Januari Persediaan bahan baku, 31 Desember Utilitas pabrik Tenaga kerja langsung Penyusutan pabrik $ Pembelian bahan baku Penjualan Asuransi pabrik Supplies pabrik Beban administrasi Tenaga kerja tidak langsung Pemeliharaan pabrik Persediaan barang dalam proses, 1 Januari Persediaan barang dalam proses, 31 Desember Persediaan barang jadi 1 Januari Persediaan barang jadi 31 Desember

$ $ $ $ $

140.000 90.000 60.000 36.000 150.000 162.000 $ 750.000 $ 2.500.000 $ 40.000 $ 15.000 $ 270.000 $ 300.000 $ 87.000 $ 180.000 $ 100.000 $ 260.000 $ 210.000

Manajemen bermaksud untuk mengorganisasi data-data ini supaya formatnya lebih baik dan dapat disusun laporan keuangan untuk tahun tersebut. DIMINTA : 1. Siapkan perhitungan harga pokok produksi 2. Hitunglah harga pokok penjualan 3. Dengan menggunakan data 1 dan 2, buatlah laporan laba rugi.

3. PT. BUNDA Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir Penjualan Kurang : harga pokok penjualan Laba kotor Kurang : beban penjualan dan administrasi Beban penjualan Beban administrasi Total beban Laba bersih 2.500.000 1.700.000 800.000 140.000 270.000 410.000 390.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

You might also like