You are on page 1of 47

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................2
EKSPERIMEN 1 : Karakteristik Pengaliran Di Atas Rectangular Notch .........................3
EKSPERIMEN 2 : Karakteristik Pengaliran Di Atas Vee Notch ......................................6
EKSPERIMEN 3 : Karakteristik Pengaliran Di Atas Sharp Crested Weir ......................10
EKSPERIMEN 4 : Karakteristik Pengaliran Di Atas Broad Crested Weir ......................13
EKSPERIMEN 5 : Debit Di Bawah Sluice Gate ..............................................................17
EKSPERIMEN 6 : Kedalaman Kritis Spesific Energy ..................................................21
EKSPERIMEN 7 : Hydraulic Jump ..................................................................................24
EKSPERIMEN 8 : Karakteristik Pengaliran Di Atas Gravel Bed ....................................27
EKSPERIMEN 9 : Pusat Tekanan Pada Bidang Rata Yang Terbenam Sebagian ............30
EKSPERIMEN 10 : Pusat Tekanan Pada Bidang Rata Yang Terbenam Di Dalam Air ..34
EKSPERIMEN 11 : Drag Coeffisien ................................................................................38
EKSPERIMEN 12 : Fall Velocity ....................................................................................43
1
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
PENDAHULUAN
Kegiatan praktikum Hidrolika ini bagi mahasiswa teknik sipil sangat besar
mamfaatnya, terutama jika dilihat dari tujuan praktikum itu sendiri. Dengan bekal teori di
bangku kuliah, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan teknologi dan penerapannya serta dapat berhubungan langsung dengan
penggunaan perangkat laboratorium.
Dalam pelaksanaan praktikum Hidrolika di Laboratorium Hidrolika Universitas
Sumatera Utara, beberapa hokum fluida sederhana serta fenomena- fenomena fluida yang
dapat member tambahan wawasan ilmu akademis.
Percobaan- percobaan yang dilakukan tersebut antara lain untuk mengetahui daya
hela fluida dengan berbagai bentuk benda yang bergerak didalam fluida, menentukan
adanya beberapa perbedaan Hidraulic Jump pada suatu penampang yang dialiri debit yang
berbeda. Menentukan koefisien pengaturan akibat penyempitan kekasaran dasar saluran.
EKSPERIMEN 1
2
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS RECTANGULAR NOTCH

1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air di atas tepi ambang dan debit
pengaliran yang melalui rectangular notch.
Menentukan koefisien debit pengaliran yang melalui rectangular notch.
2. PERALATAN
Hydraulic Bench
Hook and Point Gauge
Rectangular Notch
Stopwatch
Jangka Sorong
3. DASAR TEORI
3
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Besarnya aliran dalam suatu aluran dapat dihitung dengan berbagai cara. Untuk
pada sungai-sungai kecil dan alur-alur buatan dapat dengan mudah diukur dengan
penggunaan bendung atau juga tabung jenis venture.
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan model di laboratorium,
yang hasil pengukuran tersebut menunjukkan hubungan antara tinggi energi dan debit.
Untuk mendapatkan hasil yang teliti perlu diperhatikan hal-hal seperti
permukaan bendung bahagian hulu yang harus vertikal dan tegak lurus terhadap alurnya,
ketinggian H yang harus diukur cukup jauh dari hulu bendung. Ini menghindari pengaruh
kelengkungan permukaan air di dekat bendung tersebut.
Rumus baku untuk aliran di atas bendung empat persegi panjang adalah sebagai
berikut:
2
3
. 2
3
2
H g B C Q
d

Dimana : Q = Debit pengaliran


C
d
= Koeffisien debit
B = Lebar Notch
H = Tinggi air di atas bahagian bawah Notch
g = Percepatan gravitasi
4. PROSEDUR
a. Siapkan peralatan seperti terlihat pada gambar di atas.
b. Alirkan air ke dalam saluran sampai air mengalir di atas pelat
peluap.
c. Tutup Control Valve dan biarkan air menjadi stabil.
d. Atur Vernier Height Gauge ke suatu batas bacaan dengan
menggunakan puncak Hook.
e. Alirkan air ke dalam saluran dan atur Flow Control Valve untuk
mendapatkan tinggi H yang diinginkan, diawali dengan 10 mm dan dinaikkan
secara bertahap setiap 5 mm.
4
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
f. Setelah ujung Hook tepat berada pada permukaan air yang
diinginkan dan aliran telah stabil, ukur debit air yang mengalir dengan
membaca volume pada volumetric tank dan waktu dengan menggunakan
stopwatch.
g. Hasil pembacaan dan pengukuran tersebut diisikan pada lembar
data.
5. HASIL DAN PERHITUNGAN
Ukur dan catat lebar notch
Tabulasikan Volume, Waktu dan tinggi H.
Hitung dan tabulasi: Q; H
3/2
; C
d
; Q
2/3
; Log Q; Log H.
Plot hubungan antara: Q
2/3
terhadap H
Log Q terhadap Log H
C
d
terhadap H
6. GRAFIK
Disajikan :
- grafik hubungan antara Q
2/3
dengan H
- grafik hubungan antara cd dengan H
- grafik hubungan antara Log Q dengan Log H
7. KESIMPULAN
Apakah harga Cd pada percobaan Rectangular Notch constant
Estimasi harga rata-rata dari cd untuk percobaab rectangular notch
Dapatkah hubungan antara Q dan H diuraikan dengan rumus Q = k.H
n
Jika cd bervariasi, usulkanlah hubungan fungsional antara cd dan H/B
5
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMEN 2
KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS VEE NOTCH
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air di atas tepi ambang dan
debit pengaliran yang melalui vee notch.
Menentukan koefisien debit pengaliran yang melalui vee notch.
2. PERALATAN
a. Hydraulic Bench
b. Hook and Point Gauge
c. Vee Notch
d. Pengukur Waktu
3. DASAR TEORI
6
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Bila debit aliran pada salural relatif kecil, penyelidikan dengan menggunakan
bendung segitiga, atau yang bertakik V adalah sangat efisien, ssebab hasil yang diberikan
akan lebih teliti dari pada memakai bendung berpenarnpang segi empat.
pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan model di Iaboratorium, yang
hasil pengukuran tersebut menunjukkan hubungan antara tinggi energi dan debit.
Persamaan Bernauli berlaku :
H +
g
V
2
2
1
= ( H1 h ) +
g
V
2
2
2
Maka :
V
2
= )
. 2
.( . 2
2
1
g
v
h g
Dengan penampang segitiga (dimana
g
v
. 2
2
1
sangat kecil, sehingga dapat diabaikan), maka
Q =
15
4
. g . 2 . H
3/2
Jika lebar saluran adalah B = 2 H tg
2

, maka :
Q = B . g
=
15
4
. g . 2 . H
3/2
H.2 tg
2

=
15
8
.Cd . g . 2 . tg .H
5/2


Dimana : Q = Debit pengaliran
C
d
= Koeffisien debit
B = Lebar Notch
H = Tinggi air di atas bahagian bawah Notch
g = Percepatan gravitasi
= Sudut Vee
7
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
4. PROSEDUR
a. Siapkan peralatan seperti terlihat pada gambar di atas.
b. Alirkar air ke dalam salural sampai air mengalir di atas pelat peluap.
c. Tutup ControI Valve dan biarkan air menjadi stabil.
d. Atur Vernier Height Gauge ke suatu batas bacaan dengan
menggunakan puncak Hook.
e. Alirkan air ke dalam saluran dan atur Flow Control Valve untuk
mendapatkan tinggi H yang diinginkan, diawali dengan 10 mm dan dinaikkan
secara bertahap setiap 5 mm.
f. Setelah ujung Hook tepat berada pada permukaan air yang
diinginkan dan aliran telah stabil, ukur debit air yang mengalir dengan
membaca volume pada volumetric tank dan waktu dengan menggunakan
stopwatch.
g. Hasil pembacaan dan pengukuran tersebut diisikan pada lembar
data.
5. HASIL DAN PERHITUNGAN
- Ukur sudut notch
- Tabulasikan volume, waktu dan tinggi H
- Hitung dan tabulasi Q dan Q
2/5
- Plot hubungan antara Q
2/5
terhadap H dan tentukan harga cd dari kemiringan grafik.
: 45
o
6. GRAFIK
Disajikan :
- grafik hubungan antara Q
2/5
dengan H
- grafik hubungan antara cd dengan H
- grafik hubungan antara Log Q dengan Log H
8
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
7. KESIMPULAN
Apakah harga Cd pada percobaan Vee Notch constant
Apakah kuntungan dan kerugian memplot Q
2/5
terhadap H dari pada memplot Q
terhadap H.
9
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKPERIMENT 3
KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS SHARP CRESTED WEIR
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya koefisien debit pada suatu pengaliran di dalam
laboratorium dengan pengaliran di atas sharp crested weir.
Menentukan/mendapatkan bentuk permukaan air pada bahagian belakang
sharp crested weir.
PERALATAN
Multi Purpose Teaching Flume
Hook and Point Gauge
Perangkat Pitot Tube
Sharp Crested Weir
DASAR TEORI
Untuk mendapatkan lengkung yang rnerrverupai parabola ini, maka di laboratorium
dilakukan peniupan udara yarg melalui selang pada aeration pipe sehingga terbentuk suatu
10
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
lapisan air yang mengalir di bawah napple (lower napple). Rumus baku untuk aliran di atas
bendung empat persegi panjang adalah sebagai berikut:
2
3
. 2
3
2
H g B C Q
d

Dimana : Q = Debit pengaliran


C
d
= Koeffisien debit
B = Lebar Notch
H = Tinggi air di atas bahagian bawah Notch
g = Percepatan gravitasi
Berdasarkan debit yang melalui suatu penampang merupakan hasil kali luas
penampang pengaliran dengan kecepatanaliran fluida yang melalui penampang tersebut .
Secara formula dapat ditulis sebagai berikut :
Q = V , dimana V = Kecepatan aliran (m/dtk)
A A = Luas penampang aliran (m
2
)
Sedangkan Spesifik energik ( E ) disebut total energi ( H ) yang diperhitungkan tahap
elevasi dasar saluran dan diukur tinggi tekanan .
PROSEDUR
a. Pastikan bahwa flume sudah horizontal.
b. Tempatkan Shbarp Crested Weir dan.alirkan air sarnpai mengalir
di atas weir tersebut.
c. Hentikan pengaliran dan apabila air telah berhenti mengelir di atas
weir pasanglah Hook and Point Gauge agak ke hulu dari weir.
d. Lakukan pembacaan datum dengan mengukur tinggi weir.
e. Atur pengaliran air ke dalam flume unfuk mendapatkan tinggi
tekanan H dengan memperbesarnya setiap l0 mm secara bertahap. Untuk
masing-masing tahapan itu diukur dan catatlah debit "Q" dan tinggi tekana;r H.
Pengukuran debit dan tinggi tekanan dilakukan setelah pengaliran air di dalam
stabil.
11
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
f. Saat demi saat masukkan udara ke dalam rongga di bawah "tekuk
alir'' dan buatlah skets pola pengalirannya.
g. Tutuplah pipa ventilasi dan buat pula skets pola pengalirannya
dengan debit yarg kecil.
HASIL DAN PERHITUNGAN
Ukur lebar dan tinggi weir.
Hitung harga C
d
.
Plot hubungan antara: Q
2/3
terhadap H
Log Q terhadap Log H
C
d
terhadap H
GRAFIK
Disajikan :
- grafik hubungan antara Q
2/3
dengan H
- grafik hubungan antara cd dengan H
- grafik hubungan antara Log Q dengan Log H
8. KESIMPULAN
Apakah harga Cd konstant untuk weir tersebut
Estimasi harga rata-rata dari cd untuk percobaab sharp crested weir
Dapatkah hubungan antara Q dan H diuraikan dengan rumus Q = k.H
n
, jika dapat,
tentukanlah harga k dan n
Jika cd bervariasi, usulkanlah hubungan fungsional antara cd dan H/B
12
) ( 2 Hc H g
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMENT 4
KARATERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS BROAD CRESTED WEIR
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya koefisien debit pada suatu
pengaliran di dalam laboratorium dengan pengaliran di atas broad crested weir.

PERALATAN
Multi Purpose Teaching Flume
Hook and Point Gauge
Perangkat Pitot Tube
Broad Crested Weir
3. DASAR TEORI
Untuk pengaliran di atas broad crested weir berlaku persamaan Bernouli, yaitu:
H = Hc + V
2
/2g
Atau
V =
13
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Dimana: H = tinggi muka air hulu di atas weir
Hc = dc = kedalaman air kritis
V = Kecepatan aliran pada hc
G = Percepatan gravitasi
Apabila lebar weir adalah B dan koefisien debit adalah C
d
, maka debit yang mengalir
melalui broad crested weir adalah:
) . .( 2 . .
) .( 2 . . .
. . .
3 2
hc hc H g B C Q
hc H g hc B C Q
V hc B C Q
d
d
d


Dengan pengaliran di hilir weir jatuh bebas, maka kedalaman di atas weir adalah
kedalaman yang memberikan debit maksimum sehingga harga (H.hc
2
hc
3
) juga
maksimum. Maka diperoleh:
H hc
hc hc H
dhc
hc hc H d
.
3
2
0 3 . . 2
0
) . (
2
3 2

Jadi :

'



3 2
3 2
)
3
2
( )
3
2
( 2 .
. .( 2 . .
H H H g B C Q
hc hc H g B C Q
d
d
2
3
. 705 , 1 . .
27
4
( 2 . .
3
H B C Q
H g B C Q
d
d

Maka debit melalui broad crested weir adalah: Q = 1,705.C


d
.B.H
3/2
14
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
4. PROSEDUR
Pastikan bahwa flume horizontal.
Tempatkan Broad Crested Weir dan alirkm air sampai mengalir di atas weir
tersebut.
Hentikan pengaliran dan apabila air telah berhenti mengalir di atas weir
pasanglah Hook and Point Gauge agak ke hulu dari weir.
Lakukan pembacaan datum dengan mengukur tinggi weir.
Atur pengaliran air ke dalam flume untuk mendapatkan tinggi tekanan H
dengan memperbesarya setiap 10 rnm secara bertahap. Untuk rnasing-
masing tahapan itu diukur dan catatlah debit "Q", tinggi tekanan H,
kedalaman air di hulu "d
u
", dan kedalaman air kritis "d
c
".Pengukuran debit
dan tinggi tekanan dilakukan setelah pengaliran air di dalam stabil.
Amati dan sketlah profil muka air.
5. HASIL DAN PERHITUNGAN:
Ukur lebar dan tinggi weir.
Hitung harga C
d
.
Plot hubungan antara: Q
2/3
terhadap H
Log Q terhadap Log H
C
d
terhadap H
6. GRAFIK
Disajikan :
- grafik hubungan antara cd dengan H
15
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
- grafik hubungan antara Log Q dengan Log H
7. KESIMPULAN
Efek apakah dari debit yang lebih besar terhadap konstanta 1,705. Apakah
konstanta itu semakin besar atau semkin kecil
Apakh pengaliran di atas weir tetap paralel
Apakah panjang weir mempengaruhi koefisien debit cd
16
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMENT 5
DEBIT DI BAWAH SLUICE GATE
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya debit pengaliran di bawah Sluice Gate.
PERALATAN
Multi Purpose Teaching Flume
Hook and Point Gauge
Perangkat Pitot Tube
Adjustable Undershot Weir.
Pengukur Waktu
17
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
2. DASAR TEORI
Persamaan Bernoulli dapat dipakai untuk menghitung debit dari suatu aliran yang
melalui sluice gate, tetapi kehilangan energi dari satu section ke section lainnya diabaikan.
Aliran di bawah sluice gate adalah contoh dari aliran converging dimana bentuk persamaan
yang tepat untuk debit dapat ditentukan dengan persamaan energi antara section 0 dan
section l, yaitu:
H
0
= H
1
Dimana: H
0
= tinggi energi di section 0
H = tinggi energi di section 1
Sebelum persamaan di atas di kembangkan perlu dicatat bahwa streamlines pada
section 1 adalah paralel (permukaan air paralel dengan dasar saluran), sehingga distribusi
tekanan adalah hydrostatic, yaitu y
1
.
Juga akan diperlihatkan, distribusi kecepatan pada section 1 adalah seragam
sehingga total setiap streamline adalah H
1
.
Maka:
H
0
= H
1
g
V
y
g
V
y
2 2
2
1
1
2
0
0
+ +
Subtitusi harga kecepatan ke dalam bentuk debit (Q)
2
1
2
2
1 2
0
2
2
0
2 2 y gb
Q
y
y gb
Q
y + +
Jadi:

,
_

,
_

1
2
1
2
0
1
0 1
1
0
1 0
y
y
gy by
Q
y
y
gy by
Q
18
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Reduksi dalam aliran akibat hambatan kekentalan antara section 0 dan section 1
ditentukan oleh koefisien Cv. Koefisien Cv bervariasi yaitu: 0.95<Cv<1,0 bergantung pada
geometri dari pola pengaliran (dituniukkan oleh perbandingan y
1
/y
0
) dan gesekan.

,
_

1
2 . .
0
1
0 1
y
y
gy y b Cv
Q
Kedalaman air di hilir y
1
dapat ditunjukkan sebagai fraction dari bukaan gate, y
g
yaitu:
y
1
= Cc.yg
Cc adalah koefisien konstraksi yanq pada umumnya harga koefisien ini adalah
0,61.

,
_

1
.
2 . . . .
0
0
y
y Cc
gy y b Cc Cv
Q
g
g
Oleh karena itu debit yang di bawah sluice gate dapat dituliskan sebagai berikut:
0
. 2 . . . y g y b C Q
g d

Dimana C
d
adalah fungsi dari Cv,Cc, y
g,
dan y
o.
3. PROSEDUR
a. Pastikan bahwa flume sudah horizontal.
b. Tempatkan Gate pada flume secara vertikal dengan
tepi bawahnya 20 mm di atas dasar flume.
c. Alirkan air ke dalanr flume sampai setinggi y
0
.
d. Dengan air setinggi y
0
, ukurlah debit (Q), y
1
, dan H
0
.
e. Naikkan Gate secara bertahap menjadi 40 mm dan
seterusnya, dengan tetap menjaga ketinggian y
0
seperti ketinggian semula
(dengan cara merubah debit).
19
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
f. Pada masing-masing tinggi bukaan Gate itu, ukur
dan catatlah harga-harga Q, y
1
dan H
0
.
g. Ulangi prosedur di atas dengan debit Q yang konstan
(seperti di atas, y
0
dibuat berubah), dan ukur serta catatlah y
0
, y
1
, dan H
0
4. PERHITUNGAN
- Dengan koefisien kontraksi Cc adalah 0,61 dan harga koefisien kecepatan Cv yang
terletak antara 0,95 sampai dengan 1,0 (0,95 < Cv < 1,0).
- Plotlah Cv dan Cc masing-masing terhadap yg/y
0
untuk y
0
konstan
- Plotlah Cv dan Cc masing-masing terhadap yg/y
0
untuk Q konstan
5. GRAFIK
Disajikan :
- grafik hubungan antara cd dengan y
1
- grafik hubungan antara cd dengan y
g
- grafik hubungan antara cd dengan y
g
/y
0
6. KESIMPULAN
Berikan komentar atas efek y
0
dan Q terhadap koefisien debit cd. Faktor manakah
yang mempunyai efek yang paling besar.
Berikan komentar terhadap ketidaksesuaian yang ada antara hasil-hasil yang
sebenarnya dan hasil-hasil yang diperkirakan.
20
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMENT 6
KEDALAMAN KRITIS
SPESIFIK ENERGI
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki hubungan spesifik energi dengan kedalaman air.
PERALATAN
1. Multi Purpose Teaching Flume
2. Hook and Point Gauge
3. Perangkat Pitot Tube
4. Adjustable Undershot Weir.
5. Pengukur Waktu
21
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
3. DASAR TEORI
Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi air
setiap beratnya pada setiap penampang saluran, diperhitungkan terhadap dasar saluran.
g
V
y E
2
2
+
Persamaan di atas menunjukkan bahwa energi spesifik sama dengan jumlah
kedalaman air dan tinggi kecepatan. Karena V = Q/A. Persamaan energi spesifik di atas
dapat dituliskan sebagai berikut:
2
2
. . 2 A g
Q
y E +
Untuk harga debit yang konstan, harga kedalaman kritis y
c
pada saat energi
apesifik adalah minimum. E
min
, dapat ditentukan dengan persamaan:
3
2
2
3 2
2
.
0
. .
1
0
b g
Q
y
dan
y b g
Q
y
E
c
c

Harga energi spesifik minimum dapat juga dinyatakan sebagai berikut:


c
y E .
2
3
min

Aliran dengan kedalamannya lebih besar dari kedalaman kritis disebut aliran
subkritis. Aliran dengan kedalamannya lebih kecil dari kedalaman kritis disebut aliran
superkritis.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pastikan bahwa flume sudah horizontal.
b. Tempatkan Adjustable Undersot Weir pada flume secara vertical dengan
tepi bawahnya 20 mm di atas dasar flume.
c. Alirkan air ke dalam flume sampai setinggi y
0
.
d. Dengan air setinggi y
0
, ukurlah debit (Q), y
1
.
22
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
e. Naikkan weir secara bertahap menjadi 40 mm dan seterusnya, dengan tetap
menjaga ketinggian y
0
seperti ketinggian semula (dengan cara merubah debit).
f. Pada masing-masing tinggi bukaan Gate itu, ukur dan catatlah harga-harga
Q, y
1
.
5. PERHITUNGAN
- Ukur dan catat lebar weir
- Hitunglah E
0
untuk setiap harga Q
- Plotlah E
0
terhadap y
0
dan E
1
terhadap y
1
untuk menetapkan bentuk kurva pada
masing-masing sisi dari titik energi minumum.
- Tambahkanlah pada grafik itu harga-harga E
min
yang dihitung langsung dari
persamaan di atas, untuk harga Q yang telah diukur.
6. GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara E
min
dengan y
c
- Grafik hubungan antara y
g
dengan y
c
- Grafik hubungan antara E
0
terhadap y
0
dan E
1
terhadap y
1
7. KESIMPULAN
Pada harga Q berapakah diperoleh kedalaman kritis
Apakah pengaruh dari meningkatnya kedalaman pengaliran terhadap spesifik energi
( E ).
23
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMENT 7
HYDRAULIC JUMP
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukkan bahwa perubahan dari aliran yang cepat (super kritis) ke aliran
yang lambat (sub kritis) pada jarak yang relative pendek disertai dengan kehilangan energi.
2. PERALATAN
1. Multi Purpose Teaching Flume
6. Hook and Point Gauge
7. Perangkat Pitot Tube
8. Adjustable Undershot Weir.
9. Pengukur Waktu
3. DASAR TEORI
24
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Hydraulic Jump terjadi bila suatu aliran superkritis berubah menjadi aliran subkritis
pada jarak yang relative pendek di dalam saluran.
Analisa gaya dari volume loncatan yang terkontrol pada section a dan b yang
berhubungan antara aliran dan kedalaman pada kedua sisi dari loncatan. Gaya gesek pada
dasar saluran diabaikan dan hanya gaya luar secara horizontal pada air dengan volume yang
terkontrol. Gaya luar tersebut adalah tekanan hidrostatis yang terdistribusi pada section a
dan b.
Resultan gaya dipakai untuk fluida dengan volume yang terkontrol pada bahagian
hilir adalah:
2 2
. .
2
1
. .
2
1
b a x
y g y g F


Pengaruh gaya ini pada momentum aliran rata-rata dari fluida dengan volume yang
terkontrol adalah:
a b
V Q V Q . . . .
Sehingga: ( )
a b b a
V V Q y g y g . . . .
2
1
. .
2
1

Setelah mensubtitusikan harga Q dan V
b
ke dalam bentuk V
a
dan y
a
persamaannya
menjadi sebagai berikut:
1
1
]
1

,
_

+ 1
.
8
1
2
1
2
a
a
b
a
y g
V
y
y
Kehilangan energi pada jump adalah:
a
b
a
b
a
b a
a b
b
b
a
a
y
y
y
y
y
H
atau
y y
y y
H
g
V
y
g
V
y H
. 4
1
. . 4
) (
2 2
3
3
2 2

,
_

,
_

+ +
25
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Karena daerah kerja dari aliran di saluran adalah pendek, maka untuk kepentingan
pembuktian pada eksperimen dapat dipakai y
a
= y
1
dan y
b
= y
3
.
1) PROSEDUR
a. Pastikan bahwa flume sudah horizontal.
b. Tempatkan Adjustable Undersot Weir pada flume secara vertical dengan
tepi bawahnya 20 mm di atas dasar flume.
c. Alirkan air ke dalam flume sampai setinggi y
0
.
d. Atur tinggi bukaan pintu sehingga terjadi hydraulic jump di tengah flume.
e. Ukur dan catat harga-harga y
1
, y
3
, dan Q.
f. Ulangi untuk harga-harga y
0
dan y
g
lainnya.
2) HASIL DAN PERHITUNGAN
- Ukur dan catat lebar weir
- Hitunglah V
1
untuk setiap harga
- Hitunglah H/y
1
- Hitunglah Y
c
dan tunjukkan bahwa y
1
<y
c
<y
3
3) GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara v
1
2
/g.y
1
terhadap y
3
/y
1
- Grafik hubungan antar H/y
1
terhadap y
3
/y
1

4) KESIMPULAN
Tunjukkan bahwa gaya oleh arus pada kedua sisi jump adalah sama dan bahwa
kurva spesifik energi menggambarkan kehilangan sebesar H/y
c

Sarankanlah suatu pemakaian hydraulic jump dimana kehilangan energinya
diperlukan. Kemanakah perginya energi tersebut.
EKSPERIMENT 8
26
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS GRAVEL BED
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya koefisien Manning pada pengaliran di atas gravel bed.
2. PERALATAN
a. Multi Purpose Teaching Flume
b. Hook and Point Gauge
c. Perangkat Pitot Tube
d. Gravel Bed
e. Jangka Sorong
f. Stopwatch
3. DASAR TEORI
27
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Untuk mendapatkan koefisien kekasaran manning n pada suatu saluran terbuka
yang berpenampang empat persegi dapat ditentukan dari rumus manning:
2
1
3
2
1
S R
n
V
Dimana: V = kecepatan aliran (m/det)
R = jari-jari hidrolis (m)
n = koefisien kekasaran manning
S = kemiringan saluran
Kemudian rumus manning tersebut dikembangkan menjadi persamaan-persamaan
seperti berikut ini:
2
1
3
2
3
5
2
1
3
2
3
5
2
1
3
2
) 2 .(
) . (
.
1
S
y b Q
y b
n
S
P Q
A
n
S
P
A
n A
Q
+

,
_


Dimana: Q = debit pengaliran (m
3
/det)
A = luas penampang basah saluran (m
2
)
P = keliling basah saluran (m)
b = lebar saluran (m)
y = kedalaman air di saluran (m)
4. PROSEDUR
28
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
a. Adakanlah lining pada dasar flume dengan gravel bed section.
b. Atur flume sehingga horizontal dan alirkan air ke dalam flume.
c. Atur debit sehingga terdapat ketinggian air yang kecil saja di atas grave dan
jagalah agar debit itu konstan dalam melakukan eksperimen ini.
d. Ukur dan catat debit Q, dan kedalaman air y.
g. Adakan sedikit kemiringan flume dan ulangi pengukuran seperti di atas.
h. Teruskan memperbesar kemiringan dan lakukan pengukuran serta
pencatatan untuk data-data seperti di atas.
5. PERHITUNGAN
- Ukur dan catat lebar saluran
- Hitung luas tampang basah air pada flume pada masing-masing tahapan
- Hitung pula kecepatan aliran V, jari-jari hidrolis R dan koefisien manning n untuk
masing-masing percobaan.
6. GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antar V dan I
- Grafik hubungan antara I dan n
7. KESIMPULAN
Apakah harga koefisien manning n yang diperoleh akurat
Berikan komentar anda
29
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKSPERIMENT 9
MENENTUKAN PUSAT PERTAHANAN PADA
PERMUKAAN BIDANG YANG TERBENAM SEBAGIAN
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan letak pusat tekanan air pada bidang rata yang terbenam sebagian dan
membandingkan letak dari hasil eksperimen dengan letak teoritis.

2. PERALATAN
Hydraulic Bench
Perangkat peralatan Hydrostatic Pressure.
Bebab dari logam
Pipa plastic
Mistar
3. DASAR TEORI
Garis kerja gaya resultan yang memotong suatu luasan A dititik c disebut dengan
titik pusat tekanan. Kedalaman titik c dari permukaan air dengan Yc.
Yc = Ix / A.y
30
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Dimana: Ix = momen inersia terhadap sumbu x
Y = jarak antara permukaan air dengan titik berat luasan yang
terendam air
Dengan menggunakan teori sumbu dan momen inersia, maka dapat ditulis:
Ix = I
G
+ A.Y
Dimana: Ix = momen inersia
I
G
= momen inersia dari bidang yang terbenam air
A = luasan yang terbenam air
Y = jarak antara permukaan air dengan titik berat luasan yang
terendam air
Sehingga untuk alat yang digunakan pada eksperimen ini berlaku rumus umum:
P = F.A
P = .g.Y.A
Dimana: P = tekanan hidrostatis
A = luasan yang terendam air
= berat jenis air
Y = kedalam dari permukaan air sampai dengan dasar permukaan
yang terendam air
' .
'
' .
'
2
2
Y A
Ig
Y Yc
atau
Y A
AY Ig
Yc

+

Ketentuan lain untuk permukaan vertical yang terbenam sebahagian adalah


sebagai berikut:
Y = d Y dan A = b.Y
P = .g.b.Y
2
31
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
6
'
2
'
12
'
2
3
Y
bY
bY
y Yc
Maka besarnya momen terhadap as batang gantung balance adalah sebagai
berikut:
M = .g.b.Y
2
(a+d-Y/3)
4. PROSEDUR
a. Tempatkan kwadran pada dua penyematannya dan kencangkan klem ke
lengan timbangan.
b. Ukur a, L, kedalaman d, dan lebar b ujung kwadran.
32
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
c. Tempatkan lengan timbangan pada pivot.
d. Gantungkan pan timbangan pada ujung lengan timbangan.
e. Hubungkan drain cock ke tangki hydraulic bench, dan hubungkan pula
connetor hydraulic bench ke celah berbentuk segitiga dibahagian atas tangki
hydrostatic pressure.
f. Atur sehingga tangki hydrostatic pressure benar-benar datar.
g. Geser counter balance sehingga lengan timbangan horizontal.
h. Tutup drain cock dan alirkan air sehingga permukaannya mencapai tepi
bawah kwadran.
i. Letakkan anak timbangan di atas pan timbangan dan dengan perlahan-lahan
tambahkan air ke dalam tangki sehingga lengan timbangan horizontal.
j. Catat permukaan air pada kwadran dan berat beban di atas pan timbangan.
k. Pengaturan permukaan air di dalam tangki secara halus dapat dilakukan
dengan cara mengisi air dari atas dan perlahan-lahan mendrainnya dengan
menggunakan stopcock.
l. Ulangi eksperimen di atas untuk setiap penambahan beban timbangan
sampai permukaan air mencapai puncak ujung kwadran. Kemudian singkirkan
setiap penambahan beban itu sambil mencatat beban dan permukaan air sampai
semua beban disingkirkan.
5. PERHITUNGAN
- Tabulasikan m/y
2
dan plot m/y
2
terhadap y
- Kemiringan grafik ini seharusnya hdala .b./6L dan titik potongnya seharusnya
.b(a+d)/2L
33
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
6. GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara y dan M/y
- Grafik hubungan antara y dan M/y
2
7. KESIMPULAN
- Berikan alasan-alasan untuk ketidaksesuaian (jira ada) antara harga-harga dari hasil
pebguj=kuran dan harga-harga yang diperkirakan dengan persamaan-persamaan di
atas, untuk parameter-parameter grafik.
EKSPERIMENT 10
MENENTUKAN PUSAT TEKANAN PADA PERMUKAAAN
BIDANG RATA YANG TERBENAM DALAM AIR
34
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan letak pusat tekanan air pada bidang rata yang terbenam di dalam air
dan membandingkan letak dari hasil eksperimen dengan letak teoritis.

2. PERALATAN
- Hydraulic Bench
- Perangkat peralatan Hydrostatic Pressure.
- Selang plastic
- Beban dari logam
- MIstar
3. DASAR TEORI
Gaya F pada permukaan bidang rata yang terbenam adalah tekanan pada pusat
luasan bidang itu dikalikan dengan luas A dari permukaan yang terbenam tersebut.
F = .g.A
35
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Dimana: F = gaya pada permukaan bidang rata
= berat jenis cairan
g = percepatan gravitasi
A = Luas permukaan yang terbenam
Diketahui besarnya gaya F yang terdistribusi, dapat dianggap sebagai sederetan
gaya-gaya kecil yang menyebar pada permukaan yang terbenam. Jumlah momen semua
gaya-gaya kecil ini terhadap suatu titik harus sama dengan momen terhadap titik yang sama
dari gaya resultan F yang bekerja pada pusat tekanan.
Momen terhadap titik "O' :
Gaya pada bidang elementer = X..g.dA
Momen oleh gaya itu = X
2
. .g.dA
Diketahui bahwa X
2
.dA adalah momen inersia (I
0
) luasan tersebut. Jadi total
momen adalah .g.I
0
.
Dengan demikian, F.z = .g.A.X; dan karena F = .g.A.X, maka:
X
X A
Igg
z
X A
X A Igg
z
Jadi
X A Igg I
X A
I
z
X A g
I g
z
+
+

.
.
.
:
.
.
. . .
. .
2
2
0
0
0

Sehingga diperoleh: Xc = z + q
Karena Igg = 1/12 .b.r
3
, dan dengan mensubtitusikan A = b.r, serta X = r, maka
kedalaman persamaan z diperoleh:
36
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Z = (2/3)r
Dapat dilihat bahwa pusat tekanan selalu 2/3 di bawah bahagian plat yang
terbenam:
Xc = q + (2/3).r
4. PROSEDUR
- Tempatkan kwadran pada dua penyematannya dan kencangkan klem ke lengan
timbangan.
- Ukur a, L, kedalaman d, dan lebar b ujung kwadran.
- Tempatkan lengan timbangan pada pivot.
- Gantungkan pan timbangan pada ujung lengan timbangan.
- Hubungkan drain cock ke tangki hydraulic bench, dan hubungkan pula connetor
hydraulic bench ke celah berbentuk segitiga dibahagian atas tangki hydrostatic
pressure.
- Atur sehingga tangki hydrostatic pressure benar-benar datar.
- Geser counter balance sehingga lengan timbangan horizontal.
- Tutup drain cock dan alirkan air sehingga permukaannya mencapai tepi bawah
kwadran.
- Letahkan anak timbangan di atas pan timbangan dan dengan perlahan-lahan
tambahkan air ke dalam tangki sehingga lengan timbangan horizontal.
- Catat permukaan air pada kwadran dan berat beban di atas pan timbangan.
- Pengaturan permukaan air di dalam tangki secara halus dapat dilakukan dengan
cara mengisi air dari atas dan perlahan-lahan mendrainnya dengan menggunakan
stopcock.
- Ulangi eksperimen di atas untuk setiap penambahan beban timbangan sampai
permukaan air mencapai puncak ujung kwadran. Kemudian singkirkan setiap
penambahan beban itu sambil mencatat beban dan permukaan air sampai semua
beban disingkirkan.
37
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
5. PERHITUNGAN
- Hitung X
CA
dengan menggunakan persamaan X
CA
= m.g.P/F
- Plotkan X
C
sebenarnya terhadap X
C
teoritis untuk kasus-kasus terbenam sebagian
dan terbenam seluruhnya.
6. GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara X
CA
dengan X
CT
7. KESIMPULAN
Jelaskan mengapa pusat tekanan selalu berada di bawah pusat luasan bidang
permukaan
Sebutkan alas an-alasan untuk setiap ketidaksesuaian antara hasil-hasil sebenarnya
dan hasil-hasil teoritis.
EKSPERIMENT 11
DRAG COEFICIENT
1. TUJUAN PERCOBAAN
38
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Menentukan Drag Coefficient benda bundar yang bergerak di dalam fluida.
2. PERALATAN
- Perangkat peralatan Drag Coefficient Partikel
- Stopwatch
- Bola Stainles steel dan bola keramik.
- Bola keramik.
39
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
40
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
3. DASAR TEORI
Gaya hela (drag force) yang mendesak suatu benda padat yang bergerak melalui
fluida terdiri dari dua komponen yaitu surface drag dan form drag.
Gaya hela total dinyatakan sebagai berikut:
2
.V
.
2

A Cd F
Dimana: F = Gaya hela total
Cd = Drag coefficient
A = luas tampang benda padat
= Density fluida
V = Kecepatan benda padat
Untuk surface drag disekeliling sebuah benda bundar:
Re
24
. .
24

V D
Cd
41
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Dimana: Re = Reynolds number dari bola yang bergerak melalui fluida
tersebut
D = Diameter bola

= Koefisien viskositas dinamis fluida


Dari hukum stokes:
( )
V
r y y
f s
2
9
2


Dimana: y
s
= Specific weight benda
y
f
= Specific weight fluida = .g
r = Radius bola
4. PROSEDUR
1. Isilah kedua tabung masing-masing dengan zat cair yang viskositasnya berbeda.
Sebaiknya dipakai Glycerol dan Castrol Oil.
2. Jatuhkan benda uji dari atas tabung sampai mencapai dasar tabung.
3. Dengan stopwatch, hitung dan catatlah waktu yang ditempuh benda uji itu mulai
dari tanda start sampai ke tanda lintasan 1 meter.
4. Keluarkan benda uji yang telah sampai di dasar tabung dengan memutar valve 180
0
.
Tidak dibenarkan menjatuhkan benda uji berikutnya sebelum benda uji pertama
dikeluarkan dari dasar tabung.
5. Ulangi eksperimen masing-masing tiga kali.
42
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
5. HASIL DAN PERHITUNGAN
- Hitung viskositas

dari masing-masing zat cair yang digunakan


- Drag koefisien untuk benda uji bundar dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
2
. . 3
) ( 8
v
r
Cd
f s

- Reynold number dihitung dengan persamaan

. .
Re
D

6. GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara Cd dengan Re untuk masing-masing zat cair yang
digunakan
7. KESIMPULAN
Berikan komentar tentang disepakatinya antara hasil-hasil eksperimen dan
huklum Stoke
43
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
EKPERIMENT 12
KARATERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS FALL VELOCITY
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukkan efek bentuk partikel terhadap kecepatan jatuh dari benda berbentuk
bundar dan benda berbentuk streamline di dalam fluida.
2. PERALATAN
Perangkat peralatan Drag Coefficient Partikel
Stopwatch
Benda uji bundar dan benda uji berbentuk streamline (kedua benda uji harus
berdiameter sama).
DASAR TEORI
Fluida yang mengalir melalui benda sebahagian atau seluruhnva terbenam di
dalamnya memberikan suatu gaya pada benda tersebut yang kornponennya pada arah
pengaliran dikenal sebagai "Drag atau hela.
44
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Total drag adalah jumlah gaya-gaya yang dikenal sebagai Surface Drag atau Form
Drag. Besar relatif dari dua komponen itu tergantung pada ukuran dan bentuk dari benda
yang terbenam.
Akan dilakukan pengamatan bahwa apabila benda dengan bentuk stream line
dijatuhkan di dalam fluida, jatuhnya akan lebih lambat daripada benda berbentuk bundar
(bola). Oleh karena semua gaya helanya adalah surface drag (skin friction) yang lebih besar
daripada yang berbentuk bola.
PROSEDUR
a. Isilah tabung dengan zat cair bersih yang berviskositas tinggi.
Sebaiknya dipakai Glycerol.
b. Jatuhkan benda uji dari atas tabung sampai mencapai dasar
tabung.
c. Dengan stopwatch, hitung dan catatlah waktu yang ditempuh
benda uji itu mulai dari tanda start sampai ke tanda lintasan 1 meter.
d. Keluarkan benda uji yang telah sampai di dasar tabung dengan
memutar valve 180
0
. Tidak dibenarkan menjatuhkan benda uji berikutnva
sebelum benda uji pertama dikeluarkan duri dasar tabung.
e. Ulangi eksperimen masing-masing tiga kali.
PERHITUNGAN
Hitunglah fall velocity y untuk masing-masing benda uji tersebut
GRAFIK
Disajikan :
- Grafik hubungan antara kecepatan dengan waktu untuk masing-masing
fluida dan benda uji.
KESIMPULAN
45
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
Berilah kesimpulan tentang efek dari berbedanya bentuk kedua benda uji.
Contoh Format Laporan Tulis Tangan
Bila sudah ACC semua modul lanjutkan untuk diketik
Format kertas untuk ketikan sama dengan tulis tangan,dilarang
copy paste dengan kelompok lain,apa-apa yang ada di tulisan
tangan maka itulah yang dipindahkan ke ketikkan
Bila sudah ACC ketikan, maka lanjut asistensi ke dosen
46
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
47

You might also like