You are on page 1of 25

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI KENYAMANAN DAN DISTRIBUSI TERMAL PADA NEONATES CAPSULE INCUBATOR SEBAGAI ALAT BANTU TERMOREGULASI YANG OPTIMAL BAGI BAYI BERAT LAHIR RENDAH (STUDY OF THERMAL COMFORT AND THERMAL DISTRIBUTION IN NEONATES CAPSULE INCUBATOR AS THERMOREGULATION SUPPORTING DEVICE FOR VERY LOW BIRTH WEIGHT INFANT)

BIDANG PENELITIAN: TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

Diusulkan oleh : Ruri Agung Wahyuono NRP. 2408100014

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

Studi Kenyamanan dan Distribusi Termal Pada Neonates Capsule Incubator Sebagai Alat Bantu Termorugulasi yang Optimal Bagi Bayi Berat Lahir Rendah (Study of Thermal Comfort and Thermal Distribution on Neonates Capsule Incubator as Termoregulation Supporting Device for Very Low Birth Weight Infant)

Abstrak Inkubator merupakan alat bantu termoregulasi bagi bayi, khususnya bayi berat lahir rendah, untuk menghindari risiko menderita gangguan termal hipotermia dan hipertermia. Inkubator yang banyak digunakan umumnya memiliki masalah dalam distribusi dan kenyamanan termal ruang sehingga kondisi lingkungan temperatur netral yang dibutuhkan bayi tidak terpenuhi dan termoregulasi pun menjadi tidak seimbang. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi model geometri inkubator konvensional yang berbentuk kubus menjadi berbentuk kapsul (neonates capsule incubator) dengan harapan didapatkan kenyamanan dan distribusi termal yang lebih optimal. Penelitian yang dilakukan menggunakan alternatif desain the static group comparison untuk penelitian preeksperimental. Pengujian karakteristik kenyamanan termal dilakukan dengan pengukuran langsung sedangkan pengujian distribusi termal dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak CFD. Kata Kunci: Neonates capsule incubator, kenyamanan termal, distribusi termal, the static group comparison design, simulasi CFD Abstract Incubator is thermoregulation supporting device for baby, especially babies with low birth weight, to avoid the risk of body thermal dysfunction such as hypothermia and hyperthermia. Usually, many used incubator have a problem in distribution and comfortable thermal space, it makes the condition of neutral temperature environment which needed for the baby cannot to be fulfill and the thermoregulation cannot be balance. In this research conducted a modification of conventional incubator modeling geometry which has cubic shape changed become to capsule shape (neonates capsule incubator) with expectation get more the optimization of comfortable and thermal distribution. This research use alternative design the static group comparison for research pre-experimental. The examination characteristic of thermal comfortable will be do with direct measurement and the examination of thermal distribution will be do with simulation used software CFD. Keyword: Neonates capsule incubator, thermal comfort, thermal distribution, the static group comparison design, CFD simulation

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan pada bayi baru lahir (postnatal) selalu menjadi kekhawatiran bagi seluruh orang tua sebab angka kematian pada bayi prematur atau berat lahir rendah cukup tinggi di negara berkembang seperti Indonesia yaitu sekitar 26% dari seluruh bayi prematur yang lahir. Sedangkan menurut data dunia, kelahiran prematur mencapai 75 - 80% dari seluruh bayi yang meninggal pada usia kurang dari 28 hari (Efar, 2008). Hipotermia dan hipertermia merupakan salah satu gangguan kesehatan dan penyebab kematian (Indrasanto, 2010) pada bayi berat lahir rendah (BBLR) yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan termal pada tubuh bayi. Hal ini terjadi karena mekanisme produksi panas dan kehilangan panas (termoregulasi) pada bayi tidak seimbang akibat lingkungan sekitar bayi baru lahir yang kurang optimal. Padahal hipotermia ataupun hipertermia yang diderita oleh bayi tersebut berisiko menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan metabolisme, gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh bayi (Indrasanto, 2010), trauma dingin, dan bahkan kematian (McCall, 2006). Menurut Sauer dkk. (1984) perawatan pada bayi khususnya BBLR membutuhkan kondisi lingkungan temperatur netral (neutral temperature

environment, NTE). Permasalahan hipotermia dan hipertermia yang diakibatkan oleh tidak tercapainya kondisi NTE dapat disebabkan oleh metode perawatan dan ruang perawatan yang kurang mendukung. Selama ini, metode perawatan yang dianggap baik untuk kesehatan dan psikologis bayi (Efar, 2008) adalah skin to skin care (metode kanguru). Metode dengan cara mendekap bayi pada ibu ini dinilai dapat mempertahankan temperatur tubuh bayi dalam rentang normal (Johnston, 2003), namun penelitian lain (Sullivan et al, 2004) menerangkan bahwa metode ini menimbulkan risiko terjadinya hipertermia yang lebih besar dibandingkan perawatan dengan inkubator. Inkubator merupakan ruang perawatan BBLR dimana bayi menghabiskan waktunya hingga kondisi tubuh normal seperti bayi cukup bulan. Permasalahannya, inkubator bayi ini selain harganya yang sangat mahal, seringkali distribusi panas pada inkubator juga kurang baik karena tertimbun pada matras bayi (Yudiyana,

2009). Distribusi panas yang tidak seimbang ini berujung pada kenyamanan termal bagi bayi yang juga akan mengakibatkan gangguan termoregulasi bayi. Belum lagi penggunaan alat-alat elektronik dalam inkubator yang telah diteliti dapat memperburuk kualitas dan kuantitas detak jantung bayi (Saroji, 2010). Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut di atas, dapat dikerucutkan bahwa peran inkubator adalah sangat vital dalam upaya awal perawatan pada bayi berat lahir rendah khususnya dalam pencegahan dan pengurangan risiko hipotermia dan hipertermia. Selama ini modifikasi model inkubator hingga berteknologi tinggi cukup banyak namun studi mengenai distribusi dan kenyamanan termal dalam inkubator bayi sangat jarang dilakukan. Mengingat cukup tingginya angka kelahiran bayi berat lahir rendah dan besarnya risiko kesehatan akibat masalah termal pada bayi maka penting dilakukan penilitian tentang masalah termal pada modifikasi inkubator sebelum diterapkan pada perawatan bayi. Pada penelitian ini, dirancang model pengembangan inkubator bayi dengan mengubah geometri ruang inkubator menjadi berbentuk setengah kapsul (neonates capsul incubator). Sedangkan peralatan dan perlengkapan inkubator dibuat sama dengan inkubator pada umumnya. Pemilihan modifikasi inkubator berbentuk kapsul adalah dikarenakan peralatan termal yang berbentuk spheris (lengkung) pada umumnya memiliki distribusi tekanan dan temperatur yang merata. Dengan adanya modifikasi geometri inkubator yang diusulkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas distribusi dan kenyamanan termal pada inkubator bayi sehingga mereduksi risiko bayi, khususnya bayi berat lahir rendah, menderita hipotermia dan hipertermia yang berakibat fatal bagi kesehatan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kriteria distribusi dan kenyamanan termal yang optimal pada inkubator untuk perawatan bayi berat lahir rendah? 2. Bagaimana mekanisme regulasi panas pada bayi dan perekayasaan termal lingkungan untuk pengondisian ruang inkubator bayi? 3. Bagaimana model geometri kapsul yang diterapkan untuk optimalisasi distribusi dan kenyamanan termal ruang inkubator?

4. Bagaimana distribusi dan kenyamanan termal pada neonates capsule incubator? 1.3 Tujuan Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan dan distribusi termal pada neonates capsule incubator dan merekomendasikan upaya optimalisasi hasil penelitian. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi kriteria kenyamanan dan distribusi termal yang optimal pada inkubator untuk perawatan bayi berat lahir rendah. 2. Menerapkan konsep mekanisme regulasi panas (termoregulasi) pada bayi dan perekayasaan termal lingkungan khususnya pengondisian ruang inkubator. 3. Membuat model inkubator berbentuk kapsul (neonates capsule incubator) untuk optimalisasi distribusi dan kenyamanan termal ruang inkubator. 4. Mengetahui distribusi dan kenyamanan termal pada neonates capsule incubator.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram. Secara umum, BBLR dapat dikelompokkan menjadi prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilannya, Sedangkan dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya (Samosir, 2009). 2.2 Termoregulasi dan Gangguan Termal Pada Kesehatan Bayi Termoregulasi merupakan suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga temperatur tubuh dapat bertahan konstan. Tujuannya adalah mengendalikan lingkungan untuk mempertahankan lingkungan temperatur netral dan meminimalkan pengeluaran energi (Indrasanto, 2010).

Gambar 1. Produksi panas oleh bayi pada lingkungan yang hangat selama satu minggu usia pasca kelahiran. Sumber: Hey & Katz (1970) Pada saat lahir, kehilangan panas pada BBLR sangat besar melebihi kemampuan produksi panas yang minimal (gambar 1), sehingga menyebabkan tidak tercapainya keseimbangan termal tubuh bayi. Mekanisme kehilangan panas pada BBLR mencakup konduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi. Semua proses tersebut dapat menjadi masalah pada perawatan bayi (Hey & Katz, 1970). Penjelasan mengenai sumber-sumber kehilangan panas pada bayi dijelaskan sebagai berikut (Dollberg, 2001). Konduksi Konduksi didefinisikan sebagai perpindahan energi dari molekul-molekul dari tubuh ke molekul-molekul dari objek solid yang kontak langsung dengan tubuh. Bayi yang dibaringkan di atas matras diperkirakan 10% permukaan tubuhnya berkontak langsung dengan matras. Oleh karena itu, kehilangan panas akibat konduksi dianggap sangat minimal pada berbagai kondisi perwatan bayi. Aliran panas melalui matras oleh konduksi termal diberikan pada persamaan berikut,

H cond kA dT
dengan:

dx

(1)

Hcond : aliran panas konduksi, k A


dT dx

: konstanta konduktivitas termal, : luas permukaan konduktif yang dilalui aliran panas, : perubahan temperatur per unit jarak pada matras.

Konveksi Konveksi adalah perpindahan energi termal dari molekul-molekul tubuh bayi ke molekul-molekul dari udara yang berdekatan dan disebabkan beberapa variabel meliputi posisi bayi (tertekuk atau lurus), luas permukaan tubuh, berat badan, temperatur dan arus udara pada inkubator, serta keadaan kulit epidermis bayi. Berbagai kombinasi variabel-variabel inilah yang menyebabkan perbedaan besarnya kehilangan panas konvektif antar bayi. Kehilangan panas konveksi ini dapat dirumuskan:
H conv h A T

(2)

dengan:

Hconv : aliran panas konveksi, h A


T

: konstanta konveksi termal, : luas permukaan konduktif yang dilalui aliran panas, : perubahan temperatur.

Evaporasi Evaporasi merupakan perpindahan panas total oleh energi terbawa pada molekul-molekul air dari permukaan kulit dan saluran respirasi ke udara lingkungan yang lebih kering. Besarnya evaporasi dipengaruhi umur kehamilan bayi serta umur postnatal dan perbedaan antara tekanan parsial uap air sekitar permukaan kulit bayi dan udara lingkungan. Kulit bayi yang baru lahir prematur mengalami kehilangan panas evaporasi tinggi karena pembentukan stratum korneum belum sempurna . Selain epidermis kulit yang belum sempurna, kecepatan udara di sekitar kulit memiliki efek yang besar pada kehilangan panas evaporatif pada bayi sehingga pada hari-hari pertama pascakelahiran besarnya evaporasi dapat melebihi sumber-sumber kehilangan panas lainnya dan sering melebihi produksi panas total bayi. Radiasi Kehilangan panas akibat radiasi didefinisikan sebagai laju total kehilangan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik antara tubuh dan permukaan lingkungan yang tidak bersentuhan dengan tubuh misalnya dinding inkubator. Kehilangan panas akibat radiasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk temperatur kulit, permukaan relatif dan geometri bagian tubuh terkena radiasi, jarak dan sudut ke objek iradiasi, emisivitas kulit bayi, dan emisivitas

objek iradiasi. Berikut ini gambaran kehilangan panas evaporasi dan radiasi pada temperatur lingkungan tertentu.

Gambar 2. Panas yang hilang akibat radiasi dan konveksi pada temperatur lingkungan tertentu. Sumber: Hey & Katz (1970) Termoregulasi yang tidak baik dapat mengganggu kesehatan bayi seperti hipotermia dan hipertermia. Hipotermia terjadi ketika temperatur sentral tubuh bayi < 36,5oC karena lingkungan yang dingin, prosedur penghangatan bayi yang tidak memadai, serta bayi yang sakit dan stres. Hipotermia pada bayi berisiko tinggi menyebabkan hipoglikemia, asidosis metabolik, sesak napas, dan pembekuan abnormal intraventrikel dan paru (Indrsasanto, 2010). Berdasarkan kondisi temperatur sentral tubuh dan temperatur kulit, oleh WHO pada 1997 hipotermia dikelompokkan menjadi tiga tingkatan (McCall, 2006). Hipotermia ringan (mild hypothermia) ditandai dengan temperatur sentral tubuh 36 36,4oC dan temperatur kulit 35,5 35,9oC, hipotermia sedang/serius (moderate hypothermia) ditandai temperatur sentral tubuh 32 35,9oC dan temperatur kulit 31,5 35,4oC, serta hipotermia akut (severe hypothermia): temperatur sentral tubuh < 32oC dan temperatur kulit < 31,5oC. Sedangkan hipertermia terjadi ketika temperatur tubuh bayi di atas 37.5C karena temperatur lingkungan yang terlalu tinggi (McCall, 2006), dehidrasi, pendarahan intracranial, dan infeksi. Bayi penderita hipertermia berisiko terserang heat stroke bahkan kematian.

2.3 Perawatan Bayi Pasca Lahir dengan Inkubator Konvensional Inkubator adalah alat bantu termoregulasi bagi bayi untuk menyesuaikan temperatur lingkungan dipertahankan pada lingkungan temperatur netral (NTE).

Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator adalah bayi yang kekurangan oksigen (afiksia kelahiran), bayi cacat lahir atau cedera, dan bayi berat lahir rendah. Kondisi

NTE dicapai ketika temperatur lingkungan yang mampu menjaga temperatur tubuh normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen yang minimal. Malin & Baumgart (1987) menyatakan bahwa selain inkubator, perawatan dengan matras yang dilengkapi penghangat radiasi juga efektif mengurangi laju metabolism pada bayi. Namun ketika temperatur matras lebih tinggi dari lingkungan, maka bayi juga berisiko terkena hipertermia. Inkubator yang dikembangkan saat ini memiliki berbagai macam bentuk geometri mulai dari bentuk kubik hingga prisma trapesium terpancung [gambar 3(c)].

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. Model-model inkubator yang telah dikembangkan: (a) conventional cubic incubator, (b) inkubator U.S. patent, (c) inkubator otomatis hemat energi. Sumber: ahttp://www.alatkedokteran.tk, bDonelly (2002), c http://engineeringtown.com Berbagai macam model inkubator tersebut dapat menimbulkan beberapa masaah ketika digunakan merawat bayi diantaranya. 1. 2. Gangguan pada pertukaran gas yang berhubungan dengan kurangnya surfactant. Asupan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh bayi yaitu lebih kecil dari kebutuhan kalori (Silvermann, 1979). 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peralatan dan material abrasif yang digunakan sebagai alat-alat pemonitoran dan stress dingin akibat pengaturan panas (Samosir, 2009).

4.

Melemahkan

kecepatan

detak

jantung

bayi

oleh

radiasi

gelombang

elektromagnetik dari mesin penggerak dan motor pada inkubator (Saroji, 2010). 5. Resiko infeksi, potensial terjadi berhubungan dengan sistem kekebalan bayi berat lahir rendah.

2.4 Distribusi dan Kenyamanan Termal Bagi Bayi Pada Inkubator Secara umum, Peter Hoppe (dalam Sugini, 2004) memaknai kenyamanan termal dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan thermophysiological, pendekatan heat balance (keseimbangan panas), dan pendekatan psikologis. Kenyamanan termal sebagai proses thermophisiological menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan termal tergantung pada bereaksi dan tidaknya sinyal syaraf reseptor termal yang terdapat di kulit dan otak. Pada pendekatan heat balance (keseimbangan panas), kenyaman termal dicapai apabila aliran panas ke dan dari badan manusia seimbang dan temperatur kulit serta tingkat berkeringat badan ada dalam rentang nyaman. Sedangkan pada pendekatan psikologis, kenyamanan termal merupakan kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasaan seseorang terhadap lingkungan termalnya. Berdasarkan teori persamaan Fangern dan persaman Gagge (dalam Sugini, 2004) variable-variabel yang menentukan kenyamanan termal adalah sebagai berikut. 1. Variabel personal yang meliputi variabel: (1) laju metabolisme yang diwujudkan dalam variabel aktivitas; (2) laju insulasi pakaian yang diwujudkan dalam variabel cara berpakaian; 2. Variabel iklim ruang meliputi: (1) temperatur udara; (2) temperatur radiasi rata-rata; (3) kelembaban udara relatif; dan (4) pergerakan udara atau kecepatan angin. Berdasarkan keterangan di atas, maka pemaknaan tentang kualitas kenyamanan termal pada inkubator bayi juga akan berkaitan dengan empat variabel tersebut. Menurut Setyaningsih (2010) untuk kelembaban relatif yang diijinkan dalam inkubator bayi adalah 50 60 %. Sedangkan untuk nilai-nilai temperatur untuk perkembangan bayi dalam inkubator telah di standarkan oleh WHO seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rekomendasi temperatur pada inkubator sesuai usia bayi


Temperatur Inkubator Sesuai Usia Pasca Kelahiran 35 C 34oC 33oC 32oC Kurang dari 1,5 kg Usia 1-10 hari Usia 11 hari - 3 Usia 3 - 5 Usia lebih dari 5 minggu minggu minggu 1,5 - 2,0 kg Usia 1 - 20 hari Usia 11 hari - 4 Usia lebih dari 4 minggu minggu 2,1 - 2,5 kg Usia 1 - 2 bulan Usia 3 hari - 3 Usia lebih dari 3 minggu minggu Lebih dari 2,5 kg Usia 1 - 2 hari Usia lebih dari 2 hari o Jika inkubator berdinding tunggal, temperatur inkubator ditingkatkan 1 C setiap perbedaan Berat Badan Bayi
o

temperatur 7oC antara ruangan dan inkubator (WHO 2008)

Sumber: Samosir (2009) 2.5 Simulasi Fisika Termal dengan CFD (Computational Fluid Dynamics) Secara istilah Computational Fluid Dynamics, CFD, dapat diartikan sebagai suatu teknologi komputasi yang memungkinkan untuk mempelajari dinamika dari benda-benda atau zat-zat yang mengalir (Tuakia, 2008). Secara definisi, CFD adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan persamaan-persamaan matematika (model matematika). Pada dasarnya, persamaan-persamaan pada fluida dibangun dan dianalisis berdasarkan persamaan-persamaan diferensial parsial yang merepresentasikan CFD memprediksi aliran berdasarkan: 1. model matematis (persamaan diferensial parsial), khususnya memecahkan persamaan Navier-Stokes, 2. metode numerik (teknik solusi dan diskritisasi),serta 3. perangkat lunak, tools, (solvers, tools pre dan post processing). Sebuah perangkat lunak CFD memberikan penggunanya kekuatan untuk

mensimulasikan aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, benda-benda bergerak, aliran multifasa, reaksi kimia, interaksi fluida dengan struktur, dan sistem akustik hanya dengan pemodelan dalam computer. Pada umumnya terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan simulasi CFD, yaitu: 1. Preprocessing Preprocessing adalah langkah awal untuk membangun dan menganalisis sebuah model pada CFD. Teknis yang dilakukan adalah membuat model

dalam perangkat lunak CAD (Computer Aided Design), membuat mesh yang cocok /sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat-sifat fluidanya. 2. Solving Solvers adalah program inti pencari solusi pada CFD untuk menghitung kondisi-kondisi yang diterapkan pada saat preprocessing. 3. Postprocessing Postprocessing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Teknis yang dilakukan adalah mengorganisasi dan menginterpretasi data hasil simulasi CFD baik berupa gambar, kurva, maupun animasi. Dimulai dengan pendefinisian model fisiknya, misalnya: persamaan-persamaan gerak, entalpi, konservasi species, dilanjutkan pendefinisian kondisi-kondisi batas, termasuk didalamnya sifat-sifat dan perilaku dari batas-batas model. Persamaanpersamaan matematika yang membangun CFD diselesaikan secara iteratif, bisa dalam kondisi tunak (steady state) atau transien. Langkah terakhir adalah menganalisis dan memvisualisasikan dari solusi CFD

III. METODE PENELITIAN 3.1 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pada penelitian kenyamanan dan distribusi termal pada neonates capsule incubator sebagai alat bantu termoregulasi yang optimal untuk bayi berat lahir rendah (BBLR) ini dapat diasumsikan bahwa: 1. terdapat hubungan antara model geometri inkubator kapsul terhadap kualitas kenyamanan dan distribusi termal dalam ruang inkubator, dan 2. dengan adanya pemodifikasian model inkubator menjadi bentuk kapsul ini maka distribusi termal dan kenyamanan termal ruang menjadi lebih baik dan optimal dibandingkan inkubator bayi konvensional. Untuk menghindari melebarnya permasalahan yang akan dikaji, maka batasan-batasan dalam penelitian ini adalah. 1. Kriteria kenyamanan termal yang menjadi rujukan penelitian ini adalah kenyamanan termal bagi bayi berat lahir rendah usia 1 hari 3 minggu dengan berat badan pasca kelahiran 1,5 2,5 kg

2. Variabel kenyamanan termal yang diteliti meliputi temperatur udara ruang, kelembaban relatif, dan pergerakan udara sedangkan temperatur radiasi diabaikan. 3. Objek pembanding penelitian neonates capsule incubator terbatas pada inkubator bayi konvensional dengan geometri berbentuk kubus (conventional cubic incubator) 3.2 Variabel penelitian Variabel yang diteliti dibedakan menjadi dua kategori: (1) variabel bebas atau independent variable (variabel berpengaruh) yaitu neonates capsule incubator dan (2) Variabel terikat atau dependent variable yaitu kenyamanan dan distribusi termal ruang inkubator. Adapun indikator dari masing-masing variabel sebagai berikut. a. Variabel bebas (independent): neonates capsule incubator Pemodelan bentuk geometri kapsul Pembuatan inkubator kapsul (material penyusun inkubator) Titik-titik pengukuran temperatur dan kelembaban udara relatif Ketinggian pemotongan geometri inkubator (data distribusi termal) b. Variabel terikat (dependent): kenyamanan dan distribusi termal ruang inkubator. Temperatur ruang Kelembaban udara relatif (RH) Pergerakan udara Sebaran/gradien temperatur pada beberapa lapisan ketinggian inkubator 3.3 Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental laboratoris dan simulasi dengan pendekatan desain karakter pengendalian yaitu preexperiments. Pada desain preexprimental ini dipilih alternatif desain The Static-Group Comparison. Penelitian dengan desain ini menggunakan data yang dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok pertama (X) yang diberi treatment (perlakuan) dan kelompok kedua ( ) yang merupakan kelompok pembanding (control), tidak diberikan perlakuan. Perbedaan kondisi yang terjadi pada kedua kelompok dipandang sebagai pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada salah satu kelompok tersebut (Ali, 2006).

(X) treatment (O1) ( ) (O2) Gambar 4. Diagram desain preexperimental jenis the static group comparison 3.4 Rancangan Penelitian Langkah-langkah pengerjaan penelitian tentang kenyamanan dan distribusi termal pada neonates capsule incubator adalah sebagai berikut. Studi literatur Mempelajari materi-materi yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang meliputi bayi berat lahir rendah (BBLR) dan mekanisme termoregulasinya, hipotermia dan hipertermia, permasalahan pada inkubator konvensional, criteria distribusi dan kenyamanan termal inkubator bayi, serta CFD (meliputi GAMBIT dan FLUENT). Literaturliteratur ini diperoleh dari internet, jurnal ilmiah, dan buku-buku pengetahuan yang menunjang penelitian. Perancangan model dan pembuatan neonates capsule incubator Inkubator dibuat dari bahan kaca dengan papan penahan terbuat dari kayu. Model neonates capsule incubator (Neo-Captor) yang akan diteliti tingkat kenyamanan termal dan distribusi termalnya adalah:

Gambar 5. Rancangan model dan dimensi neonates capsule incubator

Pengujian tingkat kenyamanan termal Pada pengujian tingkat kenyamanan termal dilakukan cara eksperimen langsung dengan mengukur besarnya variabel-variabel kenyamanan termal dengan menggunakan instrument pengukuran yang meliputi: 1. termometer ruangan, 2. termometer udara, dan 3. humiditimeter (termometer udara dan humiditimeter terintegrasi dalam satu instrumen). Rencana titik-titik pengambilan data/pengukuran dilakukan di sembilan titik yang tersebar di dalam inkubator dan dipusatkan di dekat matras bayi. Titik pengukuran juga diusahakan mencakup sebagian besar ruang inkubator sehingga dapat menjadi gambaran kasar distribusi termal secara eksperimen langsung. Adapun titik-titik pengukuran temperatur udara ruang dan kelembaban relatif ditunjukkan pada gambar berikut.
Keterangan: : cubic incubator : capsule incubator

1 4 7 matras bayi

2 5 8

3 6 9

Gambar 6. Posisi titik pengukuran temperatur dan kelembaban relatif pada inkubator Pengujian kenyamanan termal ini tanpa melakukan pengambilan data untuk variabel pergerakan udara karena sulit melakukan pengukuran kecepatan udara ataupun profil pergerakan udara pada ruang neonates capsule incubator. Oleh karena itu variabel profil pergerakan udara dapat diketahui dengan pendekatan simulasi dengan perangkat lunak. Pengujian distribusi termal Pengujian distribusi termal dilakukan dengan menggunakan metode komputasi dengan menggunakan perangkat lunak CFD, Computational Fluid Dynamics. Dengan menggunakan simulasi secara komputasi ini dapat diketahui

gambaran detil distribusi termal pada ruangan inkubator serta profil pergerakan udara yang sulit dilakukan dengan eksperimen langsung. Adapun instrument penelitian yang dibutuhkan dalam pengujian distribusi termal di dalam inkubator antara lain. 1. Sebuah komputer (PC) atau laptop dengan sistem operasi Window XP dan dilengkapi dengan RAM 2 Gigabyte serta memori hardisk minimal 256 Gigabyte. 2. Installer perangkat lunak GAMBIT. Perangkat lunak GAMBIT merupakan salah satu preprocessor yang didesain untuk membantu membuat model dan melakukan diskritisasi pada model untuk analisis CFD. Karena menggunakan

graphical user interface (GUI) saat penerimaan input, GAMBIT mempermudah dalam pembuatan model dan proses meshing. GAMBIT dapat mengakomodasi berbagai macam aplikasi pemodelan dan mengimport dari berbagai format, seperti ACIS, STEP, Parasolid, IGES, dan lain-lain, sehingga membuat pemodelan yang akan dilakukan lebih fleksibel (dapat digabungkan dengan berbagai format dari software pemodelan lain). 3. Installer perangkat lunak FLUENT. FLUENT merupakan salah satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga. FLUENT menyediakan

fleksibilitas mesh yang lengkap sehingga dapat menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh (grid) yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif lebih mudah. 4. Installer perangkat lunak EXCEED. Pada pengujian distribusi termal dengan CFD terdapat tiga langkah dasar yaitu pre-processing, solver, dan post-processing. Ketiga langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Pre-processing Pada tahapan ini dilakukan identifikasi masalah dan langkah-langkah pre-processing meliputi penentuan tujuan pemodelan, mengidentifikasi

domain yang akan dimodelkan, serta membuat desain dan grid atau mesh. Penjelasan umum tahapan ini adalah sebagai berikut. a. Pembuatan geometri pada GAMBIT Dari hasil studi literatur terhadap beberapa desain inkubator konvensional didapatkan sketsa dimensi dari neonates capsule incubator seperti pada rancangan model yang telah ditetapkan pada penjelasan sebelumnya. Dimensi tersebut dibuat pada program GAMBIT dengan beberapa penyederhanaan untuk memudahkan proses simulasi dan pemodelan. b. Meshing Setelah geometri selesai dibuat kemudian dilakukan proses meshing. Untuk mempermudah proses meshing maka geometri dapat dibagi menjadi beberapa volume yang lebih kecil. Metode meshing yang dilakukan pada tiap volume diusahakan sejenis agar diperoleh kemudahan pada saat iterasi. Elemen meshing yang digunakan adalah Tet/Hybrid dengan type TGrid. Setelah proses meshing dilakukan, geometri akan terbagi menjadi bagian-bagian kecil. c. Penentuan kondisi batas dan continuum Setelah geometri selesai dibuat kemudian dilakukan proses meshing. Untuk mempermudah proses meshing maka geometri dapat dibagi menjadi beberapa. 2. Eksekusi solver Tahapan eksekusi solver meliputi pengesetan model numerik serta perhitungan dan pengamatan solusi. Pada tahapan ini, hasil mesh dari gambit diberikan beberapa perlakuan untuk kemudian dilakukan proses simulasi pada FLUENT. Berikut adalah perlakuan-perlakuan yang diberikan pada model. Fluent Version > 3ddp Define > Models > Solver > Segregated .... > Energy > Energy Equation (centang) .... > Viscous > K-epsilon

Pada bagian ini ditentukan jenis persamaan yang akan digunakan dalam proses iterasi. Define > Boundary Conditions Pada boundary conditions ini, dimasukkan nilai-nilai yang menjadi variabel simulasi. Pada pemodelan ini, variabel yang dimasukkan adalah nilai kecepatan udara dan temperatur input dari heater atau sumber panas. Solve > Initialize > Init Initialize digunakan untuk memasukkan nilai awal pada proses perhitungan/ iterasi yang akan dilakukan oleh FLUENT. Solve > Monitors > Residual > Plot > OK Monitor residual digunakan untuk menampilkan grafik residual selama proses iterasi. 3. Post-processing Post-processing meliputi pengujian hasil pemodelan dan pertimbangan revisi pada model.

Secara umum, diagram alir proses pemodelan dengan menggunakan CFD disajikan dalam gambar 7 berikut.

Gambar 7. Diagram alir simulasi dengan CFD (FLUENT Manual)

Metode pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumenter untuk literature penelitian dengan membagi dokumen tersebut menjadi sumber dokumen primer dan sekunder (Ali, 2006). Dalam hal ini digunakan sumber-sumber dokumenter baik yang berupa dokumen-dokumen yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, seperti laporan-laporan (reports), statistik, jurnal, buku elektronik (e-book), dan lain-lainnya. Data hasil penelitian didapatkan dari pengukuran dan observasi terhadap parameter kenymanan termal. Data distribusi termal didapatkan dengan memotong geometri inkubator secara horizontal pada ketinggian tertentu dalam software CFD. Data-data pengukuran dan simulasi divalidasi dengan parameter-parameter yang telah ditentukan dari studi literature sesuai dengan standar WHO untuk kualitas kenyamanan termal. Metode analisis data dan penarikan kesimpulan Data yang diperoleh oleh akan dianalisis menggunakan dua teknik analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis komparatif. Analisis data dengan metode analisis deskriptif berguna untuk menjelaskan tentang keadaan yang sebenarnya pada objek yang dikaji. Analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan gagasan penulis dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan tersebut. Perbedaan yang terjadi antara 2 kelompok dan perubahan kualitas kenyamanan dan distribusi termal pada kelompok treatment dianggap sebagai hasil dari pemberian treatment (pemodifikasian bentuk inkubator). Kesimpulan penelitian diambil dengan pendekatan induktif untuk menghasilkan rekomendasirekomendasi perbaikan penelitian. 3.5 Diagram Alir Penelitian Diagram alir pengerjaan/pelaksanaan penelitian kenyamanan dan distribusi termal pada neonates capsule incubator ditunjukkan pada gambar 8 di bawah ini.

Mulai
Studi Literatur termoregulasi BBLR, hipotermia dan hipertermia, model-model inkubator, distribusi dan kenyamanan termal BBLR

Perancangan model neonates capsule incubator dan penentuan conventional cubic incubator sebagai objek pembanding penelitian

Pembuatan neonates capsule incubator

Pengujian distribusi termal dengan simulasi CFD: >> Pembuatan geometri dan meshing pada GAMBIT >> Peng-input-an parameter fisis pada FLUENT

Pengujian kriteria kenyamanan termal ruang neonates capsule incubator dan inkubator kubik

Distribusi temperatur pada beberapa ketinggian dalam inkubator dan vektor pergerakan udara dalam inkubator

Temperatur udara dan kelembaban udara relatif di titik-titik pengukuran yang telah ditentukan

Tidak
Validasi

Ya Analisis data dan pembahasan

Penarikan kesimpulan dan rekomendasi

Pembuatan laporan akhir

Selesai

Gambar 8. Diagram alir penelitian kenyamanan dan distribusi termal neonates capsul incubator

IV. PERENCANAAN OPERASIONAL 3.6 Organisasi Pelaksana Penelitian ini akan dilaksanakan oleh empat orang peneliti dengan pembagian tugas penelitian seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Pembagian tugas anggota pelaksana penelitian
Keterangan Tugas Studi Literatur Merancang model neonates capsule incubator Membuat neonates capsule incubator Pemodelan geometri inkubator treatmented (Neo-Captor) dengan Software GAMBIT Pemodelan geometri inkubator konvensional (kubik) dengan Software GAMBIT Pengukuran parameter-parameter kenyamanan Termal Simulasi distribusi termal dengan software FLUENT Evaluasi distribusi termal dan hasil simulasi Evaluasi kenyamanan termal Penarikan kesimpulan dan rekomendasi hasilpenelitian Penulisan laporan akhir
Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3

3.7 Rencana Jadwal Penelitian Penelitian distribusi dan kenyamanan termal neonates capsule incubator ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut. Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No 1 2 3 4 Keterangan Studi literature Perancangan model neonates capsule incubator Pembuatan neonates capsule incubator Pemodelan neonatus capsule incubator dengan software GAMBIT Pengukuran kriteria kenyamanan termal Simulasi dengan FLUENT Evaluasi distribusi termal dengan software FLUENT Evaluasi kenyamanan termal Laporan akhir 1 2 Bulan Ke3 4 5

5 6 7 8 9

3.8 Rencana Biaya Penelitian Rancangan alokasi biaya penelitian ini menghabiskan dana penelitian sebesar Rp 9.561.000,00 dengan rincian pengeluaran sebagai berikut. Tabel 4. Rincian alokasi dana penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bahan habis pakai pembuatan inkubator (kapsul dan kubik) Uraian Volume Satuan Harga Satuan Bahan kaca kubik Kayu pallet Isolator (karpet) Bahan baku kaca spheris (gelas) Gypsum Lem gelas Lem kayu Karet transparan Mekanik (mur dan baut) 6 12 2 15 20 5 5 3 1 15 Subtotal Peralatan penunjang penelitian
No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

Jumlah 1.410.000,00 1.500.000,00 120.000,00 2.250.000,00 1.500.000,00 250.000,00 150.000,00 180.000,00 20.000,00 15.000,00 7.395.000,00

0.25 m2 Rp 235.000,00 Rp 1 m2 1 m2 kg kg paket paket meter paket meter Rp 125.000,00 Rp Rp 60.000,00 Rp

Rp 150.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 75.000,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Rp 60.000,00 Rp 20.000,00 Rp 1.000,00 Rp Rp

10. Kabel tembaga

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Buku tutorial FLUENT Installer FLUENT.Inc Kabel rol Air Heater/ pemanas ruang Lampu penerangan inkubator Matras bayi Termometer ruang Humiditimeter (menyewa) Mini blower (fan)

1 1 2 2 2 1 3 1 2 Subtotal
Volume

buah paket buah buah buah buah buah minggu buah

Rp

75.000,00 Rp

75.000,00 150.000,00 50.000,00 230.000,00 80.000,00 60.000,00 60.000,00 350.000,00

Rp 150.000,00 Rp Rp 25.000,00 Rp

Rp 115.000,00 Rp Rp Rp Rp 40.000,00 Rp 60.000,00 Rp 20.000,00 Rp

Rp 350.000,00 Rp

Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 Rp 1.155.000,00


Harga Satuan Jumlah

Kesekretariatan (proposal dan laporan)


No Uraian Satuan

1.

Kertas ukuran A4 (80 gr)

rim

Rp 35.000,00

Rp 140.000,00

2. 3. 4. 5. 6.

Tinta hitam dan warna Penjilidan proposal dan laporan (kemajuan + akhir) Penggandaan proposal dan laporan (kemajuan + akhir) Pembuatan poster CD-R

4 12 6 4

buah buah jilid buah

Rp 40.000,00 Rp Rp Rp 3.000,00 Rp 5.000,00 Rp

160.000,00 36.000,00 30.000,00 90.000,00 15.000,00 471.000,00


Jumlah

Rp 22.500,00 Rp 3.000,00 Rp Rp

5 Buah Rp Subtotal Transportasi dan lain-lain


Uraian Volume Satuan

No

Harga Satuan

1. 2. 3.

Bahan bakar motor (bensin)

20

liter

Rp

4.500,00 Rp

90.000,00 200.000,00 250.000,00

Komunikasi Biaya pengiriman inkubator 1 dari bengkel ke laboratorium Subtotal Total Pengeluaran

Rp 200.000,00 Rp Paket Rp

Rp 540.000,00 Rp 9.561.000,00

DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2006. Metodologi Riset Pendidikan Teori dan Praktek. Surabaya: Unesa University Press. Dollberg, Shaul & Hoath, Steven B. 2001. Temperature Regulation in Preterm Infants: Role of The Skin-Environment Interface, NeoReviews 2001:2:282. DOI: 10.1542/neo.2-12-e282. Donnelly et al. 2002. Infant Termal Support Device, United States Patent Application Publication. Pub. No: US 2002/0143233 A1. Efar, Pustika. 2008. Metode Kangguru: Inkubator Alami Untuk Bayi Prematur, dikutip dari http://tanyadokteranda.com/artikel/metode-kangguru-inkubatoralami-untuk-bayi-pre-matur.html (diakses pada tanggal 10 Agustus 2010) Hey, E. N. & Katz, G. 1970. The optimum termal environment for naked babies, Archives of Disease in Childhood. Vol. 45, pp. 328 334. Indrasanto, Eriyati dkk. 2010. Termoregulasi Neonatus, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dikutip dari http://www.hsp-prs.org (diakses pada tanggal 28 Agustus 2010)

Johnston, C. C. et al. 2003. Kangaroo Care Is Effective in Diminishing Pain Response in Preterm Neonates, Archpediatrics Adolesc Med. Vol. 157 pp. 1084 1088 Malin, Seth W. & Baumgart, Stephen (1987). Optimal Termal Management for Low Birth Weight Infants Nursed Under High-Powered Radiant Warmers, Pediatrics. Vol. 79. No. 1. pp. 47 54. McCall EM, Alderdice FA, Halliday HL, Jenkins JG, Vohra S (2006). Interventions to prevent hypothermia at birth in preterm and/or low birth weight babies, Evidence-Based Child Health 1: 287 324. DOI: 10.1002/ebch.5. Samosir, Asinanila D. (2009). Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di Dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Saroji, Ujang Rajif (2010). Definisi Serta Fungsi Vakum Ekstraksi, Inkubator, Foto Terapi/Terapi Sinar dan Suction. Makalah online, STIKes YPIB Majalengka dikutip dari http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot.com

(diakses tanggal 20 Agustus 20100 Sauer, Dane, dan Viser (1984), New standards for neutral termal environment of healthy very low birth weight infants in week one of life, Archives of Disease in Childhood. Vol: 59, pp.18 22. DOI:10.1136/adc.59.1.18. Setyaningsih, Noor Y. D. (2010), Pembuatan Perangkat Lunak Monitoring Temperatur dan Kelembaban Pada Inkubator Bayi Menggunakan Borland Delphi 7.0. Tugas Akhir. Universitas Diponegoro, Semarang. Silverman, William A. (1979). Incubator-Baby Side Shows, Pediatrics. Vol. 64. No. 2. pp. 127 141. Sugini (2004), Pemaknaan Istilah-istilah Kualitas Kenyamanan Termal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang, Universitas Islam Indonesia, LOGIKA. Vol. 1 No. 2 Sullivan, K et al. (2004), A comparison of kangaroo mother care and conventional incubator care for termal regulation of infants < 2000 g in Nigeria using continuous ambulatory temperature monitoring (Abstract), Annals of Tropical Pediatrics: International Child Health. Vol. 24, No. 3, pp. 245 251.

Tuakia, Firman. (2008). Dasar-dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika Bandung. Yudiyana, I Nyoman (2009). Analisis Distribusi Temperatur Pada Matras Baby Incubator (Abstrak). Thesis. Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

You might also like