You are on page 1of 39

Panduan Menuju Masa Depan 4 cara bagi masyarakat untuk berpikir ke depan1

Pendahuluan Masyarakat di masa kini mendapati dirinya berada di tengah arus perubahan-perubahan besar: kekuatan-kekuatan sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan mengubah dunia mereka dengan cepat. Kekuatan-kekuatan pengubah itu kadang rumit dan bersatu-padu secara tak terduga. Merencanakan masa depan di tengah situasi perubahan dan ketidakpastian seperti ini tentu saja menjadi sulit. Panduan Menuju Masa Depan diciptakan untuk masyarakat yang kehidupannya tergantung pada sumber-sumber daya alam, dan kita semua yang bekerja dengan mereka. Tujuan panduan ini adalah untuk membuat proses berpikir tentang masa depan menjadi mudah dan memberdayakan. Dengan cara yang praktis, langkah demi langkah, para penyusunnya menguraikan empat metodeSkenario, Prakiraan, Membangun Visi, dan Perencanaanyang dapat membantu masyarakat untuk berpikir ke depan dan bersiap diri menghadapi perubahanperubahan lingkungan dan sumber daya alam. Untuk mempersiapkan penyusunan panduan ini, para penyusunnya bekerjasama dengan masyarakat di berbagai belahan bumi, khususnya yang tinggal di sekitar hutan-hutan tropis. Melalui panduan ini mereka ingin berbagi pengalaman dan pembelajaran tentang metode-metode yang dapat membantu masyarakat di tempat lain untuk mempersiapkan masa depannya. Metode-metode yang disusun dirancang untuk memberdayakan masyarakat untuk mempertimbangkan kembali pemikiran-pemikiran konvensional, mengidentifikasi peluang-peluang dan hambatan-hambatan, untuk kemudian mengambil keputusan. Langkah-langkah Fasilitasi Bagian ini memuat panduan langkah demi langkah untuk memfasilitasi latihan menggunakan keempat metode tersebut di atas. Setiap metode bisa digunakan secara sendiri-sendiri, atau saling melangkapi satu sama lain; masing-masing memiliki kekuatan yang dapat dikombinasikan. Silahkan dicoba dan diadaptasi dengan kondisi yang Anda hadapi.

Diterjemahkan dan diringkas dari Field Guide to the Future, Four Ways for Communities to Think Ahead, disusun oleh Kristen Evans, Sandra J. Velarde, Rocio P.Prieto, Sheila N. Rao, Sandra Sertzen, Karina Dvila, Peter Cronkleton, Wil de Jong, diedit oleh Elena Bennett dan Monika Zurek, CIFOR, ASB, ICRAF, 2006. 1

Pembukaan Teh dan kopi masih panas dan peserta sudah hadir. Waktunya untuk mulai! Sesi ini menentukan warna dari keseluruhan pelatihan, hingga perlu diawali dengan dengan penuh semangat. Langkah-langkah Langkah 1: Pembukaan 30 menit Ada banyak cara untuk memulai sebuah pertemuan. Cara yang terburuk adalah terlalu lama di acara pembukaan. Dalam sesi yang singkat ini manfaatkan kreatifitas Anda, dan pastikan untuk mencakup hal-hal sebagai berikut: Perkenalan semua orang. Pertimbangkan untuk menggunakan permainan pemecah kebekuan (icebreaker). Ucapan terima kasih kepada seluruh peserta atas kehadirannya. Sapa tokohtokoh penting yang hadir, sesuai konteks budaya atau formalitas. Diskusikan dan sesuaikan tujuan pelatihan. Paparkan agenda pelatihan. Diskusikan aturan main dalam pelatihan. Tetapkan peranan peserta. Pelajari harapan-harapan peserta: Apa yang ingin kita capai selama pelatihan ini?. Jelaskan urusan-urusan logistik.

Langkah 2: Skenario personal 1-2 jam Kegiatan ini merupakan pemanasan bagi peserta, dengan mengajak mereka untuk memikirkan masa depannya masing-masing. Pertama, ajak peserta untuk mengingat keputusan yang pernah mereka buat dan telah merubah kehidupan mereka. Misalnya, keputusan untuk menikah, punya anak, berhenti sekolah, dlsb. Pertanyaan: Apa keputusan penting yang telah merubah kehidupan Anda? Apa saja dampaknya? Andaikata Anda mengambil keputusan yang berbeda, kira-kira Anda akan berada dimana? Apa saja kira-kira perbedaannya dengan kondisi Anda saat ini?

Atur peserta untuk berpasangan, yakni dengan orang di seberang ruangan yang belum dikenalnya. Secara bergantian masing-masing akan menjadi pembicara dan pendengar. Siapa yang sedang menjadi pembicara menceritakan keputusannya yang dianggap penting. Siapa yang menjadi pendengar kemudian menanyakan apakah kira-kira kehidupannya akan berbeda andai saja dia mengambil keputusan yang berbeda.
2

Selanjutnya mereka saling memperkenalkan pasangannya masing-masing. Fasilitator sebaiknya memberikan contoh terlebih dahulu. Lanjuti dengan diskusi, dengan mengaitkan kegiatan ini dengan metode untuk memikirkan masa depan: Bagaimana keputusan ini berdampak pada kehidupan Anda? Apakah dampaknya masih bisa Anda kendalikan, atau apakah ada faktor-faktor dari luar yang memengaruhi keputusan Anda? Saat yang tepat untuk memperkenalkan konsep kekuatan-kekuatan pengendali. Apa yang Anda rasakan ketika mulai berpikir tentang kemungkinankemungkinan dampak dari keputusan yang berbeda? Diskusikan kekuatan dari pertanyaan Seandainya ... ?

Langkah 3: Paparan persoalan-persoalan penting 1-2 jam Undang narasumber, tokoh masyarakat, atau wakil dari pemangku kepentingan yang lain untuk memaparkan persoalan-persoalan penting yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Topik meliputi peraturan baru, rencana pembangunan daerah, atau kajian akademis tentang kondisi ekonomi atau lingkungan.

Metode 1: Skenario Menanyakan Seandainya ... ? tentang masa depan. Skenario, secara sederhana, adalah apa saja yang mungkin terjadi di masa depan. Akan ada banyak jawaban-jawaban kreatif dari pertanyaan: Seandainya ... ?. Skenario mendorong kita untuk membuka pikiran terhadap rentang perubahan-perubahan dan kejutan-kejutan yang mungkin terjadi di masa depan, dan kemudian memikirkan dampaknya. Metode ini khususnya berguna dalam situasi dimana perubahan-perubahan yang terjadi berada diluar kendali masyarakat. Membuat skenario bukanlah hal yang sulit. Hanya merupakan pendekatan sistematis yang mewujudkan kecenderungan alamiah kita untuk memikirkan masa depan ke dalam perangkat pengambilan keputusan. Skenario melakukannya dengan mengidentifikasi kekuatan-kekuatan pengendali, yang merupakan faktor-faktor kunci atau perubahanperubahan yang berdampak pada masyarakat. Contoh dari kekuatan pengendali adalah kebijakan baru dari pemerintah, perubahan lingkungan, konflik etnis, pergeseran harga pasar, masalah kesehatan, pembangunan jalan, dlsb. Beberapa kekuatan pengendali sangat pasti, artinya sangat jelas kemana arahnya. Kekuatan yang lain bisa saja tidak jelas; bisa terjadi atau tidak, sedangkan skala dan ruang lingkupnya juga sulit diketahui. Sebagian kekuatan pengendali bisa dirubah oleh masyarakat, namun sebagian lainnya diluar kendali masyarakat. Bentuk skenario bisa bermacam-macam, namun yang paling sering adalah cerita narasi tentang masa depan yang masuk akal dan realistis. Skenario juga bisa dijabarkan dalam bentuk model teknis, peta, atau sandiwara. Keluarannya bisa kuantitatif, kualitatif, atau gabungan dari keduanya. Unsur-unsur Pokok Tujuan: Mengasah pengalaman dan kreatifitas seluruh masyarakat untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi di masa depan Mengidentifikasi kekuatan-kekuatan pengendali yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Mendiskusikan konsekuensi-konsekuensi dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan, beserta dampaknya bagi masyarakat Menyusun rencana menghadapi ketidakpastian, berusaha untuk mempengaruhi perubahanbila mungkindan melakukan penyesuaian bila diperlukan Hasil: Dua atau empat skenario, dalam bentuk narasi, peta, atau model, tergantung pada keperluan Rencana tindakan untuk menghadapi setiap skenario Waktu dan bahan: 4 sesi, masing-masing 3 jam Kertas plano, spidol, kartu meta-plan, lakban Tim fasilitator dan peserta: Satu atau lebih fasilitator (satu orang untuk setiap kelompok diskusi) Satu orang notulis (bisa dari masyarakat) 15-25 peserta
4

Ahli sejarah atau tetua masyarakat (bila diperlukan) Akademisi, wakil-wakil dari masyarakat/pemangku kepentingan yang lain, misalnya orang pemerintahan (bila diperlukan)

Langkah-langkah Catatan: Urutan langkah-langkah berikut ini bersifat fleksibel, tergantung pada keperluannya. Beberapa fasilitator menggunakan proses berulang, dimana langkahlangkah diulang beberapa kali untuk memperdalam diskusi dan memperkaya skenario. Langkah 1: Mengidentifikasi masa-masa bersejarah yang menandai perubahan dan pembaharuan 1 jam Kegiatan ini menyadarkan peserta bahwa perubahan tidak bisa dihindari, bahkan pada masa-masa yang kelihatannya stabil. Peserta juga berpeluang menemukan perubahanperubahan di masa lalu yang dapat mempengaruhi skenario-skenario yang mungkin terjadi di masa depan. Pilih kerangka waktu seperti 100, 1.000, atau 10.000 tahun yang lalu. Pilih rentang waktu terpanjang yang bisa dipahami oleh peserta. Gambarkan garis waktu yang terbagi dalam skala tahun, bila perlu sambungkan beberapa kertas plano agar cukup ruang untuk membubuhkan keterangan pada titik-titik masa yang dianggap bersejarah. Ajak peserta untuk menuliskan atau menggambarkan kejadian-kejadian lokal pada garis waktu tersebut. Identifikasi perbedaan jaman dan kecenderungan-kecenderungannya. Diskusikan perubahan-perubahan dan identifikasi kekuatan-kekuatan pengendali yang mempengaruhi perubahan itu. Mungkin perlu mengundang ahli sejarah atau tetua masyarakat sebagai narasumber. Mungkin saja peserta tidak terbiasa untuk memikirkan sejarah, atau informasi tentang sejarah di tempat tersebut tidak tersedia. Mungkin pula cara pandang masyarakat terhadap sejarah berbeda dengan cara pandang tim fasilitator. Diskusikan dalam tim fasilitator apakah peserta bisa memahami kegiatan ini, dan apakah ada narasumber yang bisa membantu. Sebaiknya peserta tidak terlalu dibebani oleh informasi yang terlalu rinci, hingga pertimbangkan sebaik-baiknya seberapa jauh Anda akan memandu pelatihan ini.

Contoh gambaran sejarah.

Langkah 2: Identifikasi pertanyaan-pertanyaan kunci 1 jam Pertanyaan-pertanyaan kunci adalah pokok permasalahan yang dibahas dalam pelatihan. Skenario-skenario yang hendak dibuat diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tanyakan kepada peserta: Dalam hubungannya dengan tujuan pelatihan, menurut Anda apa saja persoalan-persoalan di masa depan yang perlu dibahas?. Fasilitasi peserta untuk mencurahkan pendapatnya melalui diskusi kelompok, atau secara perorangan dengan menuliskannya pada kartu-kartu meta-plan. Ajak peserta untuk menentukan beberapa pertanyaan kunci yang dianggap paling penting, lalu tuliskan pada selembar kertas plano dan tempelkan di dinding. Tengok kembali pertanyaan-pertanyaan kunci ini sepanjang pelatihan, agar menjadi pusat perhatian selama pelatihan. Langkah 3: Identifikasi kekuatan-kekuatan pengendali 1 jam dalam pelatihan formal atau 1 hari dalam diskusi-diskusi informal Kekuatan-kekuatan pengendali adalah faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi masa depan masyarakat dan persoalan-persoalan yang dibahas dalam pelatihan. Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok diskusi untuk membahas kekuatan-kekuatan pengendali. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu untuk memulai diskusi kelompok: Berdasarkan masa-masa bersejarah yang telah kita diskusikan, kekuatankekuatan pengendali apa saja yang Anda temukan dalam masa-masa bersejarah itu? Apakah menurut Anda kekuatan-kekuatan itu akan tetap berperan di masa depan? Perubahan-perubahan penting apa saja yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat? Apa saja yang menjadi penyebab perubahan-perubahan itu? Apa saja yang tidak berubah dalam kehidupan masyarakat, dan apa yang membuatnya tidak berubah? Apa saja yang telah terjadi pada lingkungan dimana kita hidup (hutan, sungai, binatang-binatang)? Apa saja yang menyebabkan perubahan-perubahan itu? Bagaimana sumber daya alam dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat di sini? Apakah Anda menhendaki adanya perubahan dalam pemanfaatan sumber daya alam ini? Bagaimana pola pertanian yang dijalankan selama ini? Adakah perubahanperubahan dalam pola pertanian? Apa saja kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di pedesaan? Bagaimana masyarakat desa berhubungan denan pemerintah? Bagaimana hubungan antar tetangga desa? Apakah pola hubungan itu akan berubah di masa depan? Bagaimana keadaan sarana transportasi di desa? Apakah sarana transportasi itu akan berubah di masa depan? Bagaimana kira-kira perubahannya?

Apa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di sini? Apakah Anda menghendaki adanya perubahan? Bagaimana kira-kira perubahan yang Anda harapkan? Apakah keluarga Anda dalam keadaan sehat? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga Anda? Bagaimana menurut Anda kehidupan anak-anak Anda akan berbeda dengan kehidupan Anda saat ini? Mengapa? Masalah-masalah penting apa saja yang sedang Anda rasakan? Masalahmasalah penting apa saja yang Anda duga akan terjadi?

Selanjutnya, ajak peserta untuk membuat daftar kekuatan pengendali yang teridentifikasi, dan mengelompokkannya ke dalam dua kategori: Pasti dan Tidak Pasti. Kekuatan pengendali yang pasti adalah kekuatan yang arah dan dampaknya telah diketahui. Misalnya, dapat dipastikan bahwa jumlah penduduk dunia akan terus bertambah. Kekuatan pengendali yang tidak pasti adalah kekuatan yang arah dan potensi dampaknya belum jelas. Misalnya, mungkin pemerintah sedang menggagas untuk membangun jalan darat baru melewati wilayah ini. Apakah rencana ini akan dilaksanakan atau tidak masih belum pasti. Berikutnya diskusikan apakah kekuatankekuatan yang telah didaftar itu merupakan peluang atau ancaman. Saran dan pilihan-pilihan: Peserta mungkin saja tidak menyadari adanya kekuatan pengendali, yang menurut fasilitator penting. Misalnya, dalam latihan Skenario bersama masyarakat di Amazon, Peru, sebagian besar anggota masyarakat tidak menyadari bahwa jalan besar sedang dibangun melintasi wilayah mereka. Fasilitator, atau seorang narasumber, dapat menyampaikan bahan-bahan baru dalam diskusi. Namun, sebaiknya berhati-hati untuk tidak terlalu banyak mengarahkan diskusi. Fasilitator juga dapat mempelajari kekuatan-kekuatan pengendali yang relevan dalam percakapan atau wawancara informal di desa.

Langkah 4: Menetapkan titik awal 1 jam Langkah ini menciptakan kalimat-kalimat pembukaan untuk skenario-skenario yang hendak disusun. Sama halnya dengan kata-kata: Pada suatu masa ... (isi dengan hal-hal penting untuk memulai). Setiap skenario mempunyai titik awal yang berbeda. Ada empat pilihan untuk menciptakan titik awal: Pilihan 1. Peserta memilih beberapa kekuatan pengendali yang tidak pasti dari langkah sebelumnya. Peserta membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan untuk setiap kekuatan pengendali. Skenario akan muncul dari kemungkinankemungkinan pada setiap kekuatan pengendali. Misalnya, suatu kekuatan pengendali yang tidak pasti bagi masyarakat yang tinggal di dekat sebuah taman nasional mungkin saja adalah jumlah turis yang datang berkunjung. Dua skenario yang mungkin terjadi adalah peningkatan jumlah turis, atau jumlah turis malah berkurang. Peserta kemudian memasukkan kekuatan pengendali yang lain ke dalam skenario, misalnya pertambahan jumlah penduduk, untuk melihat apa yang akan terjadi.

Pilihan 2. Pilih dua kekuatan pengendali untuk membuat matriks 2x2, dimana kita dapat membuat titik-titik awal untuk empat skenario yang mungkin terjadi.. Contoh di bawah ini adalah matriks hasil latihan Skenario pada sebuah desa yang tergantung pada pengumpulan kacang Brasil sebagai mata pencahariannya. Dalam Skenario A, titik awalnya mungkin berbunyi: Apa yang akan terjadi bila harga kacang Brasil jatuh dan transportasi menuju desa semakin rusak?.

Skenario A

Memburuk JALAN DARAT

Skenario B

Rendah

HARGA KACANG

Tinggi

Skenario C

Skenario D

Membaik

Pilihan 3. Bila ada lebih dari dua kekuatan pengendali yang perlu dipertimbangkan, coba kombinasikan berbagai kemungkinan dari kekuatan-kekuatan pengendali itu untuk membuat beberapa titik awal skenario yang mungkin terjadi. Pilihan 4. Gunakan latihan Membangun Visi untuk menetapkan masa depan yang ideal yang diinginkan oleh masyarakat. Kemudian gunakan visi tersebut sebagai titik awal. Jajagi apa saja yang perlu dilakukan agar masa depan yang ideal itu bisa terwujud. Apa saja yang menghambat tercapainya masa depan yang ideal itu? Berikutnya, kembangkan setidaknya dua cerita yang provokatiftetapi masuk akal, yang menyimpang dari masa depan yang ideal.
Alternatif Pertama

Masa Kini

Masa Depan Ideal

Alternatif Kedua

Saran dan pilihan: Pada beberapa situasi, mungkin lebih sederhana bila memilih hanya satu kekuatan pengendali dan membuat dua skenario. Lihat contoh di bawah ini.

Skenario $3/kotak

Rendah

HARGA KACANG

Tinggi

Skenario $20/kotak

Selain menggunakan kekuatan pengendali untuk menetapkan batasan-batasan skenario, beberapa fasilitator menggunakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kunci sebagai titik awal untuk menyusun skenario. Pada beberapa kelompok masyarakat mungkin langkah ini bisa dilewatkan dulu, langsung menuju penyusunan narasi skenario, baru nanti kembali lagi ke langkah ini untuk mendiskusikan kekuatan-kekuatan pengendali yang berkaitan dengan skenario yang telah dibuat.

Langkah 5: Menyusun narasi 2 jam Selanjutnya, peserta diajak untuk menyusun narasi yang masuk akal, konsisten, dan kaya, dari titik-titik awal yang telah dibuat. Bagi peserta dalam kelompok-kelompok beranggotakan 4-6 orang, lengkap dengan satu orang fasilitator untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok berangkat dari titik awal yang berbeda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut untuk memulai diskusi kelompok: Apa yang terjadi bila ... (masukkan titik awal, misalnya harga kacang Brasil jatuh dan transportasi menuju desa semakin buruk)? Bagaimana? Apa yang terjadi kemudian? Apa konsekuensi dari semua itu? Bagaimana orang-orang bereaksi bila itu terjadi? Selanjutnya apa yang akan mereka lakukan? Siapa yang akan mendorong perubahan? Apa dasar pemikiran dari masing-masing skenario?

Ajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas secara terus-menerus, sehingga cerita yang dihasilkan cukup mendalam. Ungkapkan hal-hal yang tidak konsisten, dan ajak peserta untuk memperbaikinya. Pastikan bahwa cerita yang disusun memuat keseluruhan pemangku kepentingan, dan juga kekuatan-kekuatan pengendali yang telah diidentifikasi sebelumnya. Bila diskusi kelompok mulai melantur, kembalikan diskusi pada jalurnya. Bila kelompok-kelompok telah menyelesaikan ceritanya secara logis, minta satu orang dari masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya, dan minta peserta dari kelompok lain untuk memberikan ulasan/tanggapan. Bisa juga dengan menggambar garis waktu pada kertas plano, kemudian bubuhkan beberapa kemungkinan kejadian di masa depan dan tunjukkan bagaimana kekuatan-kekuatan pengendali yang berbeda memainkan peranannya.
9

Kependudukan

Wabah penyakit

Wabah penyakit menekan pertumbuhan jumlah penduduk

Wabah penyakit tertanggulangi; pertumbuhan jumlah penduduk meningkat; urbanisasi melambat Pertumbuhan ekonomi rendah akibat mahalnya harga energi Keberagaman budaya dipromosikan dan diintegrasikan Kebijakan untuk mengembangkan produksi bahan pangan & energi lokal; pengurangan anggaran untuk keamanan & meningkatkan anggaran untuk pengembangan teknologi Standar kualitas bahan pangan diperketat; sumbersumber daya publik diperjelas, termasuk hak & kewajiban dan penerapannya Tekanan terhadap lahan di pedesaan di negara-negara berkembang (urbanisasi , banjir)

Wabah penyakit tertanggulangi; pertumbuhan jumlah penduduk menurun; kebutuhan bahan pangan di perkotaan menurun Kerjasama & integrasi ekonomi regional Integrasi keberagaman budaya meningkat; karakterkarakter budaya yang berbeda dimanfaatkan secara optimal

Wabah penyakit tertanggulangi; pertumbuhan jumlah penduduk meningkat Pertumbuhan ekonomi meningkat; perdagangan yang seimbang di tingkat regional

Jumlah penduduk dunia 9,5 milyar jiwa

Ekonomi

WTO gagal

Pertumbuhan ekonomi regional rendah; perjanjianperjanjian antar negara Keberagaman budaya; bahan pangan tradisional dikembangkan
Terorisme

Pertumbuhan ekonomi yang lebih adil; kesadaran konsumen meningkat

Kebudayaan

Kerangka kebijakan

Petani membayar layanan lingkungan (konservasi lahan, penggunaan pestisida dikurangi, dlsb.)

Sosial politik

Investasi tinggi untuk pengembangan mosal sosial; biaya tinggi untuk menjaga ketahanan pangan

Desentralisasi pemerintahan membaik; peraturanperaturan kian efektif

Ketersediaan sumber daya lama & aksesnya


Harga energi meningkat tajam

Energi

Pengembangan teknologi energi terbarukan sebagai alternatif dari bahan bakar minyak 2010

Pada negara-negara berkembang engembangan energi terbarukan kurang diperhatikan, karena terfokus pada produksi bahan pangan 2020 2030 2040 2050

(IAASTD Scenarios Working Group, 2006) 10

Langkah 6: Paparan dan diskusi 2 jam Kumpulkan kembali seluruh peserta dan minta setiap kelompok untuk memaparkan narasi skenario yang dibuatnya kepada peserta yang lain. Diskusikan implikasi-implikasinya: Apakah ceritanya masuk akal? Mungkinkah akan terjadi? Mengapa ya, atau mengapa tidak? Hal-hal apa dalam cerita ini yang dapat dikendalikan oleh masyarakat? Hal-hal apa dalam cerita ini yang tidak dalam kendali masyarakat? Pelajaran apa kita peroleh dari cerita ini? Hal-hal apa yang bisa dipantau oleh masyarakat bila cerita ini benar-benar terjadi nanti? Siapa saja yang akan memperoleh manfaat dan siapa saja yang merugi dalam cerita ini? Apa saja perbedaan-perbedaan kondisi masyarakat dalam skenario-skenario ini? Apa saja persamaannya?

Beri nama yang kreatif untuk setiap skenario (hindari penomoran). Langkah 7: Menyempurnakan narasi dan mengkaji dampaknya 3 jam Peserta diminta kembali pada kelompoknya masing-masing, untuk menyempurnakan narasi skenario berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dalam sesi sebelumnya. Setiap kelompok sebaiknya memeriksa kembali konsistensi dan logika masing-masing skenario. Beri kejutan ke dalam skenario. Apakah ceritanya akan berubah? Apakah masih masuk akal? Bagaimana masyarakat menyesuaikan diri terhadap kejutan itu? Setelah semua kelompok menyempurkan narasinya masing-masing, ajak mereka mendiskusikan dampak skenario yang mereka buat: Bagaimana bila cerita dalam skenario itu benar-benar terjadi di masa depan? Siapa yang memperoleh manfaat, siapa yang rugi dalam masing-masing skenario? Tindakan apa yang bisa saya lakukan untuk mempersiapkan diri? Tindakan apa yang bisa dilakukan pada tingkat masyarakat? Adakah tindakan yang bisa saya lakukan untuk mencapai masa depan yang diharapkan, atau untuk mengurangi dampak negatifnya (bagi saya, ekluarga saya, dan masyarakat saya)? Apakah para pemimpin dan tokoh masyarakat akan berubah-ubah dalam skenario yang berbeda?

Selanjutnya ajak peserta untuk membuat daftar tiga peluang dan tiga ancaman yang dianggap paling penting dari setiap skenario. Untuk setiap peluang dan ancaman, ajak

11

peserta untuk menyusun rencana untuk masyarakat agar siap menghadapi kemungkinankemungkinan itu. Dorong peserta untuk memikirkan cara-cara untuk memperoleh manfaat dari setiap peluang: Bagaimana kita bisa memastikan akan memperoleh manfaat dari peluang ini? Bagaimana kita mempersiapkannya? Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah ancaman ini? Bila tidak mungkin dicegah, bagaimana dampak negatifnya bisa dikurangi?
Peluang 1. 2. 3. Ancaman 1. 2. 3. Bagaimana kita akan mengambil manfaat dari peluang ini? 1. 2. 3. Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman ini? 1. 2. 3.

Untuk ancaman:

Kumpulkan seluruh peserta untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Diskusikan dan catat tanggapan-tanggapan dan saran-saran.

12

Metode 2: Prakiraan Meramal masa depan berdasarkan apa yang kita ketahui dari masa lalu. Prakiraan, atau sering disebut juga dengan kajian kecenderungan, mempelajari kecenderungan-kecenderungan di masa lalu untuk mencoba meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Prakiraan cenderung didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Prakiraan sangat baik untuk memperkirakan kecenderungan-kecenderungan masa depan dalam jangka pendek, berdasarkan pengalaman di masa lalu dan masa kini. Misalnya, memperkirakan jumlah penduduk dalam lima tahun ke depan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di masa lalu. Informasi ini sangat diperlukan dalam perencanaan. Namun, prakiraan tidak cocok untuk mempelajari dampak dari kemungkinankemungkinan yang belum pernah terjadi di masa lalu, seperti munculnya wabah penyakit baru, pembangunan jalan baru, atau perubahan undang-undang/peraturan. Dengan demikian, prakiraan hanya cocok untuk perencanaan jangka pendek, biasanya lima tahun atau lebih pendek lagi. Prakiraan akan memberikan hasil terbaik bila dilengkapi dengan informasi yang dapat diukur. Walaupun informasi biasanya dikemas untuk keperluan khusus, namun dapat mengindikasikan kecenderungan yang lebih luas. Unsur-unsur Pokok Tujuan: Mengidentifikasi kecenderungan-kecenderungan di masa lalu dan masa kini Menggunakan pengetahuan seluruh masyarakat untuk mencoba memperkirakan kemana kiranya arah kecenderungan-kecenderungan yang sedang terjadi Mendiskusikan konsekuensi-konsekuensi dari kemungkinan-kemungkinan di masa depan, dan juga dampaknya bagi masyarakat Mengembangkan rencana tindakan untuk memantau perubahan dan menyesuaikan diri Hasil: Gambar-gambar, grafik, peta kecenderungan di masa depan, biasanya dalam bentuk data yang akurat Waktu dan bahan: 2 sesi, masing-masing 2 jam Kertas plano, spidol, lakban Tim fasilitator dan peserta: Satu orang fasilitator Satu orang notulis (bisa dari masyarakat) 15-25 peserta

13

Langkah-langkah Langkah 1: Menetapkan pokok bahasan dan mengidentifikasi indikator-indikator 2 jam Diskusikan pokok bahasan pelatihan. Perubahan-perubahan apa di masa depan yang ingin diramalkan oleh peserta? Misalnya kondisi hutan, kesehatan, produksi pertanian, kualitas air, wabah penyakit, atau perubahan kependudukan. Lalu, untuk setiap pokok bahasan, identifikasi indikator-indikatornya secara khusus. Indikator adalah informasi yang dapat diukur tentang keadaan yang menunjukkan kecenderungan yang lebih besar. Lakukan curah pendapat untuk mengidentifikasi indikator-indikator yang terkait dengan pokok bahasan. Identifikasi hubungan-hubungan antara indikator dengan faktor-faktor lain yang terkait dengan perubahan. Apakah indikator menunjukkan perubahan secara terukur? Langkah 2: Kumpulkan data dari indikator-indikator waktu bervariasi Pelajari data yang ada dari indikator-indikator, misalnya yang diambil dari kajian desa secara partisipatif, sensus, atau peta tata guna lahan. Coba himpun informasi dari masa lalu sejauh yang bisa dijangkau. Kumpulkan juga data terkini. Langkah ini bisa memerlukan waktu beberapa minggu. Langkah 3: Membuat matriks prakiraan 2 jam Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok diskusi dan bagikan indikator-indikator untuk setiap kelompok. Buat matriks dari indikator-indikator. Pada lajur atas buatlah kerangka waktu. Bubuhkan kerangka waktu yang sesuai dengan keperluan; dalam satuan bulanan, atau tahunan. Pada kolom kiri tuliskan indikator-indikator.
Tahun ini 1 tahun ke depan 2 tahun ke depan 3 tahun ke depan 4 tahun ke depan 5 tahun ke depan 14

2 tahun lalu

Indikator

Tutupan hutan Luasan budidaya Jumlah penduduk Kejadian penting yang pasti Kejadian penting yang belum pasti Kejutan-kejutan

Tahun lalu

Sekarang isi matriks itu dengan data yang Anda punya dari masa lalu dan masa kini. Gunakan kreatifitas visual untuk memaparkan data. Misalnya, gunakan biji-bijian untuk menunjukkan jumlah (1 biji dapat mewakili 10 orang penduduk desa, misalnya), atau gradasi warna untuk menunjukkan prosentase. Diskusikan hasilnya: Apakah ada sesuatu yang mengejutkan Anda? Apakah prakiraan ini masuk akal? Mengapa ya, atau mengapa tidak? Kecenderungan apa yang berdampak baik bagi masyarakat desa? Kecenderungan apa yang berdampak buruk? Mengapa? Apakah ada kecenderungan yang ingin Anda rubah?

Sekarang tambahkan satu lajur di bagian bawah matriks, bubuhkan Kejadian penting yang pasti. Termasuk di dalamnya adalah kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang hampir pasti akan terjadi. Lakukan curah pendapat terhadap kejadian-kejadian penting di masa depan yang dapat mempengaruhi prakiraan mereka, dan tuliskan hasilnya pada lajur yang disediakan. Tanyakan kepada peserta apakah mereka ingin merubah prakiraan mereka, dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian penting itu. Kemudian tambahkan 2 lajur lagi di bagian bawah matriks, yakni untuk memuat Kejadian penting yang belum pasti dan Kejutan-kejutan. Tanyakan kepada peserta, kejadian-kejadian apa yang belum pasti tetapi sepertinya akan terjadi. Termasuk di dalamnya adalah kejadian-kejadian penting yang bisa terjadi atau tidak terjadi. Misalnya penurunan harga komoditas pertanian, atau pembanguna jalan baru. Ajak peserta untuk mengisi dampak dari kejadian-kejadian itu pada lajur yang disediakan, dan menyesuaikan prakiraan-prakiraan yang telah dibuat. Berikutnya ajak peserta untuk memikirkan kejutan-kejutan yang bisa mempengaruhi kecenderungan-kecenderungan itu. Pertanyaan diskusi: Bagaimana kejadian-kejadian ini akan mempengaruhi prakiraan-prakiraan yang telah dibuat? Adakah kejadian-kejadian yang dapat dikendalikan oleh masyarakat? Adakah tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian-kejadian itu, atau bahkan mempengaruhi dampaknya?

Langkah 4: Diskusi pleno 30 menit Kumpulkan kembali semua peserta dan minta mereka memaparkan dan membandingkan hasil-hasil diskusi kelompok. Diskusikan berbagai kemungkinan yang muncul setelah kejadian-kejadian yang pasti, belum pasti, dan kejutan-kejutan ditambahkan. Mungkin akan ada banyak prakiraan yang dihasilkan; coba persempit dalam tiga atau empat prakiraan yang kiranya mudah untuk dijabarkan. Dorong dikusi tentang bagaiman mempersiapkan diri terhadap kecenderungan-kecenderungan itu, atau bagaimana cara untuk merubahnya.

15

Pertanyaan diskusi: Bagaimana kecenderungan-kecenderungan ini akan mempengaruhi kehidupan Anda dan masyarakat Anda? Dampaknya positif atau negatif? Dapatkah Anda merubah dampak dari kecenderungan-kecenderungan itu? Bagaimana Anda akan mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian-kejadian itu?

16

Metode 3: Membangun Visi Menggambarkan masa depan kita yang ideal ... 5, 10, 50 tahun yang akan datang. Membangun visi adalah sebuah metode yang efektif untuk memberdayakan masyarakat, yakni dalam mengendalikan masa depan dengan menetapkan sendiri bentuk yang mereka harapkan dan mengungkapkannya dalam bahasa mereka sendiri. Peserta mendiskusikan dan mengembangkan satu visi, sebuah masa depan yang ideal, untuk keseluruhan masyarakat. Membangun Visi menciptakan sebuah forum dimana orang-orang dapat mengungkapkan harapan-harapan mereka, berbagi keyakinan-keyakinan tentang masa depan, dan mencapai kesepakatan tentang sebuah masa depan yang ideal. Mengembangkan sebuah visi jangka panjang juga merupakan sebuah langkah penting dalam mengembangkan strategi-strategi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Metode ini merupakan cara yang termudah untuk dikerjakan dalam jangka waktu yang pendek. Prosesnya mendorong kerjasama secara positif. Unsur-unsur Pokok Tujuan: Memikirkan sebuah masa depan yang ideal Memahami bagaimana harapan-harapan tentang masa depan dalam sebuah masyarakat bisa berbeda-beda Menghimpun orang-orang yang berbeda kepentingan untuk bersama-sama mengembangkan sebuah visi Mencapai kesepakatan tentang sebuah visi Hasil: Sebuah visi masa depan, dalam jangka waktu tertentu, yang memuat gagasangagasan penting yang diidentifikasi dan disepakati oleh peserta. Visi bisa berupa jabaran dalam bentuk gambar atau tertulis, tergantung pada keinginan peserta. Waktu dan bahan: 3 jam Peta dan data tentang masyarakat dan sumber-sumber dayanya Meja gambar, kertas plano, spidol, lakban Tim fasilitator dan peserta: Dua orang fasilitator Dua orang notulis (bisa dari masyarakat) 15-25 peserta

17

Langkah-langkah Langkah 1: Menetapkan kerangka waktu dan mendiskusikan keprihatinan di masa kini 1 jam Diskusikan kerangka waktu untuk visi yang hendak dibangun. Jumlah tahun tergantung pada situasi. Mungkin pemerintah lokal menggunakan jangka waktu 5 tahun untuk siklus perencanaan. Mungkin masyarakat sedang berperanserta dalam sebuah proyek pengelolaan hutan selama 20 tahun. Lebih baik membayangkan waktu yang lebih jauh ke masa depan. Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-8 orang. Dalam setiap kelompok sediakan peta atau foto-foto masyarakat yang dipasang di depan mereka. Bila tersedia informasi dari kegiatan-kegiatan yang lain, seperti dari kajian desa partisipatif, sediakan hasil-hasilnya. Mulai diskusi dengan membahas keadaan desa di masa kini: Pertanyaan diskusi: Ceritakan keadaan masyarakat Anda. Bagaimana kehidupan dalam keluarga-keluarga? Bagaimana keadaan lahan dan hutan? Apa saja mata pencaharian orang-orang di desa? Apakah yang memprihatinkan, atau menjadi masalah, bagi orang-orang di desa? Apakah Anda ingin melihat perubahan? Mengapa Anda menginginkan perubahan? Apakah hal-hal baik yang tidak perlu dirubah?

Pastikan notulis mencatat diskusi dalam setiap kelompok, atau peserta ingin mengungkapkan keprihatinan-keprihatinan mereka dalam bentuk gambar. Langkah 2: Mengembangkan visi ke masa depan 1 jam Ada tiga pilihan untuk mengembangkan visi ke masa depan. Pilihan 1: Perjalanan ke masa depan Minta peserta untuk santai, menutup mata, mengosongkan pikiran. Ajak mereka untuk memulai perjalanan menuju masa depan. Berikut adalah kalimat-kalimat yang mungkin bisa digunakan untuk memulai: Kita akan melakukan perjalanan menuju 20 tahun yang akan datang, sehingga kita akan membuat waktu berjalan cepat. Ketika saya menghitung sampai angka 20, maka Anda akan bertambah tua 20 tahun. Anak-anak telah tumbuh dewasa, masyarakat telah berubah, kehidupan menjadi lebih baik, setiap orang merasa bahagia. Masalah-masalah telah terpecahkan. Ketika Anda membuka mata kembali, Anda masih berada di sini, tetapi dalam masa 20 tahun yang akan datang.

18

Ajak peserta untuk membayangkan keadaan 20 tahun yang akan datang serinci mungkin. Lakukan dengan kegembiraan, namun hati-hati! Jangan katakan sesuatu pun tentang masa depan yang mereka lihat untuk mereka; ini harus mereka lakukan sendiri. Sekarang ajak peserta untuk berjalan-jalan di sekitar permukiman. Berhentilah di tempattempat tertentu, seperti di tepi sungai, sumur, jalan raya, sekolah, lahan pertanian, perumahan, dan tanya mereka untuk menjabarkan apa yang mereka lihat dalam masa depan yang ideal. Dorong munculnya gagasan-gagasan secara bebas dan lancar, dan coba buat setiap orang ikut menyumbangkan gagasannya. Pastikan notulis mencatat semua diskusi ini. Pertanyaan diskusi: Apa yang ingin Nada lihat di sini 20 tahun yang akan datang? Apa yang sedang dilakukan orang-orang? Bagaimana kehidupan keluarga-keluarga, anak-anak, pohon-pohon, binatangbinatang di masa itu? Bagaimana keadaan lahan? Apa saja mata pencaharian orang-orang? Bagaimana kehidupan masyarakat telah berubah: bagaimana keadaan rumahrumah, jalan-jalan, persediaan air, sekolah? Apa saja yang tidak berubah? Anda banyak mendiskusikan masalah-masalah pada sesi sebelumnya; bagaimana masalah-masalah itu telah terpecahkan?

Pilihan 2: Visi terpandu Pendekatan ini ideal untuk pelatihan yang dilakukan jauh dari tempat tinggal masyarakat. Pendekatan ini juga membeaskan orang dari hambatan-hambatan dari situasi yang sedang mereka alami, karena secara fisik mereka tidak sedang berada di tengah persoalan. Bila difasilitasi dengan baik, metode ini sangat kuat dampaknya. Minta peserta untuk duduk dengan tenang, santai, menutup mata, dan mengosongkan pikiran. Bayangkan bahwa Anda sedang pergi merantau. Setelah 20 tahun tanpa ada kontak dengan keluarga dan masyarakat, Anda kembali ke desa dan menemui segala sesuatu telah berubah menjadi baik. Anda berjalan-berjalan di seputar desa menyaksikan kehidupan masyarakat. Jabarkan (dalam pikiran Anda) bagaimana Anda tahu bahwa segala sesuatu telah menjadi lebih baik: Bagaimana keadaan desa? Bagaimana keadaan rumah-rumah? Siapa saja yang Anda lihat? Apa saja yang sedang mereka lakukan? Bagaimana keadaan hutan, ladang, kebun, dan sungai? Apa saja yang telah berubah? Apa saja yang tidak berubah? Setelah 15 atau 20 menit membayangkan keadaan di masa depan, minta peserta untuk membuka matanya kembali untuk kemudian menuliskan atau membuat gambar dari hal-hal yang mereka anggap paling berkesan dari apa yang mereka lihat. Selanjutnya, perbandingkan gagasan-gagasan yang muncul, sehingga jelas tampak bagaimana harapan19

harapan mereka memiliki kesamaan atau perbedaan. Panduan ini hanyalah sebuah contoh dan dapat disesuaikan dengan keperluan. Pilihan 3: Membangun yang terbaik Bila peserta telah membuat Skenario, mereka dapat menggunakan skenario-skenario yang mereka buat sebagai titik awal dari latihan Membangun Visi. Minta peserta untuk memaparkan sekenario-skenario yang telah mereka buat dan mengidentifikasi aspek-aspek yang positif. Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok, dan ajak mereka mendiskusikan aspek-aspek positif itu. Beberapa hal akan menjadi tidak mungkin atau tidak masuk akal bila digabungkan bersama. Ajak peserta untuk mendiskusikan dan memutuskan aspekaspek apa saja yang ingin mereka pertahankan. Langkah 3: Menggambar visi masa depan 1 jam Setelah Perjalanan ke masa depan, Visi terpandu, atau Membangun yang terbaik, kumpulkan kembali semua peserta dan minta mereka untuk membuat gambar atau menuliskan visi yang mereka inginkan dalam kelompok-kelompok kecil. Mungkin saja peserta ingin berbagi gagasan pada selembar kertas besar atau papan tulis, agar semua orang dapat menyumbangkan visinya termasuk orang yang tdak bisa membaca dan menulis. Langkah ini sebaiknya tidak perlu difasilitasi. Biarkan mereka mengatur dirinya sendiri dan menentukan bagaimana penyelesaiannya. Pilihan Sediakan gambar-gambar atau foto dari bentang lahan yang berbeda-beda, mulai dari lahan pedesaan hingga lahan perkotaan. Peserta dapat menyusunnya dalam bentuk kolase.

Langkah 4: Paparan, diskusi, dan pengurutan 1 jam Kumpulkan kembali semua peserta. Tempelkan semua visi di dinding, dan minta setiap kelompok untuk memaparkannya. Kemudian ajak semua peserta untuk mendiskusikan dan membandingkan visi-visi itu. Selama proses berlangsung, seorang notulis membuat daftar gagasan-gagasan yang dipaparkan pada selembar kertas plano. Pertanyaan diskusi: Apa yang paling penting dari setiap visi? Apa yang sama dalam semua visi? Apa yang berbeda di antara visi-visi itu? Apa yang paling mengejutkan Anda?

Setelah diskusi, tempelkan daftar gagasan-gagasan di dinding agar peserta dapat melakukan voting. Setiap orang memiliki sejumlah suara dan boleh menempatkan suaranya pada satu atau lebih gagasan yang dianggapnya paling penting. Hitung hasil voting dan urutkan gagasan-gagasan sesuai dengan jumlah suaranya. Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berbagi gagasan-gagasan, memahami keprihatinan dan visi peserta yang lain,

20

dan kemudian memprioritaskannya bersama-sama untuk mencapai sebuah kesepakatan. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta untuk menyumbangkan suaranya. Pertanyaan diskusi: Benarkah ini gagasan-gagasan yang terbaik untuk masyarakat? Apa kira-kira ada yang kurang? Adakah peserta yang merasa suaranya belum tercakup di sini? Bagaimana Anda akan menggunakan gagasan-gagasan ini untuk menyusun rencana? Apa tindak lanjut yang akan Anda lakukan dengan gagasan-gagasan ini? Dapatkah Anda melakukan semua ini sekali lagi tanpa bantuan fasilitator?

21

Metode 4: Perencanaan Mengembangkan strategi-strategi untuk mencapai tujuan di masa depan. Perencanaan merupakan cara menciptakan jembatan yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, dengan memperbandingkan bagaimana kondisi hari ini dengan kondisi ideal yang diinginkan di masa depan. Kemudian peserta mengidentifikasi bagaimana cara merubah kondisi hari ini untuk menuju masa depan. Mereka melakukannya dengan mengembangkan rencana-rencana dan strategi-strategi secara khusus. Bila masyarakat telah mengidentifikasi tujuan-tujuan yang ingin dicapai, misalnya melalui metode Membangun Visi, Perencanaan dapat membantu masyarakat sebuah struktur rencana yang dapat dilaksanakan. Perencanaan juga membantu masyarakat untuk mempersiapkan diri terhadap dampak positif maupun negatif, sehingga merupakan lanjutan yang baik setelah metode Skenario. Unsur-unsur Pokok Tujuan: Mengembangkan rencana yang dirinci ke dalam langkah-langkah yang meliputi bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melaksanakannya Mencapai kesepakatan tentang prioritas Mempelajari ketrampilan untuk melakukan perencanaan secara bersama-sama Hasil: Rencana tertulis yang menjabarkan langkah-langkah dan tanggungjawab secara rinci untuk mencapai tujuan yang diharapkan Rencana pemantauan untuk memastikan pelaksanaan tindak lanjut Waktu dan bahan: 3 jam Kertas plano, spidol, lakban Tim fasilitator dan peserta: Dua orang fasilitator Satu orang notulis (bisa dari masyarakat) 15-25 peserta

Langkah-langkah Langkah 1: Diskusi tentang masa depan dan mengkaji masa kini 1 jam Ajak peserta untuk menetapkan tiga atau empat tujuan yang ingin mereka capai. Akan sangat membantu bila terlebih dahulu menerapkan metode Membangun Visi atau Skenario, yang mana membantu mereka untuk memikirkan masa depan yang ideal dan mengidentifikasi tujuan-tujuan.

22

Berikutnya, untuk setiap tujuan, minta peserta untuk mengkaji kondisinya di masa kini. Ajak mereka mengidentifikasi apa saja yang perlu dirubah di masa kini, untuk mencapai tujuan yang diharapkan: Bagaimana tujuan di masa depan akan berbeda dengan realitas hari ini? Apa saja yang kurang atau tidak ada di masa kini? Apa saja yang kiranya akan menghambat kita untuk mencapai tujuan-tujua kita? Bila peserta telah melakukan latihan Membangun Visi, mereka dapat memperbandingkan visi mereka tentang masa depan yang ideal dengan kondisi masa kini, dan kemudian mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antaranya. Selanjutnya, ajak peserta untuk mengkaji peluang, kekuatan, atau sumber-sumber daya yang dapat mereka gunakan untuk mencapai tujuan mereka: Apakah kita memiliki bakat dan ketrampilan yang dapat membantu kita untuk mencapai tujuan? Apakah kita memiliki sumber daya atau hak yang dapat kita manfaatkan? Adakah kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga atau kelompok masyarakat yang lain? Langkah 2: Membangun strategi-strategi untuk mencapai tujuan-tujuan 1 jam Selanjutnya, untuk setiap hambatan atau unsur yang kurang, peserta menciptakan strategi yang meliputi bagaimana, kapan, dan siapa untuk memecahkan masalahnya. Buat tanggal dan penanggungjawabnya secara rinci. Bila strateginya dibuat secara rinci, masyarakat akan lebih mudah untuk memantau pelaksanaan tindak lanjutnya. Minta peserta untuk bekerja dalam kelompok-kelompok, dimana setiap kelompok membuat satu strategi. Bila ini pertama kalinya peserta diajak membuat rencana secara bersamasama, mereka mungkin akan terkejut ketika mendapati bahwa mereka bisa membuat pemecahan-pemecahan masalah dan keputusan-keputusan dalam waktu singkat.

23

Apa peluang, kekuatan, atau sumber daya kita yang dapat dimanfaatkan?
Sebuah sumur yang belum jadi Tenaga kerja Tukang Kayu

Strategi

... Tujuan masa depan tercapai!


Sebuah sumur yang bersih dan air senantiasa tersedia

Kekurangan dan hambatan apa yang harus kita atasi untuk mencapai tujuan kita? Air sumur yang penuh dengan sampah dan tidak ada airnya di musim kemarau Bahan bangunan: besi beton, batu bata, semen, pasir, tali, ember, pulei, bahan pelapis sumur Sarana transportasi untuk mengangkut bahan bangunan Sumurnya perlu digali lebih dalam lagi, dan juga dibersihkan Biaya, jumlah totalnya 2500 Real Brasil, yang sama dengan 1 kotak kacang Brasil setiap keluarga

Bagaimana kita merubahnya? Mengumpulkan sumbangan 1 kotak kacang Brasil dari setiap keluarga Membeli bahan bangunan

Siapa yang akan melakukan? Claudia, bendahara desa

Kapan dilaksanakan? Maret

Claudia (bendahara), Guido (tukang bangunan), dan tokoh-tokoh masyarakat Claudia dan Guido Tukang-tukang bangunan dan seluruh masyarakat

Awal bulan April

Membeli semen Membersihkan dan memperbaiki sumur

September September

Contoh strategi yang dibuat oleh masyarakat di Amazon, Bolivia, untuk memperbaiki sebuah sumur untuk keperluan seluruh masyarakat.

24

Langkah 3: Diskusi pleno 1 jam Kumpulkan kembali semua peserta dan minta masing-masing kelompok untuk memaparkan strategi yang dibuatnya. Diskusikan dan kaji bersama, lakukan penyesuaianpenyesuaian. Sarankan adanya langkah-langkah untuk memantau perkembangan pada strategi-strategi yang mereka susun. Pertanyaan diskusi: Apakah strategi-strategi ini masuk akal? Apa yang akan menjadi hambatan terbesar atau kemungkinan kegagalan dalam strategi-strategi itu? Bagaimana kita bisa memperbaikinya? Adakah orang lain di luar masyarakat yang akan Anda libatkan dalam proses ini? Bagaimana Anda memastikan bahwa orang yang ditunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan akan menyelesaikan tugasnya? Kapan Anda akan mengevaluasi kemajuan strategi-strategi ini? Siapa yang akan mengorganisir evaluasi? Setelah latihan ini, bisakah Anda melakukan semua ini tanpa bantuan fasilitator?

Saran dan pilihan: Pertama, ambil satu contoh untuk menunjukkan langkah-langkahnya kepada seluruh peserta. Kemudian bagi peserta dalam kelompok-kelompok diskusi, dan berikan satu atau dua tujuan untuk dikerjakan setiap kelompok dengan mengikuti langkahlangkah dalam metode Perencanaan. Latihan ini bisa disesuaikan untuk kelompok-kelompok yang lebih berpengalaman dalam perencanaan dengan lebih banyak dukungan teknologi, namun konsepnya tetap sama: mengembangkan rencana dengan rincian tanggal dan penanggungjawabyang mana bisa dipantau perkembangannya.

25

Memilih Peserta Memilih peserta untuk sebuah pelatihan merupakan proses ang perlu dilakukan dengan hati-hati; sebaiknya dilakukan konsultasi terbuka dan transparan dengan semua kelompok kepentingan. Hal ini membantu untuk memastikan adanya keterwakilan yang adil dari para pemangku kepentingan, dan juga menggalang dukungan lokal terhadap kegiatan ini. Proses pemilihan meliputi dua tahap. Pertama, identifikasi dan kajian terhadap kelompokkelompok pemangku kepentingan yang terkait dengan pokok bahasan dalam pelatihan dan/atau siapa saja yang terpengaruh oleh hasil-hasil pelatihan. Kedua, memilih satu kelompok sasaran untuk mewakili satu kelompok pemangku kepentingan untuk ikut dalam pelatihan. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan kualitas refleksi dan diskusi. Setiap anggota dari kelompok sasaran kemudian mendapat tangungjawab untuk mendiseminasikan hasil-hasil pelatihan dan mengkonsultasikannya dengan orang-orang yang dia wakili. Unsur-unsur Pokok Tujuan: Mengidentifikasi para pemangku kepentingan dan peranannya masing-masing Memahami kepentingan dari para pemangku dalam kaitannya dengan persoalan yang hendak dibahas dan mengapa mereka perlu berperanserta dalam pelatihan Mengidentifikasi pola hubungan di antara para pemangku kepentingan, dan menjajagi bagaimana bisa dikembangkan lebih lanjut Mengidentifikasi konflik-konflik kepentingan Hasil: Deskripsi para pemangku kepentingan berikut pengaruh, nilai penting, dan hubungan-hubungannya Daftar orang yang akan diundang untuk ikut pelatihan Waktu dan bahan: 2-4 jam Kertas plano, spidol, kartu-kartu meta-plan, karton berwarna, lakban Tim fasilitator dan peserta: Tim fasilitator Anggota masyarakat

Langkah 1: Identifikasi dan analisa pemangku kepentingan (diadaptasi dari Taylor dan
Beniest 2003 dan 2006)

1. Buat daftar topik yang dibahas dalam pelatihan 2. Buat daftar para pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan atau dampak terhadap topik pelatihan. Sebaiknya dibuat secara terperinci, misalnya Dinas Kehutanan Provinsi atau Kepala Desa, daripada pemerintah atau tokoh masyarakat.

26

3. Kelompokkan pemangku kepentingan dalam kategori orang dalam dan orang luar. Kelompokkan juga dalam kategori seperti tua dan muda, laki-laki dan perempuan atau kategori lain yang mungkin berguna dalam pelatihan.

ORANG LUAR
Kelompok-kelompok lokal Tenaga teknis Pemerintah lokal Tenaga penyuluhan LSM / Ornop Penentu kebijakan Guru Peneliti Kelompok masyarakat lain

ORANG DALAM
Anggota masyarakat Pengusaha lokal

4. Identifikasi kepentingan masing-masing pemangku kepentingan dalam pelatihan. 5. Perhatikan hubungan-hubungan positif di antara para pemangku kepentingan yang mengarah pada proses-proses konstruktif, seperti kegiatan-kegiatan yang saling melengkapi, saling memberi masukan, atau kerjasama. 6. Analisa pola hubungan di antara para pemangku kepentingan menurut kepentingan dan pengaruhnya masing-masing secara relatif. 7. Perhatikan konflik kepentingan di antara kelompok-kelompok. Hal ini perlu disadari sejak awal untuk menetapkan strategi pengelolaan konflik yang sesuai. 8. Buat daftar awal matriks peranserta para pemangku kepentingan. Tuliskan kemungkinan-kemungkinan peran dan tanggungjawab setiap kelompok pemangku kepentingan. Misalnya, Dinas Kehutanan setempat mungkin diminta untuk membawa peta tata guna lahan dalam pelatihan, atau tokoh-tokoh masyarakat diminta untuk memotivasi peranserta masyarakat. Ada beberapa teknik partisipatif untuk melakukan analisa pemangku kepentingan. Dua di antaranya dibahas di sini: Pertama, Matiks kepentingan dan pengaruh, bila peserta sudah terbiasa dengan abstraksi semacam grafik dan diagram. Kedua, Diagram Venn, yang berbentuk visual dan lebih mudah dipahami.
27

Untuk kedua teknik tersebut di atas, sebaiknya dibuat dua kelompok yang membuat analisa dengan teknik yang berbeda untuk kemudian memperbandingkan hasil keduanya. Sebagai tambahan pada analisa pemangku kepentingan, persoalan-persoalan penting juga akan muncul selama diskusi. Pilihan 1: Matriks kepentingan dan pengaruh Gambar matriks pada selembar kertas plano. Tuliskan nama pemangku kepentingan masing-masing pada selembar kartu meta-plan, kemudian tempelkan pada kotak yang sesuai pada matriks, sesuai kepentingan dan pengaruhnya secara relatif. Selanjutnya tinjau ulang dan diskusikan. Mungkin perlu memindahkan beberapa kartu hingga akhirnya dicapai kesepakatan.

Kepentingannya tinggi

Kelompok ini perlu melakukan tindakan khusus untuk melindungi kepentingankepentingannya

Hubungan kerjasama yang baik perlu dibangun dengan kelompok ini

Kepentingannya rendah

Kelompok ini memiliki pengaruh yang terbatas, dan relatif rendah prioritasnya

Kelompok ini bisa menjadi sumber resiko dan perlu dipantau dan dikelola secara hatihati

Pengaruhnya rendah

Pengaruhnya tinggi

Pilihan 2: Diagram Venn Metode ini diadaptasi dari satu teknik PRA (Participatory Rural Assessment/Appraisal) yang sudah dikenal. Pada selembar kertas plano tuliskan judul pelatihan, seperti Visi untuk Kampung, atau Skenario. Potong-potong kertas karton dari dua warna dalam tiga ukuran lingkaran yang berbeda. Pilih satu warna untuk orang dalam, dan warna lainnya untuk orang luar. Merujuk pada daftar pemangku kepentingan, untuk setiap orang luar tentukan seberapa besar pentingnya atau keterlibatannya dan pilih lingkaran yang sesuai: Kecil kepentingannya = lingkaran paling kecil
28

Cukup penting = lingkaran berukuran sedang Sangat penting = lingkaran paling besar

Tuliskan nama pemangku kepentingan pada lingkaran yang sesuai. Ulangi proses untuk semua orang luar, dan kemudian berganti warna untuk orang dalam. Setelah semua nama pemangku kepentingan dituliskan pada lingkaran-lingkaran yang sesuai, susun dan tempelkan semuanya pada kertas plano. Kelompokkan lingkaran-lingkaran menurut hubungan-hubungan di antara mereka: semakin dekat hubungan di antara dua pemangku kepentingan, semakin dekat pula kedua lingkaran mereka ditempatkan pada kertas plano. Sekarang potong kertas karton dalam warna yang berbeda lagi dalam bentuk segitigasegitiga. Untuk setiap pemangku kepentingan pilih segitiga kecil, sedang atau besar untuk menunjukkan tingkat pengaruh yang dimilikinya dalam pelatihan. Tempelkan segitiga itu pada tepian lingkaran dengan nama pemangku kepentingannya. Bisa saja pemangku kepentingan yang lingkaran kepentingannya kecil mempunyai segitiga pengaruh yang besar, demikian juga sebaliknya. Setelah diagram diselesaikan, tinjau ulang dan diskusikan kepentingan dan pengaruh relatih dari setiap pemangku kepentingan hingga tercapai hasil akhir yang disepakati.

Konsesi Kehutanan Bersertifikat

Kelompok Masyarakat Lokal Pemanfaat Hutan

Penggergajian Kayu

Lembaga Bantuan Internasional Kepemimpinan Lokal Penebang Liar Dinas Kehutanan

Penentu Kebijakan Kehutanan Nasional

Contoh Diagram Venn di atas menggambarkan sebuah situasi rekaan dimana masyarakat lokal, dengan sebuah rencana pengelolaan hutan, ingin mengkaji kelayakan industri kayu legal dalam jangka panjang. Lingkaran hijau menunjukkan orang dalam, sedangkan lingkaran oranye menunjukkan orang luar. Besaran wilayah tumpang-tindih antar

29

lingkaran menunjukkan tingkat kedekatan hubungan di antara para pemangku kepentingan. Ukuran lingkaran menunjukkan derajat pentingnya pemangku kepentingan dalam pelatihan, sedangkan ukuran segitiga menunjukkan derajat pengaruh pemangku kepentingan dalam persoalan yang dibahas dalam pelatihan. Langkah 2: Memilih peserta Setelah mengidentifikasi dan menganalisa para pemangku kepentingan, kini perlu memilih siapa saja yang akan mewakili setiap kelompok pemangku kepentingan. Akan sangat membantu untuk kembali pada tujuan-tujuan pelatihan dan melihat kaitannya dengan ketrampilan atau wawasan yang bisa dikontribusikan untuk mencapai tujuan. Satu manfaat dari metode-metode dalam panduan ini adalah pada upaya membangun pemahaman dari berbagai pendapat yang berbeda; jangan takut untuk mengundang orang-orang yang berbeda pendapat. Catatan penting: Sangat mudah untuk mengundang orang-orang penting, seperti tokoh-tokoh masyarakat atau ketua perhimpunan perempuan. Para undangan ini biasanya dalam kenyataan jarang bertemu dengan masyarakatnya, dan lebih sering bertemu di antara mereka dalam pertemuan dan pelatihan. Sering pula mereka mendominasi diskusi. Satu solusinya adalah meminta para orang penting ini untuk membawa serta satu orang yang belum pernah menghadiri pelatihan yang sejenis. Hasil terbaik akan dicapai bila suara-suara baru mendapat peluang untuk disampaikan. Tim fasilitator sebaiknya juga lugas untuk menyesuaikan diri dengan adat budaya lokal dalam proses pemilihan dan mengundang peserta, seperti melibatkan pemimpin-pemimpin tradisional atau meminta pemerintah lokal untuk membuat undangannya. Pada beberapa wilayah pedesaan mungkin saja proses awal pemilihan peserta tidak dapat dilaksanakan, karena kendala komunikasi dan transportasi.

30

Pemantauan Pemantauan adalah proses evaluasi terus-menerus untuk mengukur perkembangan dan dampak dari pelatihan. Data yang dipantau biasa disebut dengan indikator. Suatu indikator sangat rinci, menyangkut informasi yang dapat diukur dari pelatihan yang dapat menggambarkan situasi yang lebih besar. Ada beberapa aspek dari pelatihan yang dapat dipantau: Perkembangan pelatihan. Pemantauan akan menilai apakah peserta merasa nyaman dengan metode-metode yang digunakan, apakah mereka belajar sesuatu dari proses pelatihan, dan apakah mereka merasa bebas menyampaikan pendapat. Contohnya, apakah peserta memahami konsep-konsep yang disampaikan selama pelatihan? Apakah lingkungannya mendukung untuk terjadinya diskusi terbuka? Apakah peserta berperanserta secara aktif? Apakah tujuan harian dari pelatihan tercapai? Dampak pelatihan. Pemantauan dapat melacak apakah ada tanggapan atau dampak yang lebih luas setelah pelatihan, dan apakah pelatihan mencapai sasaran yang lebih luas. Misalnya, apakah para pengambil keputusan mempertimbangkan strategi-strategi pengelolaan baru? Apakah kebijakan lokal berubah sebagai satu hasil dari pelatihan? Apa dampaknya bagi mata pencaharian dan kesejahteraan lokal? Pemantauan tidak seharusnya rumit dan membebani. Pilihlah indikator-indikator yang mudah untuk diukur. Untuk setiap indikator pelajari hubungan sebab-akibatnya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam perubahan: Apakah indikatornya bisa mengukur perubahan? Unsur-unsur Pokok Tujuan: Mengkaji dan mendiskusikan manfaat pemantauan Mengembangkan sebuah rencana pemantauan Melacak dan menilai perkembanan pelatihan dan dampak sesudahnya Hasil: Rencana pemantauan Bahan-bahan evaluasi Waktu dan bahan: Bervariasi Kertas plano, spidol, karton berwarna, lakban Tim fasilitator dan peserta: Tim fasilitator Peserta Masyarakat yang lebih luas

31

Langkah 1: Merancang rencana pemantauan 2 jam Pertama, tentukan seorang anggota tim fasilitator untuk menjadi Koordinator Pemantauan. Kemudian tim fasilitator meninjau ulang tujuan-tujuan pelatihan. Untuk setiap tujuan ciptakan sebuah rencana pemantauan yang sederhana: Indikator seperti apa yang akan dipantau? Identifikasi indikator-indikator yang dapat menunjukkan adanya perubahan. Siapa yang perlu dilibatkan dalam pemantauan? Libatkan peserta pelatihan dan pemangku kepentingan lainnya, namun pastikan bahwa Anda tidak terlalu membebani mereka dengan tanggungjawab yang berlebihan. Kapan pemantauan sebaiknya dilaksanakan? Pemantauan sebaiknya dilaksanakan secara sistematis, dalam jangka waktu yang teratur. Misalnya, pembelajaran peserta dapat dipantau di akhir kegiatan harian. Pemantauan keseluruhan dampak pelatihan dapat dilaksanakan setiap bulan atau setiap tahun. Bagaimana caranya melaksanakan pemantauan? Dalam pelaksanaan pemantauan bisa diterapkan pendekatan partisipatif, sampel ilmiah, survei atau wawancara dengan narasumber. Upayakan agar kegiatan pemantauan tetap sederhana dan menarik. Bagaimana hasil pemantauan akan digunakan? Hasil-hasil pemantauan perlu dikembalikan dalam proses pengambilan keputusan. Pastikan untuk menyediakan waktu bagi tim fasilitator untuk meninjau ulang hasil-hasil pantauan setiap hari. Untukmemantau dampak setelah pelatihan, rencanakan pertemuan-pertemuan secara teratur, seperti forum tahunan atau publikasi berkala dimana hasil-hasil pemantauan dipaparkan kembali kepada para peserta dan para pengambil keputusan yang lain. Langkah 2: Pemantauan selama pelatihan Pantau pembelajaran dan perkembangan peserta dengan menciptakan ruang aman, dimana peserta merasa bebas menyampaikan pendapatnya. Kegiatan yang disarankan: Jeda dan pertanyaan 20 menit Dari waktu ke waktu, sepanjang pelatihan, berikan jeda untuk memastikan bahwa peserta memahami alur proses pelatihan. Biasanya ekspresi atau komentar-komentar mereka menunjukkan sesuatu kepada Anda! Atau tanyakan tanggapan mereka dengan menggunakan kartu-kartu meta-plan: Sampai di sini, adakah yang perlu Anda tanyakan tentang pelatihan ini? Bagaimana dengan tujuan pelatihan ini? Apakah kita sedang menuju ke situ, atau menyimpang? Apa yang Anda pelajari dari pelatihan ini? Kumpulkan kartu-kartu dan kelompokkan sesuai topiknya ketika rehat. Setelah rehat, tanggapi pertanyaan-pertanyaan yang bisa segera dijawab dan simpan yang lain untuk didiskusikan belakangan.

32

Mood-meter 20 menit Alat pemantauan ini sangat sederhana. Pada selembar kertas plano gambar diagram sebagai berikut:
Perasaanku tentang pelatihan saat ini adalah . . . . .

xx

xxxx xxx

xxxxx

xxxx

Peserta membubuhkan tanda silang (x) di bawah gambar yang dianggapnya mewakili perasaannya masing-masing. Metode ini memberikan kesan visual dari perasaan peserta selama pelatihan, atau di akhir pelatihan. Hasilnya, terutama bila sangat banyak kesan negatifnya, sebaiknya didiskusikan untuk memperoleh masukan untuk memperbaiki situasi. Komentar tertulis 20 menit Teknik visual seperti mood-meter sangat berguna dan cepat. Namun, hanya memberikan informasi yang terbatas. Satu cara sederhana untuk mengajak peserta mengungkapkan pendapatnya adalah dengan membagikan kartu-kartu meta-plan dan minta mereka menuliskan komentar-komentarnya secara positif dan konstruktiftanpa menyebutkan nama, bila mereka suka, seperti: Komentar positif: Ini yang paling saya sukai: . . . . . . . . . . Hal terpenting yang baru saja saya pelajari adalah: . . . . . . . . . . Ini yang akan saya lakukan setelah kembali ke rumah: . . . . . . . . . . Kritik membangun: Ini yang saya paling tidak suka: . . . . . . . . . . Lain kali sebaiknya Anda: . . . . . . . . . . Hal-hal yang saya rasa tidak perlu adalah: . . . . . . . . . . Setelah menuliskan komentar-komentarnya, pserta diminta untuk menyimpan kartu-kartu itu ke dalam sebuah kotak. Satu orang kemudian diminta untuk membuka kotak dan menempelkan kartu-kartu itu pada dinding. Kemudian, fasilitator dan beberapa orang peserta mengelompokkan kartu-kartu itu sesuai dengan tema utamanya. Teknik ini dapat digunakan di bagian akhir acara harian, sehingga tim fasilitator dapat meninjau masukanmasukan dan menyesuaikan kegiatan esok harinya. Satu alternatifnya adalah dengan meminta peserta untuk menuliskan Harapan dan Kecemasan pada kartu-kartu meta-plan pada bagian awal pelatihan. Tempelkan semuanya di dinding dan tinjau kembali setiap saat selama pelatihan.

33

Bila kemampuan baca-tulis peserta rendah, bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil dan minta satu orang di antaranya untuk menjadi juru tulis. Minta setiap kelompok melakukan curah pendapat untuk menyusun komentar dan kritik mereka. Evaluasi berpasangan 1 jam Satu atau dua orang peserta bertindak sebagai pewawancara dan di saat santai berbincang dengan peserta lainnya, terarah pada apa yang berjalan dengan baik dan apa yang kurang dalam satu hari ini. Mereka akan melaporkan hasilnya kepada seluruh peserta keesokan harinya. Para pewawancara bisa ditunjuk oleh fasilitator, atau diminta secara sukarela. Teknik ini berguna bila para pemangku kepentingan berbicara dalam bahasa yang berbedabeda, atau ketika tidak seorangpun benar-benar nyaman dengan bahasa yang digunakan dalam pelatihan. Tinjauan harian 30-60 menit Tim fasilitator, dan setidak satu orang peserta, sebaiknya mengadakan pertemuan di bagian akhir acara harian untuk mendiskusikan apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki lagi. Langkah 3: Evaluasi akhir pelatihan 1 jam Evaluasi peserta: Di bagian akhir pelatihan, evaluasi apakah keseluruhan tujuan pelatihan telah tercapai. Ada beberapa kemungkinan kegiatan yang bisa dilakukan, seperti diskusi kelompok, kuesioner, baku wawancara, dlsb. Cara lain untuk menilai apakah semua tujuan pelatihan tercapai adalah dengan menanyakan secara langsung kepada peserta. Misalnya: Apa yang telah Anda pelajari dari peserta lainnya selama pelatihan ini? Evaluasi akhir oleh tim fasilitator: Setelah pelatihan, tim fasilitator bertemu untuk meninjau kembali dan memberikan kritik atas keseluruhan pelatihan Diskusikan pokok-pokok penting dalam pelatihan dan masalahmasalah yang ditemui. Tinjau lagi hasil evaluasi oleh peserta. Buat daftar perbaikan dan rekomendasi untuk pelatihan berikutnya. Langkah 4: Pemantauan dampak setelah pelatihan waktu bervariasi Apa dampak dari pelatihan? Hanya bisa diketahui dengan melacak secara sistematis perubahan-perubahan yang terjadi. Tindak lanjuti dengan rencana pemantauan untuk menilai apakah tujuan-tujuan pelatihan telah tercapai, dan juga mengidentifikasi dampak lain dari pelatihan. Buat jadwal pemantauan secara berkala, dan tindak lanjuti dengan presentasi dan publikasi hasil-hasilnya kepada para pemangku kepentingan.

34

Mengemas Semuanya Kini pelatihan telah selesai, dan semuanya telah dikerjakan, betul? Tidak! Tindak lanjut sama pentingnya dengan latihan itu sendiri. Dengan tindak lanjut yang efektif, latihan ini dapat menciptakan keperdulian masyarakat tentang persoalan-persoalaan yang perlu segera ditanggapi, mendekati para pengambil keputusan dan mendorong adanya erubahan yang positif. Langkah 1: Tinjauan dan kritik Diskusikan dalam tim fasilitator tentang apa yang berjalan dengan baik, apa yang kurang baik, dan bagaimana pelatihan yang akan datang bisa lebih baik lagi. Bahas hasil-hasil nyata dan dampak yang tidak tampak dari keseluruhan proses. Berbagi catatan dan meninjau kembali hasil-hasil evaluasi peserta terhadap proses pelatihan. Lakukan penilaian apakah tujuan-tujuan pelatihan telah tercapai. Langkah 2: Penyelesaian dan pelaksanaan rencana diseminasi Tinjau ulang rencana diseminasi bersama peserta pelatihan. Meminta masukan kepada peserta tidak hanya akan menambah gagasan-gagasan, namun juga mendorong peserta untuk mendiseminasikan sendiri hasil-hasil pelatihan. Minta kepada peserta bila ada yang secara sukarela mau membantu kegiatan-kegiatan tindak lanjut. Tanggungjawabnya mungkin termasuk membuat presentasi kepada kelompok-kelompok pemangku kepentingan, berbicara di radio tentang pelatihan ini, atau menyampaikan hasil-hasil pelatihan kepada pemerintah lokal. Rencanakan tanggal yang pasti untuk mengembalikan hasil-hasil pelatihan kepada masyarakat. Saran: Ciptakan alat-alat bantu visual yang menarik, misalnya poster, peta, kartun, atau cerita bergambar. Masukkan pula foto-foto selama pelatihan dan pesertanya. Pertimbangkan untuk menggunakan seni dan budaya lokal untuk berbagi hasil pelatihan. Misalnya, mengembangkan sandiwara atau penuturan cerita dimana peserta dapat mengungkapkan masa depan yang diharapkannya. Distribusikan hasil-hasil pelatihan kepada peserta dan anggota masyarakat. Tempelkan hasilnya di tempat-tempat umum agar setiap orang bisa melihat dan membicarakannya. Buat sebuah pertemuan masyarakat untuk memaparkan hasil-hasil pelatihan. Ajak masyarakat untuk memberikan saran tentang bagaimana mereka akan memanfaatkan hasil-hasil pelatihan. Buat presentasi-presentasi dimana anggota masyarakat berkesempatan berbagi hasil-hasil pelatihan dengan pemerintah lokal dan kelompok masyarakat lainnya. Undang peserta dari luar, seperti pemerintah daerah, organisasi pembangunan dan, organisasi lingkungan.

35

Diskusikan dengan pegawai pemerintah tentang bagaimana mereka bisa mengadopsi metode-metode untuk memikirkan masa depan sebagai bagian dalam proses-proses perencanaan mereka. Sepertinya mereka lebih mudah diyakinkan bila mereka ikut serta dalam latihan pendek, sehingga mereka bisa memahami metodemetodenya. Libatkan wartawan lokal. Beri mereka bahan-bahan tertulis. Sarankan agar peserta bisa menyampaikan pelatihan ini melalui program radio.

Langkah 3: Lanjuti dengan pemantauan Tinjau ulang rencana pemantauan yang telah dibuat. Diskusikan dan sempurnakan lagi bersama peserta. Rencanakan kerangka waktu dan kegiatan-kegiatan secara rinci untuk melakukan pemantauan dan pertemuan-pertemuan tindak lanjut dengan peserta untuk mengukur perkembangannya.

36

Ketrampilan & Saran-saran Fasilitasi Ketika seorang pimpinan pertemuan menggunakan ketrampilan fasilitasi dengan baik, orang-orang akan memberikan kontribusinya, pertemuan menjadi produktif, dan pekerjaan sang pemimpin sepertinya menjadi lebih mudah. (Training Resource Group, 1992) Keberhasilan metode-metode yang dibahas dalam buku ini sangat tergantung pada proses fasilitasi yang baik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ketrampilan Fasilitasi Mengulang pernyataan. Mengulang pernyataan membantu peserta untuk mengikuti diskusi dan membantu juru-tulis untuk mencatat hal-hal yang penting secara akurat. Gunakan kata-kata sendiri untuk memaknai apa yang diucapkan dan dirasakan oleh seseorang dengan: Bila saya tidak salah tangkap, apa yang Anda maksud adalah ... Rasanya apa yang Anda katakan adalah ... Mengajukan pertanyaan. Ajukan pertanyaan untuk menjajagi lebih dalam lagi sebuah komentar atau wacana. Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan apa, bagaimana, kapan, di mana, dan disampaikan sedemikian rupa sehingga orang yang ditanya merasa perlu menjelaskannya secara lebih rinci. Pertanyaan klarifikasi untuk menarik keterangan lebih jauh biasanya dimulai dengan yang mana, mengapa, maksud Anda, dlsb. Pertanyaan tertutup hanya perlu dijawab dengan ya atau tidak, dan diajukan untuk menggali informasi yang khusus. Mendorong partisipasi. Gunakan ekspresi wajah, bahasa tubuh dan komentar-komentar untuk mendorong peserta untuk lebih banyak berbicara tentang situasi tertentu. Misalnya: mengangguk-anggukkan kepala atau bergumam he-eh, mengulang sebuah kalimat atau sebagian kalimat, atau mengatakan sangat menarik, apakah ada lagi yang mau menambahkan?, merefleksikan perasaan sepertinya hal ini sangat menyenangkan bagi Anda .... Simak dan hormati semua pendapat peserta. Fasilitator sebaiknya tidak mendudukkan diri sebagai orang yang tahu segalanya atau menyuntikkan pendapatpendapatnya. Bergeraklah berkeliling mendekati peserta dan minta mereka berbagi pandangan-pandangannya. Mempertahankan semangat. Jaga perhatian dan semangat para peserta, agar tetap tinggi, dengan sesi-sesi yang pendek, berganti fasilitator atau mengubah gaya fasilitasi, merubah tata ruang dan susunan kursi, atau menggunakan dinamika interaksi yang berbeda-beda. Sediakan penggugah semangat ketika peserta tampak mulai bosan atau mengantuk; termasuk gerak-badan.
37

Meringkas. Identifikasi dan sampaikan kembali unsur-unsur atau rincian penting dari diskusi. Tujuan penyampaian ringkasan adalah menarik gagasan-gagasan, fakta atau data penting, untuk dikembangkan lebih lanjut, menandai pergantian sesi, meninjau perkembangan diskusi, dan mengklarifikasi kesepakatan. Ketika menyampaikan ringkasan, hindari untuk berpihak pada sudut pandang tertentu: seorang fasilitator sebaiknya tetap netral. Anda bisa mulai dengan: Tampaknya ada beberapa gagasan penting yang telah disampaikan .... Mari kita melihat kembali apa saja yang sudah kita diskusikan ..., dlsb. Menghadapi peserta yang sulit. Peserta yang sulit, atau pengganggu dapat mempengaruhi arus diskusi menjadi kaku, kasar, diam, atau menjadi tidak serius. Bentuknya bisa berupa memotong pembicaraan, dominasi atau gerakan anggota badan yang mungkin tidak disadari. Coba ambil tindakan-tindakan berikut ini, sesuai dengan bentuk gangguannya: Abaikan secara sopan. Potong pembicaraannya secara sopan, tetapi tegas. Hentikan diskusi. Bicarakan secara terbuka atau secara pribadi, untuk mencari tahu penyebab perilaku yang mengganggu itu. Terima saja situasinya untuk diselesaikan kemudian. Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil (peserta yang dominan lebih mudah dikendalikan dalam kelompok kecil, dimana pengaruhnya juga menjadi lebih kecil). Alihkan perhatian dengan memulai kegiatan baru. Arahkan si pengganggu ke dalam debat yang terkendali. Minta tolong orang lain.

Bila gangguan tetap terjadi dan mengancam keberhasilan pertemuan (hal ini sebenarnya jarang terjadi!), sebaiknya si pengganggu diminta untuk meninggalkan pertemuan. Bergerak maju. Hindari terlalu lama mendiskusikan hal yang sama atau diulang-ulang. Sebaliknya, diskusi yang terlalu pendek juga mendorong terbentuknya kesepakatan sebelum waktunya, dimana sebenarnya semua pandangan belum tersampaikan. Menentukan kapan sesuatu hal sudah cukup dibahastidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikitbukanlah ilmu pasti tetapi sebuah ketrampilan fasilitasi yang penting. Mengakhiri diskusi. Sampaikan ringkasan diskusi untuk membantu peserta membangun kesepakatan. Bila kesepakatan sulit dicapai, arahkan diskusi menjadi lebih terbuka dan positif. Sampaikan ringkasan atas hal-hal pokok yang tidak disepakati dan kemungkinankemungkinan jalan keluarnya tanpa mendominasi diskusi. Gagasan-gagasan kreatif dan sikap saling memahami kadang justru muncul dari ketidaksepakatan.

38

Menjadikan keberagaman sebagai modal. Bila bekerja dengan peserta yang beragam, luangkan waktu untuk mendiskusikan peran yang dapat dimainkan oleh semua peserta dan baaimana menghargai perbedaan pendapat. Peserta dengan agama, suku, usia, pekerjaan, pendidikan, atau ekonomi yang berbeda akan menyumbangkan sudut pandang dan pengalaman yang berbeda-beda. Ketidaksepakatan tidak dapat dihindari dan justru menunjukkan diskusi yang bermanfaat. Seorang fasilitator yang berpengalaman dapat menyalurkan perbedaan-perbedaan menuju hasil yang konstruktif dan positif. Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendorong partisipasi dan mengurangi dominasi. Pertimbangkan untuk memisahkan kelompok laki-laki dan perempuan, sesama tetangga, atau generasi untuk kegiatan-kegiatan tertentu, lalu minta semua kelompok untuk berbagi hasil diskusinya masing-masing. Bila tidak begitu paham dengan budaya atau kebiasaan yang peka, coba tanyakan kepada masyarakat bagaimana sebaiknya pembagian kelompok dilakukan. Saran Fasilitasi Tempelkan peta jalan yang menggambarkan alur pertemuan di dinding untuk menjaga agar diskusi tetap pada pada jalurnya. Bisa berupa gambar-gambar kegiatan atau agenda tertulis pada selembar kertas plano. Jadikan sebagai acuan setiap kali diperlukan. Bila melakukan curah pendapat, tekankan bahwa para peserta sebaiknya merasa bebas untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Sikapi setiap pendapat dengan rasa hormat dan perhatian, kemudian secara perlahan gali lebih dalam lagi. Terapkan aturan dasar: tidak ada penilaian atau pembahasan hingga semua gagasan telah tercatat/tersampaikan, dan semua orang berpartisipasi. Ketika suasana menjadi tegang atau emosional, bantu peserta untuk mengkaji gagasangagasannya secara obyektif dengan mengelompokkannya menjadi: Fakta: hal-hal yang biasanya disepakati sebagai kebenaran dan dapat dibuktikan Pendapat: pandangan seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu persoalan Gunjingan: informasi yang tidak begitu penting Perasaan: saya tidak inging sesuatu terjadi / saya khawatir ... Gunakan contoh sebanyak mungkin untuk menjelaskan konsep-konsep. Gunakan jeda/rehat untuk mengevaluasi perkembangan pelatihan. Tanyakan pendapat peserta terhadap kegiatan-kegiatan tertentu.

39

You might also like