You are on page 1of 11

Mengukur Tekanan Darah Sistole dan Diastole

I.

Latar Belakang Tekanan darah sistole maupun diastole merupakan salah satu indikator parameter fungsi fisiologis terutama untuk manusia. Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan alat pengukur pada pembuluh arteri. Pada manusia pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan sabuk tekan dan

sphygmomanometer. II. Tujuan Praktikum A. Tujuan Kegiatan 1. Mengukur tekanan darah sistole dan diastole. B. Kompetensi Khusus 1. Dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole 2. Dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole II. Tinjauan Teori Diastole jantung terjadi persis sebelum dan selama pengisian bilik tersebut ini dapat terjadi pada kedua bilik kanan dan kiri. Sistole atau kontraksi bilik jantung menunjukkan kontraksi bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik tersebut. Sehingga terjadi sistole atrial kanan atau kiri maupun sistole ventricular kanan atau kiri (Poedjiadi, 1994). Tinggi tekanan darah arteri pada orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat dalam posisi berbaring rata-rata adalah 120 mmHg untuk tekanan systole dan 70mmHg untuk tekanan diastole (ditulis 120/70 mmHg) (Guyton, 1983). Faktor yang mempertahankan tekanan darah antara lain kekuatan memompa jantung, banyaknya darah yang beredar, viskositas (kekentalan) darah, elastisitas pembuluh darah dan tahanan

tepi (Evelyn, 1995). Kecepatan tekanan berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan umur (Ganong, 1985).

Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan Sistolik (angka pertama) Darah rendah atau hipotensi Di bawah 90 90 120 Normal 120 140 Pre-hipertensi Darah tinggi atau hipertensi 140 160 (stadium 1) Darah tinggi atau hipertensi Di atas 160 (stadium 2 / berbahaya) Tekanan Darah Diastolik (angka kedua) Di bawah 60 60 80 80 90 90 100 Di atas 100

tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah. . Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik: Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.

Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka

tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg. Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang. Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh. 2. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan. 3. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai

dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE). Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack). Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary. Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut). Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. IV. Metode Praktikum A. Jenis Kegiatan : Eksperimen

B. Obyek Pengamatan : Tekanan darah arteri C. Alat dan Bahan 1. Tensimeter (sphygmomanometer) dengan sabuk tekannya. 2. Stetoskop D. Cara Kerja

melilitkan sabuk tekan yang telah dilengkapi dangan pompa dan sphygmomanometer (tensimeter) pada lengan atas tepatnya di atas sendi siku

meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya mendengarkan suara denyut jantung

memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi

meneggedorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga udara keluar (nggembos) dan memantau suara jantung dengan seksama. apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan tekanan sistole

meneruskan penggembosan dan memonitor terus suara jantung sampai tak terdengar lagi (pada saat itu merupakan tekanan diastole)

melakukan pengulangan pengukuran beberapa kali dengan posisi yang berbeda

E. Hasil dan Pembahasan Laki-laki Tekanan Sistole/Diastole No Kelompok Nama Umur Sebelum kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Total () Rata-rata Standar Deviasi (SD) 2 2 3 4 4 5 5 Arif Prajawan Udin Wisnu Agus Bendrata Galay 20 19 18 19 17 19 21 100/65 118/70 130/70 120/70 110/70 116/82 118/80 812/507 116/72,43 9,24/6,16 Setelah Kegiatan 110/80 135/70 140/70 110/60 114/82 120/80 729/442 121,5/73,67 13,02/8,52

Perempuan No Kelompok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 Nama Alfiah Yuniarti Mala Nurdiyah Asri Sicilia Dara Dwi Susanti Harini Umur 22 20 20 19 20 20 20 19 20 21 Tekanan Sistole/Diastole Sebelum kegiatan 90/60 100/50 100/60 110/70 100/70 100/60 110/70 100/70 100/60 100/80 Setelah Kegiatan 100/70 100/60 110/90 110/70 110/80 100/70 110/60 110/80 110/70 110/90

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

Ika Anisyah Anisah Rosiana Wulan Mekar Prima Ningsih Anjas Nazula Iffa Dini Mita Izza Ecti Imas Bestra Erlita Putri Ria Total ()

20 20 19 20

90/70 100/70 90/70 120/90 100/70

100/90 120/90 100/70 120/90 110/80 120/70 120/70 120/60 110/60 120/70 90/62 92/58 100/70 110/60 94/60 2696/1800

19 20 19 18 20 20 20 19 18 20 18 20 19 19 20

100/60 100/80 100/60 100/70 110/60 110/70 120/70 120/70 115/70 120/70 100/80 115/72 100/74 110/60 110/60 3140/2046

Rata-rata Standar Deviasi (SD)

104,6667/68,72

107,84/72

8,89918/8,142693 9,272181/11,19524

Paired Samples Correlations N Pai sblm & ssdah r1 19 Correlation .411 Sig. .080

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Pair sblm 1 ssdah .00792 .24440 Std. Error Mean .05607 Difference Lower -.12572 Upper .10988 t -.141 df 18 Sig. (2tailed) .889

Pada praktikum kali ini praktikan mengukur tekanan darah dari 43 siswa sebagai probandus. Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Pada data pengamatan terlihat bahwa rata-rata tekanan darah dari probandus laki-laki sebelum kegiatan adalah 116/72,43 mmHg dengan simpangan bakunya adalah 9,24/6,16 mmHg. Tekanan darah ini masih berada pada kisaran normal yaitu 120/80 mmHg. Tekanan darah terendah dari probandus laki-laki

adalah 100/65 mmHg. Nilai ini dibawah batas normal dari tekanan darah pada umumnya sehingga dapat mengindikasikan bahwa ada salah satu probandus yang menderita darah rendah/hipertensi. Hipotensi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1. Kurang minum 2. Kurang istirahat 3. Pendarahan, seperti saat haid. Nilai tekanan darah tertinggi tercatat sebesar 130/90 mmHg. Tekanan ini berada diatas kisaran normal 120/80 mmHg. Hal ini mennjukkan adanya hipertensi pada probandus tersebut. . Hipertensi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1. Kurang olahraga 2. Pola makan tidak teratur 3. Tekanan psikologis 4. Obesitas 5. Konsumsi obat yang memicu hipertensi. seperti kortison. Rata-rata tekanan darah probandus setelah kegiatan adalah 121,5/73,67 mmHg dengan simpangan bakunya 13,02/8,52 mmHg. Pada uji t berpasangan dengan spss pada probandus laki-laki terlihat pada tabel Paired Samples Correlations terlihat angka 0.028 pada kolom sig hal ini menunjukan hubungan yang signifikan dengan angka 0.861 pada kolom correlation yang berarta ada hubungan yang kuat antara kegiatan sebelum dengan sesudah. Untuk tabel sesudah kegiatan terlihat rata-rata tekanan darahnya adalah 107,84/72 mmHg dengan simpangan bakunya 9,27/11,19 mmHg sekilas data ini menunjukan peningkatan tekanan darah dari sebelum kegiatan dengan setelah kegiatan. Namun, setekah di uji dengan ujit t berpasangan terlihat pada tabel paired samples corelation menunjukan angka 0.80 pada kolom sig yang menujukan tidak ada hubungan yang signifikan antara sebelum dengan sesudah kegiatan, pada kolom corelation menunjukan angka 0.411 yang berati tidak ada

hubungan yang erat antara kegiatan sebelum dengan sesudah. Pada tabel paired samples test pun menunjukan angka 0.889 pada kolom sig yang menunjukan bahwa memang tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum dengan tekanan darah sesudah kegiatan. F. Simpulan Praktikum

Daftar Pustaka Evelyn, C. Pearce. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia. Jakarta. Ganong, William F. 1985. Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Kedokteran 1-2. EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

You might also like