You are on page 1of 21

MODEL ANTRIAN : MULTI CHANEL - SINGLE PHASE (SWALAYAN)

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Riset Operasi yang dibina oleh Bapak Hendro Permadi

Oleh Kelompok 3: Taufiq Hidayanto Laili Muawanah Gutomo Wibi Ananggih Hario Wisnu D B P Imama Wahidah Siska Oktavia 109311422570 109311422577 109311422585 109311422593 109311426521 209311419786

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA Maret 2012

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory, atau queuing theory mulai dikembangkan oleh ahli mathematik Denmark yang bernama A.K. Erlang, yang mengadakan penelitian dalam lalu-lintas telephone. Sampai dengan saat ini, khususnya setelah perang dunia ke II waiting line theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi perusahaan/manajemen. Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan waiting line theory adalah meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaikbaiknya agar dapat melayani langganan dengan effisien. Di dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas service baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabila tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru. Sebagai contoh dari persoalana waiting line theory ini adalah konsumen yang antri untuk fotocopy. Disini harus diperhitungkan ongkos-ongkos untuk menambah mesin fotocopy dengan penghematan yang didapat konsumen karena berkurangnya waktu untuk menunggu pelayanan / service. Sebagaimana diketahui apabila konsumen ini merasakan kepuasan karena tidak terlalu lama menunggu, akan menguntungkan perusahaan karena tidak telalu lama menunggu, akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan oleh karena akan menjadi langganan. Contoh yang lain adalah pelayanan/service pada rumah sakit (misalnya bed, kasur dan lain sebagainya). Di dalam rumah sakit ini apabila ada pasien yang baru, harus disediakan bed dengan perlengkapannya. Apabila bed dan perlengkapannya sudah penuh, maka pasien yang baru tidak akan mendapatkan tempat lagi, sehingga tidak dapat dirawat di rumah sakit yang bersangkutan. Suatu proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian tahap selanjutnya menunggu dalam suatu barisan atau antrian jika semua pelayanannya sibuk, dan akhirnya pelanggan meninggalkan fasilitas tersebut. Salah satu model antrian yang ada yaitu Multi Channel Single Phase. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul Model Antrian: Multi Chanel Single Phase (Swalayan)

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah konsep dasar mengenai model antrian Multi ChannelSingle Phase (swalayan)? 2. Bagaimana contoh aplikasi dan analisis model antrian Multi ChannelSingle Phase (swalayan)?

C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Bagaimanakah konsep dasar mengenai model antrian Multi ChannelSingle Phase (swalayan)? 2. Bagaimana contoh aplikasi dan analisis model antrian Multi ChannelSingle Phase (swalayan)?

PEMBAHASAN A. Konsep dasar model antrian Multi Chanel Single Phase (Swalayan) Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A. Krarup Erlang, yaitu insinyur kebangsaan Denmark yang bekerja pada Copenhagen Telephone Exchange pada tahun 1909. Kemudian diperkenalkan lebih dalam oleh David G. Kendall mengenai notasi antrian A/B/C pada tahun 1953, lalu dikuatkan lagi oleh Leonardo Kleinrock dengan mengaplikasikan teori antrian pada jaringan modem packet switching pada awal tahun 1960-an. 1. Pengertian Teori Antrian Teori antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia. Dalam hal ini, apabila pelayanan terlalu banyak, maka akan memerlukan ongkos yang besar, sebaliknya jika kapasitas pelayanan kurang, maka akan terjadi baris penungguan dalam waktu yang cukup lama dan juga akan menimbulkan ongkos. Sebenarnya tujuan utama dari teori antrian ini adalah mencapai keseimbangan antara ongkos pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu tersebut.

Komponen Proses Antrian Proses antrian yang terjadi sangat sederhana atau sangat kompleks. Komponen dasar proses antrian adalah kedatangan dan pelayanan. Komponen-komponen ini disajikan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Komponen Proses Antrian Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan. Misalnya, orang, mobil atau panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan Calling Population. Cara terjadinya umumnya merupakan proses acak.

2. Struktur Dasar Model-Model Antrian Dalam teori antrian terdapat beberapa struktur dasar model-model antrian, salah satu diantaranya adalah unit-unit (langganan) yang memerlukan pelayanan yang diturunkan dari suatu sumber input memasuki sistem antrian dan ikut dalam antrian. Dalam waktu tertentu, anggota antrian ini dipilih untuk dilayani. Pemilihan didasarkan pada suatu anturan tertentu dan setelah itu kemudian unit-unit meninggalkan sistem antrian.

3. Input (Populasi) Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite).

4.Disiplin Pelayanan Disiplin pelayanan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu preemptive dan non preemptive. 1. Disiplin preemptive : Merupakan disiplin yang menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. 2. Disiplin non preemptive: Disiplin non preemptive merupakan disiplin yang menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. 5. Mekanisme Pelayanan Mekanisme pelayanan terdiri atas satu atau lebih fasilitas pelayanan yang masingmasing terdiri atas satu atau lebih saluran paralel. Jika ada lebih dari satu fasilitas pelayanan, maka unit-unit yang memerlukan pelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas.

6. Disiplin Antrian Istilah disiplin antrian menyatakan metode suatu set aturan yang digunakan untuk menentukan urutan pekerjaan yang akan dilayani. Aturan pelayanan menurut aturan kedatangan ini dapat didasarkan pada:

1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop. 2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama. 3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba. 4. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter. 7. Keluar (Exit) Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem. Sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu di antara kategori populasi. Diamungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yangf samauntuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lainyang mempunyai probalitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebutkembali.

Model-model struktur antrian Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi didalam seluruh sistem antrian: a. Single Channel-Single Phase Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya adasatu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single phasemenunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggaloperasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar darisistem.Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kertetaapi antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan took, dansebagainya.

keluar

b. Single channel-Multiphase Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucianmobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

keluar

c. Multichannel-Single Phase Sistem multichannel-single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembeliantiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan potong rambut oleh beberapatukang potong, dan sebagainya.

keluar

d. Multichannel-Multiphase Contoh model ini yaitu herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan padasetiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Padaumumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian,mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.Selain empat model struktur antrian diatas sering terjadi struktur antrian diatas sering terjadi struktur campuran(mixed arrangements) yang merupakan campuran dari dua ataulebih struktur antrian diatas. Misal, Toko-toko dengan beberapa pelayanan(multichannel), namun pembayarannya hanya pada seorang kasir (single channel).

keluar

Dalam makalah ini khususnya akan membahas tentang model antrian Multi Chanel-Single Phase.

Notasi antrian Notasi yang sesuai untuk menyederhanakan karakteristik utama dari antrian paralel telah ditentukan secara umum dengan format: (a/b/c) : (d/e/f) Keterangan: a= distribusi kedatangan b= distribusi waktu pelayanan c= jumlah fasilitas pelayanan (s=1, 2, 3, ...) d= disiplin pelayanan (FCFS, LCFS, atau SIRO) e= jumlah maximum yang dapat ditampung sistem (dalam antrian + dalam pelayanan) f= ukuran pemanggil populasi atau sumber Notasi khusus untuk model antrian Multi Chanel-Single Phase adalah pada tiap fase mengikuti model antrian (M/M/S). Asumsi M/M/S Asumsi-asumsi yang sering digunakan dalam model antrian Multi Chanel-Single Phase (M/M/S) adalah sebagai berikut: Kedatangannya berdistribusi poison Waktu pelayanannya mengikuti distribusi eksponensial Panjang antriannya tidak terbatas Disiplin antriannya adalah FCFS

Dari asumsi tersebut dapat diperoleh hasil secara statistik sebagai berikut : 1. Tingkat Kesibukan = /c 2. Probabilitas Sistem Sedang Kosong P0 =

Yang dari foto kopian itu beda ce??? Aq udah coba dua2nya tinggal pilih pake cara yang mana begitu juga yang Pn
3. Probabilitas N pelanggan di Dalam Sistem

Pn (n=c) =

4. Rata-rata Jumlah Pelanggan Dalam system

5. Rata-rata Waktu Menunggu Pelanggan Di Dalam Sistem Untuk Dilayani

6. Rata-rata Waktu Menunggu Pelanggan Di Dalam Sistem Untuk Mengantri

7. Rata-rata Jumlah Dalam Antrian

Dimana : = rata-rata tingkat kedatangan (jumlah kedatangan per satuan waktu) 1/ = rata-rata waktu antar kedatangan = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani per satuan waktu bila pelayan sibuk). 1/ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk) Pn = probabilitas N pelanggan di dalam system P0 = probabilitas sistem sedang kosong Lq = jumlah rata-rata di dalam sistem (yang antri dan yang sedang dilayani) Ls= rata-rata pelanggan dalam sistem Ws = waktu rata-rata di dalam system untuk dilayani Wq = waktu rata-rata di dalam system untuk mengantri

PERILAKU BIAYA Dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang dalam sistem antrian ada mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan. Berikut ini merupakan total biaya untuk fasilitas pelayanan:

B. Contoh aplikasi dan analisis model antrian Multi Chanel Single Phase (Swalayan) Penelitian pada hari Kamis mulai pukul 14.00 WIB, jumlah loket 15 dan loket yang melayani ada 7 loket : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Masuk 14.00 14.01 14.01 14.02 14.03 14.05 14.07 14.09 14.11 14.11 Waktu antar kedatangan 0 1 0 1 1 2 2 2 2 0 Selesai belanja (Masuk Kasir) 14.16 14.49 14.24 14.59 14.29 14.29 14.21 14.23 14.28 14.21 Lama Lama Antri dilayani 0 1 0 3 1 2 0 5 0 3 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

14.15 14.16 14.17 14.17 14.18 14.19 14.19 14.20 14.21 14.22 14.25 14.27 14.29 14.29 14.30

4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 2 2 0 1

14.29 14.40 14.46 14.50 14.37 14.33 14.36 14.57 14.42 14.45 14.49 14.53 14.47 15.01 15.11

1 1 3 1 2 0 0 2 2 1 2 0 1 1 2

1 1 11 4 1 3 2 3 1 1 1 6 1 3 4

Analisis Data Interval kedatangan dibagi dalam 10 interval dengan selang waktu 3 menit. Data berdasarkan intervalnya diberikan sebagai berikut. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Interval (j) 14.00 < j 14.03 14.03 < j 14.06 14.06 < j 14.09 14.09 < j 14.12 14.12 < j 14.15 14.15 < j 14.18 14.18 < j 14.21 14.21 < j 14.24 14.24 < j 14.27 14.27 < j 15.00 10 Jumlah Pelanggan 5 1 2 1 2 4 4 1 2 3 25

Analisis antrian Tingkat kesibukan sistem Untuk menghitung tingkat kesibukan sistem kita harus menggunakan perhitungan kedatangannya dengan distribusi poisson. Untuk menghitung tingkat kesibukan pertama-tama yang harus dicari adalah rata-rata tingkat kedatangan ( ). Rata-rata tingkat kedatangan ( ) ) dan rata-rata tingkat pelayanan (

Karena selama kurun waktu 30 menit terdapat 10 interval waktu tetap dan masing-masing interval 3 menit, maka : = 2.5 pelanggan/ 3 menit Jadi rata-rata tingkat kedatangan pelanggan adalah 2.5 per tiga menit atau 2-3 orang. Dengan demikian waktu rata-rata kedatangan pelanggan = datang satu pelanggan. Sehingga Rata-rata tingkat pelayanan ( ) = 1,2, atau setiap 1,2 menit rata-rata

pelanggan/menit atau 0-1 orang

Pada kasus ini mencari jumlah pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu. Waktu pelayanan total dari 25 pengunjung adalah 62 menit, sehingga : pelanggan /menit Jadi rata-rata tingkat pelayanan per menit adalah sebanyak 0-1 orang. Dengan demikian ratarata waktu pelayanan adalah : satu orang pelanggan. Untuk langkah selanjutnya menghitung tingkat kesibukan sistem ( diketahui loket menit/pelanggan, atau setiap 2.5 menit melayani

pelayanan yang siap melayani pada hari itu berjumlah 7 loket, maka c = 7, sehingga perhitungannya sebagai berikut: =

Dari hasil perhitungan tingkat kesibukan di atas berarti : Kemungkinan tidak ada pelanggan dalam system antrian adalah P0 =

x 100% = 25%

P0 =

= (2.782)-0.2857 = 0.7514 x 100% = 75.14%

Kemungkinan terdapat satu pelanggan dalam sistem P1 (n=c=1) = =2x =2x = 2 x -0.25 = -0.5 x 100%

= -50% karena bernilai negatif maka hal ini tidak mungkin P1 = = = 0.2146 x 100% =21.46%

Kemungkinan terdapat dua pelanggan dalam sistem P2 (n=c=2) = P2 = = =2x =2x = 0 x 100% = 0%

= 0.0306 x 100% =3.06%

Kemungkinan terdapat tiga pelanggan dalam sistem P3 (n=c=3) = =2x =2x = 0,2802 x 100% = 28,02%

P3 =

= 0.0029 x 100% = 0.29%

Kemungkinan terdapat empat pelanggan dalam sistem P4 (n=c=4) = =2x =2x = 0,2802 x 100% = 28,02%

P4 =

= 0.0002 x 100% = 0.02%

Kemungkinan Pelanggan yang datang harus menunggu P7 (n=c) = =2x =2x = 0.00013 x 100% = 0%

P7 =

= 0.000000023 x 100% = 0%

Rata-rata Jumlah Pelanggan dalam sistem Rata-rata jumlah pelanggan dalam system dinotasikan dengan (Lq). Lq = 0% Jadi, di dalam sistem rata-rata terdapat 0.0003 pelanggan atau 0 pelanggan. = = = 0.0003 x 100% =

Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam antrian Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dinotasikan dengan (Wq). Wq = = =0

Nilai Wq = Lq = 0 Jadi, di dalam antrian rata-rata waktu tunggu pelanggan adalah 0 menit.

Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam sistem Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam system dinotasikan dengan Ws. Ws = Wq + = 0 + = 2.5

Jadi, rata-rata setiap pelanggan akan berada di dalam antrian selama 2,5 menit.

Rata-rata jumlah pelanggan dalam system Rata-rata jumlah pelanggan dalam system dinotasikan dengan Ls. Ls = Lq +

=0+

=2

Jadi, rata-rata pengunjung yang berada dalam sistem adalah 2 pelanggan

Penelitian Pada hari Minggu mulai pukul 19.00 dengan jumlah loket 15 semua melayani: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Waktu Masuk 19.01 19.01 19.02 19.02 19.02 19.03 19.03 19.03 19.03 19.04 19.05 19.05 19.06 19.06 19.07 19.07 19.09 19.09 19.11 19.11 19.12 19.13 19.14 19.16 19.16 19.17 19.17 19.17 19.18 19.18 19.19 19.19 19.19 19.21 19.21 19.22 19.24 19.24 19.25 Waktu antar kedatangan 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 0 1 1 1 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 1 2 0 1 Selesai belanja (Masuk Kasir) 19.37 19.43 19.31 19.23 19.31 19.48 19.27 19.37 19.27 19.46 19.33 20.02 20.06 20.09 20.11 20.04 20.02 20.03 20.09 20.01 20.05 20.13 20.16 20.19 20.21 20.23 20.28 20.22 20.19 20.21 20.18 20.19 20.11 20.13 20.29 19.47 20.27 20.41 20.17 Lama Antri 3 1 3 4 6 4 3 2 4 1 2 2 3 4 4 5 1 3 7 2 10 3 4 6 3 4 6 5 3 3 6 5 3 6 4 6 7 2 3 Lama dilayani 6 3 2 2 5 4 1 2 1 4 3 6 1 4 4 2 3 2 5 7 4 3 5 8 6 2 4 3 5 2 3 5 6 4 2 5 2 5 3

40 41 42 43 44 45 Analisis Data

19.27 19.27 19.28 19.29 19.29 19.29

2 0 1 1 0 0

20.27 20.21 20.27 20.01 20.08 20.32

4 8 3 2 2 3

3 4 4 1 2 5

Interval kedatangan dibagi dalam 10 interval dengan selang waktu 3 menit. Data berdasarkan intervalnya diberikan sebagai berikut. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Interval (j) 19.00 < j 19.03 19.03 < j 19.06 19.06 < j 19.09 19.09 < j 19.12 19.12 < j 19.15 19.15 < j 19.18 19.18 < j 19.21 19.21 < j 19.24 19.24 < j 19.27 19.27 < j 19.30 10 Jumlah Pelanggan 9 5 4 3 2 7 5 3 3 4 45

Analisis antrian Tingkat kesibukan sistem Untuk menghitung tingkat kesibukan sistem kita harus menggunakan perhitungan kedatangannya dengan distribusi poisson. Untuk menghitung tingkat kesibukan pertama-tama yang harus dicari adalah rata-rata tingkat kedatangan ( ). Rata-rata tingkat kedatangan ( ) ) dan rata-rata tingkat pelayanan (

Karena selama kurun waktu 30 menit terdapat 10 interval waktu tetap dan masing-masing interval 3 menit, maka : = 4.5 pelanggan/ 3 menit Jadi rata-rata tingkat kedatangan pelanggan adalah 4.5 per tiga menit atau 4-5 orang. Dengan demikian waktu rata-rata kedatangan pelanggan = datang satu pelanggan. Sehingga = 0.6, atau setiap 0.6 menit rata-rata

pelanggan/menit, atau 1-2 pelanggan

Rata-rata tingkat pelayanan (

Pada kasus ini mencari jumlah pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu. Waktu pelayanan total dari 45 pengunjung adalah 163 menit, sehingga : pelanggan /menit Jadi rata-rata tingkat pelayanan per menit adalah sebanyak 0-1 orang. Dengan demikian ratarata waktu pelayanan adalah : melayani satu orang pelanggan. Untuk langkah selanjutnya menghitung tingkat kesibukan sistem ( diketahui loket menit/pelanggan, atau setiap 3.6 menit

pelayanan yang siap melayani pada hari itu berjumlah 15 loket, maka c = 15, sehingga perhitungannya sebagai berikut: = Dari hasil perhitungan tingkat kesibukan di atas berarti : Kemungkinan tidak ada pelanggan dalam system antrian adalah P0 =

= 0.1507 x 100% = 15.07 %


P0 = = (2.782)-0.3623 = 0.6960 x 100% = 69.6% Kemungkinan terdapat satu pelanggan dalam sistem P1 (n=c=1) = = 5.434 x = 5.434 x = -0.1838 x 100%

= -18.38% karena bernilai negatif maka hal ini tidak mungkin P1 = = = 0.2521 x 100% =25.21%

Kemungkinan terdapat dua pelanggan dalam sistem P2 (n=c=2) = = 5.434 x = 5.434 x = -0.2373x 100% =

-23.73% karena bernilai negatif maka hal ini tidak mungkin P2 = = = 0.0456 x 100% =4.56%

Kemungkinan terdapat tiga pelanggan dalam sistem P3 (n=c=3) = 16,75% P3 = = = 0.0055 x 100% = 0.55% = 5.434 x = 5.434 x = -0,1675 x 100% =

Kemungkinan terdapat empat pelanggan dalam sistem P4 (n=c=4) = 9,48% P4 = = = 0.00049 x 100% = 0.04% = 5.434 x = 5.434 x = -0,0948 x 100% =

Kemungkinan Pelanggan yang datang harus menunggu P15 (n=c) = = 5.434 x = (5.434 x ) x 100%= 0%

P15 =

= (1.2 x 10-19) x 100% = 1.2 x10-17% = 0%

Rata-rata Jumlah Pelanggan dalam sistem Rata-rata jumlah pelanggan dalam system dinotasikan dengan (Lq). Lq = 1.936 x 10-11 x 100% = 0% = = =

Jadi, di dalam sistem rata-rata terdapat 0 pelanggan.

Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam antrian Rata-rata jumlah pelanggan dalam system dinotasikan dengan (Wq). Wq = = =0

Nilai Wq = Lq = 0 Jadi, di dalam antrian rata-rata waktu menunggu pelanggan adalah 0 menit

Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam system Rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam system dinotasikan dengan Ws. =0+ = 3.623

Jadi, rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam sistem adalah 3,623 menit

Rata-rata jumlah pelanggan dalam system Rata-rata jumlah pelanggan dalam system dinotasikan dengan Ls. Ls = Lq +

=0+

= 5.434

Jadi, rata-rata pelanggan dalam sistem adalah 5,434 pelanggan atau 5-6 orang.

PENUTUP A. Kesimpulan Asumsi-asumsi yang sering digunakan dalam model antrian single chanel (M/M/1) adalah sebagai berikut: 1. Populasi input tidak terbatas 2. Distribusi kedatangan pelanggan potensial mengikuti distribusi Poisson 3. Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS (First Come First Service) 4. Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran tunggal 5. Distribusi pelayanan mengikuti distribusi Poisson ( < ) 6. Kapasitas sistem diasumsikan tak terbatas 7. Tidak ada penolakan maupun pengingkaran

DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga. Siswanto. 2007. Operations Research Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Taha, Hamdy A. 1989. Operation Research. New York: Macmillan Publishing Co, Inc. Online. http:// s_l5051_055423_chapter2 . Diakses tanggal 01 April 2012. Online. http:// 12D004-penerapan-teori-antrian. Diakses tanggal 01 April 2012.

You might also like