You are on page 1of 35

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Central Windu Sejati adalah salah satu anak produksi dari PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Tbk (PT.CPI) yang bergerak dalam industri pengolahan hasil laut dengan sistem pembekuan atau cold storage di Sumatera Utara. PT. Central Windu Sejati merupakan nama baru dari pergantian PT. Central Windu Pertiwi pada tanggal 18 Juni 1994. sedangkan PT. Central Windu Pertiwi merupakan nama baru dari pergantian nama PT. Udang Mas Inti Pertiwi, yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal dalam negri yang bergerak di bidang perikanan, khususnya udang. Usulan proyek yang diajukan oleh PT. Udang Mas Inti Pertiwi untuk tambak udang dan pembekuan udang (cold storage) pada bulan oktober 1998 disetujui oleh pemerintah dengan mengeluarkan surat persetujuan kepada ketua BKPM Nomor 785/1/PMDN/1998 tanggal 12 Desember 1998 dengan status Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN). Bidang usaha yang dilakukan adalah pembibitan udang, budidaya tambak udang terpadu dengan unit pembekuannya. Pada bulan Desember 1990 PT. Udang Mas Inti Pertiwi disahkan dengan akte Notaris nomor 36, sedang pendiriannya dilakukan pada tangal 27 April 1998 oleh direktur perdata, Nurjali Nartosoewojo, SH.

Universitas Sumatera Utara

Produksi percobaan dimulai pada tanggal 19 Desember 1990. Pada awal produksi ini jumlah karyawan yang direkrut sekitar 100 orang dengan hasil produksi sekitar 4-5 ton/ hari. Ekspor perdana ke jepang adalah pada akhir 1991. sejalan dengan itu, pada tanggal 21 Juni 1993 dilakukan penjualan PT. Udang Mas Intra Pertiwi kepada PT. Centralwindu Inti Pertiwi melalui perjanjian jual beli aktiva yang disahkan dengan akte notaris H. Rokayah Sulaeman, SH, Nomor surat 57. sejak itulah PT. Udangmas Inti Pertiwi berganti nama menjadi PT. Central Inti Pertiwi. Menurut data ekspor dari dinas perikanan daerah tingkat 1 Sumatera Utara, PT. Central Windu sejati menempati urutan ketiga yang terbanyak ekspor udangnya dari perusahaan cold storage di Indonesia serta menduduki urutan kedua dari segi kualitas udang. Untuk memperbesar produksi maka PT. Central Windu Sejati pada tahun 1998 mendirikan pabrik baru khusus pengolahan udang serta pembekuannya yang diberi nama PT. Central Windu Sejati II yang berjarak kurang lebih dua Kilometer dari lokasi pabrik pertama. Sampai saat ini PT. Central Windu Sejati II memiliki karyawan harian sebanyak 159 orang dan karyawan sebanyak 198 orang.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Central Windu Sejati II menghasilkan empat jenis produk yang melalui proses pembekuan, yaitu udang, sotong dan ikan segar dari tambak melalui suplier yang berasal dari Aceh, Deli Serdang dan Langkat. Selain itu perusahaan juga mendapatkan pasokan dari tambak yang dimiliki PT. Central inti

Universitas Sumatera Utara

Pertiwi dengan luas sekitar 100 hektar. Tambak ini berfungsi untuk menjaga pasokan bahan baku yang diolah. Hasil produksi perusahaan seluruhnya diekspor dengan negara tujuan Jepang, Amerika Serikat, Australia, Hongkong, Singapura dan negara- negara Eropa. Jepang merupakan konsumen terbesar dengan persentase sekitar 90 % dari keseluruhan produksi dan sisanya 10 % dibagi merata untuk negara lain.

2.3. Lokasi Perusahaan PT. Central Windu Sejati II terletak di Kawasan Industri Medan, Jalan Letkol. Yos sudarso (Medan- Belawan) Km 10,5 Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Sumatera Utara. Sarana transportasi ke kawasan ini cukup baik dengan kondisi jalan yang lebar dan dapat dilalui kendaraan besar dan kecil. Lokasi ini dekat dengan pelabuhan Belawan yang sesuai dengan jalur ekspor perusahaan dengan menggunakan kapal laut. Lingkungan disekitar perusahaan adalah perusahaan- perusahaan lain yang terdiri dari bangunan industri yang berkondisi baik. Daerah ini memiliki berbagai fasilitas yang diperlukan perusahaan seperti fasilitas listrik oleh PLN, fasilitas telekomunikasi oleh PT. Telkom, fasilitas air oleh PDAM dan tersedianya sumur bor. PT. Central Windu Sejati II menempati tanah seluas 4248 m2 dengan luas bangunan 1718 m2 yang terdiri dari ruangan kantor, ruang penerimaan bahan baku, ruang pengolahan, ruang penyimpanan, ruang pengiriman, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan Kata organisasi memiliki dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok, sedangkan pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkunagn yang dimiliki. Dua aspek utama penyusunan struktur organisasi

adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan- kegiatan sejenis dan saling berhubungan. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Sistem organisasi dan manajemen yang baik sangat diperlukan pada satu perusahaan terutama perusahaan yang berskala besar. Penyusunan sistem organisasi dan manajemen harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan yang bersangkutan, sebab sistem yang baik bagi perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan yang lain. Pengalaman dan penelitian yang lebih seksama mengenai keadaan perusahaan sangat diperlukan untuk membuat keputusan dalam pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggungjawab, untuk setiap anggota

Universitas Sumatera Utara

organisasi. Adanya sistem yang terencana dengan baik, akan mencapai lancarnya informasi dan komunikasi didalam organisasi sehingga akan diperoleh keputusan yang tepat pada keadaan yang dibutuhkan. Bentuk organisasi PT. Central Windu Sejati adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi pada gambar III.1. wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan - satuan organisasi dibawahnya dalam bidang kerja sesuai dengan fungsinya, pimpinan bidang kerja ini dapat memberi perintah terhadap semua pelaksanaan yang ada menyangkut semua bidang kerjanya. Selain itu terdapat bagian yang memiliki wewenang komando dan dapat memberikan nasehat terhadap General Manager pada bidang keahlian tertentu yaitu bagian PPC (Production Planning Control).

Universitas Sumatera Utara

2.5. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Adapun tugas dan wewenang orang yang bertanggung jawab untuk masing- masing bidang pada PT. Central Windu Sejati adalah sebagai berikut : 1.General Manager Tugas : Memimpin dan mengendalikan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan. Melakukan pengawasan dan mengadakan pemeriksanaan serta penilaian seluruh kegiatan perusahaan. Tanggung Jawab : Bertanggungjawab kedalam dan keluar perusahaan dalam semua aspek yang mempengaruhi perusahaan Bertanggungjawab pada pengadaan dana untuk kelancaran operasional perusahaan Wewenang : Membina, memberikan bimbingan, saran dan perintah pada Manager masing- masing bagian yang menyangkut pelaksanaan tugas 2.Personal and General Affair Manager Tugas : Mengawasi kelancaran administrasi, kepegawaian dan hubungan

masyarakat di kantor dan pabrik Membuat laporan secara tertulis serta pelaksanaan tugas dan membuat rencana kerja untuk masa yang akan datang dan dilakukan secara periodik.

Universitas Sumatera Utara

Tanggung jawab : Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran administrasi, kepegawaian dan hubungan masyarakat Wewenang : Menerima dan memberhentikan karyawan Memberikan penilaian prestasi karyawan

3.Production Manager Tugas : Melakukan perencanaan proses produksi Mengkoordinir kegiatan produksi sesuai dengan rencana produksi Mengatasi dan meminimalisasi setiap gagasan yang terjadi pada sistem proiduksi Mengusahakan proses produksi yang lebih efektif dan efisien

Tanggung Jawab : Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran proses

produksi dan keselamatan kerja Wewenang : Memberikan pengarahan pada setiap section head Memberikan penilaian prestasi karyawan

4.Accounting and Financial Manager Tugas : Memimpin dan mengendalikan kegiatan di bidang pembukuan dan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Menyiapkan laporan- laporan yang menyangkut keuangan dan anggaran perusahaan.

Mengelola

keuangan

perusahaan

yang

meliputi

biaya

operasi,

pemeliharaan dan pembelian bahan- bahan yang dibutuhkan. Tanggung jawab Bertanggung jawab pada General Manager atas kelancaran pembukuan dan keuangan Wewenang : Memberikan prioritas dan kebijaksanaan menyangkut keuangan

5. Purchasing Manager Tugas : Melakukan pengendalian terhadap kegiatan pembeliaan bahan baku udang segar dari segi kuantitas, kualitas dan administrasi. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab pada General Manager atas tersedianya bahan baku.

Wewenang : Dapat Menentukan sumber penerimaan bahan baku Dapat menolak bahan baku yang tidak sesuai dengan kategori yang ada.

6. Quality Control and Laboratory Manager Tugas : Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan bentuk bahan mulai dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan sampai kepada produk akhir.

Universitas Sumatera Utara

Melakukan pengawasan terhadap penelitian- penelitian yang dilakukan di laboratorium dalam rangka pengembangan produk.

Tanggung jawab : Bertanggung jawab pada General Manager mengenai mutu produk dan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium. Wewenang : Memberikan pengarahan pada setiap quality control section head mengenai mutu produk dan juga aktivitas laboratorium. Dapat mencegah produk untuk tidak dilanjutkan pada proses berikutnya jika terdapat masalah pada produk tersebut. 7. Factory Manager Plaqnt II Tugas : Mengendalikan seluruh kegiatan- kegiatan yang terjadi pada PT. Central Windu Sejati, baik dari segi opersional maupun manajemennya. Tanggung jawab : Bertanggung jawab pada General Manager mengenai kelancaran seluruh aktivitas yang berlangsung di pabrik. Wewenang : Memberikan pengarahan kepada setiap supervisor mengenai aktivitas di lantai produksi.

Universitas Sumatera Utara

8. Engineering Manager Tugas : Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan keteknikan seperti listrik, permesinan, bengkel dan lain-lain. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab kepada General Manager mengenai aspek keteknikan yang secara tidak langsung berperan penting dalam mendukung kelancaran proses produksi. Wewenang : Memberikan pengarahan kepada setiap Section Head.

9. Production Planning and Control Tugas : Membuat perencanaan produksi. Mengamati jalannya proses produksi sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada departemen terkait hal- hal yang harus diperhatikan. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab pada Production Manager mengenai pembuatan perencanaan jadwal produksi. Wewenang : Memberikan saran pada General Manager apabila diperlukan mengenai rencana produksi perusahaan, serta hasil evaluasi terhadap kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara

10. Personal and General Affair Section Head Tugas : Mengatur hal- hal yang berhubunagn dengan administrasi, kepegawaian dan kemasyarakatan. Menyelesaikan konflik antar sesame karyawan atau antara bawahan dengan atasan. Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada Personal and General Affair Manager mengenai keadaan personalia dan administrasi perusahaan. Wewenang : Mengangkat dan memberhentikan karyawan. Membuka lowongan kerja dan menetapkan syarat- syarat bagi karyawan baru. 11. Accounting and Financial Section Head Tugas : Melakukan analisis biaya dan administrasi produksi. Membantu Accounting and Financial Manager dalam kegiatan

administrasi dan keuangan perusahaan. Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Accounting and Financial Manager atas semua hal- hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan. Wewenang :

Universitas Sumatera Utara

memiliki wewenang dalam mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing- masing departemen dalam perusahaan.

12. Value added Quality Control Section Head Tugas : Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kualitas produk value added Tanggung Jawab : Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produk value added . Wewenang : Memberikan pengarahan kepada supervisor untuk setiap kegiatan pengendalian adan pemeriksanaan mutu produk value added 13. Conventional Quality Control Section Head Tugas : Melakukan pengawasan dan pemeriksanaan terhadap kualitas produk konvensional Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produk konvensional. Wewenang ; Memberikan pengarahan kepada supervisor mengenai kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pemeriksanaan mutu produk konvensional.

Universitas Sumatera Utara

14. Laboratory and Quality Control Section Head Tugas : Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan produk. Melakukan pemeriksanaan terhadap kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan Melakukan pengujian sterilisasi terhadap mesin dan peralatan yang digunakan Melakukan pengujian secara berkala terhadap produk jadi di gudang

Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Quality Control and Laboratory Manager mengenai mutu produkdan sterilisaisi mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses Wewenang : Memberikan pengarahan pada supervisor untuk setiap aktivitas

laboratorium dan pengendalian mutu. 15. Value Added Production Head Tugas : - Mengatasi setiap kendala yang dihadapi pada proses produksi produk value Added - Melaksanakan produksi untuk produk value added sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan. Tanggung jawab :

Universitas Sumatera Utara

- Bertanggungjawab kepada Production Manager mengenai hal- hal yang berhubungan dengan proses produksi produk value added Wewenang : - Memberikan pengarahan kepada supervisor produksi 16. Conventional Product section Head Tugas : Melaksanakan proses produksi bagi produk konvensional sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan Mengatasi setiap kendalan yang dihadapi pada proses produksi produk konvensional. Tanggung jawab : Bertanggungjawab kepada Production Manager mengenai hal yang berhubungan dengan proses produksi produk konvensional Wewenang : Memberikan pengarahan kepada supervisor produksi 17. Finish Product Area section Head Tugas : Mengawasi kelancaran aktivitas yang terjadi pada daerah pengemasan produk jadi. Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Production Manager mengenai kelancaran kegiatan di daerah pengemasan produk

Universitas Sumatera Utara

Wewenang : Memberikan pengarahan kepada supervisor di bagian pengemasan.

18. Electric Section Head Tugas : memeriksa kondisi peralatan- peralatan listrik perusahaan Mengatasi kerusakan yang terjadi pada mesin atau peralatan listrik yang digunakan. Tanggungjawab : Bertanggungjawab kepada Engineering Manager mengenai hal- hal yang berkaitan dengan mesin- mesin dan peralatan listrik yang ada di perusahaan. Wewenang : Memeberikan Pengarahan kepada supervisor

19. Mechanic Section Head Tugas : Mengatasi kerusakan yang terjadi pada alat- alat mekanik yang ada di perusahaan Memeriksa kondisi peralatan- peralatan mekanik yang digunakan perusahaan Tanggungjawab : Bertanggungjawab kepada Engineering Manager mengenai kondisi peralatan mekanik yang ada didalam perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Wewenang : Memeberikan pengarahan kepada Supervisor

20. Shrimp Supervisor Tugas : Mengatur jumlah udang yang masuk ke pabrik sebagai bahan baku dan memeriksa kualitas udang yang akan di gunakan pada proses produksi Mengawasi proses produksi produk- produk yang menggunakan udang sebagai bahan baku. Tanggungjawab ; Bertanggungjawab kepada Factory Management Plant II terhadap jumlah dan kualitas udang yang digunakan pada proses produksi Wewenang : Memberikan pengarahan kepada para mandor dan karyawan yang berada di bawahnya. 21. Quality Control Supervisor Tugas : Melakukan pengawasan terhadap kualitas seluruh produk, mulai dari bahan baku sampai produk jadi Tanggungjawab : Bertanggungjawab kepada Factory Management Plant II terhadap hal- hal yang berkaitan dengan pengawasan produk Wewenang :

Universitas Sumatera Utara

Memberikan pengarahan kepada para mandor dan karyawan yang berada di bawahnya.

22. Fish and Breaded Supervisor Tugas : Mengawasi proses produksi produk- produk yang menggunakan ikan sebagai bahan baku dan juga produk- produk makanan olahan (breaded) Tanggungjawab : Bertanggung jawab pada Factory Manager Plant II mengenai produk makanan olahan Wewenang : Memberikan pengarahan dan pengaturan terhadap mandor dan karyawan yang berada dibawahnya. 23. Supervisor Tugas : membantu atasan (manager dan section head) sesuai dengan bidangnya

Tanggungjawab : Bertanggungjawab pada Section Head untuk departemen produksi dan pada Manager departemen lain Wewenang : Memberikan pengarahan dan pengaturan terhadap karyawan yang berada dibawahnya.

Universitas Sumatera Utara

24. Mandor Tugas : Mengawasi pekerjaan karyawan Melaporkan kerusakan yang terjadi pada supervisor. Melatih karyawan baru sesuai bidangnya

Tanggungjawab : Bertanggungjawab pada supevisor untuk kelancaran bagian produksi

Wewenang : Memberikan pengarahan pada karyawan.

2.6. Tenaga Kerja dan Waktu Kerja Peta penyebaran tenaga kerja berdasarkan jabatannya dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Peta Penyebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Jabatan Jabatan General Manager Manager Section Head Supervisor Mandor Daily Worker Hired Labour Jumlah Jumlah (orang) 1 7 10 32 6 159 198 413

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan beroperasi dari hari senin sampai sabtu, dimana pada hari senin sampai jumat terdiri dari 7 jam kerja dan 1 jam istirahat, sedangkan pada hari sabtu terdiri dari 5 jam kerja dan 1 jam istirahat. Penjadwalan jam kerja adalah sebagai berikut : 1. Karyawan Kantor Karyawan pada bagian kantor bekerja mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai 13.00 WIB (kecuali jumat pukul 12.00-13.00 WIB) 2. Karyawan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan Karyawan bagian ini bekerja selama 6 hari dengan jam kerja sama dengan bagian kantor. Diluar waktu dan hari tersebut merupakan kerja lembur. 3. Karyawan peralatan mesin dan satuan pengaman Karyawan bagian ini hanya ada 3 shift dengan jam kerja 8 jam yakni pukul 08.00- 16.00 WIB, pukul 16.00- 23.00 WIB dan pukul 23.00-07.00 WIB.

2.7. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan sistem pengupahan diatur menurut status karyawan, yakni karyawan borongan, harian dan bulanan. Perusahaan juga memperhatikan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 561/4695/ Tahun 2001 mengenai penetapan upah minimum dan upah minimum sektoral Provinsi Sumatera Utara tahun 2002. Untuk karyawan borongan p[embayaran upah dilakukan 1 minngu sekali yakni pada hari sabtu. Besar upah borongan ini tersiri dari jenis pekerjaan dan kuantitas borongan yang dikerjakan. Semakin sulit pekerjaan maka target kerja

Universitas Sumatera Utara

yangditetapkan semakin sedikit per jamnya. Perhitungan upah borongan dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini. Tabel 2.2 Perhitungan Upah Karyawan Borongan Hari Upah Pokok (Rp/kg) Senin s/d Jumat Sabtu Minggu Keterangan : a =Upah pokok (besarnya tergantung item pekerjaan) karyawan harian akan menerima upah seminggu sekali yang besarnya adalah Rp 17.015/ hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.3 Perhitungan Upah Karyawan Harian
Hari Upah Pokok (Rp/ Hari) Upah Lembur menurut UMP (Rp/ jam) Jumlah jam lembur (Jam/ hari) Upah Lembur (Rp/ Hari) Total Upah (Rp/ Hari)

Upah Lembur (Rp/kg) b1 = a x 1,2

Output dihasilkan (Kg/hari) c

Insentif (Rp/ hari)

Total upah (Rp/ hari)

1500

d1= (a+b1)c+1500

p = a x 1,4 -

b1 = a x 1,2 b2 = a x 2

c c

1500 1500

d2=(p+b1)c+1500 d3=(a+b2)c+1500

Senin s/d Sabtu Minggu

17.015

2950

b1=(2a x )x2950

c1=17.015+b1

2950

b2=2a x 2950

C2=b2

Standar perhitungan untuk menentukan upah lembur karyawan pada hari kerja normal adalah :

Universitas Sumatera Utara

Upah lembur pada hari kerjqa normal (Rp/hari) = (2a ) x 2950 Sedangkan untuk hari libur dan hari libur nasional perhitungan lembur menggunakan rumus sebagai berikut : Upah lembur pada hari libur (Rp/ hari) = 2ax 2950 Keterangan : a = Jumlah jam lembur (Jam/ hari) Upah lembur menurut UMP = Rp 2950 / Jam Untuk karyawan bulanan upah diberikan sebulan sekali yang terdiri dari upah pokok, tunjangan transportasi, tunjangan makan, tunjangan jabatan, dan lainlain. Penetapan upah didasarkan keahlian, kecakapan dan prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan. Menjelang hari raya dan tahun baru, sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan, perusahaan akan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawan yang besarnya minimal 1 kali upah pokok bagi karyawan yang sudah bekerja selama 12 bulan atau lebih. Pembayaran THR ini dilakukan selambat- lambatnya dua minggu sebelum hari-H. Sedangkan bagi yang bekerja 3-11 bulan akan diberikan secara proporsional. Guna memelihara kesehatan karyawan, perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan yang di tentukan oleh perusahaan . dalam keadaan mendadak memerlukan perawatan dan pengobatan diluar ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan akan memberikan bantuan sesuai kebijaksanaan.

Universitas Sumatera Utara

Apabila karyawan sakit untuk jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter yang telah di tentukan perusahaan, maka upah akan dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: - Tiga bulan pertama di bayar sebesaqr 100% dari upah pokok. - Tiga bulan kedua di bayar sebesar 75 % dari upah pokok - Tiga bulan ketiga di bayar sebesar 50 % dari upah pokok - Tiga bulan keempat di bayar sebesar 25 % dari upah pokok Apabila sampai 12 bulan karyawan yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai prosedur UU No. 12/1964. Setiap karyawan dimasukkan dalam program Jamsostek yang

dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari setiap kecelakaan yang dialami. Apabila karyawan meninggal dunia dan bukan karena kecelakaan kerja maka perusahaan akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut : Upah dalam bulan yang sedang berjalan Uang duka atau pengabdian yang besarnya serendahnya sesuai dengan ketentuan yang telah diatur Mentri Tenaga Kerja No. 04/ MEN/1986 tentang penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti rugi. Setiap karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan berhak atas istirahat tahunan selama 12 hari dan tetap mendapatkan upah penuh. Sedangkan bagi karyawan wanita yang melahirkan berhak cuti hamil selama 3 bulan dan tetap mendapatkan upah. Hal ini juga berlaku bagi karyawati yang keguguran.

Universitas Sumatera Utara

2.8. Proses Produksi 2.8.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong 2.8.1.1 Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahanbahan lainnya. Bahan baku proses pada PT. Central Windu Sejati II adalah udang, ikan dan sotong segar. Perusahaan membeli bahan baku melalui supplier dari tambak- tambak yang berasal dari Aceh, Deli Serdang dan Langkat. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan pasokan bahan baku dari tambak yang dimiliki PT. Central Windu Pertiwi dengan luas sekitar 100 hektar. Berdasarkan sumber pasokannya, udang yang diproses dapat dibedakan atas udang laut dan udang tambak. Sedangkan jenis udangnya dapat dibedakan atas udang tiger (Panaeus Monodon) dan udang Swallow (udang Pink). Untuk jenis sotong yang diproses di pabrik adalah sotong katak sedangkan untuk ikan adalah ikan nila. 2.8.1.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pengolahan udang adalah : 1. Air Air yang digunakan berasal dari sumur bor yang terdapat di lokasi pabrik dan air dari PDAM Tirtanadi. Dengan tersedianya sarana Water Treatment

Universitas Sumatera Utara

maka air yang berasal dari sumur bor dapat digunakan sebagai sarna sanitasi lantai dan bangunan serta untuk membersihkan mesin dan peralatan. 2. Es Pemakaian Es bertujuan untuk mempertahankan suhu bahan baku (dibawah 4oC) sehingga kesegaran udang tetap terjaga dan penurunan mutu udang dapat di cegah. Selama proses pengolahan, es curah disebarkan secara merata pada udang dan harus selalu ditambah bila es tersebut habis. Kekurangan ees dapat menyebabkan naiknya suhu udang sehingga terjadi dehidrasi udang. 3. Klorin (Sodium Hipochlorite) Zat yang memiliki rumus NaoCl ini berfungsi sebagai desinfektan yang digunakan untuk merendam dan mencuci udang. Zat ini juga digunakan untuk membersihkan sarung tangan, peralatan dan lantai kerja. Cara penggunaannya adalah dengan mencampurakannya pada air dengan perbandingan tertentu. 4. STTP (Sodium Tri Poly Phospat) Rumus kimia zat ini adalah Na5P5O10 yang berguna untuk : Menahan kandungan air pada udang sehingga berat udang tidak susut Mempertahankan rasa udang karena zat ini mencegah hilangnya zat gizi pada udang. Menjaga kestabilan bentuk udang sehingga daging udang tidak cepat lunak.

Universitas Sumatera Utara

Menjaga timbulnya bintik hitam pada ekor udang

5. Carnal Mengikat senyawa- senyawa protein dalam tubuh udang sekaligus menambah beratnya. 2.8.1.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna

menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana bahan ini bukan bagian dari produk akhir. digunakan pada proses produksi ini adalah : 1. Polybag Digunakan sebagai kemaqsan yang membungkus langsung produk jadi. Poly bag ini ukurannya bermacam- macam untuk masing- masing produk. 2. Master Carton Master carton adalah kotak karton besar yang ukurannya bermacammacam sesuai dengan produknya masing- masing. 3. Poly Sheet Poly Sheet berguna untuk membatasi produk untuk tiap lapisan. 4. Label size Label size terbuat dari plastic yang berisi keterangan produk seperti jenis produk, jenis udang, ukuran, wana, dll. 5. Isolation Tape. Isolation Tape digunakan untuk menutup serta merapatkan master carton. Bahan penolong yang

Universitas Sumatera Utara

6. Strapping band Straping band terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk mengikat produk yang telah dikemas dalam master carton.

2.8.2 Uraian Proses Produksi produk yamng dihasilkan oleh PT. Central Windu Sejati ada empat bagian, yaitu : 1. Udang (Shrimp) terbagi atas empat bagian yaitu : Sea Food Mix Cooked Peeled Prawn (CPP) Peeled Deveaning Jacob (PD Jacob) Peeled Deveining VAcum Pack (PD VAcum Pack)

2. Sotong (Cuttlefish) terdiri atas dua bagian yaitu : Sea Food Mix Cuttlefish Cut

3. Ikan (tilapia) 4. Breaded (makanan olahan) terdiri atas berbagai macam produk antara lain : Tilapis Nugget, lumpia udang, bakso ikan, dll Karena perusahaan memiliki berbagai macam produk akhir, maka untuk uraian proses produksi saya hanya akan menjelaskan proses produksi udang untuk jenis produk Peeled Devening Jacop (PD Jacop)

Universitas Sumatera Utara

2.8.2.1. Proses Produksi Udang untuk Produk PD Jacop Bahan baku untuk produk PD Jacop ini adalah udang Tiger (Paneaus Monodon). Tahap- tahap yang dilalui pada pembuatan produk ini sesuai dengan bolck diagram pada Gambar 2.1. dibawah ini

Universitas Sumatera Utara

Es Curah

Air Pembilasan Air Pembilasan

Es Curah

Klorin

Air
Pencucian dengan air klorin 100ppm

Air Pencucian Es Curah Klorin Air


Pemotongan kepala dengan kuku macan

Es Curah
Pencucian dengan air klorin 30 ppm

Air Pencucian

Es Curah

Klorin

Air
Pencucian dengan air klorin 20 ppm

Kepala Udang

Air Pencucian

Pengupasan kulit dan ekor

Kulit dan ekor

Pembuangan Usus

Es Curah

Klorin

Air
Pencucian dengan air Klorin 25 ppm

Usus udang

Plat
Penyusunan diatas plat

Air Pencucian

Pembekuan

Isolation Tape

Master Carton

Polybag
Pengemasan

Penyimpanan Beku

Produk

Gambar 2.1. Blok Diagram Produk PD Jacop

Universitas Sumatera Utara

1. Penerimaan Udang segar dibawa dengan menggunakan truk dan diterima di bagian penerimaan. Udang segar ini berasal dari tanbak (udang insentif), yang di terima dalam tong- tong fiber. Udang yang diterima kemuian di bongkar dan kemudian di pisahkan dalam keranjang plastik dengan kapasitas per keranjang 50 kg. Udang dalam keranjang kemudian di bilas dengan air dingin selanjutnya ditiriskan beberapa saat. Pembilasan ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang melekat pada udang. Sambil menunggu air yang ditiriskan habis, dilakukan pemeriksaan mutu dan penentuan size udang. Pemeriksanaan mutu yang dilakukan adalah pemeriksaan

kesegaran udang. Udang yang tidak segar biasanya ditandai dengan warna udang yang pucat serta banyaknya bintik- bintik hitam (black spot) pada kulit udang. Udang- udang yang dalam kondisi demikian akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier. Penentuan size dilakukan dengan cara mengambil sampel dari masing- masing keranjang kemudian keranjang tersebut di timbang. Setelah itu dihitung jumlah udang untuk setiap sampel yang telah ditimbang dengan berat tertentu. Penentuan size ini di hitung dengan menggunakan rumus : size udang = jumlah ekor/ berat. Proses selanjutnya adalah penimbangan berat udang. Hasil penimbangan dicatat oleh bagian penerimaan yang berguna untuk melakukan pembayaran pada supplier . setelah ditimbang, selanjtnya udang- udang ini disiram dengan air

Universitas Sumatera Utara

dingin yang mengandung klorin 100 ppm. Setelah itu udang dikirim ke bagian produksi. 2. Pemotongan Kepala Sesampainya di bagian produksi udang ditimbang kembali untuk menyesuaikan dengan hasil penimbangan udang pada bagian penerimaan. Selanjutnya udang dicelupkan ke bagian fiber yang berisi air dingin dengan kandungan klorin 75 ppm, udang kemudian dibagikan kepada pekerja borongan untuk melakukan pemotongan udang. Udang yang dibawa oleh para pekerja ditumpuk diatas meja dan kepalanya dipotong dengan menggunakan alat bantu yang disebut kuku macan. Kuku macan terbuat dari aluminium yang dilingkarkan pada ibu jari pekerja berfungsi sebagai pengganti kuku pekerja. Sisi depan dibuat tajam agar memudahkan pekerja dalam memotong dan mengupas kulit udang. Selama proses pemotongan kepala ini udang selalu di beri es curah sehingga kesegarannya terjaga. Udang tersebut kemudian di timbang dan di beri klorin 30 ppm. 3. Penyortiran Ukuran dan Mutu. Udang yang telah ditimbang dibagian pemotongan kepala kemudian dimasukkan ke bak penampungan dimensi grader. Bak penampungan berisi air dengan suhu kurang dari 40C dan mengandung klorin 20 ppm. Dengan bak berjalan udang dibawa ke bagian roller yang berbentuk silinder panjang yang berpasangan dan berputar. Jumlah mesin roller pada grader ini ada empat pasang dan dapat diatur jaraknya sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Udang yang berukuran sama akan masuk dan jatuh pada corong- corong yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara

dengan meja sortasi ukuran secara manual. Umumnya sortasi ukuran dengan mesin grander ini dilakuakn dengan membagi udang atas tiga jenis ukuran. Kesalahan yang sering terjadi pada mesin grader ini adalah ukuran udang yang terlalu besar atau ukuran udang yang terlalu kecil. Hal ini diatasi dengan penyortiran manual sehingga ukuran yang dihasilkan lebih seragam. Di meja sortir ukuran, secara manual udang ini di pisahkan besarnya dan di tentukan pengklasifikasin ukuran yang dapat di lihat pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Standar Ukuran Udang Konvensional Ukuran u-5 6-8 9-12 13-15 16-20 21-25 26-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-90 91-110 pcs/lbs 5 7 10 14 18 23 28 36 45 54 63 82 98 gr/pcs 90- ... 58-89 38-58 30-37 23-29 18-22 15-17 12-14 9-11 5,9-8,9 6,5-7,4 5-6,4 u-4,9

Dari tabel diatas terlihat bahwa satuan yang digunakan untuk ukuran udang adalah pcs/lbs, dimana 1 lbs = 454 gr. Satuan ukuran udang ini umumnya digunakan konsumen dalam melakukan pemesanan terutama konsumen dari luar negri.

Universitas Sumatera Utara

4. Pengupasan kulit. Pemotongan kulit dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuku macan seperti pada pemotongan kepala. Selama proses pengupasan kulit dan ekor, udang harus selalu di beri es curai untuk menjaga kesegaran udang. Udang yang telah di kupas kulit dan ekornya selanjutnya di bawa ke bagian pembuangan usus. 5. Pembuangan Usus. Pembuangan usus bertujuan untuk menghilangkan kontaminan yang beraasal dari usus udang karena bagian usus udang memiliki banyak bakteri pembusuk. Pembuangan usus dapat dilakukan dengan duacara yaitu dengan cara di sudet atau di sayat. Pembuangan dengan cara di sudet dilakukan dengan menggunakan pin pencabut usus yang ditekan/ dimasukkan pada ruas kedua bagian punggung udang hingga mencapai usus udang. Ujung pin yang berupa kaitan akan mengait usus sehingga usus akan ikut tertarik keluar saat pin di cabut. Pembuangan usus dengan cara di sayat dilakukan dengan cara memotong bagian perut udang pada ruas kedua sampai kelima. Kedalaman penyayatan mencapai sepertiga bagian udang hingga usus terlihat. Selanjutnya usus udang dibersihkan dengan cara ditarik keluar dengan pisau yang digunakan untuk menyayat tersebut. 6. Pencucian dengan air klorin. Setelah usus udang di berihkan, udang kemudian dicuci dengan air dingin yang mengandung klorin 25 ppm, pencucian ini untuk membunuh bakteri akibat dari kontaminasi yang terjadi pada pengupasan kulit dan pembuangan usus. Kontaminasi ini dapat berasal dari para pekerja, peralatan yang digunakan atau kondisi sanitasi lingkungan yang tidak steril.

Universitas Sumatera Utara

7. Penyortiran Warna Sortasi warna dilakukan dengan cara mambagi udang atas beberapa tingkatan warna, yaitu : a. Black Tiger, yang terdiri dari : Black tiger 1, memiliki warna paling hitam Black Tiger 2, Memiliki warna hitam biasa Black Tiger White, memiliki warna hitam keabu- abuan

b. Blue Tiger, yang terdiri dari : Blue Tiger, memiliki warna paling biru White Blue Tiger, memiliki warna biru terang

8. Penyusunan Timbangan produksi dilakukan sebelum udang disusun diatas plat. Untuk PD Jacop timbangan produksinya adalah 150 gr- 157 gr (22- 28 ekor). Udang kemudian disusun diata plat- plat aluminium yang di lapisi dengan plastic. Satu plat terdiri atas empat plastic dan udang- udang tersebut disusun diatas plastic secara terpisah denganjarak yang sama. Plat- plat tersebut disusun diatas lori dan dibawa ke ruang blast freezer. 9. Pembekuan (freezing) Proses pembekuan dilakukan pada ruangan blast freezer. Ruangan ini merupakan suatu ruangan yang dindingnya diinsulasi sehingga tidak dapat di tembus oleh panas dari luar. Udang di masukkan ke dalam ruangan ini, kemudian udara beku bersuhu (-35oC)- (-400C) ditiupkan kedalam permukaan udang oleh kipas yang akan mengedarkan udang beku itu selama proses pembekuan. Metode

Universitas Sumatera Utara

pembekuan di ruangan blast freezer ini dinamakan metode air blast yang dilakukan selama 60 menit. 10. Pengemasan (Packaging) Udang dikeluarkan dari air blast dengan lori dan dibawa ke tempat pengemasan. Udang dipisahkan dari platnya dengan cara menarik plat plastic yang menjadi wadahnya dan di taruh ke dalam keranjang-keranjang kecil, kemudian ditimbang. Setelah ditimbang udang tersebut di glazing dengan cara mencelupkannya ke dalam air dingin yang nmengandung klorin 5ppm, tujuan pengglazingan ini adalah untuk mempertahankan berat udang, mencegah dehidrasi., dan mempercantik permukaan udang. Setelah di glazing udang ditiriskan dan dimasukkan kedalam polybag yang telah diberi label sesuai dengan ukuran, mutu dan warna udang. Selanjutnya polybag dibawa ke mesin vacuum seal untuk menjepit kedua sisi polybag yang masih terbuka, kemudian polybagpolybag tersebut disusun ke dalam keranjang dan di bawa ke ruang blast freezer untuk di bekukan selama 60 menit. Setelah itu keranjang yang berisi polybagpolybag tersebut di bawa ke mesin metal detector untuk diperiksa apakah ada terdapat logam pada udang tersebut, kemudian polybag tersebut di bawa ke master carton, dimana untuk produk PD Jacop berisi 20 pack/ master carton. Setelah ditutup rapat dengan isolation band karton-karton tersebut di bawa ke mesin Strapping Band dengan menggunakan lori untuk diikat dengan pita berwarna kuning.

Universitas Sumatera Utara

11. Penyimpanan Beku (Cold Storage) Selama menunggu untuk dipasarkan, udang beku yang telah dikemas disimpan dalam ruang penyimpanan beku yang disebut cold storage bersuhu antara -18oC - -220C. didalam ruang penyimpanan ini, master carton ditumpuk dengan masing- masing tumpukan di beri jarak agar suhu ruang merata ke seluruh kotak.

Universitas Sumatera Utara

You might also like