You are on page 1of 9

BAB II PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Konvensional Salah satu metode pembelajaran yang paling banyak dipakai adalah metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli, diantaranya: a. Djamarah (1996) metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pendidik dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan metode konvensional, ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, pembagian tugas, dan latihan. b. Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber-gaya bank (banking concept of education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus ditelan oleh peserta didik, yang wajib diingat dan dihafal. c. Menurut Depdiknas dalam pembelejaran konvensional, cenderung pada belajar hafalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pensil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Belajar hafalan mengacu pada penghafalan fakta, hubungan, prinsip, dan konsep. Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran lebih banyak didominasi pendidik sebagai pen-transfer ilmu, sementara peserta didik lebih pasif sebagai penerima ilmu. d. Institute of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah Pengajaran tradisional. Dijelaskannya bahwa pengajaran tradisional yang berpusat pada pendidik adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif atau mempunyai keunggulan karena dapat berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. Menyampaikan informasi dengan cepat. Membangkitkan minat akan informasi. Mengajari peserta didik yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan. Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Namun demikian pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan.

5 1.1. Kelemahan kelemahan metoda pembelajaran konvensional : 1. Tidak semua peserta didik memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. 2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar peserta didik tetap tertarik dengan apa yang dipelajari. 3. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. 4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar peserta didik itu sama dan tidak bersifat pribadi. 5. Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities). 6. Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh pendidik pada saat belajar kelompok sedang berlangsung. 7. Para peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu. 8. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas (hasil). 9. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal. 10. Pendidik jarang mengajar peserta didik untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep. 11. Peserta didik hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba strategi dan cara (alternatif) sendiri dalam memecahkan masalah. 1.2. Ciri ciri pembelajaran konvensioanal peserta didik :

1. Penerima informasi secara pasif, dimana peserta didik menerima pengetahuan dari
pendidik dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.

2. Belajar secara individual. 3. Pembelajran sangan abstrak dan teoritis. 4. Perilaku dibangun atas kebiasaan. 5. Kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final. 6. Pendidik adalah penetu jalannya proses pembelajaran. 7. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik, Interaksi di antara peserta didik
kurang, Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.

8. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. 9. Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh pendidik
pada saat belajar kelompok sedang berlangsung. 10. Pendidik sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar.

2. Pembelajaran metode Hypnoteaching Metode pembelajaran lain yang kini tengah dikembangkan adalah metode belajar hypnoteaching. Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis. 2.1 Kelebihan dari pembelajaran hypnoteaching : a. Proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik. b. Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. c. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan disini. d. Proses pembelajarannya lebih beragam. e. Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi, karna termotivasi lebih untuk belajar. f. Pembelajaran bersifat aktif. g. Pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif. h. Peserta didik lebih dapat berimajinasi dan berfikir kreatif. i. j. Peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan senang hati. Daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama, karena peserta didik tidak menghafal. Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi 2.2 Kekurangan dari pembelajaran hypnoteaching : a. Metode ini belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia. b. Banyaknya peserta didik yang ada disebuah kelas, menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik untuk memberi perhatian satu per satu peserta didiknya. c. Perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan Hypnoteaching. d. Tidak semua pendidik menguasai metode ini. e. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah

2.3 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan hypnoteaching adalah : a. Niat dan motivasi dalam diri.Kesuksesan seseorang tergantung pada niat seseorang untuk bersusah payah dan kerja keras dalam mencapai kesuksesan tersebut. Niat yang besar akan memunculkan motivasi serta komitmen yang tinggi pada bidang yang di tekuni. b. Pacing. Langkah kedua ini adalah langkah yang sangat penting. Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain, atau siswa Anda.Prinsip dasar disini adalah manusia cenderung, atau lebih suka berkumpul / berinteraksi dengan sejenisnya / memiliki banyak kesamaan. Misalnya Anda menghadiri sebuah pertemuan seluruh warga di tempat tinggal Anda. Dimana terdapat beberapa strata usia, diantaranya bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak. Misalnya mereka datang dari berbagai penjuru secara acak, dan kemudian dipersilahkan dengan bebas untuk memilih tempat duduk. Kira-kira apakah bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak duduk secara membaur dan acak ? Atau mereka cenderung berkumpul sesuai usianya ? Bapak-bapak memilih untuk ngobrol dengan sesama bapak-bapak. Sedang ibu-ibu juga memilih melakukan hal yang sama. Remaja dan anak-anak pun akhirnya sibuk bercanda dengan sesamanya. Benar demikian ?

Belum lagi para penggemar sepak bola akan ngobrol seru dengan sesama penggemar sepak bola. Penggemar gossip pun akan berkumpul dengan orang-orang yang sama-sama suka gossip. Secara alami dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman dan senang untuk berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengannya. Seperti misalnya Anda yang berprofesi sebagai guru / pendidik. Jika Anda boleh memilih, pasti Anda lebih nyaman berkumpul dan ngobrol bersama sesama guru / pendidik meski dari usia yang berbeda-beda, daripada Anda berkumpul dengan para anggota DPR atau pengusaha pabrik yang kaya raya, atau mungkin para gembel. Jika Anda merasa nyaman berkumpul dengan orang pada golongan tertentu, hal tersebut berarti Anda memiliki banyak kesamaan dengan orang-orang dalam golongan tersebut. Kesamaan-kesamaan diantara beberapa orang, akan memancarkan gelombang otak yang sama. Sehingga orang-orang dalam golongan itu akan merasa nyaman berada di dalamnya.

8 Dengan kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang otak ini, maka setiap pesan yang disampaikan dari orang satu pada orang-orang yang lain akan dapat diterima dan dipahami dengan sangat baik. Sama dengan siswa-siswa kita. Jika mereka membenci sesi pengajaran Anda, berarti gelombang otak Anda belum setara dengan mereka. Anda dan para siswa Anda belum click. Meskipun usia Anda jauh lebih tua daripada siswa Anda, namun gelombang otak dapat disetarakan dengan melakukan atau seakan-akan melakukan dan berfikir seperti siswa Anda. Dalam hal ini, Anda wajib mengalah terlebih dahulu. Dalam arti Andalah yang harus menyesuaikan gelombang otak Anda pada siswa Anda. Bukan sebaliknya siswa Anda yang menyesuaikan gelombang otak Anda. Cara-cara melakukan pacing pada siswa Anda :
Bayangkan Anda adalah seusia siswa-siswa Anda. Disamping juga melakukan aktivitas

dan merasakan hal-hal yang dialami siswa-siswa Anda pada masa SEKARANG. Bukan pada saat Anda masih sekolah dulu.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa yang sering digunakan oleh siswa-siswa

Anda. Kalau perlu gunakan bahasa gaul yang sedang trend di kalangan siswa-siswa Anda.
Lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan Anda. Sangkutkan tema pelajaran Anda dengan tema-tema yang sedang trend di kalangan

siswa-siswa Anda.
Selalu update pengetahuan Anda tentang tema, bahasa hingga gossip terbaru yang

sedang trend di kalangan siswa Anda. c. Leading Leading berarti memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing kita lakukan. Setelah melakukan pacing, maka peserta didik akan merasa nyaman dengan kita. Pada saat itulah hampir setiap apapun yang kita ucapkan atau tugaskan pada peserta didik, maka peserta didik akan melakukannya dengan suka rela dan bahagia. Sesulit apapun materinya, maka pikiran bawah sadar peserta didik akan menangkap materi pelajaran kita adalah hal yang mudah, maka sesulit apapun soal ujian yang diujikan, akan ikut menjadi mudah, dan peserta didik akan dapat meraih prestasi belajar yang gemilang. d. Gunakan kata positif

9 Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan pacing dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata negatif. Kata-kata yang diberikan oleh pendidik entah langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi kondisi psikis peserta didik. Kata-kata yang positif dari pendidik dapat membuat peserta didik merasa lebih percaya diri dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata tersebut dapat berupa ajakan dan himbauan. Jadi apabila ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik, hendaknya menggunakan kata ganti yang positif untuk mengganti kata-kata negatif tadi. Sebagai contoh apabila akan menenangkan kelas yang ramai, biasanya kata perintah yang keluar adalah jangan ramai. Kata-kata jangan ramai ini dalam pengaplikasian hypnoteaching hendaknya diganti dengan mohon tenang, dan sebagainya. e. Berikan pujian Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran adalah adanya reward and punisment. Pujian merupakan reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang. Maka berikanlah pujian dengan tulus pada peserta didik. Dengan pujian, seseorang akan terdorong untuk melakukan yang lebih dari sebelumnya. f. Modeling Modeling adalah proses memberi tauladan atau contoh melalui ucapan dan perilaku yang konsisten. Hal ini sangat perlu dan menjadi salah satu kunci hypnoteaching. Setelah peserta didik menjadi nyaman dengan kita. Maka perlu pula kepercayaan (trust) peserta didik pada kita dimantapkan dengan perilaku kita yang konsisten dengan ucapan dan ajaran kita. Sehingga kita selalu menjadi figur yang dipercaya. Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran hypnoteaching, hendaknya pendidik dapat melakukan hal-hal dengan Kuasai materi secara komprehensif. Libatkan peserta didik secara aktif. Upayakan untuk melakukan interaksi informal dengan peserta didik. Beri peserta didik kewenangan dan tanggung jawab atas belajarnya. Meyakini bahwa cara manusia belajar adalah berbeda satu sama lain. Yakinkan peserta didik bahwa mereka mampu. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif atau kooperatif. Upayakan materi yang disampaikan kontekstual. Berikan umpan balik secara langsung dan bersifat deskriptif. Menambah pengalaman dengan meningkatkan jam terbang.

10

3. Pebandingan Metode Pembelajaran lain dengan Hypnoteaching 3.1. Perbandingan Quantum teaching dengan Hypnoteaching Letak perbedaan terdapat pada prinsip keduanya. Itupun hanya sebatas frasa/kalimat, sementara maknanya sama. Perbedaan yang mencolok dari keduanya adalah banyak butir prinsip. Quantum teaching memiliki 5 prinsip, sementara Hypnoteaching 6 prinsip. Berikut penulis sajikan prinsip dari keduanya: Tabel 1: Prinsip Quantum/Hypno-teaching Prinsip Quantum Teaching Segalanya Berbicara Segalanya Bertujuan Pengalaman sebelum Pemberian Nama Akui Setiap Usaha Jika layak dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan 6 Apa pun harus berkesan Prinsip Hypnoteaching Apa pun bisa menghipnosis Apa pun harus fokus pada tujuan Apa pun harus dialami Apa pun harus dihargai Dengan latihan, apapun menjadi sempurna

1 2 3 4 5

Prinsip pertama Quntum teaching adalah segalanya berbicara. Segalanya berarti setiap benda, gerak, atau sesuatu berbicara. Berbicara di sini berarti mengungkapkan pesan, isyarat. Dan pada prinsip pertama Hypnoteaching adalah Apa pun bisa menghipnosis. Kata apa pun juga mengandung makna keseluruhan yang berarti sama dengan segalanya. Menghipnosis berarti memberikan efek hipnosis; memukau dan menarik minat, perhatian pemerhati. Prinsip kedua Quantum teaching adalah Segalanya Bertujuan. Kata bertujuan sudah jelas berarti memiliki target yang harus dicapai. Sama halnya dengan prinsip kedua Hypnoteaching, Apa pun harus fokus pada tujuan. Keduanya bermakna sama; memiliki target yang harus/akan dicapai. Prinsip ketiga Quantum teaching adalah Pengalaman sebelum Pemberian Nama. Sementara prinsip ketiga Hypnoteaching, Apapun harus dialami. Makna dari keduanya sama, yaitu pengalaman belajar harus menjadi dasar bagi kesan/ pengetahuan/keterampilan dalam proses pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan pemberian nama/istilah.

11 Prinsip keempat Quantum Teaching adalah Akui Setiap Usaha. Sementara prinsip keempat Hypnoteaching, Apapun harus dihargai. Makna keduanya juga sama, mengakui setiap usaha berarti sama dengan menghargai setiap usaha yang dilakukan pelajar dalam proses pembelajaran. Sampai sejauh ini, setiap butir prinsip dari kedua metode sama secara makna. Baru pada poin kelima inilah perbedaan yang mencolok. Prinsip kelima Quantum teaching adalah Jika layak dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan. Perayaan ini merupakan umpan balik bagi penguatan asosiasi. Sementara prinsip kelima Hypnoteaching, Dengan latihan, apapun menjadi sempurna, mengisyaratkan pentingnya pengulangan kemampuan/pengetahuan yang didapat. Menurut hemat penulis, butir kelima dari Hypnoteaching ini merupakan jabaran dari butir keempat Quantum Teaching. Pada Hypnoteaching, terdapat satu prinsip lagi, yaitu prinsip keenam yang berbeda dengan Quantum teaching. Prinsip itu adalah Apapun harus berkesan. Kesan positif yang timbul selama pembelajaran akan membangkitkan asosiasi positif pada pelajar sehingga mereka mampu mengembangkan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu, kesan positif yang ditimbulkan menimbulkan ikatan (bond) yang kuat, harmonis, antara pendidik dengan pelajar. Jika ditelisik, butir keenam ini dapat dipersamakan dengan butir kelima Quntum Teaching secara maknawi. Hal ini bisa dilakukan karena makna kedua butir tersebut memiliki kesamaan, menguatkan asosiasi yang didapat peserta didik.

4. Pertanyaan Seputar Hypnoteaching Apakah belajar Hipnosis bertentangan dengan ajaran agama? Sama sekali tidak, karena yang dipelajari disini adalah ilmu pengetahuan, sama seperti orang yang mempelajari akupunktur sebagai pengobatan alternatif, ilmiah dan sederhana tapi dengan hasil yang luar biasa (menakjubkan). Apakah dalam Hypnosis itu memakai mantra atau ritual? Tidak sama sekali, sejak abad ke 17 Hypnosis dikembangkan secara ilmiah dokter2 di Eropa, dan sejak tahun 1959/1960 Hypnosis diakui sebagai salah satu metode terapi yang sah oleh oleh berbagai asosiasi kedokteran di Amerika, Inggeris dan negara negara lainnya. Sekarang Hypnosis juga dipakai dalam pengembangan diri, olah raga, musik, pendidikan, marketing dan dalam berkomunikasi.

12 Apakah yang dimaksud dengan Hypnoteaching Hypnoteaching adalah Suatu upaya menurunkan frequensi gelombang otak sehingga peserta didik menjadi relaks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses pengajaran. Bagaimana kondisi siswa saat menerapkan hypnoteaching, apakah mereka tertidur? Tentu tidak, mereka masih sadar 100%, hanya guru mengkondisikan siswanya agar lebih fokus dan bersemangat dalam belajar, dengan cara menggunakan teknik eriksonian saat pengajaran

You might also like