You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Identifikasi Bakteri : Morfoligi Koloni dan Morfologi Sel

Penyusun:
Nama NIM Kelompok : Marshella : 1181142119 : E2

PJ Laporan :

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2012

ACARA IV IDENTIFIKASI BAKTERI : MORFOLIGI KOLONI DAN MORFOLOGI SEL

I.

MORFOLOGI KOLONI

A. TUJUAN Mengidentifikasi berdasarkan bakteri bermaca-macam tumbuh bentuk morfologi koloni media

yang

dalam

bermacam-macam

berdasarkan konsistensi media pertumbuhannya. B. LANDASAN TEORI Bakteria merupakan nama sekelompok mikroorganisme yang

termasuk prokaryotae dan bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri, dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti. Pada umumnya bakteria tidak mempunyai klorofil, kecuali beberapa spesies tertentu yang memiliki pigmen fotosintesis. Sel tubuh bakteri sangat kecil, kebanyakan diameternya berukuran kira-kira 0,5-0,1 m. berdasarkan pengamatan daengan mikroskop, morfologi bakteria dapat dibedakan menjadi: 1. Bakteri yang berbentuk bulat (kokus) 2. Bakteri yang berbentuk batang (basil) 3. Bakteri yang berbentuk spiril (taringan,1988). Ciri khusus bakteri akan terungkapkan bila pebandingan antara luas permukaan terhadap volumenya dihitung. Bagi bakteri, nilai ini sangat tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi praktis hal ini berarti bahwa isi suatu sel bakteri menjadi terbuka terhadap batas permukaan antara dinding sel dan nutrient di sekitarnya. Sifat inilah yang merupakan salah satu penyebab tingginya laju metabolisme dan pertumbuhan bakteri (Pelczar, 1986). Organisme-organisme yang lebih tinggi tingkatannya sering

digolongkan menurut susunan anatomi tubuhnya, tetapi banyak organisme yang kelihatan sama kalau hanya didasarkan pada struktur tubuhnya saja.

Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat adanya persamaan antara mikroba satu dengan mikroba lainnya, tetapi berbeda-beda sifat fisiologis dan metabolismenya. Dari morfologi dapat diketahui hubungan filogeni antara satu mikroba dengan mikroba lainnya, tetapi sifat morfologi masih berguna untuk mengadakan identifikasi pada bakteri. Sebagai contoh, adanya flagella, endospora, dan bertuk-bentuk lainnya dapat digunakan untuk membedakan jenis mikroba (Tarigan, 1988).

C. PROSEDUR KERJA 1. Morfologi koloni bakteri dalam media cair Alat dan bahan : media nutrient cair (NB) dalam tabung reaksi jarum ose isolat murni bakteri tanah (hasil percobaan III) Cara kerja : Disiapkan media nutrient cair (NB) yang telah di sterilkan

Diinokulasikan secara aseptic isolate bakteri tanah dengan menggunakan ose (1-2 ose) pada media (NB)

Diinkubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar

Diamati pertumbuhan biakan bakteri pada permukaan media, kekeruhan,bau, dan ada tidaknya endapan. Dibandingkan dengan kontrol (media tanpa inokulasi bakteri)

Ditentukan karakter bakteri tersebut berdasarkan kebutuhannya akan O2 (aerob,fakultatif anaerob,anaerob)

2. Morfologi koloni bakteri dalam media agar tegak Alat dan bahan : Media NA tegak dalam tabung reaksi Jarum inokulasi Isolate murni bakteri tanah (hasil percobaan III)

Cara kerja : Disiapkan media NA tegak steril

Diinokulasikan secara aseptik biakan murni isolat bakteri tanah dengan menggunakan jarum inokulasi secara tusukan sampai ke dalam tabung

Diinkubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar

Diamati pertumbuhannya, merata atau tidak, pertumbuhannya baik pada bagian permukaan atau pada bagian dasar, dll. Dibandingkan dengan control (media tanpa inokulasi bakteri)

3. Morfologi koloni bakteri dalam media agar miring Alat dan bahan : Media NA miring dalam tabung reaksi Jarum ose/inokulasi Isolate murni bakteri tanah (hasil percobaan III)

Cara kerja : Diinokulasikan media NA miring steril secara aseptis dengan biakan murni isolate bakteri tanah sludgr menggunakan ose/jarum inokulasi secara goresan lurus

Diinkubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar

Diamati pertumbuhannya : tipis, sedang tebal atau lebat atau tidak ada, bentuk pertumbuhan pada goresan (filiform, echinulate, beades,

spreading, arborescet, rihzoidm pulmose), elevasi kiat, topografi, warna, dll. Dibandingkan dengan control (media tanpa inokulasi bakteri)

4. Morfologi Kolni bakteri dalam media cawan agar Alat dan bahan : Media NA dalam cawan petri Jarum ose Isolate murni bakteri tanah (hasil percobaan III)

Cara kerja : Diinokulasikan 1 ose secara aseptic biakan murni isolate bakteri tanah ke dalam agar secara streak plate

Diinkubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar secara terbalik

Diperhatikan dan diamati koloni terpisah yang terbentuk. Diamati partumbuhannya : pertumbuhan koloni di permukaan atau di bawah permukaan media, bentuk koloni, permukaan koloni, elevasi, dll. Dibandingkan dengan control (media tanpa inokulasi bakteri)

II.

MORFOLOGI SEL

A. TUJUAN Mengidentifikasi karakter morfologi sel individual yang meliputi : ada tidaknya flagella ( sifat motilitas ), bentuk dan rangkaian sel, ada tidaknya spora dan reaksi reaksi sel bakteri terhadap pengecatan. Gerakan bakteri Untuk melihat pergerakan bakteri di bawah mikroskop maupun pada media pertumbuhan. Pengecatan pengecatan bakteri Mempelajari jenis jenis pengecatan bakteri Untuk melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram, sifat tahan asam, dan ada tidaknya spora.

B. LANDASAN TEORI Flagella merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteria yang berfungsi sebagai alat gerak. Flagella bakteria lebih tipis daripada flagella dan silia pada jasad eukaryotae, berukuran diameter 0,010,02m dan strukturnya juga lebih sederhana (Tarigan, 1988). Flagellum terdiri dari tiga bagian: tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai filament panjang di luar dinding sel. Flagellum dibuat dari subunit-subunit protein yang disebut flagelin. Tidak semua bakteri memiliki flagellum. Banyak spesies basilus dan spirilum memilikinya, tetapi flagellum jarang dijumpai pada kokus. Bagi bakteri-bakteri berflagellum, pola perlekatan serta banyaknya yang melekat digunakan untuk

mengklasifikasikan bakteri ke dalam kelompok taksonomi tertentu (Pelczar, 1986). Beberapa spesies bakteri mampu menghasilkan zat warna di dalam sel yang tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya berwarna. Beberapa koloni menghasilkan zat warna yang larut daalam air, yang menyebabkan secara difusi kesekitar media agar, sehingga mewarnai media agarnya ( Jutono, 1980 ). Dengan pengecatan dapat dilihat struktur sel mikroba dengan sesama. Fungsi pengecatan terutama member warna pada sel atau bagian bagiannya sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas. Selain itu pengecatan juga dapat menunjukan bagian bagian struktur sel, menunjukan distribusi dan susunan kimia bagian bagian sel , membedakan mikroba yang satu dengan mikroba yang lain., menentukan Ph dan potensial reduksi oksidasi ekstraseluler dan intraseluler ( Jutono, 1980 ). Pewarnaan Gram, merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri. Pewarnaan gram ini memilah bakteri menjadi 2, yaitu Gram positif dan Gram negative. Bakteri Gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna Kristal violet iodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pmucat. Sementara bakteri Gram negatif berwarna merah karena kompleks tersebut larut sewaktu pemberian pemucat dan

kemudian mengambil zat warna kedua yang berwarna merah. Digunakan Kristal violet, larutan lugol, larutan pemucat, dan biru metilen ( Lay, 1994). Pewarnaan Ziehl Neelsen, Atau pewarnaan tahan asam memilahkan memihahkan kelompok mickrobacterium dan nocardia. Dari bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Sewaktu pewarnaan ini digunakan asam dan alkohol. Bakteri tahan asam akan berwarna merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan tidak berwarna. Digunakan fuksil karbol, larutan pemucat dan biru metilen ( Lay, 1994). Pewarnaan spora. Spora pada bakteri merupakan struktur yang tahan panas dan kimia. Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi bakteri. Spora terbentuk didalam sel sehingga disebut endospora, dalam satu sel bakteri hanya ada satu spora dan tidak berfungsi untuk reproduksi. Lapisan luar spora merupakan penahan yang baik terhadap bahan kimia sehingga spora sukar diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan cara dipanaskan. Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora mengembang, sehingga zat warna dapat masuk. Digunakan biakan tua ( 72 jam ), larutan hijau malakit, dan larutan safranin ( Lay, 1994).

1. Gerakan Bakteri Gerakan bakteri dengan metode tetes gantung ( hanging drop ) Alat dan bahan : a. Mikrosop cahaya b. Vaselin c. Tusuk Gigi d. Gelas benda cekung dan gelas penutup e. Isolat muri tanah ( hasil percobaan acara III )

Langkah Kerja : 4 gumpalan vaselin diletakkan pada objek gelas kira kira seluas ujung ujung gelas penutup dengan menggunakan tusuk gigi 1 ose kultur diletakkan pada gelas penutup ( jika media padat, menambahkan kultur dengan air). Kemudian tempelkan gelas penutup bervaselin pada gelas benda cekung. Pastikan bahwa kultur isolat yang akan diamati tepat berada dibagian yang cekung dari gelas benda. gelas benda dibalikkan pada gelas penutup dengan hati hati sedemikian rupa sehingga ujung ujung vaselin pada gelas benda berlekatan dengan gelas penutup dengan hati hati gelas benda dibalikkan Diamati dengan perbesaran lemah kuat ada tidaknya gerakan bakteri ( hati hati dengan adanya gerakan Bownian )

Gerakan Bakteri Dengan Cara Tusukan Alat dan Bahan : a. Media semi solid dengan kandungan agar 0,2 0,4 % b. Jarum Inokulasi c. Isolate murni tanah ( hasil percobaan acara III ) Langkah Kerja : Diinokulasikan isolat murni bakteri tanah sludge pada media semi solid ( 0,2 0,4 % agar) steril dengan menggunakan jarum inokulasi secara tusukan Diinkubasikan selama 24 48 jam pada suhu kamar

Diamati hasil percobaan ( ada tidaknya gerakan bakteri ) dan menggambarkannya 2. Pengecatan Pengecatan Bakteri Pengecatan Gram Alat dan Bahan : a. Mikroskop cahaya b. Crystal Violet ( Gran A ) c. Larutan Iodine ( Gram B ) d. Alkohol 96 % ( Gram C ) e. Safranin ( Gram D ) f. Minyak Immersi g. Isolat murni bakteri tanah sludge ( hasil prcobaan acara III ) h. Gelas Benda i. Jarum Ose Cara Kerja : Dibuat pulasan bakteri diatas objek gelas, keringkan dan fiksasi dengan api Diteskan cat crystal violet ( Gram A ) dan diamkan 30 60 detik Dibuang sisa cat dan mencuci dengan air mengalair Diteskan larutan Iodine ( Gram B ) dan biarkan selama 1 2 menit Dicuci dengan air mengalir dan kemudian didecolorisasi ( diberi larutan peluntur ) dengan alcohol ( Gram C ) kira kira 20 detik ( jangan sampai berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan hasil )

Dicuci dengan air mengalir, menambahkan larutan safranin ( Gram D ) selama 10 20 detik Dicuci kembali dengan air mengalir, angin anginkan dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat (1000 X) menggunakan minyak immerse Digambar hasil hasil pengecatan bakteri dengan diberi keterangan mengenai warna sel bakteri yang menunjukan sifat gram dan bentuk sel Pengecatan acid Fast ( Ziehl Neelsen ) Alat dan bahan : a. Gelas Obyek b. Mikroskop c. Cat ziehl Neelsen Carbolfuchsin ( ZN A) d. Peluntur ( alakohol 96% ) ( ZN B ) e. Metylen blue (ZN C) f. Isolat murni bakteri tanah dalam NA miring/nutrient cair Cara Kerja : Dibuat Pulasan bakteri diatas bunsen Ditutup dengan sepotong kertas filter , ditambahkan larutan carbolfuchsin ( ZN A), Memanaskan diatas Bunsen dengan nyala kecil, didiamkan selama 5 menit Didinginkan, dicuci dengan air, dan diangin anginkan dicuci dengan larutan peluntur alkohaol 96 % sambil digoyang goyangkan sampai seluruh pulasan tidak tampak. Dicuci dengan air mengalir dan keringkan

Dibubuhkan cat penutup metilen biru selama 20 30 detik Dicuci, mengeringkan dan diamati dengan perbesaran kuat (1000X ) digunakan minyak immerse. Digambar, memberi keterangan mengenai bentuk sel, warna dan reaksi pengecatan. Pengecatan Spora Alat dan Bahan : a. Malachite green 5% b. Safranin c. Mikroskop d. Minyak immersi e. Isolat murni bakteri tanah sludge ( hasil percobaan acara III ) f. Gelas benda g. Jarum ose Cara kerja dengan metode Schaefler dan Fultun : Dibuat pulasan bakteri dan fiksasi diatas nyala lampu Bunsen Ditetesi dengan larutan malachite green berlebihan dan biarkan selama 1 menit. Dipanasi dengan cara diatas lampu Bunsen sampai menguap selama menit Ditambahkan cat safranin selama 5 menit Dicuci, Dikeringkan, dan diamati, menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat ( 1000X) dengan minyak immerse. Digambar hasl hasil pengamatan

Pengecatan spora dengan cara Bartholloew dan Mittwer

Dibuat pulasan bakteri dan fiksasi diatas Bunsen Ditutup dengan sepotong kertas filter, ditambahkan larutan carbolfuchsin dan panaskan diatas Bunsen dengan nyala kecil , diamkan selama 5 10 menit Didinginkan, dicuci dengan air mengalir dan angin- anginkan Dicuci dengan larutan peluntur alcohol 96 %, sambil digoyang goyangkan sampai semua pulasan tak nampak Cuci dengan air mengalir dan keringkan Dibubuhkan cat penutup metylen biru selama 20 30 detik Dicuci, dikeringkan dan mengamati dengan perbesaran kuat (1000X ) digunakan minyak immerse Digambar hasil pengamatan F. PERTANYAAN DAN DISKUSI 1. Pertumbuhan pada media cair biasanya digunakan untuk melihat karakter apa dari bakteri? 2. Sebut dan jelaskan macam-macam bentuk koloni dalam media agar tegak, media agar miring, dan media cawan agar! 3. Bandingkan kedua metoda di atas yang digunakan untuk mendeterminasi pergerakan bakteri. Jelaskan perbedaanya dan parameter yang diamati. 4. 5. 6. 7. Apa fungsi minyak imersi pada pengamatan 1000 x atau lebih? Apakah kelemahan pengecatan gram? Apa fungsi alcohol 96% pada pewarnaan gram? Mengapa spora lebih sulit diwarnai daripada sel vegetative bakteri?

8. 9.

Apa yang menyebabkan bakteri bersifat tahan asam? Bagaimana membedakan gerakan brown dengan gerakan bakteri?

10. Larutan Mordan pada pengecatan flagella adalah apa fungsi larutan Mordan? 11. Pertanyaan lain dapat diberikan dosen/asisten

You might also like