You are on page 1of 7

PENGARUH IKLAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN BAGI ANAK-ANAK DENGAN USIA ENAM SAMPAI DUA

BELAS TAHUN

LATAR BELAKANG MASALAH

Sejak mulai bermunculannya stasiun televisi di Indonesia, setiap jari kita dapat melihat berbagai macam acara yang mereka tayangkan. Tidak hanya acara saja, kita pun disuguhi berpuluh puluh iklan setiap harinya. Hal itu dapat dimaklumi, karena iklan merupakan sumber penghasilan bagi mereka. Produsenprodusen produk dan iklan tersebutlah yang membeli atau membayar acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televise tersebut. Salah satu dan iklan-iklan tersebut adalah iklan produk makanan bagi anakanak, mulai dari makanan kecil atau biasa kita sebut snack, sampai jenis makan berat seperti sereal. Biasanya iklan yang ditujukan bagi anak-anak disajikan semenarik mungkin dengan tujuan agar anak-anak tertarik akan produk tersebut dan meminta pada orang tua mereka untuk membelikan produk tersebut. Biasanya penayangan iklan dari suatu produk disesuaikan dengan acara yang ditayangkan. Misalnya iklan produk bagi anak-anak ditayangkan bersama acara anak-anak, dan dalam rentang waktu acara tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik bagi para produsen untuk membujuk, mengingatkan mereka tentang produk tersebut. Mungkin hal ini tidak akan menjadi masalah bagi anak-anak, namun bagaimana dengan para orang tua jika anak-anak mereka memaksa atau meminta untuk dibelikan produk seperti yang mereka lihat di televisi. Pastinya para orang tua tidak akan sembarangan dalam membelikan suatu produk bagi anak-anak mereka. Terlebih jika anak-anak mereka berusia antara 6 sampai 12 tahun (usia sekolah dasar), yang secara psikologis sangat peka akan produk -produk makanan terutama produk-produk yang tergolong baru di pasaran.

Dengan adanya iklan yang semakin banyak membuat sebagian besar orang tua harus melihat kembali produk apa yang akan dibelinya. Salah satu informasi tentang produk tersebut dapat mereka lihat melalui iklan-iklan yang ditayangkan di televisi.

RUMUSAN MASALAH Bagaimana dan sejauh mana iklan produk makanan yang ditayangkan di televisi, dapat mempengaruhi keputusan para orang tua dalam membeli produk yang ditawarkan bagi anak-anak mereka dengan usia antara enam sampai dua belas tahun?

BATASAN MASALAH 1. Penelitian ini akan dibatasi pada pertimbangan para orang tua didalam membelikan produk makanan bagi anak-anak mereka dengan usia antara enam sampai dua belas tahun. 2. Model yang digunakan sebagai bintang dalam iklan produk yang bersangkutan. 3. Kata-kata atau redaksional yang digunakan dalam penayangan iklan. 4. Membandingkan asumsi publik terhadap produk dengan apa yang dilihat pada iklan di televisi. 5. Nama produk serta produsen penghasil produk. Apakah nama produk dan produsen penghasil produk sudah mereka kenal dan percaya atau belum. 6. Menarik tidaknya iklan yang digunakan untuk menawarkan serta

mempromosikan produk.

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh iklan produk makan anak-anak di televisi terhadap keputusan para orang tua untuk membeli produk yang ditawarkan. Didalam dunia pemasaran iklan memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah untuk memberikan informasi tentang suatu produk (biasanya informasi tentang produk baru, untuk menawarkan suatu produk (membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut) dan mengingatkan konsumen akan produk yang ditawarkan (biasanya dilakukan pada produk lama). Hasil dan penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para produsen dan kalangan Production House (PH) didalam pembuatan iklan khususnya iklan produk makanan anak-anak, agar dapat mengemas iklan dengan sebaik mungkin. Maksudnya disini adalah agar iklan yang ditayangkan dapat mempengaruhi para orang tua untuk mencoba produk yang ditawarkan, bahkan mengkonsumsinya dalam periode yang lama tanpa merasa takut atau kecewa akan kualitas produk yang ditawarkan.

KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS Iklan (dalam hal ini iklan di televisi) mempunyai beberapa fungsi yaitu, untuk memberikan informasi tentang produk baru, untuk menawarkan sekaligus membujuk konsumen untuk membeli produk, dan untuk mengingatkan konsumen akan adanya produk yang ditawarkan (Ebert dan Griffin dalam Business Essentials 1998). Dalam strategi komunikasi pemasaran iklan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan empat bauran promosi lainnya (personal selling, public relation, sales promotion, dan direct marketing). Pertama dengan metode iklan

produk yang ditawarkan dapat dilihat berkali kali sehingga produk menjadi lebih familier di mata konsumen, kedua jangkauan iklan cukup luas dan ketiga, iklan dapat ditayangkan melalui berbagai macam media salah satunya melalui televisi. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan suatu iklan yaitu: 1. Budaya, termasuk adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. 2. Bahasa, sebaiknya didalam pembuatan iklan menggunakan bahasa negara setempat dan mudah dipahami oleh konsumen yang dituju. 3. Regulasi atau kebijakan pemerintah setempat, misalnya ada beberapa iklan yang harus ditayangkan pada malam hari. (Kotler dalam Principle of Marketing 2002). Para orang tua yang peduli pada kesehatan anak anaknya tidak akan sembarangan membelikan produk makanan yang diiklankan di televisi. Tidak puas dengan iklan yang ada mereka akan mencoba mencari informasi tentang produk yang dimaksud melalui pengalaman orang yang telah mengkonsumsi produk tersebut, hal ini lebih bertujuan untuk mengetahui realita yang sesungguhnya tentang produk yang ingin dikonsumsi. (Max Sutherland dan alice Sylvester dalam Advertising and the mind of the consumer 2000). Suatu iklan tidak akan terlepas dan apa yang disebut brand (merek). Brand sangat identik dengan produk yang ditawarkan. Konsumen akan menyebut produk yang diiklankan dengan menyebutkan brand dari produk tersebut. Brand atau merek memiliki nilai fungsional yang berkaitan langsung dengan fungsi yang diberikan oleh produk. Misalnya, lindungi buah hati anda dengan menggunakan air mineral aqua yang dipercaya sehat karena melalui dua puluh tujuh kali penyaringan hidro prosystem. (Bilson Simamora dalam Aura Merek 2003). Produk yang ditawarkan ke pasar sebagian besar memiliki pesaing (competitor), sehingga didalam pembuatan iklan sebaiknya mengenali konsumen yang ingin dituju. Dalam hal ini produsen produk dan PH pembuat iklan harus

memahami jiwa anak-anak dan para orang tua mereka, apa yang mereka inginkan dan yang terpenting adalah memastikan tanggung jawab sosial perusahaan, jangan sampai dianggap menyesatkan atau menipu konsumen. Misalnya untuk iklan produk anak-anak dapat memakai kemasan (packaging) yang menarik, memberi rasa yang mereka gemari, memiliki kadar gizi yang cukup (dapat disebut makanan sehat) serta bahan-bahan pendukung yang tidak terlalu banyak mengandung unsur kimia buatan. Khusus untuk yang terakhir karena akhir-akhir ini sering kita mendengar adanya kasus keracunan atau terkena zat-zat kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia. Sehingga para orang tua cenderung khawatir dalam memilih produk makanan bagi anak-anak mereka. (Uyung Sulaksana dalam Integrated Marketing Communications 2003) Hipotesis dalam penelitian ini adalah iklan sebagai salah satu bauran komunikasi pemasaran memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk bagi konsumen, dalam hal ini para orang tua untuk membeli produk makanan bagi anak-anak mereka. Karena iklan terutama iklan di televisi merupakan media pemasaran yang cukup menarik sehingga apapun yang disajikan dalam iklan dapat mempengaruhi konsumen (para orang tua) dan membentuk persepsi mereka akan produk yang ditawarkan. Persepsi atau anggapan ini dapat mempengaruhi para orang tua dalam memutuskan untuk membeli produk tersebut atau tidak. Tentu saja iklan yang ditayangkan didukung oleh beberapa hal seperti bahasa yang mudah dimengerti, jam penayangan yang tepat waktu, serta bentuk iklan yang menarik dan sesuai dengan kenyataannya.

METODE PENELITIAN Penelitian ini ditujukan pada orang tua yang memiliki anak dengan usia enam sampai dua belas tahun. Untuk memudahkan penelitian, peneliti akan menggunakan sample sebanyak 200 orang tua siswa siswi beberapa Taman Kanak-

Kanak di Jogjakarta. Kali ini peneliti akan menggunakan dua model data didalam melakukan penelitian:

1. Data sekunder Data sekunder akan peneliti dapatkan dari BPS ( Badan Pusat Statistik ) untuk mengetahui tingkat konsumsi makanan anak-anak (6 sampai 12 tahun). Apakah cenderung mengkonsumsi makanan buatan sendiri atau memilih untuk mengkonsumsi makanan dalam kemasan?

2. Data Primer Data primer akan peneliti dapatkan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada sample yang telah dipilih, dan melakukan survey di beberapa supermarket yang ada di Jogjakarta.

You might also like