You are on page 1of 2

Contoh Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari Hari Sila Kedua

Pendidikan Sebagai Wahana Pembudayaan Pancasila Pengamalan Pancasila). Dalam konsep pendidian, untuk sampai tahap moral knowing mungkin tidak terlalu sulit. Tetapi orang yang sudah faham (sampai tahap moral knowing) belum tentu menghayati pemahaman tersebut. Belum tentu apa yang difahami tersebut terpateri menjadi sebuah keyakinan. Pemilik SIM tentunya sudah faham akan rambu-rambu lalu lintas, namun apakah kemudiam mereka merasa harus mematuhi rasanya belum tentu. Banyak diantara kita yang berhenti di lokasi yang bertanda di larang berhent ... Pancasila III di Universitas Airlangga Surabaya, Tanggal 31 Mei 2001. Bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai sistem nilai luhur yang dimiliki Bangsa Indonesia rasanya tidak perlu dibahas apalagi diperdebatkan. Bahwa Pancasila sebagai dasar negara harus dijadikan sumber nilai sekaligus tolok ukur bagi penyelenggaraan negara juga tidak perlu diperdebatkan. Bahwa nilai-nilai luhur Pancasila merupakan acuan bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa juga tidak perlu diperde ... kehidupan bermasyarakat dan berbangsa juga tidak perlu diperdebatkan. Bahwa Pancasila merupakan ruh kehidupan seluruh bangsa Indonesia, sehingga setiap langkah seharusnya diwarnai nilai-nilai luhur Pancasila, juga tidak perlu lagi dibahas. Yang perlu direnungkan adalah mengapa fenomena kehidupan kita dalam bermasyarakat dan berbangsa terasa masih jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Status Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai sistem nilai Bangsa Indonesia sebagaimana disebutkan di at ... sehari-hari. Setiap orang, termasuk siswa memiliki kemampuan dan kecenderungan beradaptasi dengan lingkungan. Jika kebiasaan kehidupan sehari-hari di SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila, dapat diyakini siswa/mahasiswa akan mengikuti kebiasaan tersebut. Jika tepat waktu, saling menghormati, tidak menyontek menjadi kebiasaan sehari-hari di sekolah/universitas, dapat diduga siswa/mahasiswa akan mengikuti kebiasaan tersebut. Dengan begitu tahapan pembiasaa ... sila Pancasila. Ketuhanan seharusnya dilaksanakan dengan prinsip yang lapang, toleran serta berkebudayaan, dan bukan yang saling menyerang. Internasionalisme yang dijiwai gotong royong seharusnya dilaksanakan dengan perikemanusiaan serta perikeadilan dan bukan yang menjajah dan eksploitatif. Kebangsaan yang dijiwai gotong royong seharusnya diterapkan dengan menumbuhkan kebinekaan dalam persatuan dan bukan yang meniadaan perbedaan apalagi meniadakan persatuan. Demokrasi yang dijiwai gotong royon ... keduanya (Peter Senge, 2000). Berarti pembiasaan dan pembudayaan yang diterima di sekolah bukan satu-satunya informasi/ pengalaman yang dimiliki dalam belajar nilai-nilai Pancasila. Siswa/mahasiswa mendapatkan informasi/pengalaman dari sumber lain yang seringkali lebih gencar dibanding apa yang dilihat dan dipelajari di sekolah/kampus. Dan seringakali informasi/pengalaman dari berbagai sumber tersebut tidak sejalan. Sebagai contoh, jika di sekolah dikebangkan budaya tepat waktu, sementara ke ... Pokok-pokok Pikiran Disampaikan pada Konggres Pancasila III di Universitas Airlangga Surabaya, Tanggal 31 Mei 2001.Bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai sistem nilai luhur yang dimiliki Bangsa Indonesia rasanya tidak perlu dibahas apalagi diperdebatkan. Bahwa Pancasila sebagai dasar negara harus dijadikan sumber nilai sekaligus tolok ukur bagi penyelenggaraan negara juga tidak perlu diperdebatkan. Bahwa nilai-nilai luhur Pancasila merupakan acuan bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa juga tidak perlu diperdebatkan. Bahwa Pancasila merupakan ruh kehidupan seluruh bangsa Indonesia, sehingga setiap langkah seharusnya diwarnai nilai-nilai luhur Pancasila, juga tidak perlu lagi dibahas. Yang perlu direnungkan adalah mengapa fenomena kehidupan kita dalam bermasyarakat dan berbangsa terasa masih jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila.Status Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai sistem nilai Bangsa Indonesia sebagaimana disebutkan di atas, telah kita sepakati sejak Indonesia merdeka. Namun setelah kita merdeka selama 65 tahun, perilaku keseharian kita dalam bermasyarakat dan berbangsa tampaknya masih jauh dari nilai-nilai Pancasila. Jika Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila dapat diperas menjadi satu perkataan yaitu gotong royong, kita dapat bertanya dimana gotong royong itu terimplemtasikan saat ini. Yudi Latif (Kompas, 13 Mei 2011)

1/2

menguraikan secara gamblang bagaimana seharusnya gotong royong menjiwai seluruh sila Pancasila. Ketuhanan seharusnya dilaksanakan dengan prinsip yang lapang, toleran serta berkebudayaan, ... Read Article

2/2

You might also like