You are on page 1of 3

1.

Teori penilaian saham Penilaian saham merupakan variabel-variabel mendasar yang mempengaruhi nilai secara

finansial dari kepemilikan pada suatu bisnis/perusahaan berasal dari beberapa sumber berikut: 1. Dividends, distribusi cash flow dari operasional atau dari investasi 2. Likuidasi (hypothetication of assets) 3. Menjual kepemilikan (sale of the interest). Penilaian saham menurut Standar Penilaian Indonesia adalah suatu proses untuk memperkirakan nilai suatu perusahaan baik yang bersifat going concern (berjalan atau beroperasi) maupun yang tidak, termasuk berbagai kepentingan dan kepemilikan (business ownership interest), serta transaksi dan kegiatan yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penilaian bisnis atau usaha (saham) juga mengandung pengertian kegiatan untuk memperkirakan nilai korporat (business) yang bermuara pada penilaian kepentingan, penyertaan atau kepemilikan (business ownership interest) atas suatu perusahaan. Dalam bahasa umum yang dimaksud dengan business ownership interest adalah ekuitas atau saham. Pengertian lain tentang penilaian saham adalah nilai suatu kepentingan atau business interest tergantung kepada suatu estimasi manfaat yang akan datang dan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan yang mana manfaat yang akan datang itu didiskontokan kembali sesuai dengan tingkat diskonto pada tanggal penilaian. Oleh karena itu pendekatan yang benar adalah memproyeksikan beberapa kategori manfaat yang akan datang dari suatu kepemilikan (biasanya beberapa ukuran mengenai pendapatan ekonomis yang digunakan seperti arus kas, laba atau deviden) dan kemudian mengestimasi nilai sekarang dari manfaat itu dengan mendiskontokannya berdasarkan nilai waktu dari uang (discount rate yang telah mempertimbangkan unsur inflasi. Dari beberapa definisi dan pendapat tersebut di atas dapat diambil pengertian yang sama bahwa, penilaian usaha atau penilaian bisnis (saham)

merupakan penilaian atas suatu kepentingan pada suatu usaha yang besarnya tergantung kepada manfaat yang diperoleh di masa yang akan datang. Ruang lingkup penilaian usaha itu sendiri menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI) mencakup penilaian atas perusahaan (badan

usaha/korporat), penilaian penyertaan modal dalam perusahaan (berupa ekuitas/saham), penilaian aktiva tak berwujud, penilaian atas transaksi material dan penilaian kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh suatu kegiatan atau peristiwa tertentu (economic damage). Disebutkan juga bahwa kegiatan penilaian yang terkait dengan penilaian bisnis atau saham adalah intangible property appraisal di mana yang objek yang dinilai adalah intangible property seperti hak paten, goodwill, formula resep atau merk dagang. Dalam perkembangan yang terjadi dalam kegiatan pengambilalihan dan pelepasan perusahaan, informasi yang dibutuhkan adalah nilai dari perusahaan (business entity) atau saham (kepemilikan, business ownesrship interest) perusahaan tersebut bukan aktiva tidak berwujud, sehingga dengan demikian kegiatan penilaian usaha adalah menilai saham atau ekuitas baik sebagian saham (partial interest) maupun seluruh saham.

2. Earnings based valuation

Tujuannya adalah untuk membuat proyeksi cerdas dari kemampuan perusahaan untuk mendapatkan modal intelektualnya, kekayaan intelektual dan / atau keunggulan kompetitif sebagai 'future free cash flows' selama peride yang sama ditambah dengan 'lamanya' atau terminal arus kas yang menangkap posisi siklus hidup perusahaan.

3. Cash flow based valuation Salah satu metode penilaian yang paling umum bahwa investor gunakan adalah analisis arus kas. Arus kas adalah uang yang hanya "mengalir melalui perusahaan" selama seperempat atau tahun, tidak termasuk biaya tetap. Hal ini, karena arus kas mencoba memberikan gambaran tentang aspek keuangan dari aktivitas bahwa perusahaan melakukan. EBITDA adalah laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. Beberapa investor, karena perubahan dramatis mungkin dalam pajak, dan efeknya pada "kekuatan" yang sebenarnya dari penghasilan, bukan menggunakan laba sebelum bunga dan pajak. Kedua EBIT dan EBITDA disesuaikan, sehingga satu kali, tidak berulang pendapatan dan beban dikecualikan. Arus kas dan EBITDA mungkin terlihat sangat mirip satu sama lain, namun perbedaan utama adalah, menggunakan teknik akuntansi yang berbeda, jauh lebih mudah untuk mengubah kedua. Misalnya, kas yang dibayarkan kepada pemegang saham dan uang tunai diinvestasikan kembali ke perusahaan bukan merupakan bagian dari pendapatan. Juga sering arus kas memperhitungkan aliran aktual uang, misalnya, waktu nya, sedangkan EBITDA adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya, termasuk biaya tetap juga.

You might also like