You are on page 1of 15

ASAM BASA

1. LANDASAN TEORI TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS a. Asam Teori ini mendasari perhitungan kekuatan asam-basa. Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuan Swiss, Svante Arrehenius pada tahun 1807. Menurut Arrhenius, senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+. berdasrkan jumlah ion H+ yang dilepaskan, senyawa asam dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. b. c. b. Basa Menurut Arrhenius, senyawa basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion -OH. Berdasarkan jumlah gugus OH yang diikat, senyawa basa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu: a. Basa monohidriksi, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus -OH b. Basa dihidrodiksi, yaitu senyawa basa yang memiliki dua gugus -OH c. Basa trihidrodiksi, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH PENGENALAN ASAM-BASA Sifat asam atau basa suatu senyawa dapat diketahui dengan mencicipinya. Namun, pengenalan dengan cara ini beresiko tinggi karena ada senyawa kimia yang bersifat racun. Pengenalan senyawa asam dan basa dapat menggunakan kertas lakmus dan indikator asambasa Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan satu ion H+ Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan dua ion H+ Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan tiga ion H+

a. Kertas Lakmus Ada dua jenis kertas lakmus untuk mengenali baik senyawa asam maupun senyawa basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru bila bereaksi dengan senyawa basa, sedangkan kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah bila bereaksi dengan senyawa asam. b. Indikator Asam Basa Indikator asam-basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Berikut adalah beberapa zat indikator asam-basa beserta perubahan warnanya. Indikator Fenolftalein Bromtimol Metil merah Metil jingga PENGUKURAN PH a. Larutan Indikator Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang (trayek) tertentu yang disebut trayek indikator. Suatu larutan yang telah ditetesi larutan indikator akan mengalami perubahan warna. Selanjutnya warna tersebut dicocokkan dengan tabel warna yang menunjukkan harga pH tertentu sehingga perkiraan harga pH dapat diketahui. Berikut adalah harga trayek beserta perubahan warna zat-zat indikator. Indikator Metil ungu Metil kuning Metil jingga Bromkeosol hijau Metil merah Bromtimol biru Fenolftalein Trayek pH 0,5 1,5 2,0 3,0 3,1 4,4 3,8 5,4 4,2 6,3 6,0 7,6 8,0 9,6 Perubahan warna Kuning - violet Merah - kuning Merah - kuning Kuning - biru Merah - kuning Kuning - biru Tak berwarna - merah Warna setelah Ditambahkan Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral Tidak berwarna Merah Tudak berwarna Kuning Biru Biru Merah Kuning Kuning Merah Kuning Kuning

Kuning alizarin b.

10,1 12,0

Tak berwarna - ungu

Kertas pH dan Kertas Indikator Universal

Kertas indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH dari suatu larutan. Dengan harga pH tersebut, larutan dapat bersifat asam (pH < 7), netral (pH = 7), atau bersifat basa (pH > 7). Kertas indikator tersebut dicelupkan pada larutan yang akan ditentukan nilai pHnya. Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas indikator akan berubah warna. Keempat garis warna yang berubah dicocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat dalam kemasan indikator. 2. TUJUAN Eksperimen 11 Mengetahui jenis suatu larutan (asam, basa, atau netral) dengan menggunakan kertas lakmus. Eksperimen 12 Mengetahui jenis suatu larutan (asam, basa, atau netral) dengan menggunakan larutan indikator Asam-Basa baik yang alami (berasal dari tumbuhan) maupun yang sering digunakan dalam laboratorium. Eksperimen 13 Dapat menentukan besarnya pH suatu larutan dengan menggunakan kertas indikator universal. 3. ALAT DAN BAHAN Eksperimen 11 1. Tabung reaksi atau pelat tetes 2. Pipet tetes 3. Air suling 4. Air kapur 5. Larutan cuka 6. Air sumur 7. Air ledeng 8. Air sabun 9. Air abu 10. Larutan amonia 11. Larutan natrium klorida

12. Larutan natrium hidroksida 13. Larutan gula Eksperimen 12 1. Lumpang dan alu 2. Tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Bunga berwarna merah dan biru 5. Fenolftalein Eksperimen 13 1. Pelat tetes 2. Pipet tetes 3. Rak dan tabung reaksi 4. Larutan asam 0,01 M (antara lain: HCl dan CH3COOH) 5. Larutan basa 0,01 M (antara lain: NaOH dan NH3) 6. Larutan garam 0,01 M (antara lain: NaCl, CH3, COONa, dan NH4Cl) 7. Kertas indikator universal 8. Larutan-larutan tertentu yang pH-nya

14. Larutan alkohol 15. Larutan deterjen

6. Metil merah 7. Metil jingga 8. Bromtimol biru 9. Air suling (botol semprot)

4. CARA KERJA Eksperimen 11 1. Guntinglah masing-masing sehelai kertas lakmus merah dan biru sepanjang 1 cm dan taruhlah dalam satu tabung reaksi atau satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air suling. Amati apakah terjadi perubahan pada kertas lakmus. Catat pengamatan anda. Dengan cara yang sama ujilah larutan cuka dan air kapur. 2. Lanjutkan percobaan anda dengan menguji larutan lain yang tersedia, kemudian nyatakan apakah larutan itu bersifat asam (seperti cuka), bersifat basa (seperti air kapur), atau bersifat netral (seperti air suling). Eksperimen 12

1. Giling beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dengan kira-kira 5 ml air suling dalam lumpang. Tempatkan kira-kira 1 ml air bunga ini masing-masing ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama tambahkan larutan cuka sedangkan ke dalam tabung kedua tambahkan beberapa tetes air kapur. Guncangkan tabung, amati perubahan warna dan catat. 2. Lakukan cara yang sama dengan bunga berwarna biru dan bunga berwarna lainnya. 3. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih. Tabung pertama diisi dengan kira-kira 2 ml larutan cuka, tabung kedua dengan air kapur sedangkan tabung ketiga diisi dengan air suling. Kemudian tambahkan masing-masing 2-3 tetes larutan fenolftalein. Guncangkan tabung dan catat perubahan warnanya. 4. Lakukan percobaan nomor 3 di atas dengan indikator lain (metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru). 1. Eksperimen 13 Tempatkan satu tetes larutan yang akan diperiksa pada pelat tets.

Celupkan sepotong kertas indikator universal sebentar ke dalam tetes itu. Setelah lebih kurang setengah menit, bandingkan warna kertas itu dengan warna pada kartu pembanding warna. Perkirakan pH larutan sampai setengah satuan.

2.

Masukkan 2 ml larutan yang akan diperiksa (dalam eksperimen

ini digunakan larutan HCl), dan 1 tetes larutan indikator universal ke dalam suatu tabung reaksi. Catat perubahan warna yang terjadi dan tentukan pH larutan tersebut. 5. HASIL PENGAMATAN 1. Bahan Air suling Larutan cuka Air kapur 2. Larutan Air sumur Air ledeng Air sabun Air jeruk Air abu Larutan amonia Larutan natrium klorida Larutan natrium hidroksida Larutan gula Larutan alkohol Larutan detergen Eksperimen 11 Pengujian dengan kertas lakmus Perubahan warna Lakmus merah Lakmus biru Tetap (merah) Tetap (biru) Merah Merah Biru Biru Pengujian dan Pengelompokkan Larutan Perubahan Warna Lakmus Merah Lakmus Biru Merah Biru Merah Biru Biru Biru Merah Merah Merah Biru Biru Biru Merah Biru Biru Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru Sifat Larutan Asam Basa Netral -

1.

Eksperimen 12 Pengujian dengan air bunga

Warna bunga Nama bunga Warna air bunga cuka

Merah Pacar merah Jingga muda

Biru Kembang seribu Coklat Tetap Ijo lumut

Kuning Gemitir Kuning Kuning Coklat Tua

Ungu Pacar Ungu Merah Tetap Coklat muda

Warna air bunga + larutan Pink Warna air bunga + air kapur Agak kecoklatan

2. Indikator Fenolftalein Metil merah Metil jingga Bromtimol biru 3. Indikator Pacar merah Kembang seribu Gemitir Pacar ungu 1. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2. indikator universal Indikator Kuning alizarin Metil jingga

Pengujian larutan dengan indikator Larutan cuka Tetap Merah muda Merah Kuning Warna indikator dalam Air kapur Merah Muda Kuning Oranye Biru tua Air suling Tetap Oranye Kuning Biru muda

Pengujian dengan larutan X dan Y Warna indikator dalam Larutan X Larutan Y Merah Agak kecoklatan Tetap Coklat kehijauan Kuning Coklat tua Tetap Coklat Oranye

Eksperimen 13 Penentuan dengan kertas indikator universal Nama larutan Larutan HCl Larutan CH3COOH Larutan NaOH Larutan NH3 Larutan NaCl Larutan CH3COONa Larutan NH4Cl Besarnya pH Larutan 0 4,0 10 10 8,3 8,5 6,5

Penentuan pH larutan HCl yang belum diketahui dengan larutan Trayek pH indikator 10,1 12,0 3,1 4,4 Perubahan Warna Tak berwarna Merah muda

Fenolftalien Metil merah Bromtimol biru 6. PEMBAHASAN Eksperimen 11

8,0 9,6 4,2 6,3 6,0 7,6

Tak berwarna Merah Kuning

Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius, suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH. Untuk mengetahui adanya ion H+ atau ion OH dalam suatu larutan dapat diuji dengan kertas lakmus. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah menjadi merah atau lakmus merah tidak berubah warna), sedangkan adanya ion OH dalam larutan dapat membirukan kertas lakmus (lakmus merah berubah menjadi biru atau lakmus biru tidak berubah warna). Berikut pembahasan mengenai adanya kandungan ion H+ atau ion OH dalam larutan pada eksperimen 11. 1. a. Pengujian dengan kertas lakmus Air suling (H2O) : H2O(l) H+(aq) + -OH(aq) Air suling bersifat netral karena mengandung ion H+ dan OH. Oleh karena itu, kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. b. Larutan cuka : CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) Larutan cuka bersifat asam karena mengandung ion H+, hal ini ditunjukkan oleh kertas lakmus merah yang tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru yang berubah warna menjadi merah. c. Air kapur : Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2-OH(aq) Air kapur bersifat basa karena mengandung ion -OH, hal ini ditunjukkan oleh kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. 2. Pengujian dan pengelompokkan larutan bersifat netral karena mengandung ion H+ dan OH. Oleh karena itu, kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. b. Air sabun a. Air sumur dan air ledeng memiliki komponen yang sama seperti air suling, yaitu

Air sabun bersifat basa karena dapat melarutkan lemak, hal ini ditunjukkan oleh kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. c. Air jeruk Air jeruk bersifat asam, hal ini dapat diketahui dari rasanya yang asam. Oleh karena itu, kertas lakmus merah yang tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru yang berubah warna menjadi merah. d. Air abu Seperti halnya air suling, air abu juga bersifat netral. Oleh karena itu, kertas lakmus merah yang tetap dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. e. Larutan amonia Seperti halnya air kapur, larutan amonia juga bersifat basa. Oleh karena itu, kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. f. Larutan natrium klorida NaCl (aq) Na+(aq) + Cl-(aq). Larutan natrium klorida (NaCl) bersifat netral karena tidak mengandung ion H+ maupun ion OH. Oleh karena itu, kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. g. Larutan natrium hidroksida NaOH(aq) Na+(aq) + OH(aq) Larutan natrium hidroksida bersifat basa karena mengandung ion -OH, hal ini ditunjukkan oleh kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. h. Larutan gula Seperti halnya air suling, larutan gula bersifat netral karena tidak mengandung ion H+ maupun ion OH. Oleh karena itu, kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. i. Larutan alkohol Seperti halnya air suling, larutan alkohol bersifat netral karena tidak mengandung ion H+ maupun ion OH. Oleh karena itu, kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. j. Larutan detergen

Seperti halnya air sabun, larutan detergen juga bersifat basa karena dapat melarutkan lemak, hal ini ditunjukkan oleh kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru dan kertas lakmus biru yang tetap berwarna biru. 1. Eksperimen 12 Pengujian dengan air bunga Bunga pacar merah yang menghasilkan air bunga berwarna merah akan Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh, bahwa: tetap berwarna merah jika dicampur dengan larutan yang bersifat asam seperti air cuka. Dan akan berubah warna menjadi kecoklatan apabila dicampur dengan larutan yang bersifat basa seperti air kapur. Bunga pacar biru yang menghasilkan air bunga berwarna biru akan berubah warna menjadi tetap jika dicampur dengan larutan yang bersifat asam seperti air cuka. Dan akan berubah warna menjadi coklat kekuningan apabila dicampur dengan larutan yang bersifat basa seperti air kapur. Bunga gemitir yang menghasilkan air bunga berwarna kuning akan tetap berwarna kuning jika dicampur dengan larutan yang bersifat asam seperti air cuka. Dan akan berubah warna menjadi coklat tua apabila dicampur dengan larutan yang bersifat basa seperti air kapur. Pacar Ungu yang menghasilkan air bunga berwarna coklat tua akan tetap berwarna coklat tua jika dicampurkan dengan larutan yang bersifat asam. Dan jika dicampurkan dengan larutan yang bersifat basa akan berubah menjadi warna coklat muda. 2. Pengujian larutan dengan indikator Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap perubahan warna indikator asambasa, diperoleh hasil bahwa: a. b. Fenolftalein Fenolftalein akan tetap (tidak mengalami perubahan warna) Fenolftalein akan mengalami perubahan warna menjadi bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat asam seperti larutan cuka. merah muda apabila dicampurkan dengan larutan yang bersifat basa seperti air kapur.

c. a.

Fenolftalein akan tetap (tidak mengalami perubahan warna) Metil merah Metil merah akan mengalami perubahan warna

bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat netral seperti air suling.

menjadi merah muda bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat asam seperti larutan cuka. b. seperti air kapur. c. seperti air suling. a. larutan cuka. b. seperti air kapur. c. seperti air suling. a. seperti larutan cuka. b. seperti air kapur. c. seperti air suling. Eksperimen 13 Bromtimol biru akan mengalami perubahan warna menjadi biru muda bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat netral Bromtimol biru akan mengalami perubahan warna menjadi biru tua apabila dicampurkan dengan larutan yang bersifat basa Bromtimol biru Bromtimol biru akan mengalami perubahan warna menjadi kuning bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat asam Metil jingga akan mengalami perubahan warna menjadi kuning bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat netral Metil jingga akan mengalami perubahan warna menjadi oranye apabila dicampurkan dengan larutan yang bersifat basa Metil jingga Metil jingga akan mengalami perubahan warna menjadi merah bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat asam seperti Metil merah akan mengalami perubahan warna menjadi oranye bila dicampurkan dengan larutan yang bersifat netral Metil merah akan mengalami perubahan warna menjadi kuning apabila dicampurkan dengan larutan yang bersifat basa

1.

Penentuan dengan kertas indikator universal Larutan HCl (0,01 M) a. HCl tergolong asam kuat. Asam kuat dalam air mengalami ionisasi sempurna, sehingga konsentrasi ion H+ dalam larutan dapat dikaitkan dengan konsentrasi asamnya. [H+] = [HCl] = 0, 01 M pH = -log 0,01 = -log 10-2 = 2. b. Namun berdasarkan eksperimen penentuan dengan kertas indikator universal diperoleh hasil yang berbeda yaitu pH HCl dengan konsentrasi 0,01 M sebesar 0. a. Larutan CH3COOH (0,01 M) CH3COOH tergolong asam lemah. Asam lemah dalam air mengalami ionisasi yang tidak sempurna, sehingga konsentrasi ion H+ dalam larutan dapat dikaitkan dengan konsentrasi asamnya. NaOH 0,01 M [H+] = Ka X Ma [H+] = (2 X 10-5)(0,01) = 1,4 X 10-3,5 pH = -log [H+] = -log 1,4 X 10-3,5 = 3,5 log 1,4 = 3,354. b. Namun berdasarkan eksperimen penentuan dengan kertas indikator universal diperoleh hasil yang berbeda yaitu pH CH3COOH dengan konsentrasi 0,01 M sebesar 4,0. a. Larutan NaOH (0,01 M) NaOH tergolong basa kuat. Asam kuat dalam air mengalami ionisasi sempurna. [-OH] = [NaOH] = 0, 01 M pOH = -log [-OH] = -log 0,01 = 2. pH = 14 pOH = 14 2 = 12.

b.

Namun berdasarkan eksperimen penentuan dengan

kertas indikator universal diperoleh hasil yang berbeda yaitu pH NaOH dengan konsentrasi 0,01 M sebesar 10. a. Larutan NH3 (0,01 M) Larutan NH3 tergolong ke dalam basa lemah. Basa lemah dalam air mengalami ionisasi yang tidak sempurna Larutan NH3 0,01 M dengan = 0,01 [-OH] = M . = 0, 01 M X 0,01 pOH = -log [-OH] = -log 0,0001 = 4. pH b. = 14 pOH = 14 4 = 10. Berdasarkan eksperimen penentuan dengan kertas

indikator universal diperoleh hasil yang sama yaitu pH NH3 dengan konsentrasi 0,01 M sebesar 10. Larutan NaCl (0,01 M) Seperti penjelasan di atas, NaCl merupakan senyawa garam yang memiliki sifat netral karena tidak mengandung baik ion H+ maupun ion OH. Senyawa yang bersifat netral memiliki harga pH = 7. Namun dalam percobaan penentuan harga pH dengan kertas indikator universal memperoleh hasil pH larutan NaCl dengan konsentrasi 0,01 M adalah sebesar 8,3. Larutan CH3COONa (0,01 M) Seperti penjelasan di atas, CH3COONa merupakan senyawa garam yang memiliki sifat netral karena tidak mengandung baik ion H+ maupun ion OH. Senyawa yang bersifat netral memiliki harga pH = 7. Namun dalam percobaan penentuan harga pH dengan kertas indikator universal memperoleh hasil pH larutan NaCl dengan konsentrasi 0,01 M adalah sebesar 8,5. Larutan NH4Cl (0,01 M) Seperti penjelasan di atas, NH4Cl merupakan senyawa garam yang memiliki sifat netral karena tidak mengandung baik ion H+ maupun ion OH. Senyawa yang bersifat netral memiliki harga pH = 7. Namun dalam percobaan penentuan harga pH dengan kertas indikator universal memperoleh hasil pH larutan NaCl dengan konsentrasi 0,01 M adalah sebesar 6,5.

2.

Penentuan pH larutan yang belum diketahui dengan larutan indikator Penentuan dengan indikator kuning alizarin. Penentuan dengan kuning

universal alizarin menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Oleh karena itu, harga pH larutan tersebut diperkirakan lebih dari 12 Penentuan dengan indikator fenolftalein. Penentuan dengan fenolftalein menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Oleh karena itu, harga pH larutan tersebut diperkirakan lebih dari 9,6. Penentuan dengan indikator bromtimol biru. Penentuan dengan bromtimol biru menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna pada larutan menjadi kuning. Oleh karena itu, harga pH larutan tersebut diperkirakan lebih dari 7,6. Penentuan dengan indikator metil merah. Penentuan dengan metil merah menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna pada larutan menjadi merah. Oleh karena itu, harga pH larutan tersebut diperkirakan lebih dari 6,3 Penentuan dengan indikator metil jingga. Penentuan dengan metil jingga menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna pada larutan menjadi merah muda. Oleh karena itu, harga pH larutan tersebut diperkirakan lebih dari 4,4. Sehingga dapat diperoleh pH sebesar (9,6 - 12) atau 12. Dapat disimpulkan larutan yang belum diketahui pH-nya tersebut mempunyai sifat basa. 7. KESIMPULAN 1. Senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+. 2. Senyawa basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion

OH.

3. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru bila bereaksi dengan senyawa basa, sedangkan kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah bila bereaksi dengan senyawa asam. 4. Indikator asam-basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. 5. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan pH suatu larutan karena merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda-beda.

6. Kertas indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH dari suatu larutan. Perubahan warna pada keempat garis warna pada kertas indikator universal dicocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat dalam kemasan indikator. 7. Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat suatu larutan. Misalnya bunga yang dalam percobaan ini kami menggunakan; pacar ungu, gemitir, pacar merah, dan kembang seribu.

You might also like