You are on page 1of 4

Agama dan Perubahan Sosial: Modernitas dan Respon Agama

oleh: Fathullah Munadi

Tugas Review Matakuliah Religion and Social Change melalui Ceramah Dosen Pertemuan ke-5: Prof. Dr.Amsal Bakhtiar, MA, dan Buku Rujukan Para Dosen : 1. Prof. Dr. M.Bambang Pranowo, MA, 2. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, 3. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA, 4. Dr. Saiful Umam, MA, 5. Dr. Suparto, M.Ed Masyarakat penganut Agama tertentu yang hidup di realitas selalu berubah. Bahkan sisi ajaran Agama pun ada yang berubah namun ada pula yang tetap. Hal tersebut disebabkan karena keniscayaan perubahan sosial dan juga perkembangan budaya dan peradaban manusia. Di Nusantara, kepercayaan kuno yang asli dari wilayah ini tidak memiliki lembaga dan sistem yang ideal untuk dikatakan sebagai agama secara prinsip. Meskipun di Nusantara telah ada Agama pendatang lainnya, namun posisinya yang tidak begitu kuat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Nusantara, oleh karena itu kedatangan Islam di Nusantara berhasil melakukan perubahan sosial dan membentuk Agama baru yang justeru menjadi lebih mapan. Islam yang mengusung prinsip rahmatan lil alamin-lah yang dapat lebih cepat diterima oleh banyak kalangan. Nusantara yang dahulunya merupakan kesatuan wilayah yang dibatasi dengan identitas keagamaan dan tradisi pada saat mengalami perubahan di masa moderen menjadi negara-negara antara lain Indonesia, malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, selatan Thailand dan selatan Filipina. Di Indonesia Islam memiliki elan vital untuk bertahan dan berkembang di Indonesia karena memiliki dan melestarikan tradisi besar dan tradisi kecil Islam. Tradisi besar (great tradition) dalam Islam ialah ajaran-ajaran utama yang

menjadi pokok dalam Agama Islam, seperti sholat, puasa, dan lain-lain. Sedangkan tradisi kecil (little tradition) merupakan ajaran-ajaran yang bukan merupakan pokok ajaran dan biasanya merupakan unsur yang dapat tercampur dengan budaya lokal setempat. Tradisi besar biasanya akan mengalami keberlanjutan (continue) secara tetap, sedangkan tradisi kecil inilah yang sering mengalami perubahan seiring perubahan tempat dan waktu. Di Kalimantan Selatan, tradisi besar Islam tumbuh dengan sangat baik dan terpelihara, namun di sana jua muncul tradisi kecil seiring dengan perkembangan Islam. Tradisi kecil Islam yang masih tetap lestari antara lain, tradisi pasar wadai, pasar yang khusus dibuka pada tiap bulan Ramadan, yang menjual hidanganhidangan berbuka dan bahkan saat ini juga menjual barang-barang lainnya. Tradisi lainnya di daerah ini tradisi batumbang tradisi yang biasanya dilaksanakan satu atau dua hari setelah hari Raya dengan cara menjalankan anak kecil pada tangga mimbar mesjid, dan pada saat menaiki anak tangga pertama sang orang tua membagikan uang receh dengan cara melemparkannya, sembari membacakan salawat dan mendoakan si anak. Tradisi di atas merupakan tradisi kecil di bulan puasa dan pasca puasa yang mengiringi tradisi besar puasa dan ritual ibadah dalam tradisi besar lainnya seperti shalat tarawih dan shalat hari raya. Dan tradisi kecil seperti inilah yang menjaga dan mewarnai keberadaan tradisi besar di Indonesia.

Agama dan Perubahan Sosial: Modernitas dan Respon Agama oleh: Fathullah Munadi

Tugas Review Matakuliah Religion and Social Change melalui Ceramah Dosen Pertemuan ke-5: Prof. Dr.Amsal Bakhtiar, MA, dan Buku Rujukan Para Dosen : 1. Prof. Dr. M.Bambang Pranowo, MA, 2. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, 3. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA, 4. Dr. Saiful Umam, MA, 5. Dr. Suparto, M.Ed Perubahan sosial abad 19-20, menunjukan bahwa barat menguasai peradaban dunia. Dari keadaan ini, umat Islam mengusung perubahan sosial dengan beberapa sistemnya. Mustafa Kamal Ataturk melakukan sekularisasi tidak hanya substansi tapi juga simbol, jadi sekularisasi secara komplit yang digerakkan Mustafa Kamal berupaya untuk tidak melibatkan Agama dalam wilayah publik. Di Indonesia, Cak Nur memberikan ruang terhadap wilayah privat dan publik, dan antara profan dan sakral secara terpisah, dan menempatkan Agama masuk dalam wilayah privat sehingga negara tidak dibenarkan untuk mengatur agama. Rasionalisasi Abduh, upaya untuk merasionalkan/penafsiran kembali terhadap agama karena ia melihat terjadinya marjinalisasi dan kemunduran umat Islam. Dalam Gerakan tradisionalisasi justeru memberikan respon yang menjadi kebalikan modernisasi, lahir di akhir abad-20. Gerakan menguatkan pernyataan bahwa umat Islam awal merupakan umat terbaik. Doktrin ini dikonstruk oleh para elit untuk membendung perubahan sosial yang mulai menanggapinya secara sangat rasional. Perubahan sosial secara umum Domain rasionalitas masih didominasi oleh barat, namun sesungguhnya beberapa sikap tradisional memiliki rasionalitasnya sendiri. Komunitas yang memiliki agama

Sejarah tidak dapat menolak adanya gerakan maju/development m Di Nusantara, kepercayaan kuno yang asli dari wilayah ini tidak memiliki lembaga dan sistem yang ideal untuk dikatakan sebagai agama secara prinsip. Oleh karena itu kedatangan Islam di Nusantara berhasil Muyth vs real Tidak begitu saja bisa diterima sebagai kenyataan sejarah, mungkin benarmungkin salah, dan kita harus menjaga jarak terhadap sumber spt itu. Magic is pseudo sciences. Mitos punya hukumnya sendiri. Graff (belanda) melihat persepsi barat ttg sumber sejarah nusantara, spt babad, hikayat; ketika babad menulis tentang kejadian yang tidak terlalu jauh dari waktu penulisan babad maka itu bisa diterima sebagai sumber sejarah. Home scholar lebih bisa memahami budaya, memiliki kedekatan emosi,

You might also like