You are on page 1of 4

NAMA NIM/FAKULTAS TANGGAL

: MEIDIYATI RAHAYU : 050911149 / FARMASI : 16 September 2009

Dalam pidato bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, bung Karno mengemukakan pendapatnya tentang arti sebuah kemerdekaan. Seperti yang dikatakan beliau dalam pidatonya, kemerdekaan tidak harus dicapai setelah semua urusan negara terselesaikan. Tidak peduli apakah semua masyarakat sudah sejahtera atau belum. Kemerdekaan merupakan sebuah jembatan menuju suatu perubahan bukan sebagai hasil yang dicapai setelah mengalami perubahan. Jadi, di seberang jembatan itulah perubahan dapat dengan leluasa dilakukan demi mencapai kesejahteraan rakyat. Menurut bung Karno, Indonesia pantas menerima kemerdekaan, karena Rakyat Indonesia telah siap sedia untuk mempertahankan kemerdekaannya hingga mengobarkan nyawanya sendiri. Lagipula Indonesia telah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah negara yang merdeka. Indonesia memiliki bumi, rakyat dan pemerintahan yang teguh. Bung Karno mengatakan bahwa Indonesia yang didirikan nantinya bukanlah untuk orang tertentu saja. Bukan untuk golongan bangsawan maupun golongan Islam dan sebagainya, melainkan untuk semuanya. Untuk semua rakyat Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendirikan suatu negara Indonesia yang merdeka, bung Karno menyatakan bahwa kita membutuhkan sebuah dasar untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara yang kuat dan kokoh. Dasar pertama yang dikatakan beliau dalam pidatonya adalah kebangsaan. Kebangsaan yang dimaksud bukanlah kebangsaan dalam arti yang sempit, melainkan satu nasionalistaat. Maksud dari arti yang sempit disini adalah berpikir bahwa semuanya harus kebangsaan Indonesia. Bung Karno mengingatkan bahwa paham kebangsaan yang seperti ini memiliki bahaya yang cukup besar. Beliau mengatakan bahwa kebangsaan yang dianjurkan adalah kebangsaan yang bersifat kebersamaan dan

persaudaraan, bukan kebangsaan yang sifatnya menyendiri. Beliau menyatakan bahwa kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia. Walaupun Indonesia yang merdeka akan didirikan, kekeluargaan bangsa-bangsa tetap harus dijalin demi terciptanya suatu dunia yang damai. Dasar yang dikemukakan beliau selanjutnya adalah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Indonesia sekali lagi dikatakan bukanlah untuk satu orang atau satu golongan. Tetapi Indonesia didirikan dengan artian semua untuk semua dan satu untuk semua. Dasar permusyawaratan dan perwakilan ini diyakini oleh bung Karno sebagai syarat mutlak yang akan menjadikan Indonesia sebuah negara yang kuat dan kokoh. Indonesia dengan dasar perwakilan seperti inilah akan menjadi tempat terbaik untuk memelihara agama khusunya bagi pihak Islam. Yaitu dengan cara mufakat, kita dapat memperbaiki segala hal termasuk masalah agama dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di Badan Perwakilan Rakyat. Semuanya akan dibicarakan dan dimusyawaratkan dalam Badan Perwakilan ini. Badan Perwakilan ini nantinya adalah tempat bagi rakyat Indonesia untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan islam maupun mengusulkan pikiran-pikiran kepada para pemimpin rakyat. Tidak hanya golongan Islam saja yang harus menerima dasar permusyawaratan ini tetapi juga semua lapisan masyarakat termasuk golongan agama-agama yang lain contohnya golongan Kristen. Menurut bung Karno, dalam perwakilan inilah akan dibutuhkan suatu perjuangan karena negara yang berdiri tanpa adanya perjuangan di dalamnya bukanlah negara yang hidup. Prinsip dasar yang beliau kemukakan selanjutnya merupakan prinsip yang keempat yaitu prinsip kesejahteraan. Beliau menekankan bahwa tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka nantinya. Oleh karena itu, itulah gunanya Badan Perwakilan Rakyat. Badan Perwakilan Rakyat bukan merupakan suatu alat yang dapat mengantarkan Rakyat Indonesia mencapai suatu kesejahteraan dengan cepat dan mudah melainkan suatu badan yang menampung aspirasi rakyat, mengamalkan suatu bentuk politik demokrasi yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Setelah prinsip yang keempat, bung Karno melanjutkan kembali prinsipnya dengan prinsip yang kelima yaitu prinsip ketuhanan. Alasannya, negara Indonesia Merdeka hendaknya disusun dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah prinsip yang kelima, melengkapi 4 prinsip yang sebelumnya: 1. 2. 3. 4. Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Peri kemanusiaan Mufakat atau Demokrasi Kesejahteraan Sosial

Yang kemudian ditambah dengan prinsip ketuhanan. Bung Karno mengatakan hendaknya negara Indonesia adalah negara yang tiap-tiap orangnya menymbah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Semua rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan yakni tanpa ada egoisme agama dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang bertuhan. Rakyat Indonesia sebaiknya mengamalkan, menjalankan agama dengan sebaik-baiknya, baik Islam maupun Kristen dengan cara yang beradab dan berbudaya. Yaitu dengan jalan saling menghormati satu sama lain antar umat beragama karena negara Indonesia adalah negara yang berketuhanan. Ketuhanan yang berkebudayaan. Ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur. Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Kelima prinsip inilah yang akan dijadikan sebagai dasar untuk membangun negara Indonesia yang merdeka. Kelima dasar ini tidak disebut Panca Dharma tetapi Pancasila. Yang dimaksud 'Sila' dalam kata tersebut adalah asas atau dasar dan diatas kelima dasar tersebut didirikan Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Namun, ada satu perkataan yang pantas untuk negara Indonesia yaitu Gotong Royong. Bung Karno menyerukan negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara Gotong Royong. Beliau berpikir Gotong Royong merupakan suatu paham yang dinamis, lebih dinamis daripada Kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan satu paham yang statis, tetapi gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan.

Gotong Royong adalah berjuang bersama, bekerja bersama, berpikir bersama demi kepentingan bersama juga untuk mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan yang nantinya dinikmati secara bersama-sama. Prinsip Gotong Royong diantara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia. Itulah prinsip untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Indonesia Merdeka yang abadi.

You might also like