You are on page 1of 12

Makalah Profesi Pendidikan

SERTIFIKASI GURU
oleh
Nama NIM Kelas : Poppy Aulia Septika : 409421019 : Dik-A Fisika 2009

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sertifikasi Guru ini. Makalah ini membahas tentang sertifikasi guru sebagai sarana peningkatan

keprofesionalan seorang guru di Indonesia. Penyusunannya sendiri diambil dari sumber internet. Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen

pengampu mata kuliah Profesi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini kelak. Terima kasih.

Medan, Mei 2012 Penulis, Poppy Aulia Septika NIM. 409421019

BAB I PENDAHULUAN

Merujuk pada ketentuan pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntutbahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Istilah sertifikasi dalam kamus berarti surat keterangan (sertifikat) darilembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaliguspernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sedangkan dalam pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa sertifikasi guru adalahproses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Dasar hukum tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan dalam pasal 8 UU Nomor 14 Tahun 2004 tentang guru dan dosen, bahwa guru harus memiliki kualifikasi

akademik,kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilikikemampuan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan kita lihat dalam pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat pendidikadalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagaitenaga professional. Sedangkan dalam pasal 11 ayat (2), menyatakan sertifikatpendidikan tersebut hanya dapat diperoleh melalui program sertifikasi. Secara khusus sertifikat pendidik adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat,yaitu kualifikasi akademik minimum dengan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum sebagai agen pembelajaran. Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah program yang lebih mengarah pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya sebagai tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaiguru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah,maka sangat diharapkan adanya guru-guru

yang kreatif dalam menjalankantugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupasehingga dapat memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anakdidiknya. Kemampuan ini selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbedabeda. Tetapi hal ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersebut menjadikannya ketuntasan pembelajaran secara menyeluruh pada anak didik. Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta). Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan, misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Di Denmark kegiatan sertifikasi guru baru dirintis dengan sungguh-sungguh sejak tahun 2003. Memang terdapat beberapa negara yang tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi melakukan kendali mutu dengan mengontrol secara ketat terhadap proses pendidikan dan kelulusan di lembaga penghasil guru, misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Semua itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu berupaya agar dihasilkan guru yang bermutu. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2007 dan 2008, khususnya untuk penyelenggaraan sertifikasi guru melalui penilaian portofolio masih ditemukan sejumlah kendala yang dapat menghambat proses pelaksanaan sertifikasi. Kendala ini umumnya terkait dengan sistem kelembagaan Rayon LPTK terkait, misalnya hubungan kemitraan antara PT induk dengan mitra yang kurang harmonis, kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki PT untuk penyelenggaraan sertifikasi, dan keragaman pemahaman atau interpretasi asesor terhadap rubrik penilaian portofolio serta pola pelaksanaan sertifikasi. Untuk itu, dipandang perlu adanya bantuan dari departemen yang menauinginya. Bantuan ini dapat gulirkan dalam bentuk hibah nonkompetitif yang berbasis pada kebutuhan LPTK.

BAB II SERTIFIKASI GURU


A. Pengertian Sertifikasi Guru Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pengertian guru dalam jabatan ialah semua guru yang saat ini mengajar di sekolah sebagai guru, baik guru negri maupun swasta. Guru-guru yang bisa mengikuti sertifikasi adalah guru-guru yang telah mengajar pada jenjang pendidikan tertentu, baik pendidikan usia dini, pendidikan dasar maupun pendidikan menengah yang berada di bawah payung Departemen Pendidikan Nasional dan departemen Agama. Peserta sertifikasi harus sudah memenuhi standar kualifikasi sekurang-kurangnya S1 atau D IV pada bidang yang ditekuninya.

B. Tujuan Sertifikasi Guru Sertifikasi guru bertujuan untuk: 1. menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, 2. meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, 3. meningkatkan kesejahteraan guru, serta 4. meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. C. Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah sebagai berikut. 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.

5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang sedang dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru. 7. Peraturan Mendiknas Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. 8. Keputusan Mendiknas Nomor 056/O/2007 tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). 9. Keputusan Mendiknas Nomor 057/O/2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang sedang dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru. D. Sasaran Sasaran penyelenggara sertifikasi, antara lain meliputi: 1. Koordinasi Tim Sertifikasi Guru. 2. Pertemuan para anggota Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). 3. Penetapan LPTK penyelenggara Sertifikasi Guru. 4. Revisi panduan pelaksanaan mengakomodasi pernyataan di PP No. 74 tahun 2008. 5. Sosialisasi pelaksanaan Sertifikasi Guru tahun 2009 ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dan LPTK penyelenggara. 6. Peningkatan kualitas asesor. 7. Pelaksanaan penilaian portofolio di LPTK. 8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian portofolio oleh tim ke LPTK penyelenggara. 9. Pelaksanaan Diklat PLPG di LPTK. 10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PLPG oleh tim ke LPTK penyelenggara. 11. Pembuatan laporan Kegiatan. E. Luaran Luaran penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang ditandai dengan: 1. Terpilihnya LPTK penyelenggara Sertifikasi Guru.

2. Tersusunnya Panduan pelaksanaan Sertifikasi Guru untuk LPTK, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Guru dan Instansi terkait. 3. Terlaksananya program Sertifikasi Guru baik melalui penilaian portofolio maupun PLPG. F. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 : Penyususnan panduan pelaksanaan : Pengembangan panduan penyususnan usulan program (proposal) : Penyusunan usulan program penguatan kelembagaan penyelenggaraan sertifikasi oleh LPTK yang diberi tugas sesuai Kepmendiknas. Tahap 4: Penilaian usulan dan negosiasi anggaran Tahap 5: Pelaksanaan program oleh LPTK pengusul Tahap 6: Monitoring Pelaksanaan Program Tahap 7: Pelaporan pelaksanaan program oleh LPTK Tahap 8: Evaluasi laporan LPTK Tahap 9: Penyusunan laporan pelaksanaan program Berdasarkan Surat Keputusan MENDIKNAS Nomor 075/P/2011, penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan Rayon 110 ditetapkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai LPTK Induk dan empat LPTK Mitra, yaitu: 1. Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, 2. STKIP Siliwangi Bandung, 3. Universitas Langlangbuana, 4. Universitas Kuningan. Memaknai dasar dan tujuan sertifikasi, maka dalam pelaksanaannya baik para guru peserta sertifikasi, panitia pelaksana maupun instansi yang terkait dengan aktivitas sertifikasi jangan memanfaatkan sertifikasi hanya untuk memperoleh tambahan tunjangan dan pendapatan semata, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen dan menunjukkan akuntabilitas kinerjanya yang didasari nilai moral yang tinggi.

Untuk menjunjung prinsip akuntabilitas sertifikasi yang jujur, transparan, objektif, Rayon 110 Universitas Pendidikan Indonesia menyediakan Website yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan komunikasi oleh semua pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Fasilitas Website ini diharapkan memperlancar proses komunikasi dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan sertifikasi. Dengan kualitas sertifikasi yang baik diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerja guru dan peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Secara garis besar, pelaksanaan sertifikasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh guru bersangkutan denga tugas dan profesinya sebagai agen pembelajaran. Beberapa data yang dikumpulkan tersebut diantaranya berupa ijazah yang menunjukkan kualifikasi akademik; sertifikat, piagam atau surat keteranga dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) serta dalam mengikuti lomba dan karya akademik. G. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru 1. Persyaratan Umum

a. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang mengajar di Madrasah (termasuk guru bidang studi umum yang memiliki NIP 13) diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama. Sesuai Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/2007, Nomor

4823/F/SE/2007 Tahun 2007. b. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan: 1) bagi yang bukandari guru harus diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau 2) bagi yang diangkatsetelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru tetapi memiliki pengalaman formal sebagai guru.

Contoh 1: Seorang pengawas A yang tidak pernah menjadi guru dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada bulan September 2008. Pengawas A dapat mengikuti sertifikasi guru karena diangkat sebagai pengawas sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditetapkan. Contoh 2: Seorang pengawas B dialihtugaskandari pejabat struktural menjadi pengawas pada bulan Mei 2009. Pengawas B memiliki pengalaman mengajar selama 15 tahun sebagai guru Olahraga. Pengawas B dapat mengikuti sertifikasi guru meskipun diangkat sebagai pengawas setelah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditetapkan karena pengawas B tersebut pernah menjadi guru. Contoh 3: Seorang pengawas C yang tidakpernah menjadi guru dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada bulan Mei 2009. Pengawas C tidak dapat mengikuti sertifikasi guru karena diangkat sebagai pengawas bukan dari guru setelah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditetapkan. c. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota. d. Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun. e. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

2.

Persyaratan Khusus untuk Uji Kompetensi melalui Penilaian Portofolio

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan

b. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 5 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru. (Contoh perhitungan masa kerja lihat urutan prioritas penetapan peserta pada Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta, BAB III) c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila sudah: 1) Pada 1 Januari 2012 mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau 2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.

3. Persyaratan Khusus untuk Guru yang diberi Sertifikat secara Langsung a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b. b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan : Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Peserta sertifikasi harus sudah memenuhi standar kualifikasi sekurang-kurangnya S1 atau D IV pada bidang yang ditekuninya. Sertifikasi guru bertujuan untuk :

a. menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, b. meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, c. meningkatkan kesejahteraan guru, serta d. meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pelaksanaan sertifikasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh guru bersangkutan denga tugas dan profesinya sebagai agen pembelajaran. Dengan tahapan : Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 : Penyususnan panduan pelaksanaan : Pengembangan panduan penyususnan usulan program (proposal) : Penyusunan usulan program penguatan kelembagaan penyelenggaraan sertifikasi oleh LPTK yang diberi tugas sesuai Kepmendiknas.

Tahap 4: Penilaian usulan dan negosiasi anggaran Tahap 5: Pelaksanaan program oleh LPTK pengusul Tahap 6: Monitoring Pelaksanaan Program Tahap 7: Pelaporan pelaksanaan program oleh LPTK Tahap 8: Evaluasi laporan LPTK Tahap 9: Penyusunan laporan pelaksanaan program.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190980-pengertian-sertifikasiguru/#ixzz1vNc0wrhk http://imtaq.com/sekilas-tentang-sertifikasi-guru/ http://klinikpendidikanjatim.com/index.php/home/139?sectionid=5 http://ryanbian.blogspot.com/2012/01/syarat-sertifikasi-guru-sergur-2012.html http://sertifikasiguru.org/isi.php?id=20 http://sertifikasiguru.org/isi.php?id=16 http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=category&id=167&Itemid=312

You might also like