You are on page 1of 50

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas Asuhan Keperawatan Keluarga Bp. S degan masalah utama IDDM dengan lansia hipertensi pada Ny. T di desa Jetak Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri dari tanggal 15 Agustus sampai 19 Agustus 2003.

Pengkajian dimulai dengan membina hubungan baik dengan keluarga dan saling percaya dengan keluarga sangat penting karena akan membuka jalan keterbukaan bagi keluarga untuk mengungkapkan permasalahan dan memberi data yang kita berikan seperti diungkapkan oleh Freidman (1998 : 57) bahwa penjalinan kepercayaan yang efektif. Perumusan diagnosa perawatan merupakan langkah lanjut setelah pengkajian terhadap keluarga dan mengidentifikasi masalah keluarga yang berada dalam ruang lingkup praktek perawat. Dalam hal ini mengindentifikasi masalah keluarga perlu diidentifikasi secara 2 arah yaitu dari keluarga dan dari perawat.

Diagnosa Keperawatan pertama adalah perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan pada keluarta Tn. S terutama Ny.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Diabetes Melitus. Menurut Kim (1995 : 158) gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adaah suatu keadaan individu mengalami asupan nutrisi lebih untuk kebutuhan metabolisme. Menurut Carpenito (2000 : 675) batasan karakteristik mayor (harus terdapat) kelebihan berat badan (lebih 10% dari ideal terhadap tinggi badan), obesitas (lebih 20 % dari ideal tinggi badan), lipatan kulit insep > 15 mm pada pria dan > 25 mm pada perempuan, karakteristik minor (mungkin terdapat) dilaporkan adanya pola makan yang tidak menyenangkan, masukan lebih dari kebutuhan metabolisme, pola aktivitas

monoton. Sedangakan pada pasien kelebihan berat badan + 8,5 kg sehinga penulis menegakkan diagnosa ini. Pada penderita Diabetes Melitus terdapat difisiensi insulin maka kemampuan sel menyerap glukosa menjadi rendah sehingga terjadi hiperglikemia (More, 1997 : 45). Akibat lanjut konsentrasi glukosa darah melebihi ambang ginjal terjadi proteinuria dan glukosuria. Akibatnya protein dan glukosa sel berkurang, sehingga sel kekurangan makan, faktor-faktor yang berhubungan menurut Kim (1995 ; 14). Asupan yang berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolisme, menurut Carpenito (2000 : 675) individu mempunyai resiko untuk mengalami peningkatan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang melebihi kebutuhan metabolisme. Diagnosa ini ditegakkan karena didukung data-data sebagai berikut data subyektif Ny. T mengatakan ibunya meninggal karena penyakit gula, keluarga mengatakan belum mengetahui secara spesifik tentang penyakit gula, keluarga mengatakan belum tahu tentang penyebab, tanda gejala, komplikasi dan penatalaksanaan; Ny. T sudah tahu tentang diit tetapi tidak melaksanakan sesuai panduan; data obyektif berat badan 58 kg, tinggi badan 155 cm, pemeriksaan gula darah 2 jam PP 148,2 mg / dl; Ny. T dan keluarga saat ditanya tentang penyakitnya belum tahu secara spesifik.

Diagnosa ini penulis prioritaskan pertama yaitu sebesar 3 1/6, dilihat dari sifat masalah adalah ancaman kesehatan karena jika tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi dengan bobot nilai I, kemungkinan masalah dapat dibubah adalah mudah karena sumber dan tindakan pemecahan masalah dapat dijangkau keluarga dengan bobot nilai 2. potensial masalah untuk dicegah adalah cukup karena mal nutrisi dapat dicegah bila mematuhi pengobatan dan diet yang ketat dengan bobot nilai 1, penonjolan masalah adalah ada masalah tapi tidak perlu ditangani karena keluarga menyadari adanya masalah tapi tidak segera ditangani untuk ditanya dengan bobot nilai 1 dimana total skor 3 1/6. Pada diagnosa ini penulis menetapkan tujuan jangka panjang yang telah direvisi atau dilakukan pemanjangan

waktu yang disesuaikan dengan base evident practive yaitu setelah dilakukan kunjungan selama 5 bulan selama 30 menit dalam 10 kali pertemuan. Pengetahuan dalam masalah Diabetus Melitus meningkat antara lain tujuan jangka pendek I setelah dilakukan pertemuan 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah tersebut mengganggu atau tidak. Implementasi menjelaskan pengertian Diabetus Melitus, penyebab, tanda gejala. Rasionalnya sebagai pengetahuan dasar bagi keluarga dan penulis menyampaikan dengan bahasa sederhana dan mudah diterima oleh keluarga. Kriteria evalausi respon verbal dengan standar evaluasi klien dan keluarga mampu mengenal masalah yaitu pengertian, penyebab dan tanda gejala Diabetus Melitus; tujuan jangka pendek II setelah dilakukan pertemuan 5 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah Diabetus Melitus. Implementasi menjelaskan akibat lanjut dari Diabetus Melitus dan memotivasi terus agar selalu rutin mengontrol gula darahnya. Rasionalnya keluarga tahu tentang akibat lanjut Diabetes Melitus dan rutin mengontrolkan gula darahnya. Kriteria evaluasi respon verbal dengan standar evaluasi keluarga mampu menyebutkan akibat lanjut Diabetes Melitus dan selalu rutin mengontrolkan gula darahnya.

Tujuan jangka pendek III setelah dilakukan pertemuan 5 x 45 menit keluarga mampu menyebut penatalaksanaan dan perawatan Diabetes Melitus. Implementasi menjelaskan pelaksanaan dan perrawatan Diabetes Melitus termasuk menyajikan menu diit Diabetes Melitus. Rasionalnya agar keluarga dapat mengetahui penatalaksanaan dan perawatan yang benar sehingga penyakit yang dialami oleh klien dapat dicegah. Kriteria evaluasi respon verbal dengan standar evaluasi keluarga mampu menyebutkan penatalaksanaan dan perawatan Diabetes Melitus serta keluarga mengerti diit Diabetes Melitus yang benar. Tujuan jangka pendek IV setelah dilakukan pertemuan 5 x 45 menit keluarga mampu memodifikasi linkungan untuk atau yang mendukung perawatan Diabetes Melitus. Implementasi mendiskusikan suasana yang mendukung dengan klien tentang masalah DIABETES Melitus.

Rasionalnya keluarga dapat menempatkan hal ini dalam kesehariannya sehingga penderita mendapat dukungan fisik dan psikologis. Kriteria evaluasi respon verbal dengan standar evaluasi keluarga mampu menciptakan suasana yang mendukung untuk perawatan Diabetes Melitus. Tujuan jangka pendek V setelah dilakukan pertemuan 5 x 45 menit keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Implementasi memotivasi untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan secara rutin. Rasionalnya keluarga terutama Ny. T mau mengontrolkan gula darahnya secara rutin ke sarana kesehatan. Kriteria evalausi respon psikomotor dengan standar evaluasi keluarga mau mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.

Diagnosa Keperawatan kedua resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. S terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi, menurut Carpenito (2000 : 2) perubahan perfusi jaringan serebral adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau beresiko tinggi mengalami penurunan nutrisi dan pernafasan pada tingkat seluler karena penurunan suplay darah kapiler dengan karakteristik nyeri atau sakit kepala, penurunan nadi, perubahan warna kulit, pusat dan sianosis, perubahan suhu kulit, peningkatan tekanan darah perubahan fungsi sensori, perubahan fungsi motorik, perubahan jari-jari tropik (kuku keras dan tebal), menurut Kertopesodo (1993 : 34) bila tidak mendapat perawatan yang benar maka dapat menimbulkan komplikasi. Diagnosa ini penulis tegakkan dengan resiko tinggi karna belum ada data yang kuat untuk menegakkan diagnosa yang aktual, diaknosa ini muncul karena didukung oleh data-data sebagai berikut : Data subyektif Ny. T mengatakan sering masuk angin, Ny. T mengatakan pusing jika masuk angin, Ny. T mengatakan badannya kurang enak dan lemas, Ny. T mengatakan jantungnya dek-dekan, Ny. T mengatakan sering Jimpe pada jari tangannya; Data obyektif Tekanan Darahnya 160 / 90 mmHg, nadi 88 x / menit. Dengan menunjukkan kembali pada batasan karakteristik menurut Carpenito di atas tidak semua data tersebut ada pada klien, sehingga diagnosa ini tidak aktual melainkan resiko tinggi. Penulis

menganggap tekanan darah Ny. T masih dalam batas rata-rata atau mengalami hipertensi ringan karena dilihat dari segi umurnya. Diagnosa ini penulis prioritaskan ke dua karena dalam scoring total nilai lebih rendah dibanding diagnosa pertama, dilihat dari sifat masalah adalah tidak atau kurang sehat karena kondisi yang dialami oleh Ny. T juga menjadi permasalahan dengan bobot nilai 2, kemungkinan masalah dapat diubah sebagian karena Ny. T mengetahui penyakitnya tetapi sebagian dengan memberikan pengetahuan dapat mengurangi masalah dengan bobot nilai 2. potensial masalah untuk dicegah cukup karena bila dengan memberikan pengetahuan dapat mengurangi masalah dengan bobot nilai 1. Penonjolan masalah ada masalah tidak perlu ditangani karena setiap kali Ny. T merasakan ada keluhan hanya diobati dengan obat tradisional dengan bobot nilai 1, dimana total skor 2 5/6. Pada diagnosa ini penulis menetapkan tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan kunjungan 5 bulan selama 30 menit dalam 10 kali pertemuan, pengetahuan keluarga dalam mengatasi masalah hipertensi meningkat antara lain tujuan jangka pendek I setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah tersebut menganggu atau tidak. Implementasi menjelaskan pengertian hipertensi, penyebab dan tanda gejala. Rasional sebagai pengetahuan dasar bagi keluarga dan penulis menyampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima oleh keluarga. Kriteria evalausi adalah respon verbal dengan standar evalausi klien dan keluarga mampu mengenal masalah yaitu pengertian, tanda gejala dan penyebab hipertensi. Tujuan jangka pendek II setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi. Implementasi menjelaskan akibat tindak lanjut dari hipertensi dan memotivasi untuk menontrolkan tekanan darahnya. Rasionalnya keluarga tahu tentang akibat lanjut hipertensi dan selalu rutin mengontrolkan tekanan darahnya. Kriteria evalausi adalah respon verbal dengan standar evaluasi keluarga mampu menyebutkan akibat lanjut hipertensi dan akan mengontrolkan tekanan darahnya. Tujuan jangka pendek III setelah dilakukan

pertemuan 1 x 45 menit keluarga mampu menyebutkan cara pengobatan hipertensi. Implementasi menjelaskan pada klien cara pencegahan dan pengobatan hipertensi. Rasionalnya maksud penulis agar klien dapat membuat obat tradisional. Kriteria evaluasi respon psikomotor dengan standar evaluasi keluarga menetahui cara pencegahan dan pengobatan hipertensi yaitu cara pembuatan obat tradisional. Tujuan jangka pendek IV setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung perawatan hipertensi. Implementasi mendiskusikan suasana yang mendukung klien dengan hipertensi. Rasional keluarga dapat menerapkan atau memberikan suasana yang aman dan nyaman diharapkan dapat menghindari terjadinya peningkatan tekanan darahnya. Kriteria evaluasi respon verbal dengan standar evaluasi keluarga mau menciptakan suasana yang mendukung perawatan hipertensi. Tujuan jangka pendek V setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Implementasi memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas yang ada. Rasionalnya keluarga terutama penderita mau secara rutin memeriksakan tekanan darahnya ke sarana kesehatan yang ada. Kriteria evaluasi respon verbal standar evaluasi keluarga mau mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.

Dalam setiap implementasi penulis berusaha untuk menyampaikan dengan media yang menarik, selain itu penulis juga menggunakan leaflet agar sewaktu-waktu dapat dilihat lagi oleh keluarga karena tujuan akhir penulis adalah ketrampilan keluarga dalam membantu penderita mencapai tingkat kesehatan optimal.

Faktor pendukung dan penghambat untuk melakukan Asuhan Keperawatan keluarga Tn. S dalam memberikan tindakan keperawatan. Faktor pendukung yaitu harapan keluarga sakit yang diderita Ny. T tidak akan kambuh lagi, penerimaan pada petugas kesehatan yang datang sangat baik, kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan tenanga kesehatan, hubunga

yang baik antara anggota keluarga dengan petugas kesehatan, keluarga mudah menerima penjelasan sehingga apa yang dijelaskan oleh penulis dari tujuan jangka pendek I sampai Vtercapai untuk diagnosa pertama, selain itu keluarga menyadari penyakitnya memerlukan penanganan sedini mungkin sehingga Ny. T selalu rutin mengontrolkan gula darahnya ke Rumah Sakit. Sedangkan faktor penghambat adalah keluarga kuran mengetahui penyakit yang diderita Ny. T atau kurang mengenal masalah, kebiasaan mengobati penyakitnya sendiri, serta kebiasaan prilaku atau gaya hidup yang kurang sehat, tak lupa karena keterbatasan waktu pula. Untuk solusinya adalah menjelaskan pengertian, tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, perawatan menjelaskan suasana yang mendukung tentang penyakitnya dan fasilitas kesehatan yang ada.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2003 pada akhir pertemuan dengan keluarga. Hasil evaluasi dari tindakan perawatan yang telah dilakukan yaitu diagnosa Keperawatan pertama perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan pada keluarga Tn. S terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Diabetes Melitus, didapat data subyektif keluarga mengatakan sudah mengetahui diabetes melitus mulai dari pengertian sampai penatalaksanaan dan perawatan, data obyektif keluarga kooperatif dan mampu menjawab dan mengulangi pertanyaan yang diajukan penulis sesuai standar yang ditentukan. Analisa masalah teratasi. Planning dipertahankan dan didelegasikan kepada petugas puskesmas Selogiri selain itu penulis juga melakukan kunjungan rumah dengan intervensi yang tak terduga atau tak terencana dengan memotivasi apakah keluarga benar-benar terus secara rutin mengontrol gula darahnya dan menerapkan menu yang diajarkan oleh penulis.

Diagnosa Keperawatan kedua resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. S terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota

keluarga dengan masalah hipertensi, didapat data subyektif keluarga mengatakan sudah mengerti hipertensi mulai dari pengertian sampai pengobatan tradisional, data obyektif keluarga kooperatif dan dapat menjawab yang diajukan oleh penulis. Analisa masalah teratasi sebagian karena penulis mendapat evaluasi respon saja belum mendapatkan evaluasi hasil atau bukti bahwa keluarga pasien sudah menjalanakan saran dari penulis secara langsung untuk selalu rutin mengontrol tekanan darahnya. Planning untuk itu penulis berusaha mendelegasikan kepada petugas puskesmas atau tim kesehatan lain untuk memantau apakah keluarga selalu mengontrol tekanan darahnya dan melakukan kunjungan tak terduga.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak muncul dalam kasus tetapi ada dalam teori adalah :

Kurang volume cairan. Menurut Carpenito (2000 : 67) manusia mengeluarkan cairan yang mengandung elektrolit pada saat berkemih pada penderrita Diabetes Melitus sering memiliki kadar gula darah antara 300 sampai 800 mm / dl, glukosa difiltrasi oleh glomerolus ginjal ke dalam tubulus ginjal, sepanjang beban glukosa yang difiltrasi relatif kecil, maka semua glukosa akan diabsorbsi ke dalam darah, sehingga kadar konsentrasi darah melebihi ambang ginjal mengakibatkan urin meningkat dengan cepat (Hundak, Carolyn M. 1996 : 449). Diagnosa ini tidak dimunculkan karena tidak ada data yang mendukung.

Gangguan integritas kulit menurut Tucker (1998 : 6) gangguan integritas kulit keadan dimana kulit individu beresiko mengalami perubahan yang merugikan, dengan karakteristik yaitu gangguan permuakaan kulit, rusaknya permukaan kulit, invasi pada struktur tubuh Kim (1995 : 45). Diagnosa ini tidak dimunculkan karena data pada klien tidak ada yang mendukung.

Resiko tinggi perubahan persepsi sensori. Menurut Soeyoko (1996 : 91) pada penderita Diabetes Melitus akan mengalami kekeruhan pada lensa mata tidak dapat diserap oleh aliran darah untuk dibuang yang menyebabkan retinopati yakni adanya kelainan pada pembuluh darah di daerah penerimaan bayangan. Retinopati ini pada tingkat Diabetes Melitus berat akan menyebabkan kebutaan. Diagnosa ini tidak muncul karena klien tidak mengeluh pandangan kabur dan penglihatan klien normal serta data yang mendukung.

Penurunan cardiac output. Menurut Tucker (1998 : 83) penurunan kardiac output adalah keadan dimana pemompaan darah oleh jantung. Sesorang berkurang pencukupannya untuk dipertahankan sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan jaringan tubuh karakterisitik yaitu penurunan tekanan darah, dnyut nadi cepat, kurang istirahat, sianosis, disritmia, oliguria, kelelahan, vertigo, edem (Carpenito, 2000 : 97). Diagnosa ini tidak muncul karena tidak ada data yang dapat utuk menegakkan diagnosa ini.

Jumat, 17 Juli 2009


ASKEP KELUARGA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Pada tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990-an menjadi 35-40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN, 1996 dalam Suprajitno, 2004). Menurut UU No.10 tahun 1992 dalam Suprajitno, 2004 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah kelompok individu manusia yang melakukan interaksi yang pastinya

memiliki suatu masalah-masalah kesehatan di dalamnya. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada keluarga sebagai kesatuan dengan sehat sebagai tujuan keperawatan sebagai sarananya. Berbagai fenomena di dalam keluarga yang tercermin dalam masalah kesehatan keluarga yang ada memiliki kaitan yang erat dengan tugas keluarga khususnya dalam bidang kesehatan. Hal ini dimuali dengan pengenalan masalah kesehatan, penentuan tindakan kesehatan yang tepat, merawat keluarga yang mengalami gangguan, modifikasi lingkungan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga yang untuk memenuhi kebutuhan tiap individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi. Keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT 02 RW 16 dsn Sambung Ds sawentar menjadi studi kasus dalam asuhan keperawatan keluarga saat ini karena ada beberaa alasan yang mendukung dijadikannya keluarga Tn. S sebagai sasaran dalam Asuhan Keperawatan Keluarga diantaranya yaitu : 1. Keluarga Tn. S merupakan keluarga resiko tinggi kesehatan karena didalamnya terapat usia lanjut dan usia balita. 2. diantara keluarga Tn. S ada yang menderita penyakit gejala stroke, maag (Ny. G), dan keju linu (Tn. S). 1.2 Pembahasan masalah Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S diprioritaskan pada diagnosa keperawatan pertama yaitu gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, perawatan pada penderita stroke). 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Keluarga Ny. S mau dan mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui pemberian asuhan keperawatan keluarga. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga Tn. S 2. Menganalisa dan merumuskan masalah keperawatan yang terjadi pada keluarga Tn. S, kemudian menentukan prioritas masalah melalui skoring dengan keluarga. 3. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga. 4. Memberikan implementasi pendidikan kesehatan dan memberikan fasilitas perawatan kesehatan. 5. Mengevaluasi terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga Tn. S

1.4 Manfaat 1.4.1 Mahasiswa 1. Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga melalui Asuhan Keperawatan Keluarga. 2. Untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan melalui Asuhan Keperawatan Keluarga. 1.4.2 Keluarga Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan sendiri.

Sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan keluarga yang optimal.

BAB 2 METODE 2.1 Lokasi Praktek lapangan Keperawatan Kesehatan Keluarga bagi mahasiswa semester VI Program Studi Keperawatan Blitar Politeknik Kesehatan Depkes Malang bertempat di wilayah Puskesmas Kanigoro. Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan keluarga ini mengambil studi kasus dengan sasaran keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT II RW XVI Dusun Sambong Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. 2.2 Strategi Dalam pelaksanaan praktek lapangan Keperawatan Kesehatan Keluarga ini menggunakan beberapa strategi, yaitu: 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil (9-10 mahasiswa) dan masing-masing mendapatkan wilayah praktek berbeda sesuai dengan wilayah RW yang telah ditentukan dalam kegiatan PKMD sebelumnya. 2. Setiap mahasiswa melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga secara individu dan wajib mendokumentasikan Asuhan Keperawatan tersebut. 2.3 Pengumpulan data Pada penyusunan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu: 1. Observasi langsung, dilakukan dengan mengadakan kunjungan rumah dan melihat langsung untuk mengetahui keadaan keluarga, tingkah laku terutama yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya personal higyene dan sanitasi lingkungan. 2. Wawancara, wawancara ini dilakukan terhadap hal-hal yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental, sosial-budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya. 3. Studi dokumentasi, pengumpulan data dilakukan dengan melihat catatan tentang kesehatan keluarga baik dari kartu keluarga, buku imunisasi, dsb.

4. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dari anggota keluarga. 2.4 Jadwal kegiatan Asuhan Keperawatan keperawatan pada keluarga Tn. S dilakukan selama 1 bulan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut: Hari/Jadwal Kegiatan Senin, 12 Juni 2006 13-17 Juni 2006 19 Juni 2006 20-23 Juni 2006 23-30 Juni 2006 1-6 Juli 2006 7-10 Juli 2006 Pembekalan praktek lapangan Keperawatan Kesehatan Keluarga Seleksi kasus Keperawatan Keluarga Kontrak dengan keluarga binaan Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Penyusunan laporan Penentuan prioritas masalah Implementasi dan evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

BAB 3 HASIL KEGIATAN Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga ini dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu : 3.1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan terlebih dahulu dilakukan acara pembukaan yang dilaksanakan di kantor Desa Sawentar. Kemudian diberikan kesempatan untuk mengenal desa Sawentar khususnya warga Dusun Sambong, dengan kegiatan wawancara bersama perangkat desa mengenai data keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Setelah itu mahasiswa melakukan pendekatan pada masing-masing keluarga untuk menyeleksi, serta menentukan keluarga yang akan diberikan Asuhan Keperawatan. Pada kunjungan pertama memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan atas kedatangan pada keluarga Tn.

R yang beralamtkan di RT 03 RW 16 Dsn Sambong. Selain itu juga dilanjutkan kontrak dengan keluarga mengenai kapan akan dilakukan pengkajian keluarga. 3.2 Tahap Pelaksanaan Dalam pelaksanaan asauhan Keperawatan Keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan tahap-tahapnya sebagai berikut : A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 20-23 juni 2006 yang meliputi : a. Identitas Keluarga 1) Identitas Kepala Keluarga Nama Kepala Keluarga : Tn.S Tempat / tgl lahir : Blitar, 1935 Pekerjaan KK : Petani Pendidikan KK : SD Alamat : Dsn. Sambong RT 03 RW 16 Desa Sawentar 2) Komposisi Keluarga No Nama J. Klm Hub. Dgn. keluarga Umur Pendidikan Pekerjaan 1. Tn.S L KK 71 th SD Petani 2. Ny. G P Istri 56 th SD Petani 3. Tn. S L Menantu 32 th SD TKI 4. Ny. S P Anak 28 th SLTA IRT 5. An. Z L Cucu 4 th - 3) Genogram:

4) Tipe Keluarga Keluaraga Tn. S merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu serta cucu dari keturunannya. 5) Suku Bangsa Tn S menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jwa dan hidup dilingkungan etnis jawa. Tn S dan Ny. G sama-sama berasal dari dsn sambong. Tn S berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia baik antara nggota keluarga maupun dengan tetangga sekitar. 6) Agama Semua anggota keluarga Tn. S beragama Islam dan menjalankan ibadah di rumah dan di masjid. 7) Status Sosial Ekonomi keluarga Penghasilan 900 ribu per bulan, yang diperoleh dari hasil kerja Tn.Sukeluarga sebagai TKI

sebesar 700 ribu perbulan, dan Tn Sa sebagai petani sebesar 200 ribu. Sedangkan Ny.G dan Ny. S tidak menghasilkan uang karena bekerja sebagai ibu rumah tangga, Tn S juga memelihara ternak berupa kambing sebanyak 3 ekor. 8) Aktivitas Rekreasi Keluarga Kegiatan yang dilakukan keluarga, setiap hari mereka menonton TV bersama-sama istri, anak dan cucu padsa malam hari. Kadang mereka juga berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama. b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini adalah keluarga yang sudah melepas anakanaknya, semua anaknya sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri. Hanya anak yang terakhir yang tinngal serumah dengannya dan mempunyai seorang anak yang masih berumur 4 tahun. Menantu Tn S bekerja di malaysia sebagai TKI. 2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi. Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai ini yang belum terpenuhi. 3) Riwayat kesehatan keluarga inti Tn S mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan, setiap malam hari badannya terasa keju linu, setiap mau mandi Tn. S selalu minta untuk direbuskan air agar tubuhnya tidak pegal-pegal, menurut Tn S hal itu disebabkan karena kelelahan Istri Tn. S (Ny. G) Sejak 2 bulan yang lalu Ny. G mengalami gangguan gejala stroke, mata bagian kiri terasa kabur dibuat untuk melihat dan bibir tidak simetris (miring kekiri), keluarga sudah membawa ke puskesmas terdekat, tapi sampai sekarang Ny. G jarang kontrol ke puskesmas Anak Tn. S (Ny. S) tidakmemiliki masalah kesehatan Cucu Tn. S ( An. Z) tidak mempunyai masalah kesehatan 4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya. Ny. S anakdari Tn. S mengatakan Ibu dari suaminya meninggal karena kangker rahim. c. Data Lingkungan 1) Karakteristik Rumah Rumah Tn. S merupakan rumah permanent dengan ukuran panjang 11 meter dan lebar 6 meter. Dirumah tersebut terdapat : Kamar tidur ( 1 kamar tidur yang terdapat diruang tengah dan 2 kamar tidur yang terdapat di ruang samping) Kamar kosong ( 4 kamar kosong. model rumah Tn. S adalah model rumah jaman dahulu yang banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan biasanya kamar tersebut digunakan untuk sholat atau menaruh barang-barang) Ruang tamu berukuran 4 x 3 meter Ruang makan Tn. S bergabung dengan ruang dapur Kamar mandi berjumlah 2 dan WC 1 Gudang Lantai rumah Tn. S terbuat dari plester. Sumber ir keluarga berasal dari sumur gali yang yang telah dipasang pompa air dan tandon, kualitas airnya bersih. Jarak septitank dengan sumur > 10 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah dibelakang rumah dengan membuatkan saluran dan tempat penampungn. Untuk pembuangan sampah dilakukan dengan ditampung dulu didalam lubang kemudian dibakar. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. S menggunakan listrik semuanya. Dibelakang rumah terdapat kandang ayam yang sudah tidak terpakai dan disampingnya terdapat kandang kambing.

Denah Rumah:

Jalan Raya

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya Rumah Tn. S beraa diwilayah kelurahanb yang mayoritas penduduk disekitarnya adalah petani. Sarana jalan didaerah tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan dilingkungan tersebut berupa bidan dan mantri desa. Disekitar rumah Tn. S terdapat masjid. Tetangga Tn. S mayoritas beragama islma serta memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa,misalnya selamatan, gotong royong, bersih desa, pengajian PKK, dan lain-lain. 3) Mobilitas Geografis Keluarga Tn. S dan istrinya adalah orang asli Blitar dan sejak bergekluarga mereka tidak pernah berpindah-pindah rumah. Anak-anak Tn. S juga tinggal 1 lingkungan dengan Tn. S 4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Tn.S mengatakan setiap hari raya/ada kepentingan keluarga, semua keluarga berkumpul. Tetapi karena rumah saudara-saudaranya dekat sering 3 minggu sekali saling kunjungi antara keluarga yang satu dengan yang lain. Tn. S dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian yassinan atau PKK. Bila ada tetangga yang punya hajat Ny. G selalu diundang untuk membantu. 5) Sistem Pendukung Keluarga Tn. S mempunyai keluarga besar yang sewaktu-waktu bisa dimintai bantuan bila dibutuhkan. Keluarga Tn.S tidak mempunyai Jamsostek/asuransi kesehatan. Biasanya mereka berobat mantri jika tidak sembuh dibawa ke dokter. d. Struktur Keluarga 1) Struktur Peran Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, seorang suami, bapak dan kakek. Dalam kehidupan sehari-hari Tn. S juga berperan sebagai bapak bagi cucunya karena ayah dari cucunya sedang merantau sebagai TKI di malaysia.

Ny. G berperan sebagai istri, ibu dan nenek bagi cucunya. Dia juga mengasuh cucunya bila ibunya sedang ada keperluan. Ny. S berperan sebagai anak dan ibu bagi anaknya. Dia berperan ganda selain jadi ibu juga sebagai bapak dari anaknya karena suaminya sedang bekerja sebagai TKI. An. Z berperan sebagai anak belum menyadari dan menjalankan perannya karena masih kecil. 2) Nilai Dan Norma Keluarga Tn. S mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat menghormati dan saling menyayangi ntar anggota keluarga maupun dengan orang lain. Keluarga Tn. S juga mengajarkan kepada cucunya untuk menghormati setiap tamu yang datang. Keluarga Tn. S punya kebiasaan bila ada anggota yang sakit maka segera dibelikan obat dan dibawa ke mantri desa. Keluarga juga menganut norma /adat yang ada dilingkungan sekitar misalnya takziah, menjenguk orang sakit, gotong royong, dll. 3) Pola Komunikasi Keluarga Komunikasi keluarga Tn. S menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa jawa.komunikasi antar anggota lancar dan komunikasi bisa berlangsung satu arah (misalnya : Tn. S menasehati anaknya). Komunikasi dalam keluarga Tn. S bisa terjadi secara formal (misalnya : musyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah) maupun informal (misalnya : bergurau untuk mengisi waktu luang). Komunikasi berlangsung setiap saat karena mereka selalu berada dirumah, kecuali anggota keluarga yang bekerja,mereka melakukan komunikasi sebatas kalau mereka sedang ada dirumah. 4) Struktur Kekuatan Keluarga Dalam keluarga Tn. S yang berpengaruh adalah Tn. S. Bila ada suau konflik yang tidak bisa diselesaikan secara demokratis maka penentu keputusan adalah Tn. S sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga.Untuk anaknya yang telah berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi kadang-kadang tetap meminta pendapat pada orang tua. e. Fungsi Keluarga 1) Fungsi Ekonomi Status ekonomi keluarag Tn. S bersifat tidak menentu, kadang pendapatan perbulan bisa Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,- dari hasil bekerjanya sebagai seorang petani. Setiap bulan keluarga Tn. S juga mendapat kiriman unag dari menantunya yang bekerja sebagai TKI sebesar Rp. 700.000,-. Dalam anggota keluarga tidak ada yang sekolah jadi pendapatn keluarga Tn. S cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari. 2) Fungsi Sosialisasi Tn. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjala dengan baik. Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluaga berusaha untuk memenuhi aturan yang ada misalnya, saling menghormati dan menghargai.keluarga juga mengatakan berusaha untuk mengikuti aturan atau norma yang ada di masyarakat sehingga dapat menyesuaikan engan masyarakat di sekitarnya. 3) Fungsi Perawatan Atau Pemeliharaan Kesehatan a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan Keluarga mengatakan mengetahui sebagian penyakit keluarganya dan sebagian yang lain tidak tahu. Tetapi tidak tahu penyebabnya. Keluarga Tn.S mengaku Cuma sedikit tahu tentang tanda dan gejala serta bertanya makanan yang harus dihindari bagi Tn.S dan Ny.G. Tn. S menderia sakit keju linu dan menurutnya itu hal biasa yang terjadi pada orang tua, Tn. S juga alergi terhadap makanan laut, sehabis makan badannya terasa gatal-gatal. Ny. G menderita gejala stroke yang menurut keluarga sudah mulai sembuh dan tidak perlu diperiksakan lagi.

b) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan Keluarga mengatakan keju linu yang diderita oleh Tn.S adalah suatu hal yang biasa terjadi pada orang tua. Untuk alergi yang diderita, Tn. S tidak mau makan-makanan ikan laut untuk menghindari alerginya tersebut, karena setiap makan badannya selalu gatal-gatal. Ny. G istri Tn. S menderita gejala stroke menurut kelurga dan pasien stroke yang diderita Ny. G sudah sembuh dan tidak perlu diperiksakan lagi, asal tidak makan makanan yang dipantangkan oleh dokter, sakit stroknya tidak akan kambuh lagi. c) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn.S mengatakan tidak begitu banyak tahu tentang penyakit keluarganya, namun keluarga Tn.S hanya segera membawa keluarganya yang sakit ke pelayanan kesehatan tetapi khusus Tn.S tidak dibawa ke pelayanan kesehatan karena tidak mau. d) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan penampungan sementara (lubang) yang terletak di kebun dan selanjutnya dibakar. Pembuangan air limbah dilakukan dengan cara dibuatkan saluran yang kemudian ditampung. Ny. S mengatakan untuk tempat tidur ny. G lebih memilih diluar ruangan yang diberi dipan untuk tidur tidak didalam ruangan,karena sudah terbiasa diluar. e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan Keluarga Tn. S. Mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit maka Ny. S yang membawanya ke puskesmas atau ke mantri desa jika tidak sembuh baru dibawa ke dokter. 4) Fungsi Reproduksi Ny.S mempunyai 1 orang anak yang berumur 4 tahun dan belum sekolah. Ny.S tidak menggunakan alat kontrasepsi karena suaminya pergi ke Malaysia. sedangkan Ny. G sudah mengalami menopause sejak sekitar 4 tahun yang lalu dan saat ini sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi. 5) Fungsi Afektif Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubngan baik antar anggota keluarga, saling menyayangi,menghormati dan bila ada anggota keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga yang lain akan berusaha membantunya. f. Stress dan Koping Keluarga 1) Stresor Jangka Pendek dan panjang a) Stresor jangka pendek Keluarga mengatakan saat ini memikirkan masalah keshatan yang terjadi dalam keluarganya (Tn. S dan Ny.G) b) Stressor Jangka Panjang Keluarga memikirkan nasib anaknya yang ditinggal suaminya bekerja sebagai TKI di Malaysia dan belum bisa memiliki rumah sendiri. 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor Keluarga memberikan dorongan dan semangat pada anggota keluarga yang memliki masalah.keluarga juga membantu memecahkan masalah yang ada di keluarga tersebut dengan bermusyawarah. Setelah itu keluarga berusaha dan berdoa untuk bisa keluar dari masalah tersebut. 3) Strategi koping yang digunakan Bila ada anggota keluarga yang sakit,keluarga membawa ke pelayanan kesehatan. Bila ada sesuatu masalah dalam keluarga maka teknik pemecahan yang dilakukan adalah dengan musyawarah.Bila ada salah satu anggota keluarga ada yang membutuhkan pertolongan, anggota keluarga yang lain membantu. 4) Strategi Koping Disfungsional keluarga Bila salah satu anggota keluarga ada yang salah Tn. S selalu menegurnya, dan mereka selalu

menurutnya. Tetapi bila Tn. S yang salah keluarga yang menegurnya. g. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga Tn. S : Tekanan Darah : 140 / 110 mmHg Berat Badan : 60 kg Tinggi Badan : 158 cm Nadi : 80 x / menit RR : 20 x / menit Termometer : 36.3 o C Kekuatan otot : 5 5 55 Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan Ny. G (Istri) Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg Berat Badan : 52 kg Tinggi Badan : 153 cm Nadi : 80 x / menit RR : 20 x / menit Termometer : 36 o C Persyarafan : Tingkat kesadaran Compos mentis, GCS : 4-5-6, reflek kanan/kiri : +/+, gerak terkoordinasi dengan baik. Keadaan fisik : Bentuk mata normal, klien sering memejamkan mata bagian kiri, dan pandangan mata bagian kiri mulai berkurang, Bibir tidak simetris dan miring kekiri, wajah bagian kiri sering terasa kesemutan. Kekuatan otot : 5 5 55 Ny. S (anak) Tekanan Darah : 100 / 60 mmHg Berat Badan : 53 kg Tinggi Badan : 156 cm Nadi : 80 x / menit RR : 20 x / menit Termometer : 36.5 o C Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan An. Z (cucu) Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg Berat Badan : 15 kg Tinggi Badan : 100 cm Nadi : 88 x / menit RR : 20 x / menit Termometer : 36 o C Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan h. Harapan Keluarga Keluarga sangat mengharapkan agar masalah keluarga yang dihadapi dapat berkurang dan adanya bantuan dari petugas kesehatan untuk mengurangi masalah tersebut.

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga a. Analisa Dan Sintesa Data No Data penunjang Masalah Penyebab 1.

2.

3. DS : Ny. G mengatakan sudah lama menderita stroke dan sejak 2 bulan yang lalu pandangan mata kabur dan bibir mencong kekiri. Ny. G mengatakan selama badannya masih kuat tidak lumpuh dia tidak perlu periksa atau kontrol ke dokter DO : TD : 110 / 70 mmHg Ny. G tidak bisa menjawab pertanyaan tentang penyakit stroke dan apa saja yang harus dilakukan setiap hari. Bibir tidak simetris, miring kekiri DS : Ny. G mengatakan sudah satu minggu perutnya sakit, setiap habis makan-makanan yang asam asam perutnya langsung perih. DO : Ny. G tidak bisa menjawab pertanyaan tentang penyakit maag dan bagaimana pola makan yang benar setiap hari.

DS : - Tn.S mengatakan terasa pegal-pegal pada kaki dan lutut - Tn.S mengatakan tidak ada pantangan makanan. DO : - Tn.S bertanya apa saja yang harus dilakukan untuk menghilangkan pegal-pegal pada kaki dan lututnya. - Tn.S bertanya apa saja yang harus dihindari. Perubahan pemeliharaan kesehatan

Perubahan pemeliharaan kesehatan

Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu

Ketidakmampu-an keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke)

Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag)

Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu)

b. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga No Diagnosa Keperawatan (P, E, S) 1. Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) 2. Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) 3. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu)

3. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga 1. Diagnosa keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) KRITERIA SKORE PEMBENARAN Sifat masalah (bobot 1) Skala : 3 : Aktual 2 : Resiko 1 : Sejahtera 3/3 x 1 = 1 Ny. G dan keluarga tahu kalau Ny. G menderita stroke, selama Ny. G tidak mengalami keluhan yang berarti keluarga tidak memeriksakannya ke pelayanan kesehatan Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2) Skala : 2 : Mudah 1 : Sebagian 0 : tidak dapat 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan klien terlalu banyak pikiran, sehingga setiap mau diajak berobat klien selalu dibujuk dulu baru mau berobat Potensial masalah untuk dicegah (bobot1)

3 : Tinggi 2 : Cukup 1 : Rendah 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mengatakan bila Ny. G sering kontrol dan mengikuti terapi dokter dia akan tetap sehat Menonjolnya masalah (bobot1) 2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani 0 : tidak dirasakan 2 x 1 = 2 Keluarga merasa hal ini harus segera ditangani karena penyakit ini sangat mengganggu Ny. G Total 4 2/3 2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) KRITERIA SKORE PEMBENARAN Sifat masalah (bobot 1) Skala : 3 : Aktual 2 : Resiko 1 : Sejahtera 3/3 x 1 = 1 Ny. G mengatakan perutnya sering terasa perih, apalagi setelah makan makanan yang asam-asam Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2) Skala : 2 : Mudah 1 : Sebagian 0 : tidak dapat 2/2 x 2 = 2 Setiap kali Ny. G merasakan perutnya terasa mulas Ny. G langsung membeli obat maag di toko atau warung Potensial masalah untuk dicegah (bobot1) 3 : Tinggi 2 : Cukup 1 : Rendah 2/3 x 1 = 2/3 Ny. G selalu menghindari makan-makanan yang terlalu merangsang perutnya dan selalu membeli obat maag bila perutnya terasa tidak enak Menonjolnya masalah (bobot1) 2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani 0 : tidak dirasakan 1/3 x 1 = 1/3 Ny.G dan keluarga merasa masalah sakit maag sudah biasa dan akan sembuh sendiri setelah diberi obat maag Total 4

3. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) KRITERIA SKORE PEMBENARAN Sifat masalah (bobot 1) Skala : 3 : Aktual 2 : Resiko 1 : Sejahtera 2/3 x 1 = 2/3 Tn. S mengatakan badannya sering terasa keju linu bila habis bekerja berat dan merasa kecapean

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2) Skala : 2 : Mudah 1 : Sebagian 0 : tidak dapat x 2 = 1 Tn S dan keluarga selalu berobat ke dokter dan kepuskesmas terdekat bila Tn. S merasa tidak enak badan, Potensial masalah untuk dicegah (bobot1) 3 : Tinggi 2 : Cukup 1 : Rendah 3/3 x 1 = 1 Tn. S selalu menyirik makan-makanan yang membuatnya pegal linu dan Tn. S selalu membeli obat bila merasa badannya tidak enak Menonjolnya masalah (bobot1) 2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani 0 : tidak dirasakan 2/2 x 1 = 1 Tn.S mengatakan bahwa keju linu yang diderita Tn. S segera ditangani karena mengganggu aktifitasnya untuk bekerja. Total 3 2/3

4. Petapan Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore 1. Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) 4 2/3 2. Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) 4 3. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit keju linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (keju linu) 3 2/3

B. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Diagnosa Keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) Tujuan Khusus Kriteria Standart Hasil Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x kunjungan diharapkan keluarga dan Ny. G mampu mengenal dan melakukan perawatan sehari-hari tentang penyakit stroke Verbal pengetahuan Keluarga dapat: Menjelaskan pengertian Stroke dengan benar Menyebutkan penyebab/faktor resiko Stroke dengan benar Menyebutkan tanda dan gejala Stroke dengan benar Menyebutkan pencegahan Stroke dengan benar Menjelaskan penatalaksanaan/perawatan Stroke dengan benar. 1 Kontrak dengan keluarga 2 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke 3 Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang penyakit Stroke 1. Pengertian Stroke 2. Penyebab/faktor resiko Stroke 3. Tanda dan gejala Stroke 4. Pencegahan Stroke 5. Penatalaksanaan/perawatan Stroke 4 Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusi. 5 Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6 Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami. 7 Evaluasi secara singkat terhadap topik yang diberikan 8 Pantau respon terhadap materi yang diberikan. Diagnosa Keperawatan : Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) Tujuan Khusus Kriteria Standart Hasil Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x kunjungan diharapkan keluarga dan Ny. G mampu mengenal dan melakukan perawatan sehari-hari tentang penyakit maag Verbal pengetahuan Keluarga dapat: Menjelaskan pengertian maag dengan kata-katanya sendiri Menyebutkan factor - factor yang menyebabkan maag Menyebutkan Tanda dan gejala maag Menyebutkanb dampak dari maag Menjelaskan Cara pencegahan maag Menjelaskan cara pengobatan yang diberikan 1. kontrak dengan keluarga 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit maag 3. Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang penyakit maag Pengertian maag Faktor penyebab maag Tanda dan gejala maag

Dampak dari maag Cara pencegahan maag Pengobatan yang diberikan 4. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusi. 5. Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami. 7. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang diberikan 8. Pantau respon terhadap materi yang diberikan.

Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (keju linu) Tujuan Khusus Kriteria Standart Hasil Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x kunjungan diharapkan keluarga dan Tn. S mampu mengenal dan melakukan perawatan sehari-hari tentang penyakit keju linu Verbal pengetahuan Keluarga dapat: Menjelaskan pengertian keju linu Menyebutkan macam-macam keju linu Menyebutkan penyebab keju linu Menyebutkan tanda dan gejala keju linu Menyebutkan diet pada penderita keju linu Menjelaskan cara mencegah dan mengatasi keju linu Menyebutkan hal-hal yang harus di perhatikan 1. Kontrak dengan keluarga 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit keju linu 3. Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang penyakit keju linu Pengertian keju linu Faktor penyebab keju linu Tanda-tanda keju linu Diet penderita keju linu Akibat keju linu Cara pencegahan keju linu Hal-hal yang harus diperhatikan 4. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusi. 5. Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami. 7. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang diberikan 8. Pantau respon terhadap materi yang diberikan. C. Implementasi Keperawatan Keluarga Diagnosa Keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) Hari / Tanggal Pukul Imlementasi Jumat 7 Juli 2006 16.00 1 Melakukan kontrak dengan keluarga 2 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke 3 Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang penyaki stroke Pengertian Stroke Penyebab/faktor resiko Stroke Tanda dan gejala Stroke

Pencegahan Stroke Penatalaksanaan/perawatan Stroke 4 Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah diberikan selama diskusi 5 Memberi pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6 Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami.

Diagnosa Keperawatan : Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) Hari / Tanggal Pukul Imlementasi Sabtu 8 Juli 2006 10.00 1 Melakukan kontrak dengan keluarga 2 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit maag 3 Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang penyaki maag Pengertian maag Faktor penyebab maag Tanda dan gejala maag Dampak dari maag Cara pencegahan maag Pengobatan yang diberikan 4 Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah diberikan selama diskusi 5 Memberi pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6 Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami.

Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) Hari / Tanggal Pukul Imlementasi Senin 10 Juli 2006 16.00 1 Melakukan kontrak dengan keluarga 2 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang keju linu 3 Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang keju linu. a. Pengertian keju linu

b. Faktor penyebab keju linu c. Tanda-tanda keju linu d. Diet penderita keju linu e. Akibat keju linu f. Cara pencegahan keju linu g. Hal-hal yang harus diperhatikan 4 Memberikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah diberikan selama diskusi 5 Memberi pujian terhadap kemampuan memahami materi yang diberikan 6 Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami.

D. Evaluasi Tindakan Keperawatan Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) Hari/tanggal Pukul Evaluasi Jumat 7 Juli 2006 17.00 S : Ny. G dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga setiap makanan yang dimakan oleh Ny. G Keluarga mengatakan akan selalu mengajak Ny. G kontrol ke pelayanan kesehatan O: 1. Keluarga dan Ny. G tampak antusias dan serius mengikuti kegiatan belajar 2. Klien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian Stroke dengan kata-katanya sendiri 3. Klien dan keluarga bisa menyebutkan penyebab/faktor resiko Stroke dengan benar 4. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Stroke dengan benar 5. Keluarga dapat menyebutkan pencegahan Stroke di rumah 6. Ny. G menanyakan apakah pandangan kabur dan wajah bagian kiri kaku gejala dari stroke ? A : Masalah teratasi sebagaian P : Intervensi dilanjutkan, evaluasi ulang pada kunjungan berikutnya Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) Hari/tanggal Pukul Evaluasi Sabtu 8 Juli 2006 10.30 S : Ny. G dan keluarga mengatakan akan mengatur pola makan Ny. G Ny. G mengatakan tidak akan makan makanan yang pedas dana asam-asaman O: 1. Keluarga dan Ny. G tampak antusias dan serius mengikuti kegiatan belajar 2. Klien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian maag dengan kata-katanya sendiri 3. keluarga bisa menyebutkan factor - factor yang menyebabkan maag 4. Klien dapat menyebutkan Tanda dan gejala maag 5. Klien dapat menyebutkan dampak dari maag dengan kata-katanyasendiri 6. Keluarga bisa menjelaskan Cara pencegahan maag dengan benar

7. klien dankeluarga dapat menjelaskan cara pengobatan yang diberikan A : Masalah teratasi sebagaian P : Intervensi dilanjutkan, evaluasi ulang pada kunjungan berikutnya

Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) Hari/tanggal Pukul Evaluasi Senin 10 Juli 2006 16.30 S : Tn. S mengatakan akan menghindari makanan yang dipantangkan Tn. S mengatakan tidak akan bekerja terlalu berat dan banyak istirahat O: Klien mampu menjelaskan pengertian keju linu dengan kata-katanya sendiri Klien bisa menyebutkan macam-macam keju linu Klien dan keluarga mampu menyebutkan penyebab keju linu Klien dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala keju linu Klien dan keluarga dapat menyebutkan makanan apa saja yang dapat menyebabkan keju linu Klien dan keluarga mapu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi keju linu Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal apa saja yang haerus diperhatikan agar tidak terjadi keju linu A : Masalah teratasi sebagaian P : Intervensi dilanjutkan, evaluasi ulang pada kunjungan berikutnya

BAB 4 PEMBAHASAN Asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. S ini dilakukan selama satu bulan yaitu anggal 12 Juni s/d 8 Juli 2006 dengan tahap-tahap sebagai berikut : Tahap Pengkajian Pada tahap pengkajian ini dilakukan beberapa tahap yaitu : 1. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini penulis melakukan beberapa halyaitu : a. Membina hubungan yang baik dengan keluarga b. Mengadakan pengkajian awal Pengkajian awal ini berasal dari data yang diproleh dari wawancara bersama perangkat desa mengenai data keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. c. Pengkajian lanjutan Pengkajian lanjutan dilakukan langsung kepada keluarga yang menjadi sasaran yang meliputi unsur struktur dan sifat keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping keluarga, harapan keluarga. Faktor penghambat Pada saat pengkajian tidak semua anggota keluarga dapat berkumpul sehingga data pengkajian hanya berasal dari anggota keluarga yang ada.

Faktor penunjang Keluarga Tn. S merupakan keluraga yang kooperatif dan setiap saat selalu ada anggota keluarga yang bisa ditemui sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. 2. Analisa Data Tahap analisa data dilakukan untuk memperoleh data yang relevan,baik data subyektif dan obyektif dengan tujuan untuk memudahkan dalam menentukan masalah kesehatan yang mungkin timbul. Faktor penghambat Analisa data hanya dilakukan oleh perawat karena kesibukan keluarga dan kemudian hasilnya disosialisasikan bersama keluarga. Faktor penunjang Keluarga mau menerima dari hasil analisa data yang dilakukan oleh perawat. 3. Prioritas Diagnosa Berdasarkan prioritas diagnosa yang dilakukan terhadap keluarga Tn. S didapatkan tiga prioritas yaitu : 1. Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke), dengan skore 4 2/3 2. Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) dengan skore 4 3. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) dengan skore 3 2/3 Dalam menyusun skala prioritas tersebut menggunakan kriteria sebagai pedoman yaitu sifat masalah yang dikelompokkan dalam aktual, resiko dan sejahtera,kemungkinan masalah dapat dicegah dan potensi masalah untuk diubah serta masalah yang menonjol. Faktor penghambat Pelaksanaan skoring dilakukan oleh perawat dankeluarga tetapi keluarga kebingungan dalam menentukan alasan sebagai pembenaran dalam kriteria skoring. Faktor penunjang Keluarga mau melakukan dan menerima hasil pelksanaan skoring terhadap masalah kesehatannya Perumusan Diagnosa Perumusan diagnosa keperawatan keluarga diambil berdasarkan dari masalah keperawatan yang mempunya skor tertinggi. Berdasarkan skor prioritas maka dapat disimpulkan bahwa diagnosa yang ditemukan pada keluarga Tn. S ada tiga yaitu : 1. Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) 2. Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) 3. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) Faktor penghambat Keluarga pasrah dengan diagnosa yang ada Faktor penunjang Keluarga mau dan mmenyetujui diagnosa yang telah dirumuskan Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi beberapa hal diantaranya adalah menentukan sasaran dari rencana tindakan yang akan kita lakukan. Dalamhal ini intervensi keperawatan ditujukan kepada keluarga Tn. S secara keseluruhan terutama Ny. G dan keluarga yang tnggal serumah.Selain itu juga ditentukan mengenai tujuan dari intervensi dan tindakan / kegiatan dalam intervensi serta rencana evaluasi dengan cara musyawarah bersama keluarga.

Diharapkan dengan senantiasa melibatkan keluarga maka perencanaan yang disusun benarbenar dapat terfokus pada kebutuhan keluarga serta berhasil karena dukungan keluarga. Faktor penghambat Tidak semua perencanaan dilaksanakan bersama keluargam, tetapi secara garis besar telah dimusyawarahkan bersama keluarga,misalnya tentang tujuan dan inti kegiatan (topik penyuluhan). Faktor penunjang Keluarga Tn. S yang kooperatif danmau menerima hasil dari perencanaan.

Tahap Pelaksanaan Implementasi dilaksanakan dalam 1 kali kunjungan untuk prioritas diagnosa keperawatan perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) dilakukan dalam waktu 45 menit, dan 1 kali kunjungan untuk prioritas diagnosa kedua ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) dilakukan dalam waktu 30 menit dan 1 kali kunjungan untuk prioritas diagnosa ketiga kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) dilakukan dalam waktu 30 menit. Implementasi dilakukan dengan kegiatan : kontrak, penyampaian materi, demonstrasi, tanya jawab, dan evaluasi. Faktor penghambat Saat implementasi tidak seseuai jadwal dan waktunya molor dari jadwal yang telah ditentukan Faktor penunjang Topik pembicaraan pada waktu implementasi dapat terfokuskan pada masalah yang dibicarakan Keluarga Tn. S yang kooperatif sehingga mempermudah jalannya kegiatan Keluarga Tn. S merasa bahwa materi benar-benar sangat dibutuhkan Tahap Evaluasi Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran / penyuluhan bersama keluarga yaitu secara subyektf dengan mengajukan pertanyaan secara lesan di akhir penyuluhan. Evaluasi sumatif untuk menilai perubahan perilaku keluarga tidak dapat dilakukan secara maksimal karena terbatasnya waktu sehingga evaluasi tidak / belum mencapai hasil yang diharapkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sesuai dengan hasil asuhan keperawatan keluarga yang diberikan pada keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT 03 RW 16 Dusun Sambong Desa Sawentar Kec.Kanigoro dapat disimpulkan bahwa dari prioritas diagnosa keperawatan yang telah diimplementasikan didapatkan hasil sebagai berikut : A. Diagnosa Keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny. G b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit stroke) Penyuluhan kesehatan tentang penyakit stroke Pengertian Stroke

Penyebab/faktor resiko Stroke Tanda dan gejala Stroke Pencegahan Stroke Penatalaksanaan/perawatan Stroke Pada awal pembelajaran keluarga mengatakan telah siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Keluarga juga menanyakan beberapa hal tentang penyakit stroke serta mampumenjawab pertanyaan tentang penyakit stroke walaupun kadang dibantu oleh perawat. B. Diagnosa Keperawatan : Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (maag) b.d Ketidakmampu-an keluarga merawat anggota yang sakit (penyakit maag) Penyuluhan kesehatan tentang penyakit maag 1. Pengertian maag 2. Faktor penyebab maag 3. Tanda dan gejala maag 4. Dampak dari maag 5. Cara pencegahan maag 6. Pengobatan yang diberikan Ny. G dan keluarga mengatakan akan mengatur pola makan. Ny. G mengatakan tidak akan makan makanan yang pedas dan asam-asaman C. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit pegal linu b.d Ketidak mampuan mengenal keluarga masalah kesehatan (pegal linu) Penyuluhan kesehatan tentang penyakit maag Pengertian keju linu Faktor penyebab keju linu Tanda-tanda keju linu Diet penderita keju linu Akibat keju linu Cara pencegahan keju linu Hal-hal yang harus diperhatikan Tn. S dan keluarga mengatakan bersedia menerima pembelajaran dan bisa bertukar pendapat dan pengalaman. Keluarga juga ingin berusaha menjalankan hidupsehat agar kondisi kesehatannya tidak memburuk. Tn. S mengatakan akan menghindari makanan yang dipantangkan dan tidak akan bekerja terlalu berat dan banyak istirahat. Saran 1. Keluarga a. Diharapkan keluarga tetpamempertahankan / meningkatkan perilaku yang menunjang kesehatan, misalnya tetap memeriksakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan bila anggota keluarga sakit serta melaksanakan diit dan olahraga setiap hari b. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal perilaku kesehatan dan tambahan informasi baru diharapkan keluarga aktif dalamkegiatan perkumpulan di sekitarnya, misalnya posyandu lansia ataupun puskesmas setempat 2. Petugas Kesehatan a. Sebaiknya peleyanan kesehatan keluarga tetapo dipertahankan dan ditingkatkan sehingga pelayanan lebih merata dan dapat mendeteksi secara dini keluarga resiko tinggi b. Diharapkan petugas keehatan meneruskan pemantauan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sehingga berjalan berkesinambungan DAFTAR PUSTAKA Bailon Maglaya, 1997, Perawatan Kesehatan Keluarga Sebagai Suatu Proses, Jakarta : Depkes RI

Barbara, E, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, Jakarta : EGC Brunner, Sudart, 2000, Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Friedman. 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Alih Bahasa : Debora, I.R.L. Asy, Y.Jakarta : EGC Hariyanto, T. Subekti, I. Wiyono J. 1998. Asuhan keperawatan Keluarga Konsep Dan Proses, Jakarta : Rantara Media Haster, 1996, Pedoman Perawat dan Pengobatan Berbagai Penyakit, Bandung : CV Pionir Jaya Lynda Juall carpenito. 1998. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik. Alih bahasa : Suharyati Samba dkk. Jakarta : EGC Prihardjo, R, 1994, Pengkajian Fisik keluarga, Jakarta : EGC Suprajitno, 2004,Asuhan Keperawatan keluarga Aplikasi DalamPraktek, Jakarta : EGC

ASKEP KELUARGA ASMA

LAPORAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn T Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita ASMA Di Rt 05 Rw 04 Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan

DI SUSUN OLEH : YOGA SEBANTARA NIM : 08.048

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Trenggalek Jl. Dr. Soetomo No. 05 Telp. (0355) 791 293 Trenggalek Tahun 2011

__________________________________________________________________________________ ____________

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dalam usaha menunjang suksesnya pembangunan nasional, khususnya dalam bidang kesehatan yang termuat dalam sistem kesehatan nasional dalam operasional akan terus dimantapkan dan dikembangkan agar dapat terwujud masyarakat adil dan makmur.

Dengan semakin majunya ilmu pendidikan dan teknologi serta semakin lengkapnya sarana, maka akan berdampak positif bagi perkembangan kebudayaan serta dalam kehidupan manusia. Dampak tersebut dapat memperbaiki kesehatan fisik, mental, sosial dan spiritual, seperti saat sekarang ini, dengan datangnya milenium ke III dan kemajuan teknologi yang canggih, maka akan semakin banyak masalah yang harus kita hadapi. Terutama dalam bidang kesehatan. Terlebih disaat krisis moneter seperti ini, orang cenderung mengabaikan kesempatan karena kesibukan pekerjaan atau kesibukan lain. Dalam rangka melengkapi kurikulum Akademi Keperawatan Trenggalek sebagai salah satu tugas, maka setiap mahasiswa diharuskan memiliki pengalaman keperawatan kepada keluarga disamping mempunyai kemampuan ketrampilan serta sikap yang mencerminkan profesional seorang perawat.

B.

Tujuan
1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita ASMA 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengidentifikasi data kesehatan keluarga

b. Mahasiswa mampu menganalisa dan mengidentifikasi serta menemukan masalah kesehatan keluarga c. d. e. Mahasiswa dapat membuat intervensi/rencana asuhan keperawatan keluarga Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga

C.

Metode Pengumpulan Data

Pola penyusunan laporan ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu dengan teknik : 1. Observasi Langsung

Dilakukan dengan melihat langsung untuk mengetahui keadaan keluarga, terutama yang berhubungan dengan kesehatan, status, hygiene, sanitasi dll 2. Wawancara

Tatap muka dengan keluarga dan melakukan wawancara langsung untuk mendapatkan data dalam pembuatan laporan. 3. Studi Pustaka

Dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah kesehatan, baik dari perpustakaan sekolah, teori maupun data dari puskesmas.

D.

Sistematika Penulisan

Kata Pengantar BAB I : PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang Tujuan Metode Pengumpulan Data

D. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga B. C. Diagnosa Keperawatan Keluarga Perencanaan

D. Pelaksanaan ( Implementasi dan Evaluasi ) BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan B. LAMPIRAN Saran

BAB II TINJAUAN KASUS

A.

PENGKAJIAN KELUARGA

I.
1. 2. 3. 4. 5.

Data Umum
Nama Kepala Keluarga Alamat dan Telepon Pekerjaan Kepala Keluarga Pendidikan Kepala Keluarga Komposisi Keluarga Hub : : : : Tn T RT. 23 RW. 04 Mbendorejo .Pogalan Pensiunan Dispenda SMP

Status Imunisasi Polio DPT HepatitisCamNo Nama JK Umur Pendidikan Ket BCG dengan 1 2 3 4 12341 2 3 4 KK pak 1 Tn T P KK 63 SMP ASMA 2 Ny. T P Istri 58 SMP

Genogram

Keterangan :

: :

laki-laki perempuan

: : : : : A B C : : :

meninggal penderita tinggal 1 rumah garis perkawinan garis keturunan Orang tua Ny. T Orang tua Tn T Ny T

6.

Tipe keluarga Tipe keluarga Tn T adalah Lansia yang terdiri dari Tn T dan Ny T

7.

Suku bangsa

Suku bangsa keluarga Tn T adalah Jawa, sehingga kebudayaan dalam keluarga yang dominan adalah kebudayaan Jawa. 8. Agama

Semua anggota keluarga Tn T beragama Islam. Keluarganya yakin bahwa hidup, sehat, sakit dan mati adalah suatu garis yang telah ditakdirkan oleh Tuhan YME. 9. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Pendapatan keluarga Tn T setiap bulannya dari pensiunan dan jualan gorengan dan penghasilannya tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 10. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga Tn T jarang pergi ke tempat rekreasi, mereka menggunakan waktu senggang untuk mengobrol dan beristirahat dan kadang-kadang nonton TV.

II.
11.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn T saat ini dalam tahap keluarga dengan usia lanjut.

12.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

13.

Riwayat Keluarga inti

Dalam keluarga Tn T tidak pernah menderita penyakit yang serius maupun kronis. Sebelumnya keluarga Tn T tidak mempunyai penyakit yang menular maupun menurun. Kurang lebih 2 tahun yang lalu ,sekitar bulan maret 2009 Tn T mulai batuk batuk dan kadang sampai sesak nafas. Tapi saat itu Tn T hanya berobat dengan keluhan hanya batuk batuk biasa. Namun setelah kurang lebih bulan november, batuk batuk yang dirasa semakin parah ditambah susah bernafas dan susah berbicara. Akhirnya Tn T dibawa ke Rumah Sakit. Setelah dari Rumah Sakit, Tn T sudah mengetahui dia sakit apa. Setelah dari Rumah Sakit Tn T dianjurkan untuk minum obat yang teratur selama 6 bulan dari Puskesmas.

14.

Riwayat Keluarga Sebelumnya

Dari pihak suami maupun keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita Tn T dan penyakit yang menular, menurun maupun penyakit kronis.

III. Pengkajian Lingkungan


15. Karakteristik Rumah

Rumah Tn T merupakan rumah yang semi permanen yang memiliki luas + 10 x 20 m2 dengan atap genteng dan alas rumah terbuat dari plester. Ventilasi cukup dan penerangan cukup. Air yang digunakan dari sumber sumur, jenis WC cemplung dengan jarak antara sapiteng dan sumur kurang lebih 4 m. Keadaan rumah rapi dengan lingkungan cukup bersih dan penerangan sinar matahari cukup, tetapi tidak ada tempat khusus meludah. Denah rumah :

I H G

D B

Keterangan : A B C D E F G H I 16. : : : : : : : : : Teras depan Ruang tamu Kamar tidur Tn T Kamar tidur An. S Kamar tidur kosong Ruang keluarga Ruang bebas Dapur dan Ruang makan Kamar mandi

Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Hubungan antara semua warga masyarakat lingkungan rumah Tn T baik. Selain itu masyarakat sekitar biasanya mengadakan Yasinan tiap malam Rabu dan malam Jumat. 17. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn T dari dulu tinggalnya di RT 05 RW 04 Desa Mbendorejo Kecamatan PogalanK abupaten Trenggalek. 18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn T aktif dalam kegiatan masyarakat, misalnya kegiatan Yasinan yang diadakan tiap malam Rabu dan malam Jumat. 19. Sistem pendukung keluarga

Jarak rumah Tn T dengan Puskesmas tidak jauh + 2 km. Namun keluarga Tn T sebelumnya tidak pernah pergi ke Puskesmas karena keluarganya selama ini selalu sehatsehat saja. Sedangkan dalam kasus Tn T sekarang, tidak adanya tempat pembuangan ludah khusus untuk Tn T

IV.

Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga

Dalam keluarga Tn T komunikasinya menggunakan bahasa jawa.dan apabila ada masalah selalu dibicarakan bersama anggota keluarga yang lain 21. Struktur kekuatan keluarga

Bila ada salah satu anggota keluarga Tn T ada yang melakukan kasalahan, maka anggota keluarga yang lain mengingatkan dan memperbaiki. Tn T tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya dan apa penyebabnya. Tn T juga tidak mengetahui bagaimana cara penularan penyakit yang dideritanya. 22. Struktur peran Tn T dirumah sebagai kepala keluarga.

Ny. S dirumah sebagai ibu rumah tangga, mengasuh Tn T serta mencari nafkah dengan menjahit untuk membiayai hidup anggota keluarga. 23. Nilai dan norma keluarga

Keluarga mempunyai keyakinan bahwa penyakit yang dideritanya pasti akan sembuh. Namun Tn T masih menanyakan apakah penyakit yang dideritanya sekarang bisa sembuh apa tidak.

V.

Fungsi Keluarga
24. Fungsi afektif

Anggota keluarga Tn T yang satu dengan yang lainnya saling memiliki, saling membutuhkan dan saling menghargai. Apabila ada permasalahan segera diselesaikan. 25. Fungsi sosial Interaksi antar anggota baik, begitu juga dengan tetangganya. 26. Fungsi perawatan kesehatan a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

Keluarga Tn T mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Namun keluarga Tn T tidak mengetahui bagaimana cara perawatan tentang penyakit yang diderita Tn T b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga Tn T mengatakan keluarga yang lain sangat peduli terhadap sakit yang diderita Tn T. Namun tidak mengetahui sakit yang diderita Tn T, apa penyebabnya, cara penularannya dan bagaimana cara perawatannya. Oleh karena itu, saat sakit yang diderita Tn T dirasa semakin parah dan tidak kunjung sembuh maka segera keluarga membawa Tn T ke rumah sakit.. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tn T mengatakan saat batuk batuk dan merasakan sesak nafas, dia langsung berusaha minta tolong kepada Anaknya untuk dibuatim minuman yang hangat hangat. Pada saat batuk terkadang Tn T sering lupa untuk menutupinya. Namun setelah dirasa sakitnya Tn T makin parah, keluarga segera membawa Tn T ke Rumah Sakit. d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Keluarga mengatakan dalam pemeliharaan lingkungan rumah meraka saling bantu dalam menjaga kebersihan rumah. Namun meraka tidak mengetahui bagaimana melakukan upaya pencegahan penularan penyakit yang diderita Tn T Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat e. Kemampuan keluarga untuk menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga Tn T mengatakan jarak Puskesmas dengan rumah cukup dekat dan semua anggota mengetahui adanya fasilitas kesehatan disekitar mereka, namun selama ini keluarga Tn T jarang pergi ke Puskesmas karena merasa sakit yang dialami keluarga Tn T selama ini hanya sakit biasa dan keluarga berusaha mengatasinya. Tapi setelah kejadian sakit yang dialami Tn T tidak sembuh sembuh dan makin parah, keluarga mempercayakan penanganan Tn T menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada disekitar mereka. 27. Fungsi reproduksi

Tn T memiliki 4 orang anak, anak pertama perempuan, anak kedua dan ketiga laki laki tapi sudah meninggal, anak keempat laki laki, anak kelima perempuan dan anak keenam laki laki. Ny. S tidak mengikuti program KB tapi berharap ini sudah yang terakhir. 28. Fungsi ekonomi Keluarga Tn T mengatakan sandang, pangan, papan selama ini cukup terpenuhi.

VI. Stresor dan Koping Keluarga


29. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Jangka pendek : Tn T terlihat bingung dengan keadaannya dan gelisah terhadap penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh. Jangka panjang : Tn T merasa lelah dengan keadaanya yang sudah berusaha berobat namun tidak ada perubahan. 30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Tn T dan keluarga menyadari bahwa semua ini merupakan cobaan dari Tuhan dan harus tetap sabar dalam menjalani kehidupan. Namun Tn T sering mempertanyakan apakah penyakitnya bisa sembuh atau tidak. 31. Strategi koping yang digunakan

Bila ada masalah dalam keluarga, segera dibicarakan bersama untuk mencari pemecahannya. 32. Strategi adaptasi disfungsional Masalah segera diatasi dengan mencari pemecahannya.

VII. No

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tn T Fisik TD : 120/80 mmHg Tanda-tanda vital N : 100 kali/menit RR : 20 kali/menit Ny S TD : 140/90 mmHg N : 80 kali/menit RR : 20 kali/menit

Kepala

S : 365oC S : 367oC Kepala bersih, penyebaran rambut Kepala bersih, penyebaran

rata, warna hitam sampur putih, berketombe, tidak ada lesi Simetris, tidak ada peradangan, Mata konjungtiva tidak anemis Simetris, tidak ada peradangan, pendengaran baik, tidak ada Telinga perdarahan, terdapat sedikit serumen Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada perdarahan, septum nasi tepat Hidung ditengah, tidak ada pernafasan cuping hidung Tidak ada perdarahan pada gusi, Mulut, terdapat karies gigi, tidak ada faring, laring kesulitan menelan Paru : Inspeksi : simetris .tidak ada retraksi intercosta

rambut rata, warna hitam, bersih, tidak ada lesi Simetris, tidak ada peradangan, konjungtiva tidak anemis Simetris, tidak ada peradangan, pendengaran baik, tidak ada perdarahan, bersih Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada perdarahan, septum nasi tepat ditengah Bibir lembab, tidak ada kesulitan menelan Paru : Inspeksi : simetris .tidak ada retraksi intercosta

Palpasi : teraba ictus cordis, vokal Palpasi : teraba ictus cordis, fremitus teraba getaran kanan dan vokal fremitus teraba getaran kiri sama kanan dan kiri sama Perkusi : sonor Auskultasi : vesikuler di semua lapang paru , broncho vesikuler di percabangan bronchus,dan bronchial di trakea.suara nafas tambahan ( whezing ) Jantung Inspeksi : Terlihat ictus cordis Palpasi : tidak ada pelebaran jantung Perkusi : pekak Perkusi : sonor Auskultasi : vesikuler di semua lapang paru , broncho vesikuler di percabangan bronchus,dan bronchial di trakea. Inspeksi : Terlihat ictus cordis Palpasi : tidak ada pelebaran jantung Perkusi : pekak

Thorak

Abdomen

Auskultasi : Bj 1 di ics IV sebelah kiri, Bj II di Ics II Auskultasi : Bj 1 di ics IV sebelah sebelah kiri kiri, Bj II di Ics II sebelah kiri Bentuk datar, tidak terdapat nyeri Bentuk cembung, tidak tekan, perkusi timpani, tidak ada terdapat nyeri tekan, perkusi tanda-tanda ascites timpani, tidak ada tanda-tanda ascites Kekuatan otot :

Ekstremitas Kekuatan otot :

10

System persyarafan

Tidak ada kelumpuhan, tidak ada gangguan, sensorik maupun otonom pada syaraf tangan dan kakinya

Tidak ada kelumpuhan, tidak ada gangguan, sensorik maupun otonom pada syaraf tangan dan kakinya

11

Kulit

Warna kulit sawo matang, agak kering, turgor kembali < 1 detik

Warna kulit sawo matang, lembab, turgor kembali < 1 detik

VIII. Harapan Keluarga Dengan kedatangan atau kunjungan mahasiswa, Tn T berharap bisa membantu masalah kesehatan yang dihadapinya dan Tn T juga berharap lebih mengerti tentang penyakitnya dan cepat sembuh.

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA Analisa Data

No 1

Data Ds : Tn T mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dideritanya dan penyebabnya Do : v Tn T terlihat bingung dengan

Problem Pola nafas tak efektif

Etiologi ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah dan merawat pasien dengan gangguan pernafasan ( ASMA )

keadaannya v Keluarga sering bertanya apa itu ASMA dan apa penyebabnya v Tn T sering bertanya sakitnya bisa sembuh apa tidak v Terdapat sura nafas tambahan ( wheezing )

Ds : 2 Tn T mengatakan suasana dirumahnya pengap Do : v suasana dalam rumah yang pengap v v Tata ruang yang belum tepat Pencahayaan yang kurang

Resiko tinggi terjadi kekambuhan

Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat

v system ventilasi yang belum sesuai

Prioritas Masalah

1. Resiko tinggi terjadi kekambuhan penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang tepat No Kriteria Skor Bobot Perhitungan 1 Sifat masalah ancaman 2 1 2/3 x 1 = 2/3 kesehatan Pembenaran Bila tidak dilakukan tindakan perawatan yang benar akan terjadi resiko kekambuhan penyakit Masalah dapat diubah jika keluarga mengerti tantang proses penularan penyakit ASMA Masalah dapat dicegah jika keluarga mengerti proses penularan penyakit ASMA Akan terjadi resiko kekambuhan penyakit berhubungan dengan ketidakmamapuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang tepat

Kemungkinan masalah 1 dapat diubah sebagian Potensial masalah dapat diubah cukup 2

1/2 x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

Menonjolnya masalah- 2 masalah menjadi berat, harus segera ditangani

2/2 x 1 = 1

JUMLAH

3 1/3

2. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah dan merawat pasien dengan gangguan pernafasan ( ASMA ) No Kriteria Skor Bobot Perhitungan 1 Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 tidak/kurang sehat 2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = 2 mudah diubah Pembenaran Penyakit pada Tn T sudah terdiagnosa sebagai ASMA Masalah dapat diubah jika keluarga mampu mengenal dan merawat pasien dengan gangguan pernafasan (ASMA) Masalah dapat dicegah jika keluarga mampu mengenal dan

Potensial masalah dapat dicegah cukup

2/3 x 1 = 2/3

Menonjolnya masalah- 2 masalah akan menjadi berat, harus segera ditangani

2/2 x 2 = 1

merawat pasien dengan gangguan pernafasan (ASMA ) Jika keluarga tidak mengenal dan tidak mampu merawat pasien dengan gangguan pernafasan ( ASMA ), masalah akan semakin berat

JUMLAH

4 2/3

Berdasarkan scoring diatas dapat dirumuskan urutan prioritas diagnosa keperawatan keluarga Tn T adalah sebagai berikut : 1. Pola nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah dan merawat pasien dengan gangguan pernafasan ( ASMA ) ( skor : 4 2/3 ) 2. Resiko terjadi kekambuhan penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang tepat ( skor : 3 1/3 )

Diagnosa Keperawatan No Dx Keperawatan 1 Ds : Tn T mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dideritanya dan penyebabnya Do : v Tn T terlihat bingung dengan keadaannya v Keluarga sering bertanya apa itu ASMA dan apa penyebabnya v Tn T sering bertanya sakitnya bisa sembuh apa tidak v Terdapat suara nafas tambahan ( wheezing ) Tanggal Teratasi Tanda Tangan

Ds :

Tn T mengatakan suasana dirumahnya pengap Do : v v v v suasana dalam rumah yang pengap Tata ruang yang belum tepat Pencahayaan yang kurang system ventilasi yang belum sesuai

You might also like