You are on page 1of 12

Pabrik Es Balok di PPI Meureudu

I. Pendahuluan
Perikanan merupakan sumber mata pencaharian utama sebagian warga Pidie Jaya. Hasil tangkapan ikan di kabupaten pemekaran Pidie ini mencapai 5.000 ton pertahun. Tetapi, pendapatan nelayan setempat masih tetap rendah. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan es balok untuk mengawetkan ikan, sehingga nelayan terpaksa harus segera menjual hasil tangkapannya dengan harga yang relatif murah agar tidak membusuk. Keberadaan pabrik es balok diharapkan dapat mengatasi persoalan itu dan sekaligus akan memajukan bisnis perikanan setempat. Untuk mewujudkan hal itu, Aceh Development Fund (ADF) bersama mitranya Perkumpulan BIMA, An-Nisaa Centre, dan Fakultas Teknik, Unsyiah yang tergabung dalam satu konsorsium, membangun sebuah pabrik es balok berkapasitas produksi hingga 30 ton/hari di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, melalui program Teknologi Ramah Lingkungan untuk Industri Proses Perikanan (TERAPAN). Tujuan pembangunan pabrik es balok itu adalah untuk memenuhi kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan di daerah itu dan wilayah sekitar. Selama ini, kebutuhan es balok dipasok dari Sigli, ibukota Kabupaten Pidie, dengan harga relatif mahal. Kadang-kadang, pasokan es balok tidak mencukupi bila hasil tangkapan nelayan melimpah. Dengan adanya pabrik es balok itu, tentu harganya bisa ditekan sehingga pendapatan nelayan setempat meningkat. Selain membangun konstruksi fisik pabrik es, konsorsium pelaksana Program TERAPAN juga melatih manajemen, kepemimpinan dan berbagai pelatihan lain kepada pengelola koperasi nelayan dan pedagang ikan yang dibentuk untuk keberlanjutan pabrik es balok dimaksud. Penerima manfaat langsung dari pembangunan pabrik es ini adalah nelayan, pedagang ikan dan pengusaha industri pengolahan ikan yang beraktivitas khususya di PPI Meureudu dan kawasan sekitarnya. Untuk mencegah kemungkinan tidak berlanjutnya pabrik es ini, pelaksana Program TERAPAN mempertimbangkan hal-hal berikut seperti lokasi pabrik yang dekat dengan konsumen dan tersedia kendaraan pengangkut es; proses konstruksi diawasi ketat untuk memastikan peralatan sesuai standar; operasional pabrik es diserahkan kepada perusahaan swasta dipilih melalui pelelangan terbuka yang memiliki kinerja baik dan berpengalaman dalam mengelola pabrik sejenis.

II. Tahapan Pembangunan


1) Persiapan a. Koordinasi dengan pemeritah daerah dan pihak terkait b. Sosialisasi aktivitas program kepada nelayan dan pedagang ikan di PPI Meureudu c. Penyediaan dokumen UKL/UPL tentang pembangunan pabrik es balok d. Pendirian koperasi nelayan dan pedagang ikan di PPI Meureudu e. Pelaksanaan pelatihan tentang manajemen, kepemimpinan, pengembangan masyarakat, pemasaran, dan antikorupsi kepada pengurus koperasi yang terbentuk 2) Pengadaan a. Pelelangan konstruksi pembagunan pabrik es balok b. Pelelangan pengadaan mesin pabrik es balok c. Pembelian peralatan kantor dan kenderaan operasional pabrik 3) Pekerjaan Sipil a. Konstruksi bangunan pabrik es balok b. Pengadaan, fabrikasi dan instalasi mesin pabrik es 4) Pekerjaan bisnis a. Pelelangan operasional pabrik es kepada perusahaan swasta yang berpengalaman b. Memilih perusahaan swasta terbaik untuk mengelola operasional pabrik es balok c. Penandatangani kesepakatan bersama dengan perusahaan swasta yang terpilih d. Penyediaan pelatihan keberlanjutan lingkungan kepada manajemen operasional pabrik 5) Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring dan evaluasi internal b. Monitoring dan evaluasi bersama c. Monitoring dan evaluasi eksternal

III.

Asumsi dan Risiko

Untuk mencapai keberhasilan, program pembangunan pabrik es balok ini dilaksanakan berdasarkan beberapa asumsi: Pemerintah daerah dan penerima bantuan memberikan dukungan penuh Dukungan penuh dari Unit Manajemen Proyek Fasilitas Pembiayaan Pembangunan Ekonomi (PMU EDFF), Bank Dunia dan Multi Donor Fund Konstruksi pabrik dan pengadaan peralatan mencapai target waktu Perusahaan swasta berhasil mengelola operasional pabrik

Penerima bantuan menunjukkan ketertarikan terhadap training yang disediakan Resiko yang teridentifikasi: Stakeholders dan penerima bantuan kurang mendukung program Konstruksi dan pengadaan peralatan pabrik melebihi waktu target Masalah yang berhubungan dengan perawatan dan operasi pabrik muncul Perusahaan swasta gagal mengelola operasional pabrik secara profesional dan berkelanjutan Metode pelatihan yang salah dipakai Konflik sesama penerima bantuan selama project

IV.

Pembelajaran dari Kegagalan Pabrik Es di Aceh


Tahun Berdiri 2008 Alasan Kegagalan Tidak mampu menutupi biaya operasional Ukuran es yang tidak tepat Manajemen operasional pabrik yang salah Peralatan yang tidak tepat Kerusakan genset (mesin bekas) Kesalahan manajemen keuangan Peralatan yang tidak tepat Penyalahgunaan anggaran Tidak ada listrik Penyalahgunaan anggaran Tidak mampu menutupi biaya operasional Pekerja yang tidak profesional Lokasi jauh dari konsumen Operasi yang tidak efisien Lokasi jauh dari konsumen Operasi yang tidak efisien Manajemen yang salah

No Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 Peudada

Manggeng 2009 Simeulue Sigli Lhoknga Lambada Lhok Krueng Raya 2010 2007 2007 2007 2007

Berdasarkan masalah yang terjadi pada pabrik-pabrik es balok itu, beberapa pertimbangan diambil untuk mencegah kasus yang sama terulang dalam pembangunan pabrik es balok di PPI Meureudu: 1) Lokasi pabrik harus dekat dengan konsumen dan disediakan kenderaan untuk mendistribusikan produk 2) Konstruksi harus diawasi secara ketat untuk memastikan peralatan sesuai dengan standar. 3) Operasional pabrik es harus diserahkan kepada perusahaan swasta yang memiliki kinerja yang baik dan berpengalaman dalam mengelola pabrik sejenis. Pemilihan perusahaan dilakukan melalui proses pelelangan terbuka 4) Pemerintah Daerah harus memiliki peranan penting dalam mengawasi operasional pabrik setelah program selesai.

V. Penerima Manfaat
Penerima manfaat pabrik es ini adalah masyarakat perikanan yang memiliki kegiatan yang berhubungan dengan pabrik es yang akan dibangun. Pemilik investasi pabrik es ini dipilih dari nelayan, pekerja pelabuhan dan pedagang yang memenuhi kriteria dan akan membentuk suatu koperasi. 5.1 Kriteria Pemilik Investasi/Anggota Koperasi No. Kriteria Metode Verifikasi 1. Laki-laki atau Perempuan; dan Visual/KTP 2. Pedagang ikan atau nelayan yang berusaha Data dari panglima laot atau melakukan kegiatan di PPI Meureudu, atau kantor DKP Pidie Pidie Jaya; dan Jaya atau sumber lain yang sah dan validasi langsung melalui kuisioner/form 3. Penduduk miskin dengan pendapatan Daftar penerima zakat kurang dari Rp 1.300.000,-/bulan fitrah/validasi ke desa (berdasarkan UMR tahun 2011); dan calon/kuisioner 4. Berusia produktif yaitu di atas 18 tahun KTP/KK/Akte Kelahiran dan kurang dari 65 tahun atau sudah berkeluarga; dan 5. Berdomisili di Kabupaten Pidie Jaya secara KTP/KK sah; dan 6. Satu Kartu Keluarga (KK) hanya dapat KK diwakili oleh satu calon kepemilikan investasi; dan 7. Bagi nelayan atau pedagang ikan (tetap dan Data dari panglima laot bergerak) telah beraktifitas secara rutin di atau DKP atau PPI Meureudu Pijay sebelum Oktober kelompok/asosiasi/ 2010; dan keuchik atau (sama dgn no 1, tambah Sejak kapan) atau toke bangku 8. Mempunyai komitmen untuk menjadi Surat pernyataan anggota koperasi yang akan dibentuk; dan bermaterai 9. Mempunyai komitmen dan motivasi yang Surat pernyataan kuat untuk meningkatkan ekonomi bermaterai keluarga dan kelompok atau koperasi; dan 10. Bersedia mematuhi prosedur-prosedur Surat pernyataan ADF-EDFF selama program TERAPAN bermaterai berlangsung 5.2 Kriteria Penerima Manfaat Langsung Pembangunan Pabrik Es No. Kriteria Metode Verifikasi 1. Pemilik investasi/Anggota koperasi Sama dengan verifikasi pada tabel 1.1 2. Nelayan yang membeli es di pabrik yang Kuisioner akan dibangun namun tidak beraktivitas di PPI Meureudu 3. Pedagang ikan yang membeli es di pabrik Kuisioner

4. 5.

yang akan dibangun tapi tidak beraktivitas di PPI Meureudu Pengusaha industri pengolahan ikan yang membeli es di pabrik yang akan dibangun Agen penjual es yang membeli es di pabrik yang akan dibangun

Kuisioner Kuisioner

5.3 Kriteria Penerima Manfaat Tidak Langsung Pembangunan Pabrik Es No. Kriteria Metode Verifikasi 1. Keluarga Pemilik investasi/Anggota Kuisioner koperasi 2. Keluarga Nelayan yang membeli es di pabrik Kuisioner yang akan dibangun namun tidak beraktivitas di ppi meureudu 3. Keluarga Pedagang ikan yang membeli es di Kuisioner pabrik yang akan dibangun namun tidak beraktivitas di ppi meureudu 4. Keluarga Pengusaha industri pengolahan Kuisioner ikan yang membeli es di pabrik yang akan dibangun 5. Keluarga Agen penjual es yang membeli es Kuisioner di pabrik yang akan dibangun 6. Masyarakat yang tinggal di sekitar PPI Kuisioner Meureudu

VI.

Proses Produksi Es Balok


Air sumur bor Pumping Bak Penampungan Filler

Storage Tank

Pelepasan Es

Pembekuan air Brine Tank

Pengisian Kedalam cetakan Ice Can dalam Frame

Penyimpanan sementara Ice Storage Penjualan

Gambar 6.1 Proses Pembuatan Es Balok

Pada tahap operasi, proses pembuatan es dilakukan terus menerus. Bahan baku yang digunakan adalah air yang bersumber dari sumur bor yang dibuat di sekitar lokasi kegiatan. 1. Mekanisme Pembuatan Es 1) Siklus air Bahan baku yang diperlukan untuk membuat es balok adalah air yang diperoleh dari sumur bor sebanyak 30 ton perhari. Bahan baku lain yang digunakan dalam pengoperasian pabrik es adalah garam sebanyak 500 kilogram perbulan untuk membuat brine (air garam). Tabel 2.3 berikut akan menjelaskan kebutuhan bahan baku utama dan utilitas dari pabrik es. Prinsip dasar produksi es balok adalah pembekuan air dengan memakai media larutan garam (brine) yang memiliki suhu mendekati titik beku larutannya. Proses pendinginan brine menggunakan bantuan sirkulasi refrigerant ammonia. Mekanisme proses pabrik es dijelaskan sebagai berikut: Air sumur bor disedot dengan mesin pompa (sub mersible pump). Lalu, disalurkan ke bak penampungan air, kemudian dialirkan ke bak pengisian air. Dalam pengisian air ke dalam cetakan air yang masuk diatur oleh katup tangan dan pipa-pipa yang sudah diarahkan ke cetakan es. Cetakan es tersebut diisi air dalam jumlah yang tidak penuh, yaitu kurang dari 15 cm dibawah permukaan atas cetakan. Tabel 2.3 Bahan baku yang dibutuhkan pada pembuatan es balok dan kebutuhan solar No Bahan Jumlah Keperluan Sumber Baku/ Utilitas 1 Garam 500 kg/bulan Brine Tank Kontraktor Pabrik 2 Ammonia 500 kg/bulan Refrigerant Kontraktor Pabrik 3 Air Bersih 30 ton/hari Es Balok Sumur Bor 4 Solar 355 Genset dan Pertamina liter/bulan Mobil Box Hal ini dilakukan agar air garam yang ada di bak pendingin tak bercampur dengan air di cetakan. Air yang dimasukkan ke dalam cetakan mempunyai temperatur 30oC. Selanjutnya ice can dimasukkan sebagian permukaannya ke dalam larutan garam dalam freezing tank (tangki pendingin). Kadar garam tersebut kurang dari -18oC, maka seolah-olah air garam tersebut menjadi beku. Apabila kadar air garam melebihi 20oC, maka keadaan es akan sangat keras (sulit cair) karena melebihi titik beku. Kemudian cetakan es tersebut direndam di dalam bak pendinginan yang berisi air garam dengan suhu awal air cetakan adalah 30oC. Lamanya pembekuan untuk es balok dengan berat 50 kg adalah 18 24 jam. Pada saat cetakannya direndam, permukaan air garam harus tinggi dari permukaan air yang berada dalam cetakan dengan tinggi lebih kurang 8 centimeter. Bila suhu dingin tidak mencapai -8 -12 oC, maka es tersebut tidak akan menjadi beku. Hal ini disebabkan refrigerant yang mengalir

kurang. Sedangkan apabila temperaturnya melebihi 12 oC maka es tersebut akan rapuh karena perbedaan suhu yang tinggi dengan brine (air garam). 2) Siklus refrigerant (amonia) Brine didinginkan dengan menggunakan bantuan refrigerant ammonia. Sirkulasi dari ammonia dapat dilihat dari Gambar 6.2.

Gambar 6.2 Siklus Refrigerant Pada siklus ini, pendinginan dilakukan secara tidak langsung (indirect expansion coil) karena evaporator di sistem tidak langsung mendinginkan air yang ada di cetakan, tapi melalui zat cair perantara yaitu larutan garam (NaCl). Fluida refrigerant yang digunakan adalah amonia (NH3). Amonia dapat mendinginkan es karena ada kompressor yang berfungsi untuk menekan amonia, sehingga pada saat ekspansi dan dialirkan ke seluruh sistem dapat menjadi pendingin. Alat pemindah panas dari sistem refrigerasi ke media pendingin disebut kondensor. Kondensor ini digerakkan oleh motor penggerak dengan sumber daya listrik. Sedangkan amonia dilewatkan melalui katup ekspansi untuk menurunkan tekanan sehingga temperaturnya turun sampai ke tekanan evaporator. Katup ekspansi merupakan cara sangat sederhana dalam menurunkan tekanan dan mengalirkan refrigerant ke evaporator. Pada katup ekspansi akan terjadi perubahan fasa dari cairan tekanan tinggi menjadi cairan tekanan rendah yang mengalir ke vendamper. Vendamper fungsinya sebagai penyerap panas dari produk atau air garam dan memberi dingin pada produk refrigeran amonia uap bertekan rendah. Di dalam vendamper terjadi perpindahan kalor yang ada dicetakan dipindahkan/dilepaskan ke larutan garam secara konduksi. Dengan demikian, es balok yang telah selesai diangkat menggunakan hoist crane dan dimasukkan ke dalam ice storage. 2. Halhal penting yang perlu diperhatikan dalam proses produksi 1) Kualitas air bahan baku sesuai ketentuan air bersih Permenkes 2) Pengadaan kompresor sesuai kebutuhan pendingin 3) Pembuatan brine tank harus sesuai standar untuk menghindari kebocoran

3. Delivery 1. Konstruksi Gedung a. Pembangunan pabrik es kapasitas 30 ton/hari b. Pembuatan sumur bor c. Pembuatan jalan masuk ke pabrik es kapasitas 30 ton/hari 2. Pengadaan dan Fabrikasi Mesin Pabrik Es Tabel 6.2 Kebutuhan Mesin Pabrik Es Compressor 1100 rpm, Motor 120-140 1 KW, Kcal/HR 194.800 1 unit 2 Shell and tube Condesor 1 unit 3 Evaporator Heringbon Coil 1 unit 4 Suction trap Acumulator 1 unit 5 Liquid Receiver 1 unit 6 Oil Separator 1 unit 7 Brine Tank Besi 1 set 8 Agitator 1 unit 9 Ice Can Tilter 1 set 10 Ice Can Frame 30 unit 11 Ice Can Filler 1 set 12 Penutup Brine Tank 1 set 13 Crane maju mundur Kapasitas 2 Ton 1 unit (Grider,Hoist,Motor dan Rail) 14 Hoist DEMAG 2 unit 15 Isolasi Brane Tank (Sterefom) 1 set 16 Ice Cane 608 unit 17 Pompa Condesor 1 set 18 Pompa Pengisian 1 set 19 Cooling Power 1 set 20 Valve valve 1 set 21 Alat-alat ukur 1 set 22 Instalasi perpipaan NH3 1 set 23 Instalasi Pipa Air 1 unit Material Isolasi untuk Komponen 24 Pendingin 1 set 25 Amonia,Garam dan Oil Clavust 1 set 26 Transportasi Peralatan dan Bahan 1 Ls 27 Runing Test 1 Ls 28 Jasa Pemasangan 1 Ls 29 Ice Sotrage 1 Ls 30 Instalasi listrik untuk mesin 1 Ls GENSET 200 KVA Silent Type Berikut 31 Accessories 1 Unit

3. Pendukung a. Pengadaan truk box es b. Pengadaan inventaris kantor 4. Pelatihan a. Manajemen dan kepemimpinan, pemasaran, manajemen koperasi dan antikorupsi, peningkatan kapasitas masyarakat, adiministrasi dan manajemen, manajemen pengelolaan keuangan. b. Keberlanjutan ramah lingkungan untuk pengelola pabrik es.

VII. Aspek Lingkungan


Program TERAPAN dalam aktivitasnya sedapat mungkin mengurangi dampak-dampak yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya. Pabrik es balok adalah industri yang pada umumnya memiliki angka polusi kebisingan yang besar. Program ini akan menggunakan generator listrik kedap suara dengan kapasitas 200 kVa sehingga tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Tabel berikut dapat dilihat spesifikasi generator yang direkomendasikan oleh konsultan design. Tabel 7.1 Rekomendasi Spesifikasi Generator Setting ITEM Requirements Type Self-excited, brushless, Soundproof Frequency 0.25% for constant load Overspeed limit 2200 2300 Cylinder configuration In-line 6 Displacement 8.5 8.9 Bore/stroke 114 119 Engine speed 1400 1600 (50 Hz) Piston speed 6.6 7.0 Control system Digital control panel Capacity 160 kW (200 kVA) UNIT

rpm L mm rpm m/s

Proses refrigerasi menggunakan kompresor dengan tingkat kebisingan yang rendah. Peralatan ini juga ditempatkan pada titik terjauh dari pemukiman penduduk. Spesifikasi rekomendasi kompresor dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7.2 Rekomendasi Spesifikasi Kompressor ITEM Requirements Type Reciprocating, compact COP Value > 3.4 Engine speed 1000 - 1200 Electric motor 70 - 80 Refrigerant Ammonia Drive method Belt Refrigeration capacity 180,000 190,000 Discharge pressure > 13 Suction pressure > 1,3 UNIT rpm kW kCal/hr kg/cm2 kg/cm2

Evaporating temperature Condensing temperature Capacity

- 15 + 35 30

oC oC

Ton/24 hr

VIII. Layout dan Gambar

Gbr 8.1 lokasi pabrik es PPI Meureudu

Gbr 8.2 Denah Gedung Pabrik Es

Gbr 8.3 Tampak gedung pabrik es

You might also like