You are on page 1of 15

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah perekonmian selama ini hampir setengah abad perhatian utama masyarakat. Perekonmian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonomi dan politik dari semua negara baik negara-negara kaya maupun miskin yang menganut sistem kapitalis, sosial maupun campuran semua sangat mendapatkan dan menomor satukan pertumbuhan ekonomi (economic growth) pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenan dengan tingkat pertumbuhan genap relatifnya, dan dengan penuh harapan mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. Pengejaraan pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi setiap negara di dunia, seperti telah kita ketahui berhasil tidaknya program-program pembangunan di negara-negara di dunia. Berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi output dan pendapat nasional mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penurunan pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakikat dari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.

B. Rumusan Masalah Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dan teori-teori sistem pertumbuhan ekonomi : 1. Era Orde Lama (1945 - 1966) 2. Era Orde Baru (1966 - 1997) 3. Masa Reformasi (1998 - sekarang)

C. Tujuan 1. Memahami dan menganalisis tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dan teoriteori sitem pertumbuhan ekonomi di era Orde Lama (1945 - 1966) 2. Memahami dan menganalisis tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dan teoriteori sitem pertumbuhan ekonomi di era Orde Baru (1966 - 1997) 3. Memahami dan menganalisis tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dan teoriteori sitem pertumbuhan ekonomi di Masa Reformasi (1998 - sekarang)

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Beragam pengalaman politik dan ekonomi yang telah diperoleh Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun 1945, era orde lama, era orde baru, dan hingga era reformasi seperti sekarang. Iklim politik yang dinamis dirasakan Indonesia saat peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Walaupun cenderung mengarah ke otoriter, namun kehidupan ekonomi ketika itu mengalami perubahan kearah lebih baik. Pada era orde baru kegiatan pemerintah memang lebih banyak mengarah ke bidang ekonomi, meski terkesan monopolistic, sedangkan era orde lama dan era reformasi sekarang pemerintah lebih cenderung kebidang politik. Tetapi tetap saja urusan ekonomi menjadi perhatian pemerintah sekarang ini karena melihat terjadinya krisis ekonomi global. 4. Era Orde Lama (1945 - 1966) Ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya kabinet berganti membuat perekonomian pun kurang berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran yang drastis dari 6,9 % pada periode 19521958 menjadi hanya 1,9 % saat periode 1960-1965. Ketika itu harga-harga terus membumbung tinggi karena terjadinya defisit anggaran belanja pemerintah yang terus meningkat setiap tahunnya yang kemudian dibiayai

dengan mencetak uang baru. Hingga pada akhir kekuasaan pada tahun 1966, laju inflasi terus meningkat mencapai 650 %. 5. Era Orde Baru (1966 - 1997) Pada masa transisi ini, perekonomian Indonesia masih tidak menentu. Dari segi ekonomi saja banyak sekali masalah pelik yang diwariskan oleh orde lama kepada orde baru. Untuk menyelamatkan perekonomian ini, pemerintah menetapkan beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi dengan membagi dalam program jangka pendek dan jangka panjang. Program jangka pendek ditempuh dalam dua tahun dengan empat tahap penyelamatan. Setelah dua tahun, dilanjutkan dengan program jangka panjang yang terdiri atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang berjalan penuh hingga Pelita VI, sedangkan pelita VII sempat berjalan satu anggaran tahun saja. Pada era orde baru baru ini, terjadi krisis yang berkelanjutan dari krisis moneter, krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis sosial yang selalu diwarnai aksi demonstrasi mahasiswa. Aksi-aksi mahasiswa ini berujung turunnya Presiden Soeharto dari jabatannya yang menandai runtuhnya rezim orde baru. Selama rezim orde baru tersebut pembangunan diarahkan pada pencapaian Trilogi Pembangunan yang termasuk dalam rangkaian Pelita. Pada Pelita VI yang seharusnya direncanakan sebagai era pembangunan ekonomi tinggal landas (take off). Namun yang awalnya sektor pertanian sebagai penyumbang utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kemudian digantikan oleh sektor industri pengolahan. Langkah ini ternyata gagal,

bukannya menjadi penghasil devisa, industri pengolahan ini malahan menjadi penghambur devisa. Strategi industrialisasi import yang diterapkan pemerintah Indonesia ternyata telah gagal membawa perekonomian Indonesia tinggal landas dan mengurangi kesenjangan dengan negara-negara maju. Perekonomian

Indonesia malahan semakin terpuruk karena fundamentalnya kurang kuat memegang sektor industri. Berarti dalam kasus ini, teori Fedrich List telah terbukti, bahwa di daerah berhawa tropis hanya cocok untuk sektor ekonomi pertanian. 6. Masa Reformasi (1998 - sekarang) Krisis moneter yang belanjut dengan krisis ekonomi masih belum bisa dipisahkan pada masa reformasi ini. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998, namun belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena laju inflasi masih tinggi yaitu sekitar 10%. Hal berbeda terjadi pada tahun 1999 yang sudah mengalami pertumbuhan positif, pada tahun 1998 seluruh sektor masih mengalami pertumbuhan negatif. Sejak tahun 1999 hingga sekarang, pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menunjukan kearah yang menggembirakan. Di bawah kepemimpinan yang demokratis, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami pemulihan. Dari sini, Indonesia telah mendapatkan pengakuan di mata dunia hingga dinobatkan sebagai terbaik ketiga di dunia. Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, ke depannya menargetkan pertumbuhan ekonomi

selama 2010-2014 rata-rata sekitar 6,3 bahkan 6,9 % persen per tahun dengan pertumbuhan di tahun 2010 sebesar 7 % - 7,2 %. Namun tetap saja, semuanya dikembalikan lagi pada fluktuasi stabilitas sosial, politik, dan keamanan bangsa. Jika tidak terjadi pasang surut, maka semuanya bisa berjalan dengan lancar. Namun yang sangat membingungkan dari tahapan perkembangan ekonomi Indonesia adalah sebelum Indonesia menyelesaikan tahap Lepas Landas (take off), Indonesia langsung meloncat ke arah Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumtion) seperti sekarang ini. Munculnya banyak masyarakat yang konsumtif di daerah perkotaan tanpa peduli dengan keadaan ekonomi bangsa. Belum lagi tingkat belanja para pejabat Negara yang tinggi sekali dengan memakai uang rakyat. Tentunya hal ini tanpa melewati tahap gerakanke arah kedewasaan (the drive of maturity).

7. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana pemilik modal besar yang lebih berkesempatan daripada pengusaha kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum,yaitu: 1. Faktor Produksi, yaitu tenaga kerja harus dimanfaatkan dan seoptimal mungkin menggunakan bahan baku industri dalam negeri. 2. Faktor Investasi, yaitu mempermudah kebijakan investasi dan berpihak pada pasar.

3. Faktor perdagangan Luar Negeri dan Neraca pembayaran, harus surplus sehingga cadangan devisa bisa ditingkatkan dan nilai rupiah pun menjadi stabil. 4. Faktor Kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu harus selalu mengantisipasi nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga sehingga dapat diterima pasar. 5. Faktor Keuangan Negara, yaitu kemampuan membiayai

pengeluaran pemerintah (defisit) dengan kebijakan fiskal yang konstruktif.

B. Teori-Teori Sistem Pertumbuhan Ekonomi Pada abad-19 banyak ahli ekonomi yang menganalisis dan membahas, serta mengemukakan teori-teori tentang tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Retrich List, Brunohilder Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow. Retrich List adalah penganut paham laisser-vaire dan berpendapat bahwa sistim ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap diperlukan. Brunohilder Brand adalah pengkritik Retrich List, mereka mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau konsumsinya, tetapi lebih ditekankan pada metode distribusi yang digunakan.

Brunohilder Brand mengemukakan 3 (tiga) sistim distribusi yaitu : 1. Natural atau perekonomian barter 2. Perekonomian uang 3. Perekonomian kredit Sedangkan Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Karl Bucher mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkatan yaitu : 1. Produksi untuk kebutuhan sendiri 2. Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas 3. Perekonomian nasional, dimana peranan perdagangan tampak makin penting jadi barang-barang itu diproduksi untuk pasar. Ini merupakan gambaran revolusi di Jerman. Walt Whitman Rostow dalam bukunya : De Stages of Economic Growth mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam 5 tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari 5 tahap pertumbuhan ekonomi tersebut. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi Rostow adalah : 1. Tahap masyarakat tradisional 2. Tahap prasyarat lepas landas

3. Tahap lepas landas 4. Gerakan kearah kedewasaan 5. Masa konsumsi tinggi

1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik. 1. Masa Orde Lama (1945-1966) Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan, sebagai dampak ketidakstabilan politik dan seringnya pergantian kabinet. 2. Masa Orde Baru (1966-1997) Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah peralihan menetapkan beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut : a. Memerangi inflasi b. Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras c. Merehabilitasi prasarana perekonomian d. Meningkatkan ekspor
e. Menyediakan/menciptakan lapangan kerja

f. Mengundang kembali investor asing

10

3. Masa Reformasi (1998-sekarang) Pada masa reformasi ini perekonomian indonesia ditandai dengan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.

2. Faktor-Faktor Indonesia Adapun

Yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Ekonomi

faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

ekonom

Indonesia, secara umum adalah : 1. Faktor produksi


2. Faktor investasi

3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran 4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi 5. Faktor keuangan negara

C. Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia 1. Perubahan Struktur Ekonomi Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian

11

perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang

merupakan produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan, 2003). Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery tentang teori transportasi struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Karena

perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.

2. Struktur Perekonomian Indonesia Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), niaga

(commercial) hal ini tergantung pada sektor apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang bersangkuatan.

12

Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern. Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasawarsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai

pertengahan dasawarsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik, pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah (bottom-up).

13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan a. Pertumbuhan ekonomi di setiap negara berbeda-beda bergantung dari tingkat pendapatan perkapita suatu negara tersebut dan tergantung berapa besar pendapatan atau penghasilan dari penduduknya. Jika pendapatan negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat, tetapi sebaliknya jika pendapatan negara itu dibawah rata-rata maka

pertumbuhan ekonominya rendah. Pertumbuhan ekonomi zaman sekarang berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara dan berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. b. Teori pertumbuhan ekonomi membicarakan faktor-faktor yang

menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang teori pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan. Ekonomi dibagi atas teori yang bersifat analitis dan teori bersifat historis. Teori analitis menekankan pada teori tentang sebab akibat, terjadinya pertumbuhan ekonomi, sedang historis menekankan pada tahapan dalam pertumbuhan ekonomi.

B. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

14

kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga pada pembaca yang budiman pada umumnya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1994. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE. Djoyohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Teori Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta : LPES.

You might also like