You are on page 1of 11

PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM Pengertian sejarah secara etimologi yaitu dari bahasa arab syajara yang berarti

terjadi, atau syajarah berarti pohon atau syajarah al nasab yang berarti pohon silsilah. Dari bahasa latin dan Yunani sejarah beasal dari kata historia, yang berarti orang pandai. Menurut Zuhairini kata sejarah dari bahasa Arab disebut tarikh, secara etimologi berarti ketentuan masa dan perhitungan tahun. Yang dimaksud ilmu tarikh adalah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaankeadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi dikalangan umat. Variabel sejarah ada 3 yaitu peristiwa atau fakta, tersimpan, terjadi dimasa lampau dan adanya efek dimasa sekarang. Definisi sejarah pendidikan islam adalah kata pendidikan. Pendidikan dalam arti luas adalah bimbingan yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri, seseorang terhadap orang lain atau oleh lingkungan terhadap seseorang. Pendidikan dalam arti sempit adalah bimbingan yang dilakukan seseorang yang kemudian disebut pendidik, terhadap orang lain yang kemudian disebut peseta didik. Sejarah pendidikan islam adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia dibawah sinar bimbingan ajaran islam, yaitu yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam. OBJEK DAN METODE MEMPELAJARI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM 1. Objek Sejarah Pendidikan Islam Objek sejarah pendidkan islam adalah fakta tentang tujuan pendidikan, materi pendidikan, metode pendidikan, pendidik, peserta didik, media pendidikan, evaluasi, lembaga pendidikan dan lingkungan pendidikan sejak proses pendidikan yang diselengggarakan oleh nabi Muhammad Saw. 2. Metode Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam Metode mempelajari sejarah pendidikan islam ada 2 yaitu metode deskriptif, komparatif, analisis sintesis. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata yang ditujukan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu dan hanya mengukur apa adanya. Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta , sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode komparatif untuk mengidentifikasi atau membedakan fakta yang satu dengan fakta yang lain, berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan membedakannya antara fakta yang satu dengan fakta yang lain dan kemudian berusaha mengobservasi pengaruh atau akibatnya terhadap atau beberapa fakta selanjutnya.

Metode analisis berarti cara untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponenkomponen atau elemen-elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. KEGUNAAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM Sejarah pendidikan islam memiliki kegunaan sebagai faktor keteladanan. Dengan mempelajari sejarah pendidikan islam , umat islam dapat meneladani proses pendidikan semenjak zaman kerasulan Muhammad Saw, zaman Khulafaur Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka pendidikan islam. Kegunaan studi sejarah pendidikan islam itu adlah untuk : 1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang 2. Mengambil manfaat dari proses pendidikan islam, guna memecahkan prblematika pendidikan islam pada masa kini 3. Memilki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pemabaharuan sistem pendidikan islam PERIODISASI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM Periodisasi pendidikan islam dibagi menjadi 5 periode, yaitu: 1. Periode pembinaan pendidikan islam, yang berlangsung pada zaman nabi Muhammad Saw 2. Periode pertumbuhan pendidikan islam, yang berlangsung sejak nabi Muhammad Saw wafat sampai akhir bani Umayyah, yang diwarnai dengan berkembangnya ilmu-ilmu haliyah 3. Periode kejayaan pendidikan islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu aqliyah dan timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan islam. 4. Periode kemunduran pendidikan islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi kebudayaan islam dan berpindah pusat pengembangan kebudayaan ke dunia barat 5. Periode pembaharuan pendidikan islam, yang berlangsung sejak penduduk Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai dengan gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan islam. Apabila periodisasi sejarah pendidikan islam di Indonesia didasarkan pada periodisasi sejarah islam di Indonesia, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pendidikan islam di Indonesia pada awalnya masuknya islam ke Indonesia

2. Pendidikan islam di Indonesia pada masa pengembangan islam di Indonesia 3. Pendidikan islam di Indonesia pada masa berdirinya kerajaan-kerajaan islam 4. Pendidikan islam di Indonesia pada masa penjajahan Portugis, Belanda dan Jepang 5. Pendidikan islam di Indonesia pada masa kemerdekaan 6. Pendidikan islam di Indonesia pada masa pengembangan 7. Pendidikan islam di Indonesia pada masa reformasi

MATERI DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN DAN BANI UMAYYAH Intisari ajaran islam adalah apa yang termaktub dalam Alquran . sedangkan hadist atau sunnah Rasulullah yang merupakan penjelasan dari apa-apa yang dimaksudkan oleh Alquran. Diantara materi pelajaran yang esensi yang diajarkan oleh mereka sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi Muhammad Saw, yaitu: 1. Pendidikan tauhid atau keimanan 2. Pendidikan ibadah 3. Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang 4. Pendidikan kesehatan (jasmani) 5. Pendidikan syariah yang berhubungan dengan masyarakat Yaitu: a. Hal yang berhubungan dengan rumah tangga b. Hal yang berhubungan dengan manusia c. Hal yang berhubungan dengan hukum pidana, seperti Qishash, tazir d. Hal yang berhubungan dengan ekonomi dan pemerintahan 1. Mengajarkan Alquran Untuk memudahkan pengajaran Alquran bagi kaum muslimin yang tidak berbahasa arab, maka guru Alquran telah mengusahakan antara lain: 1) Mengembangkan cara membaca Alquran dengan baik 2) Meneliti cara pembacaan Alquran yang telah berkembang pada msa itu 3) Memberikan tanda-tanda baca dalam tulisan mushaf sehingga menjadi mudah dibaca dengan benar 4) Memberikan penjelasan tentang maksud dan pengertian yang dikandung oleh ayat-ayat Alquran yang diajarkan yang kemudian berkembang menjadi ilmu tafsir

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM, PENDIDIK DAN PSERTA DIDIK PADA MASA AL KHULAFAUR RASYIDIN DAN BANI UMAYYAH 1. Latar Historis Suatu peristiwa penting dalam sejarah pendidikan islam dimasa setelah nabi Muhammad Saw wafat adalah peristiwa pemberontakan dari orang-orang murtad yang enggan membayar zakat. Serta timbulnya nabi-nabi palsu pada awal kekhalifahan Abu bakar. Para pemberontak tersebut

adalah dari kalangan orang-orang baru masuk islam yang belum mantap keislamannya. Mereka masih perlu mendapatkan bimbingan lebih lanjut dalam melaksanakam ajaran ajaran islam 2. Pusat-pusat Pendidikan Islam Diantara pusat-pusat pendidikan yang berdiri pada masa Khulafaur Rasyidin dan Bani Umayyah: a. Masjid b. Kuttab c. Majlis d. Madrasah 1) Madrasah Mekkah Guru pertama yang mengajar di mekkah ialah Muadz bin Jabal. Ia mengajarkan Alquran serta hukum-hukum halal dan haram pada masa khlifah Abdul Malik 2) Madrasah Madinah Madrasah madinah ini lebih termashur, karena disanalah tempat khalifah Abu bakar , Umar bin Khattab dan Ustman bin Affan. Dan disana pula banyak tinggal sahabat-sahabat nabi Muhammad Sw. Diantaranya sahabat yang mengajar di madrasah madinah ini adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi thalib, Zaaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar. 3) Madrasah Basrah Sahabat yang terkenal di Basrah adalah Abu Musa Al Asy ari dan Anas bin Malik. Abu Musa terkenal sebagai ahli fiqih, hadist dan Alquran. Sedangkan Anas bin Malik termasyur dalam ilmu hadist. Diantara guru madrasah Basrah yang terkenal Hasan Al basyri dan Ibnu Sirin. Hasan Basryi terkenal sebagai seorang ahli fiqih, ahli pidato dan kisah dan ahli pikir dan ahli tasawuf. Ia dianggap sebagai perintis madzhab ahli sunnah dalam lapangan ilmu kalam 4) Madrasah Kuffah Sahabat yang tinggal di Kuffah ialah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mashud. Ali bin Abi Thalib mengurus masalah politik dan urusan pemerintahan sedangkan Abdullah bin Mashud sebagai guru agama. Ibnu Mashud adalah utusan resmi khalifah Umar untuk menjadi guru agama di kuffah 5) Madrasah Damsyik (syam) Setelah negeri syam menjadi sebagian negara islam dan penduduknya banyak memeluk agama islam, maka Umar bin Khattab mengirimkan 3 orang guru agama ke negeri itu, yaitu Muadz bin Jabal, Ubadah dan Abu Al darda. Ketiga guru itu mendirikan madrasah di syam. Mereka mengajarkan Alquran dan ilmu agama di negeri syam pada tiga tempat. Yaitu, Abu Darda di Damsyik, Muadz bin Jabal di Palestina dan Ubadah di Hinis. 6) Madrasah Fustat (mesir)

Dalam praktek pendidikan pengajaran agama pada awal masa pertumbuhan , ulama-ulama sahabat tersebar keseluruh kota-kota di negeri islam yang terus bertambah luas. Mereka adalah pendiri-pendiri madrasah pada tiap-tiap kota itu. Mereka pun mempunyai keahlian ilmiah yang berbeda-beda dan kepribadian yang berlainan. Yang termasyur diantara mereka adalah: 1. Abdullah bin Umar di Madinnah 2. Abdullah bin Masud di Kuffah 3. Abdullah bin Abbas di Mekkah 4. Abdullah bin Amr bin Al Ash di Mesir Empat orang Abdullah ini besar sekali jasanya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada murid-muridnya. Para sahabat nabi tidak menghafal semua perkataan nabi Muhammad dan tidak melihat semua perbuatannya,. Setengah dari mereka pun tidak menghafal semua hadist nabi. Akibatnya hadisthadist yang diajarkan oleh ulama di Madinah, misalnya kadang-kadangg tidak dikenal oleh ulama di Kuffah. Hadist-hadist yang telah diajarkan oleh guru-guru di mekkah, kadang-kadang tidak dikenal oleh guru di Mesir. Oleh karena itu, pelajar-pelajar tidak mencukupkan belajar pada seorang ulama di negeri tempat tinggalnya melainkan mereka melawat kekota yang lain untuk melanjutkan ilmunya. Pelajar-pelajar mesir melawat ke Madinah, pelajar madinah melawat ke kuffah, pelajar Kuffah melawat ke Syam. Melawat kian kemari dan begitulah seterusnya. Dengan demikian dunia ilmu pengetahuan tersebar keseluruh kota-kota di negeri islam. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DAN PERADABAN YANG MENGIRINGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL KHULAFAUR RASYIDIN DAN BANI UMAYYAH 1. Perkembangan Pola Ijtihad Secara umum, Rasulullah sudah memberikan pedoman dan pembelajaran tentang bagaimana cara memberikan keputusan hukum terhadap masalah-masalah baru yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini ada hadist nabi Saw yang mashur yang menjadi dasar bahwa Rasulullah telah mengajarkan cara mengambil keputusan, yaitu hadist yang berisi tentang dialog Raulullah dengan Muadz bin Jabal ketika diutus Rasulullah ke Yaman untuk menyebarkan ajaran islam dan menjadi pemimpin disana Petunjuk nabi Muhammad Saw dalam memberikan keputusan hukum tersebut adalah pertamatama hendaknya dicari ketetapan hukumnya dalam Alquran, jika tidak terdapat hendaknya dicari dalam Sunnah atau hadist, dan jika tidak pula terdapat , maka gunakanlah akal pikiran (ijtihad) untuk memberikan ketentuan hukum. a. Pola ahlu-al-hadist b. Pola ahlal-rayu 2. Perkembangan Pola Pemikiran Islam a. Pola pemikiran yang bersifat skolastik b. Pola pemikiran yang bersifat rasional c. Pola pemikiran yang bersifat bathiniyah dan intuitif 3. Penyempurnaan penulisan Alquran 4. Penulisan Hadist

5. Perkembangan ilmu dan sastra 6. Perkembangan ilmu pengetahuan TUJUAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYYAH 1. Tujuan Pendidikan Islam pada Masa Bani Abbasiyyah Pada masa Abbasiyyah tujuan pendidikan ada bermacam-macam, yaitu: a. Tujuan keagamaan dan akhlak b. Tujuan kemasyarakatan c. Cinta kepada ilmu pengetahuan serta senang dan merasa lezat memperoleh ilmu d. Tujuan kebendaan

2. Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Bani Abbasiyyah a. Kurikulum pendidkan dasar (kuttab), pelajarannya adalah: 1. Membaca Alquran dan menghafalnya 2. Pokok-pokok agama islam, seperti cara berwudhu, shalat, puasa, dsb 3. Menulis 4. Kisah atau riwayat orang-orang besar islam 5. Membaca dan menghafal syair-syair atau natsarl (prosa) 6. Berhitung 7. Pokok-pokok nahwu dan sharaf ala kadarnya b. Kurikulum pendidikan menengah, pelajarannya adalah: 1. Alquran 8. mantiq 2. Bahasa Arab dan kesusastraanya 9. Ilmu falak 3. Fiqih 10. Tarikh (sejarah) 4. Tafsir 11. Ilmu-ilmu alam 5. Hadist 12. kedokteran 6. Nahwu/sharaf/balagoh 13. musik 7. Ilmu-ilmu pasti c. Kurikulum pendidikan tinggi Rencana pelajaran pada perguruan tinggi islam, dibagi 2 jurusan, yaitu: 1. Jurusan ilmu-ilmu agama dan bahasa serta sastra arab atau disebut ilmu-ilmu naqliyah 2. Jurusan ilmu-ilmu umum, atau disebut ilmu aqliyah LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL PADA MASA BANI ABBASIYYAH Pada masa Abbasiyyah, kebudayaan islam berkembang pesat, termasuk dalam aspek pendidikan islam, bahkan pada masa ini merupakan masa kejayaan pendidikan islam. Lembaga-lembaga pendidikan islam non formal yang berkembang pada masa ini adalah: 1. Kuttab / Maktab Kuttab adalah tempat belajar menulis, sebelum datangnya islam kuttab telah ada di negeri arab, walaupun belum banyak dikenal. Diantara penduduk Mekkah yang mula-mula belajar menulis

huruf arab ialah: Sufyan ibnu Umayyah ibnu Abdu Syam dan Abu Qais ibnu Abdi Manaf ibnu Zuhroh Ibnu Kilat. 2. Pendidikan Rendah di Istana Pendidikan rendah di istana didirikan atas pemikiran khalifah dan keluarganya serta para pembesar istana bahwa pendidikan itu diselenggarakan untuk menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya kelak setelah ia dewasa. Guru yang mengajar pada pendidikan rendah diistana disebut muaddib karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan dan pengetahuan-pengetahuan orang-orang dahulu kepada anak-anak pejabat. 3. Toko-toko Kitab Pada mulanya toko-toko kitab berfungsi sebagai tempat berjual beli kitab-kitab yang telah ditulis, kemudian bertambah lagi fungsinya sebagai tempat berkumpulnya para ulama, pujangga dan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya, untuk berdiskusi, berdebat dan bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah. 4. Rumah-rumah para ulama Rumah-rumah para ulama dan para ahli ilmu pengetahuan menjadi tempat belajar dan tempat pengembangan ilmu pengetahuan, disebabkan karena ulama dan para ahli itu tidak mungkin memberikan pelajaran di masjid. Diantara rumah ulama terkenal yang menjadi tempat belajar adalah rumah Ibnu Sina, Al Ghozzali, Ali Ibnu Muhammad Al fashih, Yakub ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz billah Al fatimy, dll. 5. Majlis atau saloon kesusastraan Yang dimaksud dengan majlis atau saloon kesusastraan adalah majlis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan. Pada majlis ini tidak hanya membahas dan mendiskusikan masalah-masalah kesusastraan saja, tetapi juga membahas berbagai macam ilmu pengetahuan (majlis ilmu pengetahuan) dan berbagai kesenian (majlis kesenian) 6. Badiah Badiah adalah dusun-dusun tempat tinggal orang-orang arab (baduy) yang tetap mempertahankan kemurniian bahasa arab, bahkan sangat memperhatikan kefasihan berbahasa. Badiah merupakan sumber bahasa asli dan murni. 7. Rumah sakit Pada masa ini banyak didirikan rumah sakit untuk mewujudkan kesejahteraan umat islam. Rumah sakit ini fungsinya bukan hanya sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan,

juga diadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan dan juga merupakan tempat praktikum sekolah kedokteran. 8. Perpustakaan Pada zaman ini para ulama dan sarjana memiliki perpustakaan-perpustakaan pribadi, selain itu berkembang juga perpustakaan-perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh oleh pemerintah, contohnya Baitul Hikmah di Baghdad yang didirikan oleh khalifah Harun Al Rasyid. Merupakan salah satu perpustakaan islam yang lengkap, yang didalamnya berisi buku-buku ilmu agama islam dan bahasa arab, bahkan berbagai buku terjemahan dari bahsa yunani, persia, india, qibty dan aramy. 9. Masjid Pada masa bani abbas masjid dilengkapi berbagai macam sarana dan fasilitas untuk pendidikan. Tempat pengajian para ulama, tempat pendidikan anak, tempat berdiskusi dan munazharah berbagai ilmu pengetahuan. Masjid juga dilengkapi ruang perpustakaan. Jadi fungsi masjid disini ada 3, yaitu: 1. Tempat berkomunikasi dengan tuhan 2. Sebagai lembaga pendidikan 3. Sebagai pusat komunikasi sesama muslim LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM FORMAL PADA MASA BANI ABBASIYYAH 1. Pengertian Madrasah Madrasah merupakan isim makan dari fiil mady darasa yang mengandung arti tempat atau wahana untuk mengenyam proses pembelajaran. Dalam sejarah pendidikan islam, madrasah memegang peranan penting sebagai institusi tempat belajar umat islam selama pertumbuhan dan perkembangannya. Maksud madrasah disini adalah lembaga pendidikan tinggi yang secara luas berkembang di dunia islam pada masa klasik sebelum era universitas. 2. Latar Belakang Berdirinya Madrasah Sistem pengajaran dan pendidikan yang telah berlangsung di masjid-masjid kemudian berkembang menjadi lembaga pendidikan formal dalam bentuk sekolah-sekolah. Mengenai transformasi dari masjid ke madrasah, berkembang beberapa teori yang secara sepintas berbeda satu sama lain, diantaranya: a. George Maqdisi berpendapat bahwa perpindahan lembaga pendidikan islam dari masjid ke madrasah terjadi secara tidak langsung, tetapi melalui tahapan perantara, yaitu masjid-masjid. Bahkan dalam kajiannya lebih terfokus pada madrasah Nizhamiyah, ia mengajukan teori, bahwa asal pertumbuhan madrasah adalah hasil perkembangan dari tiap tahap, yaitu tahap masjid, tahap masjid khan dan tahap madrasah

b. Maksum memandang teori ini menarik karena mempertimbangkan lembaga, masjid khan sebelum lembaga-lembaga madrasah berkembang secara luas pada abad pertengahan (maksum, 1999:57) c. Ahmad syalabi mengemukakan bahwa perkembangan dari masjid ke madrasah terjadi secara langsung, tidak memakai lembaga perantara (ahmad syalabi,19544: 257-259) 3. Faktor-faktor Pendirian Madrasah Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah a. Khalaqoh-khalaqoh (lingkaran-lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perbedaan yang ramai yang tidak jarang mengganggu orang-orang beribadah didalam masjid b. Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum, diperlukan khalaqoh-khalaqoh yang banyak, yang tidak mungkin seluruhnya tertampung dalam masjid Disamping itu ada faktor-faktor lain yang mendorong para penguasa dan pemegang pemerintahan untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid, antara lain yaitu: 1) Pada masa turki dalam pemerintahan Bani Abbasiyyah tujuannya untuk mempertahankan kedudukan dan menarik hati kaum muslimin. 2) Para pembesar negara yang hidup dalam kemewahan, mereka mendirikan sekolah untuk mendapatkan simpati rakyat, dan juga berharap mendapatkan ampunan dan pahala dari Allah, karena mereka telah membelanjakan dan mewakafkan harta bendanya dijalan Allah. 4. Asal usul Madrasah Muhammad Abdurahman Ghanimah, Al Maqrizy dalam karyanya Ittiadz Al Hunafa bi Akhbar Al Aimmah Al Fatimiyyin Al khulafa berpendapat bahwa madrasah dalam islam tidak dikenal pada masa sahabat dan tabiin, melainkan sesuatu yang baru yaitu setelah 400 tahun sesudah hijriyah dan madrasah juga merupakan prestasi abad ke-5 H. Hal ini terbukti dengan didirikannya madrasah pertama pada abad ke-5 H (11 M) yaitu madrasah Nizhamiyahyang didirikan pada tahun 457 H oleh Nizham Al mulk. Namun banyak juga bukti yang nyata bahwa madrasah telah berdiri sejak abad ke-4 H. Ada 4 hal yang perlu diklarifikasi tentang kehadiran madrasah sebelum lahirnya madrasah Nizhamiyah, yaitu:

Abi Ishaq Al Ifriyani (wafat 418 H) adalah orang pertama yang mendirikan madrasah di naisabur (Iran) Abu Hasan Al Baihaqiyah (wafat 414 H) adalah pendiri pertama madrasah Baihaqiyah sekitar tahun 400 H lebih tua dari madrasah yang didirikan Abi Ishaq Al Ifriyani Abi Ishaq bin Ibrahim adalah pendiri madrasah mizan dahiya yang lebih dulu berkembang sekitar dua abad sebelum lahirnya madrasah Nishamiyah

Naji Maruf menyatakan bahwa di khurasan telah berkembang 165 tahun sebelum lahirnya madrasah Nizhamiyah (Armai Arief,2004: 61)

5. Eksistensi dan Pengaruh Madrasah Madrasah mempunyai pengaruh yang luas dan monumental, bahkan Al-dailami sebagaimana yang dikutip oleh maksum dari Abd AlGhani Abud mengemukakan bahwa pendidikan universitas-universitas dibarat adalah sebagai inspirasi dan pengaruh madrasah (nizhamiyah). Tradisi akademik barat, secara historis mengambil banyak keuntungan dari tradisi madrasah (maksum, 1999: 75) Secara sosial keagamaan, madrasah diterima masyarakat muslim pada waktu itu karena dilihat dari beberapa aspek, yaitu: a. Materi yang diajarkan adalah fiqih yang mereka anggap merupakan kebutuhan masyarakat dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka b. Ajaran yang diberikan dalam madrasah ialah ajaran sunni c. Pengajar dimadrasah adalah para ulama yang merupakan panutan dan pembela masyarakat dan dalam pemerintahan sebagai penasihat dan pemberi legitimasi Pada era modern, madrasah masih tetap eksis, namun demikian, eksistensinya menjadi dipertanyakan ketika kerikulumnya masih di monopoli oleh ulum al naqliyah (islamic sciences). Madrasah sering disebut sebagai lembaga tradisional, karena posisi madrasah sering disebut sebagai lembaga tradisional, karena posisi madrasah yang menaruh jarak dengan sains modern. KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM DIPENGHUJUNG MASA BANI ABBASIYYAH DAN POLA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM 1. Kemunduran Pendidikan Islam Pikiran islam menurun setelah abad ke XIII dan terus melemah sampai abad ke XVIII M, sebabsebab melemahnya pikiran islam antara lain: a. Satu sisi, Al ghozali telah berlebihan dalam memasukan filsafat islam yang bercorak sufistik kedalam alam islami timur dan sisi lain Ibnu Rusyd telah berlebihan dalam memasukan filsafat islamnya yang bersifat rasional ke dunia islam barat b. Umat islam, terutama para pemerintahnya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan c. Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar. Sehingga menimbulkan kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan didunia islam Kehancuran totalnya adalah yang dialami kota Baghdad dan granada sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan islam. Menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat

pendidikan di bagian timur dan barat dunia islam. Menyebabkan kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam, terutama dalam bidang intelektual dan material. 2. Pola Pembaharuan Pendidikan Islam Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern dibarat, pada dasarnya berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh barat adalah sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern Usaha pembaharuan dapat diklasifikasikan dalam tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan islam, ketiga pola tersebut adalah: a. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern eropa Usaha pembaharuan pendidikan islam dalam hal ini adalah dengan jalan mendirikan sekolahsekolah dengan pola sekolah barat, baik sistem maupun isi pendidikannya. Pola pembaharuan ini dipelopori oleh : 1. Sultan Mahmud II di turki Usmani pada tahun 1807-1839 M 2. Muhammad Ali Pasya di Mesir pada tahun 1805-1848 M b. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran islam Pola ini brpandangan bahwa sesungguhnya islam itu sendiri merupakan dsumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Pola pembaharuan ini dirintis oleh Muhammad bin Abd Al wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin Al Afgani dan Muhammad Abduh (akhir abad 19 M). c. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme Golongan nasionalis ini, berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat islam. Dengan memperhatikan situasi dan kondisi objektif umat islam. Bukan semata-mata mengambil unsurunsur budaya barat tetapi mengambil unsur-unsur yang berasal dari budaya warisan bangsa 3. Akibat Pembaharuan Pendidikan Islam Sebagai akibat dari usaha-usaha pembaharuan pendidikan islam yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dunia barat dalam segala aspek kehidupan. Usaha pendidikan modern berorientasi pada tiga pola pemikiran (islam murni, barat dan nasionalisme)

You might also like