You are on page 1of 48

MODUL STATISTIKA MATEMATIKA IPA UNTUK SMA/ MA KELAS XI SEMESTER GASAL Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Statistika Dasar Dosen Pengampu: Bagus Ardi Saputro, S.Pd., M.Pd.

Lailatul Farikhah NPM 11310173 2D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan modulstatistika untuk SMA. Pembagian tugas ini telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berperan aktif dalam berdiskusi dan belajar. Mudah-mudahan modul ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman semuanya. Namun, saya sadar dalam modul ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mohon maaf serta mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bagus Ardi Saputro, S.Pd M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Statistika Dasar dan tidak lupa juga, sayamengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang secara tidak langsung maupun secara langsung telah membantu menyelesaikan modul ini.

Semarang, 25 april 2012

Penulis,

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI .. PEMBAHASAN MATERI ....... LATIHAN SOAL ........................................................................................... KUNCI JAWABAN ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .

i ii iii 1 38 41 45

iii

STATISTIKA
1. PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA Statistik dan statistika merupakan dua kata yang mempunyai pengertian dan makna yang berbeda. Agar kalian memahaminya, perhatikan dengan baik urain berikut. Statistik adalah kumpulan keterangan yang berbentuk angka-angka yang disusun, diatur, dan disajikan dalam bentuk daftar, tabel, diagram, atau grafik agar lebih mudah dipahami. Sedangkan statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, analisis, penarikan kesimpulan, dan pembuatan keputusan berdasarkan data dan fakta yang sudah dianalisis.

2. POPULASI DAN SAMPEL Dalam statistika, populasi didefinisikan sebagai keseluruhan objek yang jelas dan lengkap serta memiliki ciri-ciri khusus. Karena jumlah populasi sangat besar, biasanya dalam suatu penelitian diambil sebagian kecil dari anggota populasi yang diharapkan menggambarkan populasi secara keseluruhan. Sebagian kecil dari populasi yang diambil dalam suatu penelitian ini disebut dengan sampel.

3. MACAM-MACAM DATA a. Data ditinjau dari sifatnya Berdasarkan sifatnya, data dibagi menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data kuantitatif adalah suatu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. 2. Data kualitatif adalah suatu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Misalnya, warna, jenis kelamin, atau status sosial.

b. Data ditinjau dari sumbernya Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua, yaitu data intern dan data ekstern. 1. Data intern adalah suatu data yang diperoleh langsung dari instansi yang bersangkutan dan diolah untuk kemajuan dan perkembangan instansi itu sendiri. 2. Data ekstern adalah suatu data yang diperoleh dari luar instansi dan sifatnya umum. c. Data ditinjau dari cara memperolehnya Berdasarkan cara memperolehnya, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah suatu data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan oleh badan atau instansi itu sendiri. 2. Data sekunder adalah suatu data yang dilaporkan oleh suatu badan atau instansi, sedangkan instansi tersebut tidak langsung

mengumpulkan sendiri, tetapi memperoleh dari pihak lain. Selain ditinjau dari sifat, sumber, dan cara memperolehnya, ada juga macam-macam data yang lain. Untuk lebih memahami macam-macam data yang lainnya, perhatikan dengan baik macam-macam data berikut ini. a. Data diskrit adalah data yang mempunyai jumlah yang sangat terbatas. Misalnya, data jumlah siswa SMA N 1 Jepara pada tahun 2011. b. Data kontinu adalah data yang secara teoritis mempunyai nilai pengamatan yang tidak terbatas (terus-menerus). Misalnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, waktu atau volume. c. Data statis adalah data yang mempunyai nilai tetap dan terbatas dalam setiap putaran/ periode tertentu. Misalnya, jumlah jam dalam satu hari. d. Data dinamis adalah data yang mempunyai nilai naik atau turun mengikuti situasi tertentu. Misalnya, penjualan hasil pertanian.

A. MENYAJIKAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM DAN TABEL a. Diagram Batang Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar berbentuk balok atau batang disebut diagram batang. Batang-batang ini dapat dilukiskan secara tegak atau mendatar, tetapi antara batang satu dengan yang lainnya diberi jarak sehingga letak dari tiap batang tadi terlihat terpisah. Pada diagram batang juga dilengkapi dengan skala sehingga nilai datanya dapat dibaca dari diagram tersebut. CONTOH:

7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2003 2004 2005 2006 2007

Diagram batang tegak

2003 2004 2005 2006 2007 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Diagram batang mendatar

Diagram batang diatas disebut diagram batang tunggal. Disamping itu, dikenal diagram batang yang lain, yaitu : 1. Diagram batang majemuk 2. Diagram batang bertingkat

9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Jam pelajaran di kelas X atau XII Jam pelajaran di kelas XII program IPA

Diagram batang majemuk

25 20 15 10 5 0 2004 2005 2006 2007 Buku pelajaran SMA Buku pelajaran SMP Buku pelajaran SD

Diagram batang bertingkat

b. Diagram Garis Data yang disajikan dengan grafik dalam bentuk garis lurus disebut diagram garis atau grafik garis. Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang menunjukkan perkembangan suatu data dari waktu ke waktu. Contoh : Gempa DI Yogyakarta dan Jateng yang terasa di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya tercatat seperti tabel berikut dan disajikan dalam diagram garis pada gambar berikut:

8 6 4 2 0 05.03 08.07 10.10 11.21

Pukul (WIB)

Besaran (Skala Ritcher)

05.53 08.07 10.10 11.21 Diagram Garis

5,9 5,2 4,9 4,7

c. Diagram Lingkaran Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk daerah lingkaran disebut diagram lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk menunjukkan perbandingan antar item data dengan cara membagi lingkaran dalam juring-juring lingkaran dengan sudut pusat yang sesuai dengan perbandingan tersebut. Contoh: Daftar jumlah siswa kelas XI A yang mengambil pelajaran ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.

Ekstrakurikuler Banyaknya siswa Musik Tari Batik Basket Lain-lain 9 5 6 8 12

Buatlah diagram lingkaran yang sesuai dengan data tersebut! Jawab: Jumlah seluruh siswa = 9+5+6+8+12 = 40 Perbandingan dan persentase untuk masing-masing pelajaran adalah sebagai berikut. Musik:

Jika diubah dalam ukuran derajat diperoleh sudut pusat: Musik:

Lain-lain, 30%

Musik, 22.50%

Tari, 12.50% Basket, 20% Batik, 15%

PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL

Data dapat kita sajikan dalam bentuk tabel atau daftar. Jika data yang akan kita sajikan cukup besar, maka data tersebut harus dikelompokkan, kemudian disusun dalam bentuk tabel yang disebut data distribusi frekuensi.

1. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Nilai ulangan xi 2 3 4 5 6 7 8 Banyak siswa (Frekuensi) fi 2 4 5 8 11 6 4 2. Berkelompok Seringkali data tunggal yang kita peroleh dari pengumpulan data merupakan data tunggal yang banyak. Untuk memudahkan membaca data tunggal yang banyak, maka data seperti itu disajikan kedalam daftar distribusi frekuensi data berkelompok. Tabel Distribusi Frekuensi

Berikut ini adalah berat badan siswa. Berat Badan Frekuensi (dalam kg) 9 12 13 16 17 20 21 24 25 28 (fi) 12 10 20 5 3

Beberapa istilah penting dari daftar distribusi frekuensi data berkelompok

a. Kelas Kelas adalah interval suatu data yang me kelas muat beberapa data. Tabel diatas memuat 5 kelas, yaitu kelas pertama 9 12, kelas kedua 13 16, dan seterusnya. b. Batas Kelas Pada setiap kelas, nilai terkecil disebut batas bawah kelas dan nilai terbesar disebut batas atas kelas. Sebagai contoh, pada kelas interval 9 12, 9 merupakan batas bawah dan 12 sebagai batas atas kelas. c. Tepi Kelas Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas interval yang berurutan sebagai contoh, kelas pertama 9 12 dan kelas kedua 13-16, maka tepi kelas adalah (12+13) = 12,5 yang merupakan tepi atas (ta) kelas pertama dan juga merupakan tepi bawah (tb) kelas kedua. d. Panjang Kelas Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas dan tepi bawah dari tiap kelas dalam kelas interval yang sama. Sebagai contoh data yang disajikan pada daftar distribusi frekuensi di atas, mempunyai panjang kelas 4. e. Titik Tengah Nilai titik tengah kelas adalah setengah dari jumlah batas bawah kelas dan batas atas kelas. Sebagai contoh, kelas interval 9 12 mempunyai titik tengah (9 +12) = 10,5. Selisih tiap titrik kelas yang berurutan sama dengan panjang kelas.

3. Menyusun Daftar Distribusi Frekuensi Berkelompok Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar distribusi frekuensi berkelompok adalah sebagai berikut. Langkah 1: Menentukan nilai data terbesar, xmaks, dan nilai data terkecil, xmin, kemudian ditentukan jangkauannya (J) dengan rumus J = xmaks xmin Langkah 2: Menentukan banyaknya kelas (k) dari n buah data berdasarkan aturan Sturgess, yaitu

k = 1 + 3,3 log n

Langkah 3: Menentukan panjang kelas (c) dengan rumus:

c=

Langkah 4: Menyusun daftar distribusi frekuensi dengan menetapkan kelas-kelas sehingga nilai statistik minimum termuat dalam kelas interval terendah, tetapi tidak harus sebagai batas bawah kelas. Selanjutnya menetapkan frekuensi tiap kelas yang dapat dilakukan dengan menggunakan turus. Contoh: Suatu data diperoleh dari 40 kali pengukuran (teliti sampai mm terdekat) sebagai berikut. 157 149 125 144 132 156 164 138 144 152 148 136 147 140 158 146 165 154 119 163 176 138 126 168 135 140 153 135 147 142 173 146 162 145 135 142 150 150 145 128

Jawab: n = 40 Nilai statistik minimum, xmin = 119 dan nilai statistik maksimum, xmaks = 176 1. Jangkauan (J) = xmaks xmin = 176 119 = 57 mm 2. Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 Banyak kelas dibulatkan ke atas menjadi k = 7 3. Panjang kelas = Panjang kelas dibulatkan ke atas menjadi 9 mm 4. Daftar distribusi frekuensinya sebagai berikut. Hasil Pengukuran (dalam mm) 119 127 128 136 137 145 146 154 155 163 164 172 173 181 123 132 141 150 159 168 177 III IIIII I IIIII IIIII IIIII IIIII I IIIII III II 3 6 10 11 5 3 2 Titi Tengah xi Turus Frekuensi fi 6,286.....

4. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Dengan berbekal tabel distribusi frekuensi berkelompok kita dapat menyusun tabel distribusi frekuensi kumulatif. Ada dua macam tabel distribusi frekuensi kumulatif yang dikenal, yaitu: Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari

Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) didefinisikan sebagai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari atau

10

sama dengan nilai tepi atas pada tiap-tiap kelas. Frekuensi kumulatif kurang dari dilambangkan dengan .

Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) didefinisikan sebagai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada tiap-tiap kelasnya. Frekuensi kumulatif lebih dari dilambangkan dengan .

Berikut adalah contoh tabel distribusi kumulatif kurang dari (

Hasil Pengukuran Frekuensi (dalam mm) 127,5 136,5 145,5 154,5 163,5 172,5 181,5 kumulatif fk 3 9 19 30 35 38 40

Berikut adalah contoh tabel distribusi kumulatif lebih dari (

Hasil Pengukuran Frekuensi (dalam mm) 118,5 127,5 136,5 145,5 154,5 163,5 172,5 kumulatif fk 40 37 31 21 10 5 2

11

Selain frekuensi kumulatif mutlak seperti diatas, seringkali kita perlu menghitung nilai frekuensi kumulatif relatif dari suatu nilai amatan yang kurang dari atau lebih dari suatu batas nilai tertentu. Frekuensi kumulatif relatif biasanya dinyatakan dengan persen (%), ditentukan dengan aturan:

Sebagai contoh: Frekuensi kumulatif relatif lebih dari 136,5 adalah

B. HISTOGRAM, POLIGON, DAN OGIVE Sebelumnya kita telah mempelajari cara menyajikan data ke dalam daftar distribusi data berkelompok. Kali ini anda akan mempelajari cara menyajikan data berkelompok ke dalam histogram, poligon, dan ogive. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian materi berikut Definisi Histogram adalah bentuk diagram batang yang menyajikan daftar distribusi berkelompok.

Langkah-langkah untuk membuat histogram suatu data berkelompok adalah sebagai berikut. 1. Menggambar sumbu horizontal (untuk nilai) dan sumbu vertikal (untuk frekuensi). 2. Menggambar persegi panjang untuk setiap interval. Alas persegi panjang menunjukkan panjang kelas (c), yaitu dari tepi bawah kelas sampai tepi atas kelas, sedangkan tinggi persegi panjang menunjukkan frekuensinya. 3. Di atas tiap persegi panjang dapat ditulis frekuensi masing-masing agar histogram mudah di baca.

12

Jika titik-titik tengah dari sisi atas tiap persegi panjang yang berdekatan pada histogram dihubungkan maka akan diperoleh grafik garis yang di sebut dengan poligon distribusi frekuensi.

CONTOH Gambarlah histogram dan poligon frekuensi dari data berikut:


Kelas Interval 45 51 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 Jumlah Frekuensi Tepi bawah 1 44,5 2 51,5 17 58,5 3 65,5 10 72,5 7 79,5 40 Tepi atas 51,5 58,5 66,5 72,5 79,5 86,5

Jawab:

Histogram

13

Poligon Definisi Poligon distribusi frekuensi kumulatif atau ogive adalah bentuk kurva dari daftar distribusi frekuensi kumulatif.

Ogive terdiri dari ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari). Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titiktitik dengan tepi atas sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Sementara itu, ogive negatif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi bawah sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Perhatikan contoh berikut!
Hasil Ulangan Frekuensi 65 67 68 70 71 73 74 76 77 79 80 82 Jumlah Frekuensi Kumulatif Kurang Dari 2 7 20 34 38 40 Frekuensi Kumulatif Lebih Dari 40 38 33 20 6 2

2 5 13 14 4 2 40

14

C. UKURAN PEMUSATAN DATA Rataan, median, dan modus, memberikan gambaran pemusatan nilainilai dari suatu kumpulan data yang telah diamati. Oleh karena itu, rataan, median, dan modus disebut sebagai ukuran pemusatan data atau ukuran tendensi sentral. 1. Menentukan Rataan a. Data Tunggal Rataan (mean) dari suatu data adalah perbandingan jumlah semua nilai datum dengan banyak datum. Dengan demikian,

Secara umum: Jika suatu data terdiri atas nilai-nilai data itu ditentukan dengan rumus berikut. , maka rataan dari

15

Keterangan : (dibaca: x bar) n xi Notasi CONTOH Hitunglah rataan dari data 4, 5, 6, 7, 8, 10, 10, 10. Jawab: Jumlah datum dari data yang diamati adalah : rataan dari suatu data : banyak datum yang diamati, disebut ukuran data : nilai datum yang ke- i

(dibaca: sigma) menyatakan penjumlahan suku-suku.

Banyak nilai datum dari data yang diamati adalah n = 8 Rataan (

Jadi, rataan dari data itu adalah b. Data Kelompok Rataan data kelompok dapat ditentukan dengan rumus:

Dengan fi menyatakan frekuensi untuk nilai datum xi menyatakan ukuran data

16

Untuk data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berkelompok, maka xi menyatakan titik tengah kelas ke-i dan r menyatakan banyak kelas. CONTOH Tentukan rataan dari data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berkelompok pada tabel berikut Hasil pengukuran Titik tengah (dalam mm) 119 127 128 136 137 145 146 154 155 163 164 172 173 181 123 132 141 150 159 168 177 3 6 10 11 5 3 2 369 792 1410 1650 795 504 354 Frekuensi fi . xi

Jawab: Berdasarkan Tabel tersebut diperoleh Jadi, rataan dari data itu adalah:

2. Menentukan Median

Definisi Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.

17

Data tunggal: Jika nilai-nilai dalam suatu data telah diurutkan, maka median dari data itu dapat ditentukan sebagai berikut. Jika ukuran data n ganjil, maka mediannya adalah nilai datum yang di tengah atau nilai datum yang ke Ditulis: Median = Jika ukuran data n genap, maka mediannya adalah rataan dari dua nilai datum yang di tengah atau rataan dari nilai datum ke dan nilai datum ke ( Ditulis: Median = ( CONTOH Tentukan median dari data berikut ini. 12, 11, 7, 8, 6, 13, 9, 10 ) ).

Jawab: Nilai-nilai data tersebut belum terurut. Oleh karena itu, terlebih dahulu diurutkan sebagai berikut: 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13. Ukuran data itu n = 8 (genap). Median ( ) ( (

Jadi, median dari data tersebut adalah 9,5. Perhatikan bagan dibawah ini:

x1

x 2 x3 X2

x4

x5

x6

x7

x8

Median = 9,5

18

Data kelompok Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, median dihitung dengan rumus sebagai berikut. ( Keterangan tb : tepi bawah kelas median n : banyaknya data fk : frekuensi kumulatif sebelum kelas median f : frekuensi kelas median c : panjang kelas CONTOH Tentukan median dari data tabel berikut. )

Skor 40 49 50 59 60 69 70 79 80 89 90 99

Frekuensi (fi) 1 4 8 14 10 3

Frekuensi Kumulatif (fk) 1 5 13 27 37 40

Jawab: Panjang kelas c = 10; sehingga tb = 69,5. Menggunakan rumus, nilai median dapat ditentukan sebagai berikut. ( ) Kelas Me adalah 70 79,

19

Jadi nilai mediannya adalah Me = 74,5

3. Menentukan Modus Data Tunggal Selain rataan dan median dikenal pula ukuran pemusatan data yang lain, yaitu modus. Modus dari suatu data yang disajikan dalam bentuk statistik jari cajaran

ditentukan sebagai nilai datum yang paling sering muncul atau nilai datum yang mempunyai frekuensi terbesar. Suatu data dapat saja memiliki lebih dari satu modus atau kadangkadang tidak memiliki modus sama sekali. Hal ini terlihat pada contoh berikut. CONTOH a) Suatu data 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7 mempunyai modus 6. Sebab nilai datum 6 paling sering muncul, yaitu sebanyak 3 kali. b) Suatu data 4, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 10 mempunyai modus 7 dan 8. Sebab nilai datum 7 dan 8 secara bersamaan paling sering muncul, yaitu sebanyak 2 kali. c) Suatu data 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13 tidak mempunyai modus. Sebab data ini tidak mempunyai nilai datum yang paling sering muncul Dari contoh diatas tampak bahwa: (i) Ada suatu data yang hanya mempunyai satu modus disebut unimodus, mempunyai dua modus disebut bimodus, dan ada pula yang mempunyai lebih dari dua modus disebut multimodus. (ii) Ada suatu data yang sama sekali tidak mempunyai modus.

20

Dengan demikian, nilai modus kurang dapat dipercaya sebagai ukuran pemusatan data bagi data yang berukuran kecil/ modus hanya berguna sebagai ukuran pemusatan data untuk data yang mempunyai ukuran besar.

Data Kelompok Nilai modus untuk data yang disajikan dalam daftar distribusi frekuensi berkelompok tidak dapat tepat, tetapi hanya merupakan nilai pendekatan. Cara yang dapat kita gunakan untuk menentukan modus dari data distribusi frekuensi berkelompok adalah dengan

menggunakan rumus. ( Keterangan tb : tepi bawah kelas modus d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya c : panjang kelas )

CONTOH Tentukan modus dari data pada tabel berikut. Skor 40 49 50 59 60 69 70 79 80 89 90 99 Banyak Siswa 1 4 8 14 10 3

Jawab: Tepi bawah = tb = 69,5

21

Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, d1 = 14 8 = 6 Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya, d2 = 14 10 =4 ( ) ( )

Jadi, nilai modusnya adalah Mo = 75,5 D. UKURAN LETAK DATA Ada dua macam ukuran letak data yang akan dibahas di sini, yaitu kuartil dan desil. 1. Menentukan Kuartil Data Tunggal Untuk statistik jajaran dengan ukuran data n> 4, dapat ditentukan 3 buah nilai yang membagi statistik jajaran itu menjadi 4 bagian yang sama. Ketiga nilai ini disebut kuartil, yaitu: Kuartil pertama (Q1) mempartisi data menjadi bagian dan bagian. Kuartil kedua (Q2) mempartisi data menjadi 2/4 bagian. Dari sini tampak bahwa Q2 tidak lain adalah median. Kuartil ketiga (Q3) mempartisi data menjadi bagian dan bagian. Langkah-langkah untuk mencari kuartil adalah: Langkah 1 Pertama-tama tentukan median atau kuartil kedua Q2 dengan memakai cara seperti kita mencari nilai median. Langkah 2 Kuartil pertama Q1 ditentukan sebagai median semua nilai datum yang kurang dari Q2. Kuartil ketiga Q3 ditentukan sebagai median semua nilai datum yang lebih dari Q2.

22

CONTOH Tentukan kuartil pertama Q1, kuartil kedua Q2, dan kuartil ketiga Q3 untuk data berikut. 1, 3, 6, 9, 14, 18, 21 Jawab: Nilai-nilai dalam data sudah berurutan

Q1Q2Q3 Ukuran data n = 7(ganjil), sehingga kuartil kedua Kuartil pertama Kuartil ketiga Jadi,

Statistik Lima-Serangkai Statistik ekstrim (statistik minimum xmin dan statistik maksimum xmaks) dan kuartil-kuartil (kuartil pertama Q1, kuartil kedua Q2, dan kuartil Q3) adalah lima buah nilai statistik yang dapat ditentukan dari statistik jajaran suatu data. Kelima buah nilai statistik ini disebut sebagai statistik limaserangkai. Statistik lima-serangkai biasanya ditampilkan dalam bentuk bagan seperti berikut. Q2 Q1 xmin Q3 xmaks

Bagan tersebut memperlihatkan bahwa statistik lima-serangkai mencerminkan letak sekaligus pemusatan dari suatu data. CONTOH

23

Hasil pengukuran berat (dalam kg) dari 14 bola logam dengan diameter sama adalah: 7,0 5,6 6,1 7,2 6,9 6,7 5,4 6,0 6,5 5,7 6,2 6,3 5,9 6,6 Tentukan statistik lima-serangkainya. Jawab: (i) Statistik jajaran untuk data itu adalah sebagai berikut: 5,4 5,6 5,7 5,9 6,0 6,1 6,2 6,3 6,5 6,6 6,7 6,9 7,0 7,2 Statistik minimumnya adalah xmin = x1 = 5,4 Statistik maksimumnya adalah xmaks = x14 = 7,2 (ii) Kuartil pertama Q1, kuartil kedua Q2, dan kuartil ketiga Q3 ditentukan sebagai berikut. 5,4 5,6 5,7 5,9 6,0 6,1 6,2 . 6,3 6,5 6,6 6,7 6,9 7,0 7,2

Q1= 5,9

Q2= 6,25

Q3 = 6,7

Q2= 6,25 Q1 = 5,9 xmin = 5,4 Q3 = 6,7 xmaks = 7,2

Jadi, statistik lima-serangkainya adalah xmin = 5,4; xmaks = 7,2; Q1 = 5,9; Q2 = 6,25; Q3 =6,7. Statistika lima-serangkai disajikan seperti bagan diatas.

Data Kelompok Nilai Q1, Q2 atau median, dan ditentukan denganrumus berikut ini. ( ( ) Q3 dari data berkelompok dapat

Dengan L1 = tepi bawah kelas yang memuat kuartil pertama Q1

24

= jumlah frekuensi sebelum kuartil pertama Q1

f1 = frekuensi kelas yang memuat kuartil pertama Q1 (

DenganL2 = tepi bawah kelas yang memuat median atau kuartil kedua Q2 ( = julah frekuensi sebelum median atau kuartil kedua Q2

= frekuensi kelas yang memuat median atau kuartil kedua Q2 (

Dengan L3 = tepi bawah kelas yang memuat kuartil ketiga Q3 ( = jumlah frekuensi sebelum kuartil ketiga Q3

= frekuensi kelas yang memuat kuartil ketiga Q3

CONTOH Tentukan nilai kuartil pertama Q1, median atau kuartil kedua Q2, dan kuartil ketiga Q3 untuk data berkelompok tentang hasil pengukuran (dalam mm) pada tabel berikut ini. Hasil Pengukuran (dalam mm) 119 127 128 136 137 145 Titik Tengah xi 123 132 141 lll lllll l lllll lllll Turus Frekuensi fi 3 6 10

25

146 154 155 163 164 172 173 181

150 159 168 177

lllll llll lllll ll lll ll

9 7 3 2

Jawab: a) ( (

( b) (

) (

( c) (

) (

2. Menentukan Desil Data Tunggal Untuk statistik jajaran dengan ukuran data n > 10, dapat ditentukan 9 buah nilai yang membagi statistik jajaran itu menjadi 10 bagian yang sama. Kesembilan buah nilai itu disebut desil, yaitu: Desil pertama (D1), mempartisi data menjadi 1/10 bagian dan 9/10 bagian.

26

Desil kedua (D2), mempartisi data menjadi 2/10 bagian dan 8/10 bagian. ....., demikian seterusnya

Jika suatu data telah dinyatakan dalam bentuk statistik jajaran, maka desil ke-i ditetapkan terletak pada nilai urutan yang ke ( Dengan i = 1, 2, 3, ... , 7,8,9 dan n adalah ukuran data. Jika nilai urutan yang diperoleh bukan bilangan asli, maka untuk menghitung desil diperlukan pendekatan interpolasi linear. Jika desil terletak pada nilai urutan antara k dan k+1 dan d adalah bagian desimal dari nilai urutan tersebut maka nilai desilnya adalah: ( Untuk lebih jelasnya, simaklah contoh berikut. CONTOH Diketahui suatu data 2,9 3,5 5,1 5,7 2,1 4,0 4,7 2,5 2,4 5,3 4,8 4,3 2,7 3,4 3,7 Tentukan desil pertama D1 dan desil kelima D3 Pertama-tama, data itu disajikan dalam bentuk statistik jajaran sebagai berikut. 2,1 2,4 2,5 2,7 2,9 3,4 3,5 3,7 4,0 4,3 4,7 4,8 5,1 5,3 5,7

Perhatikan bahwa ukuran data n = 15 Desil pertama D1 terletak pada nilai urutan yang ke
(

=1,6

Oleh karena nilai urutan bukan bilangan asli, maka D1 ditentukan dengan interpolasi linear. Perhatikan nilai urutan yang besarnya 1,6. Nilai ini terletak antara 1 dan 2 sehingga k = 1 dan k + 1 = 2. Bagian desimalnya d = 0,6 (

27

( Jadi, desil pertama D1 = 2,28

(
(

Desil kelima D5 terletak pada nilai urutan ke

Oleh karena nilai urutan untuk D5 adalah 8 merupakan bilangan asli, makaD5 tidak perlu interpolasi.

Jadi, desil kelima D5 = 3,7 Data Kelompok Desil dari suatu data yang telah dikelompokkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini. ( Keterangan i = 1,2,3,.... , 9 Di = desil ke-i Li = tepi bawah kelas yang memuat desil ke-i ( = jumlah frekuensi sebelum desil ke-i frekuensi kelas yang memuat desil ke-i panjang kelas ukuran data CONTOH Data tinggi badan dari 100 orang siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi pada tabel 1 dan tabel distribusi frekuensi kumulatif disajikan pada tabel 2. Carilah nilai desil keempat D4 Tabel 1 Tinggi badan (dalam cm) 150 154 Frekuensi f 6 ( )

28

155 159 160 164 165 169 170 - 174

19 40 27 8

Tabel 2 Tinggi badan (dalam cm) 154,5 159,5 164,5 169,5 174,5 Frekuensi kumulatif fk 6 25 65 92 100

Jawab: ( ( 3. Persentil Adalah nilai batas dari sekumpulan data yang dibagi menjadi seratus bagian yang sama dan data telah diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. ( a. Persentil Data Tunggal ( ) ( )

29

b. Persentil Data Berkelompok

* Dengan:

persentil ke-i jumlah frekuensi sebelum persentil ke-i frekuensi kelas interval ke-i panjang interval jumlah seluruh data

Contoh:

Nilai 4 5 6 7 8 9 Jumlah

Frekuensi 10 15 20 30 10 5 90

Frekuensi Kumulatif 10 25 45 75 85 90

1. Berdasarkan tabel tersebut, tentukanlah

Jawab: ( Letak data ke-22,75 adalah data yang terletak pada frekuensi kumulatif 25 sehingga nilai ( adalah 5.

Letak data ke-45,5 adalah data yang terletak pada frekuensi kumulatif 45 ditambah 0,5 diantara nilai 6 atau 7.

30

Jadi, nilai

. !

2. Berdasarkan tabel di atas, tentukanlah


Interval Kelas 120 128 129 137 138 146 147 155 156 164 165 173 174 182 Jumlah Frekuensi (f) 3 5 10 13 4 2 3 40 Frekuensi Kumulatif 3 8 18 31 35 38 40

Pembahasan: Maka didapatkan, P20 terletak pada kelas L20 = 128,5; F20 = 3; f20 = 5; C = 9.

Kelas P80 = 156 164; L80 = 155,5; F80 = 31; f80 = 4; C = 9

31

E. UKURAN PENYEBARAN DATA Ukuran penyeberan atau ukuran dispersi menunjukkan seberapa besar nilai-nilai dalam suatu kumpulan data memiliki nilai yang berbeda. Beberapa ukuran apenyebaran data yang akan dibahas disini adalah rentang atau jangkauan, rentang atau jangkauan antar kuartil, simpangan kuartil, langkah, pagar-dalam, pagar-luar serta ragam, dan simpanganbaku. 1. Rentang, Rentang Antarkuartil, Simpangan Kuartil, Langkah, Pagar-Dalam, dan Pagar-Luar a. Menentukan Rentang atau Jangkauan Rentang atau jangkauan (range) merupakan ukuran penyebaran data yang sederhana. Rentang dari suatu data didefinisikan sebagai selisih antara datum terbesar (statistik maksimum) dengan datum terkecil (statistik minimum). Jika rentang itu dilambangkan dengan R, maka R ditentukan oleh:

b. Menentukan Rentang Antarkuartil Rentang antarkuartil atau jangkauan antarkuartil didefinisikan sebagai selisih antar kuartil ketiga Q3, dengan kuartil pertama Q1. Rentang antarkuartil disebut hamparan (dilambangkan dengan H), maka H ditentukan oleh:

c. Menetukan Simpangan Kuartil Simpangan kuartil dari suatu data didefinisikan sebagai setengah kali panjang hamparan. Oleh karena itu, simpangan kuartil disebut juga rentang semi antarkuartil. Jika simpangan kuartil dilambangkan dengan Qd, maka Qd ditentukan oleh: (

32

d. Menentukan Langkah Satu langkah didefinisikan sama dengan satu-setengah kali panjang satu hamparan. Langkah dilambangkan dengan L, maka L ditentukan oleh:

e. Menentukan Pagar-dalam dan Pagar-luar Pagar dalam didefinisikan sebagai sebuah nilai yang letaknya satu langkah di bawah kuartil pertama Q1 dan pagar-luar didefinisikan sebagai sebuah nilai yang letaknya satu langkah di atas kuartil ketiga Q3. Dengan demekian, pagar-dalam dan pagar-luar dari suatu data ditentukan oleh:

Pagar dalam dan pagar luar tersebut digunakan sebagai batas penentu normal atau tidaknya nilai data. Normal atau tidaknya nilai data itu ditetapkan sebagai berikut. Untuk setiap nilai data x1 antara batas-batas pagar dalam dan pagarluar ( disebut data normal. Data disebut

normal, jika nilai data yang satu dengan nilai data yang lain tidak jauh berbeda. Untuk setiap nilai data x1 yang kurang dari pagar-dalam ( atau lebih dari pagar-luar ( merupakan data tak

normal. Data yang tak normal ini disebut juga pencilan. Jadi, jelas bahwa data pencilan adalah data yang tidak konsisten dalam kelompoknya.

33

Ada beberapa kemungkinan penyebab munculnya data pencilan dalam suatu data, antara lain adalah sebagai berikut. Terjadinya kesalahan ketika mencatat nilai data. Terjadinya kesalahan ketika melakukan pengukuran, kesalahan ketika membaca alat ukur, atau kesalahan ketika menggunakan alat ukur. Bukan salah catat dan bukan salah ukur, tetapi data itu memang diperoleh dari objek yang aneh (anomali) atau menyimpang. Data demikian disebut data yang berbeda asal. Nilai-nilai statistik rentang, rentang antar kuartil, simpangan kuartil, langkah, pagar-dalam, serta pagar-luar lebih mudah ditentukan apabila suatu data telah disajikan dengan menggunakan statistik lima-serangkai dalam bentuk bagan. CONTOH Untuk data pada contoh statistik lima-serangkai materi sebelumnya. a) Tentukan rentangnya b) Tentukan rentang antar kuartilnya. c) Tentukan rentang semi-antarkuartil atau simpangan kuartilnya. d) Tentukan langkah, pagar-dalam, dan pagar-luarnya. e) Apabila seseorang mengukur berat bola logam pada contoh limaserangkai sebelumnya dan ia melaporkan bahwa berat bola logam itu 3,5 kg dan 8,1 kg. Apakah kedua nilai datum ini konsisten dalam data yang diperoleh terdahulu? Jawab; Statistik lima-serangkai dari data pada contoh sebelumnya disajikan dalam bentuk bagan pada gambar di bawah ini..

Q2= 6,25 Q1 = 5,9 xmin = 5,4 Q3 = 6,7 xmaks = 7,2

Berdasarkan statistik lima-serangkai tersebut, diperoleh:


34

a) Rentang b) Rentang antarkuartil atau hamparan c) Rentang ( d) Langkah Pagar-dalam = Pagar-luar = e) Oleh karena 3,5 < pagar-dalam dan 8,1 > pagar-luar, maka kedua nilai datum ini tidak konsisten dengan data yang diperoleh terdahulu. Dengan perkataan lain, kedua datum ini merupakan pencilan bagi data terdahulu. 2. Ragam dan Simpangan Baku Data Tunggal Ukuran penyebaran data yang ada hubungannya dengan nilai rataan dari suatu data adalah ragam dan simpangan baku Misalkan adalah rataan dari data Ragam atau variansi data itu ditentukan oleh: ( , maka ( semi-antarkuartil atau simpangan kuartil

Simpangan baku atau deviasi standar data itu ditentukan oleh: (

Dengan n = ukuran data, xi = nilai datum yang ke-i, dan = nilai rataan. CONTOH Tentukan ragam S2 dan simpangan baku S untuk data: 10, 44, 56, 62, 65, 72, 76

35

Jawab: 10 44 56 62 65 72 76, ukuran data n = 7 Nilai rataan: ( Jumlah kuadrat setiap simpangannya: (

( (

( ( ( ( ( ( ( ( ( (

( (

Simpangan bakunya: (teliti sampai dua tempat desimal)

Data Kelompok Ragam dari suatu data yang disajikan dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi dapat ditentukan dengan rumus:

36

Sedangkan simpangan bakunya ditentukan oleh:

Untuk data yang dikelompokkan dalam kelas-kelas, fi menyatakan frekuensi kelas ke-i, Untuk data yang dikelompokkan dalam kelas-kelas, xi menyatakan titik tengah kelas ke-i

37

BAB II LATIHAN SOAL Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat untuk setiap soal! 1. Dari jumlah lulusan suatu SMA yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri tahun 1996 2003 disajikan dalam diagram di samping. Menurut diagram garis di samping, prestasi yang paling buruk terjadi pada tahun .

a. 1996 1997 b. 1998 1999 c. 1999 2000 d. 2000 2001 e. 2002 2003

2. Diagram

lingkaran

di

bawah

menyajikan

jenis

ekstrakuri-

kuler di suatu SMK yang diikuti oleh 500 orang siswa . Banyak siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paskibra adalah.. a. 200 siswa b. 250 siswa c. 300 siswa d. 350 siswa e. 375 siswa

3. Diketahui data sebagai berikut. Nilai 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 Frekuensi 2 8 15 10 Rataan hitung dari data tersebut adalah .

a. b. c. d. e.

52,5 55,5 55,8 60,3 60,5


38

60 - 64 5 65 - 69 10 4. Diketahui tabel distribusi frekuensi berikut. Nilai 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 Frekuensi 4 6 20 45 18 14 Median dari data pada tabel adalah . a. b. c. d. e. 70,5 67,5 65,7 65 60,5

5. Perhatikan tabel di bawah ini! Data 21- 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 Frekuensi (f) 2 8 9 6 3 2 30

Modus dari data tersebut adalah. a. b. c. d. e. 31,75 32,75 31,70 32,70 32,25

6. Perhatikan tabel berikut ini! Nilai 115 - 117 118 - 120 121 - 123 124 - 126 127 - 129 130 - 132 133 - 135 Frekuensi 3 5 10 12 15 10 5 Desil ke-6 dari data yang terdapat pada tabel di samping adalah .. a. b. c. d. e. 129,5 129,2 128,8 128,2 127,7

7. Perhatikan tabel berikut! Nilai 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 Frekuensi 2 4 25 47 17 5

Simpangan kuartil dari data yang terdapat pada tabel tersebut adalah . a. b. c. d. e. 5,9 6,2 7,8 11,8 15,6

39

Perhatikan data nilai ujian matematika 80 siswa (soal no 7, 8 dan 9)


Nilai Ujian 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100 Frekuensi 1 2 5 15 25 20 12

8. Simpangan rata-rata untuk tabel frekuensi di atas adalah . a. 10,095 b. 10,195 c. 10,085 d. 10,185 e. 10,175 9. Ragam dari data tersebut adalah . a. 168,9 b. 168,8 c. 168,7 d. 168,6 e. 168,5 10. Simpangan baku dari tabel distribusi frekuensi tersebut adalah . a. 12,99 b. 12,89 c. 18,89 d. 18,99 e. 12,90

40

Kunci Jawaban Latihan Soal 1. Berdasarkan diagram garis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 1998-1999 terjadi penurunan prestasi yang paling buruk dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maupun tahun sesudahnya. Jawabannya adalah B 2. Yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paskibra = 100 % 30 % = 70 %. Sehingga banyaknya siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

Paskibra = 70% x 500 siswa = 350 siswa. Jawabannya adalah D 3. Mean


Nilai 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 Jumlah

f 2 8 15 10 5 10 50

xi 42 47 52 57 62 67

f.xi 84 376 780 570 310 670 2790

Jadi, =

= 55,8

Jawabannya adalah C

4. Me =
Nilai 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 Frekuensi 4 6 20 45 18 14 Median Kelas interval yang memuat median adalah 61 70. Tepi bawah kelas L = 60,5; Fk = 30; f = 45; p = 10

Jawabannya adalah C
41

5. Mo =
Data 21- 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 Frekuensi (f) 2 8 9 6 3 2 30

Jawabannya adalah A 6.
Nilai 115 - 117 118 - 120 121 - 123 124 - 126 127 - 129 130 - 132 133 - 135 Frekuensi (f) 3 5 10 12 15 10 5 Letak D2 terletak pada kelas interval 127 129

Jawabannya adalah E
7. Simpangan kuartil

Nilai 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80

Frekuensi (f) 2 4 25 47 17 5

Letak Q1 terletak pada kelas interval 41 50.

42

Letak Letak Q3 pada kelas interval 51 60.

Jadi,

Jawabannya adalah A 8. Simpangan Rata-Rata, SR =


| |

Interval Kelas
31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

(f)
1 2 5 15 25 20 12

xi
35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5

| 35,5 91,0 277,5 982,5 1887,5 1710,0 1146,0 6130,0

|
41,1 31,1 21,1 11,1 1,1 8,9 18,9

|
41,1 62,2 105,5 166,5 27,5 178 226,8 807,6

Jumlah

80

Mean = Jadi, SR

= 76,625 10,095

Jawabannya adalah A 9. Ragam S2


(

43

Nilai Ujian 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100 Jumlah

Frekuensi (f) 1 2 5 15 25 20 12 80

35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 -41,1 -31,1 -21,1 -11,1 1,1 8,9 18,9

1689,21 967,21 445,21 123,21 1,21 79,21 357,21

1.689,21 1.834,42 2.226,05 1848,15 30,25 1.582,20 4.286,52 13.498,80

Jawabannya adalah C 10. Simpangan baku S = Jawabannya adalah A

= 12,99

44

DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Puji Hastuti.2007.Matematika IPA untuk SMA/MA Kelas XI Semester Gasal. Klaten: Viva Pakarindo. Suprijanto, Sigit.dkk.2009.Mathematics: for Senior High School Year XI Science Program.Jakarta: Yudhistira. Wirodikromo, Sartono.2007.Matematika: untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Alam.Jakarta:Erlangga.

45

You might also like