Professional Documents
Culture Documents
noegcahyo@gmail.com
merupakan kantong berlapis dua, kedua lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan permukaannya. Jumlah cairan yang ada normal sekitar 20 ml. Pada dasar jantung (tempat pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf memasuki jantung) kedua lapisan terus berlanjut. Terdapat lapisan lemak di antara myocardium dan lapisan pericardium di atasnya. Arteria Coronaria Kedua arteria coronaria, kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masing masing pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan cabang ke dalam untuk myocardium. Arteri ini menyuplai masing masing sisi jantung tetapi memiliki variasi individual dan pada beberapa orang, arteria coronaria dextra menyuplai sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relatif sedikit anastomosis antara arteria dextra dan sinistra. Siklus Jantung Siklus jantung adalah urutan kejadian dalam satu denyut jantung. Siklus ini terjadi dalam dua fase yaitu : ? Diastole Diastole adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi. Pada awalnya : 1. Darah vena memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan inferior. 2. Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena pulmonalis. 3. Kedua katup atrioventikular (tricuspidalis dan mitralis) tertutup dan darah dicegah untuk memasuki atrium ke dalam ventrikel. 4. Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinnya darah dari arteria pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri. 5. Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium, tekanan di dalamnya meningkat dan ketika tekanan di dalamnya lebih besar dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel. ? Sistole Sistole adalah periode kontraksi otot, berlangsung selama 0,3 detik. 1. Dirangsang oleh nodus sino-atrial, dinding atrium berkontraksi, memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel. 2. Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian mulai berkontraksi. 3. Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katup AV menutup, chordae tendinea mencegah katup terdorong ke dalam atrium. 4. Ventrikel teruss berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka akibat peningkatan tekanan ini. 5. Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta. 6. Kontraksi otot kemudian berhenti dan dengan dimulainya relaksasi otot, siklus baru dimulai. Setiap kontraksi diikuti periode refrakter absolut yang singkat saat tidak ada stimulus yang dapat menghasilkan kontraksi, dan diikuti periode refrakter relatif yang singkat saat kontraksi membutuhkan stimulus yang kuat. Denyut Jantung Nodus sino-atrial (nodua SA atau pacemaker jantung) adalah daerah kecil serat otot dan sel saraf yang terletak pada dinding jantung di dekat tempat masuk vena cava superior. Pada awalnya sistole, gelombang kontraksi mulai pada nodus ini dan menyebar melalui dinding kedua atrium, merangsang atrium untuk berkontraksi, kontraksi atrium ini tidak menyebar ke ventrikel karena tidak dapat melalui cincin jaringan ikat yang memisahkan atrium dari ventrikel, mencapai dan merangsang nodus atrioventrikularis. Nodus atrioventrikularis (nodus AV) adalah daerah kecil jaringan khusus di dalam dinding di antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Berkas atrioventrikularis (berkas His) adalah pita otot dan serat saraf yang berjalan pada septum di antara kedua ventrikel, mencapai apeks jantung dan di bagi menjadi dua cabang utama, satu untuk tiap ventrikel yang terbagi menjadi beberapa cabang kecil di dalam dinding ventrikel. Gelombang kontraksi menyebar dari nodus AV ke bawah ke berkas AV dan set off kontraksi kedua ventrikel secara simultan. Gelombang kontraksi yang dimulai pada nodus SA menyebabkan atrium berkontraksi tepat sebelum ventrikel karena gelombang segera mencapai atrium dan
noegcahyo@gmail.com
gelombang yang menuju ventrikel harus melalui berkas AV. Curah Jantung Curah jantung bergantung pada : ? Frekuensi denyut jantung Saat istirahat biasanya sekitar 70 kali per menit. Frekuensi denyut jantung dikontrol terutama oleh reduksi dalam stimulasi melalui serat nervus parasimpatis (vagus), pengaruh yang lebih kecil oleh stimulasi melalui serat nervus simpatis. ? Curah sekuncup Curah sekuncup adalah jumlah darah yang keluar dari ventrikel pada setiap denyut. Saat istirahat biasanya sekitar 70 ml. Pada latihan ringan meningkat sampai 125 ml. Pada awal kontraksi ventrikel, dengan tubuh dalam keadaan istirahat mengandung sekitar 120 ml. Sekitar 50 ml berasal dari ventrikel kiri pada setiap denyutnya. Curah sekuncup dikontrol oleh perubahan panjang serat otot jantung. Makin panjang (pada otot yang salah) makin besar kontraksinya. Ketika lebih banyak darah memasuki jantung (seperti pada latihan), makin besar kontraksi dan dengan demikian makin besar curah sekuncup. Curah jantung diukur dengan mengukur jumlah oksigen yang diambil oleh paru per menit, dan berbagai teknik dilusi dengan zat pewarna, isotop radioaktif, dll.
BAB II Elektrokardiogram
A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG atau ECG) adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu. Elektrodiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung. Penggunaan EKG dipelopori oleh Einthoven pada tahun 1903 dengan menggunakan Galvanometer. Galvanometer senar ini adalah suatu instrumen yang sangat peka sekali yang dapat mencatat perbedaan kecil dari tegangan (milivolt) pada jantung. Beberapa tujuan dari penggunaan EKG dapat kegunaan : 1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia 2. Kelainan-kelainan otot jantung 3. Pengaruh/efek obat-obat jantung 4. Ganguan -gangguan elektrolit 5. Perikarditis 6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel 7. Menilai fungsi pacu jantung. B. Sistem Konduksi Jantung Sebelum kita membahas mengenai penggunaan EKG, terlebih dahulu kita mengetahui sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang terdiri dari : 1. SA Node ( Sino-Atrial Node ) Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang 2. AV Node (Atrio-Ventricular Node) Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node. 3. Berkas His Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu : 1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
noegcahyo@gmail.com
Gambar 1. Sistem Penjalaran Konduksi Jantung 2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ) Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye. 4. Serabut Purkinye Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit. C. Bentuk Gelombang dan Interval EKG Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut P, QRS, dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium. Gelombang gelombang ini direkam pada kertas grafik dengan skala waktu horisontal dan voltase vertikal. Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut : 1. Gelombang P Sesuai dengan depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk depolarisasi atrium berasal dari nodus sinus. Namun, besarnya arus listrik yang berhubungan dengan eksitasi nodus sinus terlalu kecil untuk dapat terlihat pada EKG. Gelompang P dalam keadaan normal berbentuk melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran. Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P, serta mengubah bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi gelombang P. misalnya, irama yang berasal dari dekat perbatasan AV dapat menimbulkan inversi gelombang P, karena arah depolarisasi atrium terbalik. 2. Interval PR Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval ini tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium dan hambatan impuls melalui nodus AV. Interval normal adalah 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal menandakan adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut bloks jantung tingkat pertama. 3. Kompleks QRS Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena banyak massa otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukuop cepat, normalnya lamanya komplek QRS adalah antara 0,06 dan 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls melalui berkas cabang disebut sebagai blok berkas cabang (bundle branch block) akan melebarkan kompleks ventrikuler. Irama jantung abnormal dari ventrikel seperti takikardia juga akan memperlebar dan mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus yang mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi ventrikel akan meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena penambahan massa otot jantung. Repolasisasi atrium terjadi selama massa depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan menutupi gambaran pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi. Gambar 2. Gelombang Normal pada EKG 4. Segmen ST Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi selama periode ini, tetapi perubahan ini terlalu lemah dan tidak tertangkap pada EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark. Penggunaan digitalis akan menurunkan segmen ST. 5. Gelombang T Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan sadapan. Inversi gelombang T berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.
noegcahyo@gmail.com
Gambar 3. Variasi Kompleks QRS 6. Interval QT Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata rata adalah 0,36 sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi sesuai dengan frekuensi jantung. Interval QT memanjang pada pemberian obat obat antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol (betapace) dan amiodaron (cordarone). D. Sadapan Listrik Arus listrik yang dihasilkan dalam jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan dihantarkan ke seluruh permukaan tubuh. Muatan listrik tersebut dapat dicatat menggunakan elektroda yang ditempelkan pada kulit. Sesuai perjanjian, maka elektroda pencatat di pasang pada ekstremitas dan dinding dada, dan sebuah elektroda yang dipasang pada bumi yang bertujuan mengurangi gangguan listrik, dipasang pada tungkai kanan. Berbagai kombinasi kombinasi dari elektroda ini akan menghasilkan 12 sadapan standar. Masing masing sadapan mencatat peristiwa listrik dari seluruh siklus jantung, namun masing amsing hantaran meninjau jantung dari sudut pandanagn yang agak berbeda. Oleh karena itu, bentuk gelombang yang dibentuk oleh sadapan yang terbentuk sedikit berbeda. Pada umumnya dirancang tiga kategori sadapan : 1. Sadapan standar anggota tubuh (sadapan I, II, dan III) Sadapan ini mengukur opotensial listrik antara dua titik, sehingga sadapan ini bersifat bipolar, dengan satu kutub negatif dan satu kutub positif. Elektroda ditempatkan pada lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Sadapan I melihat jantung dari sumbu yang menghubungkan lengan kanan dan lengan kiri, dengan lengan kiri sebagai kutub positif. Sadapan II dari lengan kanan dan tungkai kiri, dengan tungkai kiri positif. Sedangkan, sadapan III dari lengan kiri dan tungkai kiri dengan tungkai kiri positif. 2. Sadapan anggota badan yang diperkuat (aVR, aVL, aVF) Hantaran ini disesuaikan secara elektris untuk mengukur potensial listrik absolut pada satu tempat pencatatan, yaitu dari elektroda positif yang ditempatkan pada ekstremitas dengan demikian merupakan suatu sadapan unipolar. Keadaan ini dicapai dengan menghilangkan efek kutub negatif secara elektris dan membentuk suatu elektroda indiferen pada potensial nol. EKG secara otomatis akan mengadakan penyesuaian untuk menghubungkan elsktroda anggota badan lainnya sehingga membentuk suatu elektroda indiferen yang pada hekekatnya tidak akan mempengaruhi elektroda positif. Voltase yang tercatat pada elektroda positif lalu diperkuat atau diperbesar untuk menghasilkan sadapan ekstremitas unipolar. Terdapat tiga sadapan anggota tubuh yang diperbesar, aVR mencatat lengan kanan, aVL mencatat lengan kiri, dan aVF memcatat tungkai kiri (lokasi aVF dapat dengan mudah diingat dengan lokasi huruf F dengan kata foot (kaki)). 3. Sadapan prekordial atau dada (V1 hinggan V6) Merupakan sadapan unipolar yang mencatatpotensial listrik absolut pada dinding dada anterior atau prekordium. Identifikasi petunjuk petunjuk berikut mempermudah meletakkan prekordial dengan tepat : - Sudut Louis yaitu tonjolan tulang dada pada sambungan antara manubrium dan korpus sterni. - Ruang sela iga kedua, berdekatan dengan sudut Louise. - Linea midklavikularis kiri - Linea aksilaris anterior dan midaksilaris Elektroda di pasang berurutan pasa enam tempat berbeda pada dinding dada : V1 : pada sela iga keempat sebelah kanan dari sternum V2 : pada sela iga keempat sebelah kiri dari sternum V3 : pada pertengan antara V2 dan V4 V4 : pada sela iga kelima di garis mid-klavikularis V5 : horisontal terhadap V4, pada garis aksilaris anterior V6 : horisontal terhadap V5, pada garis mid aksilaris. Sadapan standar anggota badan dan sadapan anggota badan yang diperkuat melihat jantung dari bidang frontal. Perspektif relatif dari setiap sadapan paling mudah dikonsepkan dengan
noegcahyo@gmail.com
menggunakan suatu diagram skematik yang disebut sistem acuam enam sumbu. Sistem acuan ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1. Hubungkan sumbu dari I, II, dan III sehingga membentuk segitiga sama sisi yang disebut segitiga einthoven. Jantungnya dianggap sebagai pusat listrik segitiga tersebut. 2. Tempatkan sumbu sadapan sedemikian rupa sehingga masing masing memancar dari pusat segitiga dan membetuk diagram kedua yang dikenal dengan sistem acuan tiga sumbu. 3. Gabungkan diagram sistem acuan tiga sumbu dengan represenatsi skematik dari sadapan anggota badan yang diperkuat, yang emmancar dari pusat listrik dari toraks, dan menghasilkan sistem acuan enam sumbu. Sistem acuan enam sumbu merupakan atal bantu yang sangat berharga dalam menginterpretsi hasil EKG, memungkinkan perhitungan arah rata rata aktivitas listrik dalam jantung. Arah rata rata aktivitas listrik yang dihitung dari EKG dikenal sebagai sumbu listrik jantung. E. Perjalaran Listrik (Konduksi) Impuls listrik meninggalkan SA node menuju Atrium kanan dan kiri. hingga kedua atrium bisa berkontraksi dalam waktu yang sama. Proses ini memakan waktu 0,4 detik. Pada saat Atrium kanan dan kiri berkontraksi, ventrikel akan terisi darah Impuls lstrik kemudian kembali mengalir ke Atrioventricular Node (AV node) yang kemudian disebarkan ke kumpulan serabut yang berada disebalah kanan dan kiri jantung sampai ke serat Purkinje yang berada di Ventrikel kanan dan kiri jantung hingga membuat kedua Ventrikel berkontraksi bersamaan. Seluruh jaringan listrik pada jantung mampu menghasilkan impuls listrik. Namun SA node memiliki kemamapuan yang paling besar. Apabila SA node gagal untuk menghasilkan impuls, maka fungsinya bisa saja digantikan oleh jaringan lainnya, meskipun impllsnya cenderung lebih rendah. Pencetus listrik pada jantung memang mampu mengakomodir kebutuhan jantung untuk mampu berkontraksi terus dalma rentang waktu yang panjang. Terdapat serabut syaraf yang mampu mengubah arus listrik yang dihasilkan serta membuat perbuahan pada kekuatan kontraksi jantung. Syaraf yang dimaksud adalah bagian dari susunan syaraf otonom. Susunan syaraf otonom sendiri terdiri dari 2 bagian : Sistim Syaraf Simpatik dan Sistim Syaraf Parasimpatik. Sistim syaraf simpatik mampu meningkatkan pacu jantung dan kekuatan kontraksi, sementara sistim syaraf simpatik berfungsi sebaliknya. Seluruh sistim produksi listrik ini bisa kita pantau dan bisa diukur. Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan Electrocardiogram (EKG) yang menghasilkan sebuh grafik. F. Cara Pemeriksaan 1. Persiapan Alat-alat EKG. a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut : b. Satu kabel untuk listrik (power) c. Satu kabel untuk bumi (ground) d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna. e. Plat elektrode yaitu f. 4 buah elektrode extremitas dan manset g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap. h. Jelly elektrode / kapas alkohol i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG) dan kertas tissue Gambar 4. Lead-lead Bidang Horizontal Prekordial 2. Persiapan Pasien a. Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman. G. Cara Menempatkan Elektrode Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien. 1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
noegcahyo@gmail.com
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam. 3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan. Kemudian kabel-kabel dihubungkan : ? Merah (RA / R) lengan kanan ? Kuning (LA/ L) lengan kiri ? Hijau (LF / F ) tungkai kiri ? Hitam (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground) Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead) 1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III. 2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF. 3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada : VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri V3 : terletak diantara V2 dan V4 V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4 V6 : garis aksila tengah sejajar dengan V4 Sandapan tambahan V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4 V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4 V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4 V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu I , II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5, V6. Sandapan yang lain dibuat bila perlu. Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti : 1. Anterior : V2, V3, V4 2. Septal : aVR, V1, V2 3. Lateral : I, aVL, V5, V6 4. Inferior : II, III, aVF Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal) Lebih dari 30 : LAD (deviasi aksis kiri) Lebih dari dari + 110 : RAD (deviasi aksis kanan) H. Cara Merekam EKG 1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan. 2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain : a. Kalibrasi 1 mv (10 mm) b. Kecepatan 25 mm/detik Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm 3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturutturut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG 4. Rapikan pasien dan alat-alat. a. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG b. Nama pasien c. Umur d. Tanggal/Jam e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah 5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian
noegcahyo@gmail.com
Perhatian ! 1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG. 2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan. 3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks 4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil. 5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain. 6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien. I. Cara Membaca EKG Ukuran-Ukuran pada kertas EKG Pada perekaman EKG standar telah ditetapkan yaitu : 1. Kecepatan rekaman 25 mm/detik (25 kotak kecil) 2. Kekuatan voltage 10 mm = 1 millivolt (10 kotak kecil) Jadi ini berarti ukuran dikertas EKG adalah 1. Pada garis horisontal Tiap satu kotak kecil = 1 mm = 1/25 detik = 0,04 detik Tiap satu kotak sedang = 5 mm = 5/25 detik = 0,20 detik Tiap satu kotak besar = 25 mm = 25125 = I ,00 detik 2. pada garis vertikal 1 kotak kecil = 1 mm =0.1 mv 1 kotak sedang = 5 mm = 0,5 mv 2 kotak sedang = 10 mm= I milivolt J. Cara Menghitung EKG Kecepatan EKG adalah 25 mm / detik. Satu menit = 60 detik, maka kecepatan EKG dalam 1 menit yaitu 60 x 25 = 1500 mm. Satu kotak kecil panjangnya = 1mm. Satu kotak sedang (5 kotak kecil) : 1500 / 5 = 300 mm Gambar 6. Kertas EKG Cara menghitung denyut nadi permenit ada 5 cara yaitu : 1. 1500 Jarak 2 RR (kotak kecil) 2. 300 Jarak 2 RR (kotak sedang) 3. 60 (1 menit) Jarak 2 RR (dalam detik) 4. Jumlah PQRS dalam 6 detik x 10 5. Penggaris EKG. K. Nilai-Nilai EKG Normal 1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium. a. Nilai-normal ; lebar <> b. tinggi <0,25> c. bentuk (+ ) di lead I, II, aVF, V2 - V6 d. (-) di lead aVR e. + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1 2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam <1/3> b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+) Tinggi ; tergantung lead. Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar) Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6. c. Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6. 3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel a. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6. b. (-) di lead aVR. c. () / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
noegcahyo@gmail.com
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat. L. Kriteria Interpretasi EKG 1. Frekuensi (Rate) Frekuensi jantung ( HR ), normal ; 60- 100 x / menit. Adapun cara menentukan jumlah frekuensi/kecepatan permenit : 1. Untuk irama yang regular yaitu 1500 dibagi jumlah kotak kecil antan R-R (jarak dan R1 ke R2) = HR / menit 2. Untuk irama irreguler yaitu direkam EKG dalam 6 detik, hitung beberapa banyak kompleks QRS kemudian dikalikan 10 HR/ menit (jumlah R R dalam 6 detik dikali 10 H R / menit) CATATAN Setiap EKG irregular (ARITMIA), rekam lead II panjang 2. Irama (Rhythm) 1. Bila teratur (reguler) dan gel. P selalu diikuti gel. QRS-T yakni normal disebut Sinus Ritme (irama sinus). 2. Bila irama cepat lebih dan 100 kali/menit disebut sinus tachikardi kurang dan 60 kali/menit disebut sinus bradikardi 3. Selain dan yang tersebut di atas adalah aritmia 3. Gelomibang P (P WAVE) Diukur dan awal sampai akhir gel. P. Nilai normal ; lebar <0,11>tinggi <0,25>. Digunakan untuk kepentingan: 1. menandakan adanya aktivitas atrium 2. menunjukkan arah aktivitas atrium 3. menunjukkan tanda-tanda pembesaran atrium 4. P-R Interval Diukur dan awal gel.P sampai dengan awal gel.QRS Nilai normal ; 0,12 - 0,20 detik. Digunakan untuk kepentingan: 1. Interval PR >0,20 detik : AV Block 2. Interval PR <0,12>3. Interval PR berubah-ubah : Wandering Pacemaker 5. Kompleks QRS Pengukuran kompleks QRS ada 3 yang dinilai : 1. Lebar/interval : diukur dan awal sampai dengan akhir gel.QRS Nilai normal : <0,10>Kepentingan : menandakan adanya Bundle Branch Block: lebar 0,10 - 0,12 = Incomplete B B B. Lebar >0,12 detik = Complete B B B. 2. AXIS ( sumbu ) Nilai normal : - 300 sampai + 1100 Cara menentukan axis yaitu dengan melihat 2 lead yang berbeda ekstremitas lead, yang terbaik adalah lead I & AVF. Kemudian tentukan jumlah aljabar dari amplitudo QRS di lead I dan aVF tentukan di kwadrant mana vektor QRS berada. Adapun kepentingannya yakni 300 sampai 900 adalah L A D (Left Axis Deviation) dan + 1100 sampai 1800 adalah R A D (Right Axis Deviation) 3. Komfigurasi (bentuk) Nilai normal : Positif di lead I, II, aVF, V5, V6 ; Negatif di lead aVR, V1, V2 Bifasik di lead III, aVL, V3, V4, ( + / - ). Kepentingan mengetahui : a. Q patologis b. RAD/LAD c. RVH/LVH 6. Segmen ST (ST Segment) Diukur dari akhir gel.QRS (J Point) sampai awal gel. T Nilai normal isoelektris (- 0,5 mm sampai + 2,5 mm) Kepentingan: Mengetahui kelainan pada otot jantung (iskemia dan infark) 7. Gelombang T (T Wave)
noegcahyo@gmail.com
Ukurannya dari awal sampai dengan akhir gel. T. Nilai normal amplitudo (tinggi) : Minimum 1 mm. Adapun kepentingan: 1. Menandakan adanya kelainan otot jantung (iskemia/infark) 2. Menandakan adanya kelainan elektrolit. Catatan: 1. Konfigurasi Gel. T Positif di lead I,II,aVF,V2-V6 2. Negatif di lead aVR 3. Bifasik di lead III, aVL, V1.Sistim Kelistrikan Pada Jantung
Daftar Pustaka
1. Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat edisi 2. EGC: Jakarta. 2. Harrison.2000.Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13.EGC:Jakarta. 3. Imelda.---.Elektrokardiografi.RS.Husada.
noegcahyo@gmail.com
10
4. Nhlbi.2007.What is an Electrocardiogram?www.nhlbi.nih.gov/health /dci/Diseases/ekg/ekg_what.html. 5. Noname.2003.Sistem Kelistrikan pada Jantung. http://72.14.235.104/search? q=cache:mRE1IuKGU9gJ:www.indosiar.com/v2003/... 6. Noname.2007.Elektrokardiografi.http://image.google.co.id/image/hl-id&q 7. Noname.2007.Pemeriksaan Elektrokardiogram.http://www.pjnhk.go.id 8. Ogadisca.2007. Elektrokardiogram (EKG) http://ogibadisca.blogspot.com/2007/08/artikel-keperawatan.html 9. Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Edisi 2 ;dari Sel ke Sistem.EGC:Jakarta. 10. Thaler,Malcom S.2000.Satu-satunya buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 2; Alih Bahasa Samik Wahab.Hipokrates:Jakarta
noegcahyo@gmail.com
11