You are on page 1of 14

PEMBAHASAN

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam") Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lainDiptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya

semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap .Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. Kehidupan serangga adalah proses perkembangan atau berubahnya bentuk dan ukuran tubuhnya yang tidak akan kembali lagi ke bentuk semula dengan berbagai kegiatannya. Dimana serangga tersebut melakukan berbagai gerakan, tumbuh,

berkembangbiak, peka terhadap lingkungan dan mengadakan proses metabolisme. Keberadaan serangga sebagai salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem mutlak diperlukan. Keberadaanya dalam ekosistem mengakibatkan berlangsungnya interaksi antara serangga dengan komponen biotik lainnya. Keaneka-ragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300 juta tahun yang lalu). Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. Sayap pada

serangga mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk

terbang. Pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik. Hipotesis lain menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang. Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinyayang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuanterbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah. Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago . Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera,

danHymenoptera.

Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan

tahapan : telur, nimfa, dan imago. Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya. Tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak . Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting . Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna. Insekta memiliki beberapa ciri antara lain: 1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput(kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut). 2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan .

3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap. 4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain. 5. Alat pernapasan insekta berupa trakea. 6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran pencernaan . 7. Sistem sirkulasinya terbuka. 8. Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen . 9. Fertilasi terjadi secara internal. 10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.

A. Klasifikasi Insekta 1. Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu : a. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.

b. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota. 1. Sub kelas Apterygota. Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Tidak bersayap. Tidak mengalami metamorfosis (ametabola). Tipe mulutnya menggigit. Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas. Antenanya panjang tidak beruas-ruas. Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina) Kutu buku dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.

2. Sub kelas Pterygota. Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Memiliki sayap. Mengalami metamorfosis. Tipe mulutnya bervariasi.

Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : a. Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh.Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan

metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata. b. Endopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera, ordo Lepidoptera, ordo Shiponaptera. 3.Sub Kelas Pterygota : Eksopyterygota 1. Ordo Isoptera.

Isoptera berasal dari bahasa Latin iso = sama, pteron = sayap yang berarti Insekta bersayap sama.

Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah :


Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara.

Contoh : Helanithermis sp. (rayap).

2. Ordo Orthoptera

Orthoptera berasal dari bahasa Latin orthop = lurus, pteron = sayap yang berarti Insekta bersayap lurus.

Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera adalah :

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.

Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Kaki paling belakang (kaki ketiga membesar). Contoh : Kecoa (Periplaneta americana) Jangkrik (Grillus sp.). Belalang sembah (Tenodora sp.).

3. Ordo Hemiptera

Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera adalah :

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang transparan.

Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus). Walang sangit (Leptocorisa acuta).

4. Ordo Odonata.

Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo homoptera adalah :


Memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh : Capung (Aesha sp.)

4.Sub Kelas Pterygota : Endopterygota 1. Ordo Coleoptera

Coleoptera berasala dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai.

Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah :

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.

Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe mulut menggigit. Contoh : Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)

2. Ordo Hymenoptera

Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah :


Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan menjilat.

Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut hitam (Monomorium sp.).

3. Ordo Diptera

Ciri-ciri ordo diptera adalah :

Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan).

Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap serta menjilat. Dan memiliki tubuh ramping. Contoh : Nyamuk rumah (Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat tsetse (Glossina palpalis).

4. Ordo Lepidoptera

Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah :


Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus. Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap.

Mata fasetnya besar. Contoh : Kupu-kupu Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos).

5. Ordo Shiponaptera

Ciri-ciri ordo shiponaptera adalah :


Tidak memiliki sayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Kakinya pipih panjang dan digunakan untuk meloncat. Contaoh : Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic).

6. Ordo Dermaptera Ciri-ciri ordo dermaptera adalah :

Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak bersayap.

Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh : Earwig

B. Stata Insecta Prinsip utama dalam penemuan spesies insecta untuk ilmu pengetahuan mengenai sejarah masa lalunya yaitu strata akhir dari sisa fosillnya atau lapisan dari batuan yang tercerminkan variasi periode dari waktu geologinya. Fosil serangga tidak ditemukan di banyak tempat seperti beberapa jenis fosil makluk hidup lainya dikarenakan oleh kondisi khusus yang dibutuhkan untuk memastikan cukup menjaga kondisi fosil tersebut tetap utuh. Karena ukurannya yang kecil, kondisi bagian fosil yang rapuh, serta waktu alami yang termasuk kedalam criteria identifikasi, sisa dari serangga harus terjaga pada medium tempat yang extrim untuk menjaga teksturnya tetap. Jika kita mengetahui lapisan deposit tertebal yang terbentuk selama periode 1000 sampai 2000 juta tahun dan mengakumulasikannya semua bersama, maka hasilnya akan terbentuk deposit dengan ketebalan 80 miles. Serangga dan amphibi banyak mendominasi di lingkungan danau. Kompetisi yang terjadi antara keduannya haruslah sangat sulit, mengingat hal yang tidak diragukan lagi bahwa amphibi pada masa lalu juga memakan serangga, banyak dari serangga juga

memangsa larva dari ampphibi itu sendiri. Kompetisi ini, termasuk dengan kompetisi antara sesame serangga itu sendiri membuat tekanan besar pada evolusi serangga sehingga berpengaruh pada perkembangan jumlah dari jenis serangga juga. C. Fosilisasi

Di Florissant, Colo, banyak ditemukan fossil serangga dalam jumlah yang besar, terendapkan secara baik di cebakan sedimen abu volkanik dan perairan yang berada di kaki gunung Rocky yang telah burumur tua di akhir area yang semi gersang. Genus yang tergambarkan oleh indikasi fauna Oligosen yang telah memfosilkan serangga menjadi berbagai variasi bedasarkan habitatnya, baik dari iklim tropis sampai temperature yang dinging dan menunujukan fauna serangga yang berumur Oligosen termasuk semua genus yang bias kita lihat hingga hari ini. Beberapa dari genus serangga yang ditemukan pada cebakan berumur Oligosen di Florissant tidak lagi muncul di daerah America Utara tetapi kita ketahui berasal dari regional lainnya.

KESIMPULAN Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, Antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya

kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan). Keaneka-ragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300 juta tahun yang lalu). Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. Serangga dan amphibi banyak mendominasi di lingkungan danau. Kompetisi yang terjadi antara keduannya haruslah sangat sulit, mengingat hal yang tidak diragukan lagi bahwa amphibi pada masa lalu juga memakan seranggaSerangga dan amphibi

banyak mendominasi di lingkungan danau. Kompetisi yang terjadi antara keduannya haruslah sangat sulit, mengingat hal yang tidak diragukan lagi bahwa amphibi pada masa lalu juga memakan serangga. Fosil-fosilserangga sulit ditemukan pada daerah yang tetap namun halnya kemungkinan keterdapatanya ada pada daerah danau yang bersedimen ataupun pada getah- getah atau yang sering disebut ember.

You might also like